Semua Bab Gelora Asmara Ratu Berlian: Bab 31 - Bab 40

108 Bab

Kabar Menjengkelkan Dari Indonesia

Dari gerbang kedatangan penumpang penerbangan internasional Nyonya Selvi melambaikan tangannya ke arah putera kebanggaannya. Dia berjalan di sebelah suaminya yang mendorong troli berisi dua koper berukuran besar milik mereka berdua. "Hai, Ma. Gimana penerbangannya tadi, lancar 'kan?" sapa Zayn dengan penuh kerinduan kepada mamanya, dia memeluk erat wanita yang telah melahirkannya bergantian dengan papanya yang masih nampak gagah dan tangguh di usia yang tak lagi muda. Nyonya Selvi Pradipta pun menjawab dengan wajah berseri-seri, "Lancar kok, Sayangnya Mama. Gimana kabar kamu di Swiss? Kuliahmu bagus 'kan IPKnya?" "Beres, Ma. Anak Mama ini 'kan berotak encer. Yuk kita ngobrol di mobil aja," ajak Zayn menggandeng tangan mamanya setelah menyuruh Martin Jaelani, asprinya membawakan troli berisi koper kedua orang tuanya ke lobi keluar bandara. Di dalam perjalanan menuju ke Rue Caroline, alamat rumah Zayn di Swiss, keluarga kecil itu pun berbincang seru. Tak lupa Nyonya Selvi me-mention
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

Menjadi Asisten Pribadi Bos Ganteng

"Intan, kamu belum ada dua bulan penuh kerja di Laundry Be Fresh and Clean. Perusahaan belum bisa memberi pesangon lho kalau kamu resign sekarang. Nggakpapa tuh?" tanya manager cabang laundry terkemuka di Jakarta dan sekitarnya itu saat ditemui Intan pagi-pagi di kantor.Namun, Intan menanggapi kenyataan pahit itu dengan senyuman tegar. Dia pun menjawab, "Nggakpapa, Bu Nancy. Saya yang berterima kasih sudah diberi pekerjaan pasca terkena PHK bulan lalu di sini. Malahan bisa tambah pengalaman serta keterampilan juga."Mendengar perkataan Intan yang tegar dan positif, Bu Nancy justru trenyuh. Pegawai masa percobaan itu sangat rajin pekerjaannya selama nyaris dua bulan di situ. Dia pun menghitung gaji Intan sesuai peraturan kantor pusat. Kemudian lembaran-lembaran rupiah warna merah dimasukkan Bu Nancy ke dalam amplop putih panjang sebelum diserahkan ke hadapan Intan."Ini gaji kamu, Intan. Hari ini tidak perlu bekerja, langsung pulang saja!" ujar Bu Nancy yang ditanggapi dengan anggukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya

Sultan Memang Beda

"Selamat datang, Pak! Ada yang bisa saya bantu?" sambut waitress Clairmont bakery ketika Jovan memasuki pintu toko kue elite tersebut.Pria tampan itu menyunggingkan senyum ramah sebelum menjawab, "Saya cari kue yang enak dan nggak bikin eneg, Mbak. Lalu apa ada kue untuk batita usia setahunan ya?" Dengan segera waitress dengan nametag Rini itu paham apa yang sedang dicari calon pembeli di toko tempatnya bekerja. Dia pun meminta Jovan mengikutinya ke sebuah rak display. "Ini vanilla chiffon roll cake with Cheddar cheese, gurih sedikit manis. Enak dan nggak eneg seperti yang Bapak cari. Selain itu bisa dicoba Mandarin cake 3 layer vanilla, tiramisu, chocolate with cannary almond seeds. Kalau untuk adik bayinya mungkin kue Semprit Garut Letter S ini sudah bisa, Pak soalnya lumer tanpa digigit dan kelebihannya tanpa gula berlebihan, tanpa zat berbahaya. Rasanya bisa dipilih vanilla, cokelat, strawberry, blueberry, dan keju. Silakan mana yang cocok menurut, Bapak!" terang Rini dengan ko
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya

Bertemu Kembali Dengan Kakek Dylan

"TOK TOK TOK." Ketokan jamak dari luar pintu kamar tidur Intan terdengar dan perempuan itu pun segera berseru, "Ya, sebentar!"Dia berlari-lari kecil untuk membuka pintu dan ketika daun pintu itu terayun, Jovan sedang berdiri tersenyum menatapnya. "Hai, Tan. Apa sudah siap berangkat dinner sama aku?" ujar pria itu."Ohh, sudah sih. Sebentar ya, Pak Jovan. Saya ambil tas dan jemput Orion di box bayi," jawab Intan lalu bergegas masuk lagi ke dalam kamarnya. Tanpa ia duga Jovan pun mengikutinya sembari berkata, "Boleh nggak kalau aku saja yang gendong Orion? Kita soalnya 'kan pergi keluar rumah, nanti kamu pasti capek.""Ehh ... nggak ngerepotin Pak Jovan? Orion sudah berat lho, Pak!" tolak Intan dengan halus. Dia karyawati pria tersebut, tetapi malah digendong anaknya oleh Jovan. Tentu saja Intan tak enak hati."Udah, siniin si Ori!" tukas Jovan tak memedulikan protes mama bayi itu. Dia menggendong Orion dengan ahli hingga Intan pun terkesan karenanya.Dengan langkah-langkah lebarnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-25
Baca selengkapnya

Hari Pertama Intan Bekerja

Pagi pertama ketika Intan tinggal di rumah Jovan, perempuan itu bangun sekitar pukul 05.00 WIB dan mulai mandi sebelum ia memandikan Orion juga. Segalanya harus siap sebelum Intan mulai mengerjakan tugasnya sebagai asisten pribadi Jovan. Seperti yang dijelaskan Jovan malam sepulang dari Taman Sari Family Restoran saat di perjalanan, Intan harus membangunkan pria itu dan menyiapkan segala kebutuhan sebelum berangkat ke kantor termasuk secangkir teh manis hangat, pakaian kerja Jovan, dan juga air hangat di bathtub. Sedikit mirip mengurusi suami, pikir Intan. Namun, dia tak berani lancang berkomentar seperti itu di hadapan bos barunya.Pintu kamar Jovan tidak dikunci dari dalam, Intan mengetoknya tiga kali sebelum membukanya. Dia masuk dengan membawa nampan berisi secangkir teh manis hangat. Bu Shinta yang mengajarinya membuat dengan takaran gula yang pas sesuai selera Jovan. Dia melangkah hingga ke samping ranjang lebar di mana Jovan masih terlelap.'Duh nyenyak sekali tidurnya! Wajahn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya

Gundik Tuan Muda

"Saya Intan, asisten pribadi Pak Jovan, Mbak. Ini hari pertama saya kerja di sini," jawab Intan dengan sopan tanpa emosi kepada Mirna.Namun, Mirna menatap Intan dan Orion dengan raut wajah masam tidak senang. Dia memonyongkan bibirnya lalu berkata, "Asisten sih asisten, tapi sama-sama babu 'kan? Jangan sok jadi ratu dong!"Chef Donny yang merasa Mirna terlalu memojokkan Intan pun melerai mereka, "Sudah ... sudah, kamu juga ngapain malah bikin ribut di dapur, Mirna!? Nyapu ngepel aja sana, itu tugas kamu. Kalau Intan memang ngurusin tuan muda kita.""WHAT?! Ngurusin apa nih? Jadi curiga jangan-jangan nemenin bobo Pak Jovan kerjaannya tuh!" tuduh Mirna semakin kacau saja omongannya.Akhirnya Intan pun tak terima mendengar perkataan Mirna. Dia pun berdiri menggendong Orion. "Maaf, jangan menuduh seenaknya!""Sebentar Intan, ini bubur bayinya sudah jadi," ucap Chef Donny menyerahkan semangkuk bubur salmon dan sayur yang beraroma lezat untuk Orion.Kemarahan Intan pun menguap seketika kar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

Pacar Rasa Istri VS Perjodohan

"LEAAA ... AAARRGGHH!" Geraman maskulin saat berjuta partikel cahaya seakan meledak dalam otaknya itu terdengar menggema memecah kesunyian malam.Badan kekar berotot itu bermandikan peluh saat tengah malam yang dingin di Swiss. Pagutan penuh gairah bertukaran di atas peraduan yang berseprai kusut. Zayn menatap lekat-lekat wajah cantik bermata biru bak saphire yang dibingkai rambut pirang panjang yang berserakan di atas bantal.Perempuan berdarah Perancis itu membuatnya susah move on dengan segala kepasrahannya serta gairah murni yang mereka bagi berdua hampir setiap malam. Azalea sudah seperti istrinya saja yang setiap akan tidur bersama di malam hari melayani hasrat lelaki Zayn. "Zayn Darling, kau selalu membuatku melayang-layang dalam kenikmatan setiap kita bersama seperti ini!" ujar Azalea membiarkan pemuda asal Indonesia itu memuaskan dirinya dengan buah dadanya yang membulat indah.Sapuan lidah Zayn di puncak merah kecokelatan itu dan juga isapan-isapan kecilnya membuat Azalea k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

Kenangan Cinta Terlarangnya

"SRIJITA! Tunggu—" Suara pria yang memanggil namanya dari jauh membuat wanita anggun bersanggul rapi itu menoleh dan membuat gaun berbahan sifon ringan warna beige itu mengembang di sekeliling tubuh rampingnya.Sorot mata bening itu mendadak dicekam rasa panik. Srijita Adira Lukmana tak ingin bertemu dengan pria yang begitu familiar dalam ingatannya itu selamanya. Namun, kakinya seakan terpatri di lantai tempatnya berdiri.Pria itu terengah-engah menata napasnya seraya mencekal pergelangan tangan Srijita. Bertemu dengan wanita yang pernah memikat hatinya begitu rupa adalah sebuah keberuntungan bagi Bram. "Kebetulan sekali kita bertemu di sini, Mein Liebling!" ucap Bram, panggilan sayang itu khas di antara mereka berdua saat masih berpacaran."A—aku terburu-buru. Maaf, aku harus pergi!" ujar Srijita dengan jantung yang berdebar tak karuan. Dia yakin pria itu akan melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya lagi seperti yang sudah sudah terjadi.Seringai iblis itu tersungging di bibir Bra
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-28
Baca selengkapnya

Dinodai Hingga Ingin Mati Saja

Seusai merapikan riasan wajahnya yang berantakan karena menangis di toilet tadi, Srijita keluar dari toilet dan melangkah dengan anggun seperti tak ada kejadian buruk yang terjadi sebelumnya. "Selamat siang, Sus. Maaf saya terlambat. Pasien atas nama Srijita Adira Lukmana," ucap wanita itu kepada perawat jaga di meja pendaftaran pasien poli obsygin."Ohh, iya. Dokter Yuni masih ada di ruang praktiknya menunggu Ibu. Silakan, pasien terakhir hari ini ya," jawab Suster Wati seraya mengantar pasien tersebut ke ruang periksa.Dokter Yuni Siregar yang sudah bertahun-tahun menangani Nyonya Srijita pun menyambutnya hangat, "Selamat siang, Jeng. Saya kira batal ke mari kok siang sekali baru datang, biasa on time!""Selamat siang, Dok. Maaf ya sudah bikin nunggu lama. Tadi kena macet di jalan, memang Jakarta nggak bisa diprediksi lancar apa macet lalu lintasnya," jawab Srijita beralasan. Padahal dia tadinya memang sudah tiba tepat waktu sesuai kebiasaannya. Bram, kolega Dokter Yuni sendiri yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-28
Baca selengkapnya

Sebuah Kenyataan Pahit

Suara sirine mobil polisi memecah keheningan malam di villa pribadi tepi pantai yang ada di Jakarta Utara. Bram pun terbangun dari tidur lelapnya, dia sangat terkejut dengan situasi kacau yang terjadi mendadak tersebut."BAAMM! BAAMM! BAAMM!""BUKA PINTUNYA, ANDA SUDAH TERKEPUNG!" Teriakan petugas kepolisian mengikuti gedoran di pintu kamar tidur villa yang ditempati oleh Bram dan Srijita. Hal itu membuat pria bejat itu panik hingga segera mencari pakaiannya agar tidak kena malu ketika digrebek oleh pasukan polisi."Apa kau yang memanggil polisi ke mari, Srijita?!" bentak Bram sembari mengenakan celana kainnya serta kemejanya. Dia menatap tajam ke wajah pucat nan sembab yang basah oleh air mata pipinya di lantai dekat jendela kaca besar yang menghadap ke arah laut. Wanita itu mengenakan mantel mandi berbahan handuk putih di tubuhnya karena memang gaun sifonnya tak dapat dikenakan lagi."Ya, siapa lagi yang akan menolongku kalau bukan diriku sendiri? Dasar pria laknat!" jawab Srijita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status