Home / Rumah Tangga / Gelora Asmara Ratu Berlian / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gelora Asmara Ratu Berlian: Chapter 41 - Chapter 50

108 Chapters

Menghabiskan Pagi Bersama Mami Jovan

"Intan, kamu punya tugas baru sekarang. Layani dan rawat mamiku, nama beliau Srijita. Kamu boleh panggil tante, nggak usah terlalu formal, oke?" tutur Jovan ketika Intan membangunkannya di kamar pagi itu usai malam panjang yang dilewati oleh Jovan bersama maminya di Jakarta Utara.Sedikit penasaran karena memang belum pernah bertemu dengan ibu kandung bosnya itu, Intan pun bertanya, "Apa beliau bangun pagi seperti Pak Jovan? Tugas saya untuk Tante Srijita apa ya, kalau boleh diperinci, Pak?" Jovan meletakkan cangkir kosong teh manis hangatnya di atas nakas. Dia bangkit berdiri dari tepi ranjang untuk melangkah menuju meja kerjanya sembari diikuti oleh Intan. "Temenin aja beliau, Tan. Nanti juga disuruh ini itu sama mami. Beliau itu paling nggak bisa diem aja nganggur. Moga-moga nggak bikin kamu terlalu repot ya sambil ngurusin Orion juga," ujar Jovan."Ohh baik, Pak Jovan. Kalau begitu saya siapkan air mandi Anda dulu sama pakaian kantor. Permisi!" jawab Intan sopan lalu bergegas mas
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

Calon Menantu Kurang Ajar

"ZAYN, TUNGGU AKU!" Teriakan seorang perempuan yang terdengar familiar di telinganya di koridor menuju ruang kuliah membuat pemuda itu berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.Azalea berlari-lari hingga menubruk badan kekar kekasihnya yang terbungkus mantel Roccobaroco mahal warna khaki. Dia dipeluk dengan hangat dan disambut dengan senyuman tampan pemuda itu yang melelehkan hatinya."Kenapa berlari-lari pagi begini? Kau akan berkeringat, Lea!" tegur Zayn terkekeh lalu merangkul bahu kekasih untuk menuju ke ruang kuliah mereka."Zayn, seandainya ayahku ingin minta bertemu denganmu, apa kau bersedia?" tanya Azalea hati-hati takut pemuda itu menolak dan marah kepadanya. Namun, rasanya tidak berlebihan karena mereka sudah 2 tahun lebih berpacaran. Bahkan, dia menjadi teman tidur Zayn nyaris setiap malam akhir-akhir ini.Sejenak pemuda tampan itu terdiam, dia menimbang-nimbang efek dari pertemuan tersebut ke depannya. "Baiklah—kapan?" sahutnya yang membuat senyum di wajah Azalea meleba
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Pria yang Mencintai Tak Setengah Hati

"Mami, kenapa dari kemarin nggak pulang ke rumah sih?" sambut Yudhistira Adira Lukmana saat melihat istrinya masuk ke ruangan kerja putera mereka di lantai 30 Adira Lukmana Building.Langkah Srijita terhenti di tengah ruangan berdinding kaca itu dengan terperangah. Maksudnya mengunjungi Jovan bersama Intan dan Orion tadi hanya untuk makan siang bersama. Dia tak akan mengira bahwa suaminya sedang berada di tempat itu juga. Mentalnya masih belum siap untuk menjelaskan segala kekacauan yang terjadi kemarin karena ulah Bramantyo.Pria berparas tampan dengan garis tulang wajah aristokrat yang tercukur rapi itu menghampirinya dan memeluknya dengan mesra. Rasanya air mata menggenangi bola mata Srijita. "Mami, jangan kuatir. Semua sudah diceritain sama Jovan tadi ke Papi. Hmm ... mungkin sebaiknya kita duduk di sofa aja yuk. Papi mau bicara dari hati ke hati tentang semuanya berdua saja sama Mami!" ajak Pak Yudhi merangkul bahu istrinya yang masih nampak terpukul oleh rasa malunya atas segal
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Kemelut Kasus Pelecehan Srijita

"Selamat pagi, Bu. Kami datang untuk menjemput Bapak Bramantyo Muis Pradipta!" ujar seorang petugas polisi berlabel nama Harris Pratikno berjabatan Ipda di jajarannya.Nyonya Selvi yang ditemui oleh Ipda Harris sontak terperangah, dia tidak tahu kasus hukum apa yang tengah menjerat suaminya. Dia pun segera bertanya setelah pulih dari keterkejutannya, "Pagi, Pak Polisi. Atas tuduhan apa ya? Beliau itu suami saya."Kedua orang itu masih berdiri di teras depan kediaman megah keluarga Pradipta yang bagaikan Istana Bogor. Dengan sabar Ipda Harris Pratikno menunjukkan surat resmi pemanggilan tersangka kasus pelecehan dan pemerkosaan atas Srijita Adira Lukmana kepada wanita di hadapannya."Aarrhh ... Ya Tuhan, Papa!!" seru Nyonya Selvi terkesiap membaca isi surat di tangannya. Dia membatin penuh kegalauan, 'Bagaimana bisa ini terjadi? Papa memerkosa Jeng Srijita, mereka tak pernah bercakap-cakap selama ini di pertemuan sosialita!'Kemudian Ipda Harris pun mendesak, "Tolong panggilkan Pak Bra
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Bantuan Dari Kakek Dylan

"SELVI!" Panggilan kencang itu membuat wanita yang sedang terbakar emosi itu menoleh ke arah sumber suara di ujung lorong kantor polisi."Pa ... Papa nggak jadi ditahan di sini 'kan?" ujar Nyonya Selvi seraya bergegas menghampiri sosok suaminya yang berdiri tak jauh darinya.Namun, ketika ia sudah sampai di hadapan Bram justru yang diterimanya tak pernah ia duga. "PLAKKK!" Sebuah tamparan keras telak mengenai pipi wanita itu hingga terhuyung-huyung nyaris terjerembap ke lantai bila tidak ditahan tubuhnya oleh asisten pribadinya."Papa, kenapa aku ditampar?" tanya Nyonya Selvi tak mengerti apa kesalahannya sehingga layak untuk diperlakukan kasar oleh suaminya di depan umum."Kesalahanmu? Sel, kau menyakiti wanita pujaan hatiku. Tahu diri sedikit deh di depan banyak orang. Itu wartawan pada ngambil foto kamu lagi heboh nampar dan jambak Srijita, apa nggak malu kelakuan kayak preman pasar gitu?!" tegur Bram tanpa memedulikan istri sahnya yang menangis tersedu-sedu di hadapannya."Lho, ya
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Menggerebek Perselingkuhan Zayn

Setelah resmi menikah dengan Zayn, perempuan berdarah Perancis itu pun tak lagi tinggal di kediaman D'Argentine. Sebagian besar barang pribadinya dipindahkan ke rumah suami barunya di Rue Caroline. Namun, yang aneh adalah dia tidak diizinkan menaruh barang-barang pribadinya di kamar tidur Zayn."Kenapa kamar kita terpisah, Zayn? Bukankah kita sudah menikah?" tanya Azalea berdiri bersedekap di hadapan Zayn sembari menunggui pelayan rumah suaminya membongkar barang bawaannya ke lemari pakaian dan juga berbagai kosmetiknya di meja rias di kamar yang bersebelahan dengan kamar tidur Zayn.Pria tampan itu tertawa pelan, dia merangkul istrinya yang nampaknya merajuk dan membawanya ke sofa bersamanya. "Dengar dulu, aku memang tidak suka berbagi tempat di kamarku dengan barang orang lain sejak kecil. Rasanya terlalu penuh saja. Kau masih bisa tidur setiap malam bersamaku, Lea!" terang Zayn meredakan kekesalan Azalea."Ohh ... kupikir setelah kita menikah justru ada pisah ranjang karena tak sat
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Kejatuhan Bisnis Medis Keluarga Pradipta

Pagi itu Bramantyo menemui pengacara kepercayaannya di ruang jenguk tahanan sementara di Rutan Salemba, Jakarta Pusat yang ada di daerah Cempaka Putih. Dia nampak gelisah dan tak segagah saat berada di luar tahanan biasanya. Penampilannya tak terawat dengan cambang subur menghiasi wajah berumur lebih dari setengah abad tersebut."Maaf, Pak Bram ... pengaruh dari Bapak Dylan Richermond itu sulit untuk dilawan. Aparat penegak hukum yang sudah saya temui untuk meminta tahanan kota maupun tahanan rumah menolak mentah-mentah. Uang berapa pun sudah nggak mempan buat bujuk mereka. Saya kuatir kali ini kasus hukum Pak Bram akan berakhir dengan dibui," tutur Charles Hutapea mengemukakan kekuatirannya.Bram pun berdecak putus asa, segalanya menjadi kacau balau keadaannya. Pihak IDI pun sedang dalam perbincangan serius untuk mencabut izin praktiknya karena kasus pemerkosaan Srijita. Dokter kandungan erat kaitannya dengan kaum wanita, bila moral dokternya dipertanyakan akan menjadi red flag bagi
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Roda Kehidupan yang Berputar

"Lho, Dokter Emil ... ada apa kok sampai ke mari?!" sapa Bram yang merasa janggal direktur rumah sakit jaringan milik keluarga Pradipta mengunjunginya ke rutan.Kedua kolega dokter tersebut saling berjabat tangan lalu duduk berseberangan di meja ruang besuk tahanan. Dokter Emil tak ingin membuang waktu, dia sadar bahwa mungkin durasi pertemuannya dengan Dokter Bramantyo hanya singkat saja dibatasi aturan rutan."Begini, Dok. Ini penting, proses audit dari IDI sudah keluar keputusannya. Ketua komite memberi kita opsi untuk memindah tangankan kepemilikan rumah sakit ke pihak lain kalau masih ingin diberi izin beroperasi!" terang Dokter Emil dengan jelas mengenai alasan dia mengunjungi Bram di rutan."Ya Tuhan, kacau sekali situasinya! Nggak semudah itu menjual 4 buah rumah sakit besar sekaligus. Siapa yang punya uang sebanyak itu?" jawab Bram memijit pelipisnya yang nyeri dan pening memikirkan berita yang dibawa direktur rumah sakitnya.Namun, kepentingan Dokter Emil hanya menanyakan ap
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Kejutan Setelah Persidangan Pertama

"Selamat siang, Bu Srijita!" sapa tamu tak diundang yang bangkit dari sofa ruang tamu mengulurkan tangan kanan kepada wanita bersanggul rapi dengan gaun batik selutut yang elegan berjalan memasuki ruangan tersebut.Dengan menghela napas perlahan Srijita menyambut uluran tangan tamunya. "Silakan duduk, Pak. Apa klien Anda yang menyuruh untuk menemui saya?" tanya wanita itu to the point kepada pengacara Bram."Ya, memang benar. Pak Bram berharap akan ada mediasi terkait kasus beliau dengan Bu Srijita. Apakah ada sedikit pintu maaf untuk beliau dari Anda, Bu?" bujuk Charles Hutapea dengan nada mengiba. Pengacara berdarah Batak itu mengamati respon pihak korban dalam kasus yang ditanganinya.Namun, wanita cantik tersebut menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Niat saya untuk menjebloskan Bram ke penjara sudah bulat. Tindakan tidak menyenangkan itu sudah terjadi bertahun-tahun hingga merongrong kedamaian hidup saya dan juga rumah tangga saya bersama Mas Yudhi," jawab Srijita."Tapi maaf, A
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Diusir Petugas Sekuriti

Mobil yang dinaiki oleh keluarga Adira Lukmana beserta Intan berhenti di belakang mobil milik Kakek Dylan. Mereka tadi sudah bersepakat untuk berkunjung perdana ke Rumah Sakit Permata Indah Medika, salah satu dari empat rumah sakit yang dibeli oleh Kakek Dylan dari keluarga Pradipta tunai.Dokter Emil Firmansyah sendiri yang menyambut rombongan itu di depan pintu lobi masuk ke rumah sakit. Beliau masih dipercaya menjabat sebagai direktur utama rumah sakit tersebut karena memang secara operasional Kakek Dylan tidak menemukan hal buruk terkait pekerjaan dokter spesialis internis tersebut ketika mengelola rumah sakit milik Bram."Selamat datang, Tuan Dylan Richermond. Mari langsung ke atas saja biar nyaman ngobrolnya!" sambut Dokter Emil menjabat tangan pria tua yang bertelekan tongkat besi berlapis emas dan bertatah berlian mahal tersebut."Terima kasih sudah menyambut kami siang ini, Dokter Emil. Mari—kami ikut saja!" jawab Kakek Dylan melangkah menuju lift diikuti oleh Intan dan kelua
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status