Home / Pernikahan / CHAYYARA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of CHAYYARA: Chapter 31 - Chapter 40

91 Chapters

Chapter 31 – Mengidam

Armor langsung menghapus semua jejak pencariannya, menghapus halaman-halaman aplikasi yang sempat di kunjunginya. Armor menaruh kembali ponsel itu di nakas. Bertepatan dengan itu Chayyara keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya. Chayyara berlari kecil ke arah tempat tidur mereka. Meski sudah hampir satu bulan Chayyara tidur seranjang bersama Armor, Chayyara tetap merasa gugup dan malu saat melihat Armor yang bertelanjang dada. "Tadi saya mengangkat telepon dari Hendrick, kamu memintanya untuk membelikan siomay bandung?" tanya Armor tidak ramah. Chayyara yang sedang menepuk-nepuk bantalnya menoleh ke arah Armor, Chayyara mengangguk cepat. "Iya! Apa Hen sudah membelikan siomaynya, Kak?" tanya Chayyara antusias. "Hendrick terjebak macet di tol, dia meminta kamu untuk sabar menunggu,” ujar Armor dingin. Chayyara mengangguk, saat Chayyara ingin membaringkan tubuhnya, Armor berujar, "Kenapa harus Hendrick?" tanya Armor. Chayyara mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud dari
Read more

Chapter 32 – Roti Awan

"Buat jadwal pertemuan dengan direktur keuangan," ujar Armor kepada Fredy.Fredy mengangguk, "Baik Pak." Fredy yang tadinya akan pergi meninggalkan ruang kerja Armor kembali berbalik."Ar," panggil Fredy tanpa memakai bahasa formalnya. Sedangkan Armor mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'Ada apa?'"Nomor yang kemarin lo kirim dapet dari mana?" tanya Fredy hati-hati.Armor mengerutkan keningnya, "Kenapa?" justru balik bertanya."Nomor yang lo kasih ke gue itu masuk daftar hitam. Salah satu nomor yang gak bisa dihubungin kecuali pemilik nomor itu yang telepon duluan ke nomor kita."Armor mengangguk, "Gue dapet dari daftar panggilan Chayyara."Fredy membulatkan matanya, "Serius?"Armor hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah melihat galeri dan riwayat pesan Chayyara, jari Armor tidak sengaja menggeser ke bagian kanan layar, menampilkan daftar riwayat panggilan.Awalnya Armor tidak merasa curiga, karena hanya ada nama Halmeoni, Mama, Oma dan Hendrick di sana, tetapi saat Armor me
Read more

Chapter 33 – Deep Talk

"Apa kamu siap mendengarnya?" tanya Armor.Armor merasakan pergerakan dari Chayyara, istri kecilnya itu membalikan tubuhnya hingga kini mereka berhadapan. Chayyara mengangguk dengan senyum tulus.Armor terdiam untuk sesaat. “Saya tidak tahu harus menjelaskannya dari mana.”"Tapi saya akan tetap menjelaskan semua dengan sejujur-jujurnya."Armor mengusap pipi tembam Chayyara pelan. "Saya memang menyetujui rencana Feranda karena saya mulai memikirkan kebaikan kamu," ujar Armor jujur pada akhirnya."Saya berniat mengambil hak asuh itu karena saya pikir kamu masih butuh waktu untuk menikmati masa remaja kamu yang sempat saya renggut."Armor menghela nafas sejenak, "Dengar Chayyara… saya akui saya memang egois, dari awal kita bertemu, tidak ada sedikitpun sikap saya yang baik padamu,""Dengan memikirkan kebahagiaanmu, entah itu waktu bersenang-senang, waktumu bersama teman-teman atau waktumu untuk mengejar cita-citamu nanti," ujar Armor. “Saya berpikir jika saya menyetujui pendapat kakakmu,
Read more

Chapter 34 – Kamu

"Dimana Chayyara?" tanya Armor kepada para pelayan.Salah satu pelayan wanita maju dan membungkuk hormat, "Nyonya tadi memberitahu Esty, kalau nyonya sedang berada di ruang private cinema, Tuan." Pelayan yang bernama Esty itu kembali pada posisi awalnya.Armor mengangguk, lalu melangkahkan kakinya memasuki mansion, ia berjalan memasuki lift menuju lantai tiga, dimana terdapat ruang private cinema yang memang di khususkannya sebagai tempat menonton film.Armor membuka pintu ruangan itu pelan, pria itu menajamkan pendengarannya saat terdengar suara desahan seseorang di lorong ruangan. Apa yang dilakukan istri kecilnya itu? Pikir Armor.Armor harus berjalan beberapa langkah lagi untuk melewati lorong. Langkah Armor terhenti saat melihat layar lebar yang berjarak sekitar tiga meter dari tempat ia berdiri tengah menunjukan adegan yang dapat membangkitkan hasrat manusia. Armor mengalihkan pandangannya ke arah sosok yang akhir-akhir ini memenuhi isi pikirannya. Ya. Siapa lagi jika bukan Chay
Read more

Chapter 35 – Berubah

Armor mengelus punggung telanjang Chayyara, pria itu terjaga sampai pagi karena terlalu sibuk memandangi wajah cantik istri kecilnya yang terlelap tidur.Chayyara masih tertidur dengan berbantalkan lengan Armor. Wajah Chayyara terlihat damai, teduh dan hangat membuat Armor merasa terperangkap akan kenyamanan dan kehangatan yang istri kecilnya itu berikan.Armor tidak menyangka jika semalam akan menjadi hal yang paling luar biasa dalam hidupnya, membuat ia tidak pernah merasa puas dan menginginkan Chayyara lagi dan lagi. Jika saja istri kecilnya itu tidak hamil mungkin Armor akan menggempurnya sampai pagi. Tetapi saat melihat wajah istrinya itu yang sudah kelelahan semalam membuat Armor menghentikan keinginannya. Bagaimanapun Armor masih memikirkan bayinya, ia tidak ingin bayinya terluka karena keegoisannya.Armor mengusap perut Chayyara, berharap anak-anaknya nanti akan tumbuh sehat dan bisa membanggakan keluarga besarnya. Armor juga merasa bahwa dia adalah pria paling beruntung di du
Read more

Chapter 36 – You Touch It, I Buy It

“Ingin memastikan lagi apakah saya kesakitan atau tidaknya hm?” tanya Armor yang terdengar ambigu.Ingatan Chayyara langsung berputar pada kejadian semalam dan tadi pagi. Astaga! Memastikan? Pipi Chayyara langsung memanas.Dengan jarak mereka yang dekat, Armor bisa melihat wajah Chayyara yang memerah, "Saya bercanda." Armor tersenyum miring, pria itu mengelus pipi Chayyara.Chayyara memejamkan matanya, terlihat istrinya itu menghembuskan nafas lega. Hening. Mereka terdiam cukup lama, hanya saling tatap dan tersenyum satu sama lain."Kak Armor?" panggil Chayyara pada akhirnya."Hm?" Armor masih mengelus pipi Chayyara."Kay ingin ke mall, boleh?" tanya Chayyara, istri kecilnya itu terlihat menggigit bibir bawahnya.Armor mengerutkan keningnya, tidak biasanya, pikir Armor."Ingin membeli sesuatu hm?" tanya Armor menenggelamkan kepalanya di dada Chayyara.Chayyara mengangguk, "Kay ingin melihat-lihat baju dan per
Read more

Chapter 37 – Konsultasi Kandungan

“Tuan Armor Musa Altamiz?” panggil pria paruh baya itu dengan seringaian di bibirnya. Sedangkan Armor menatap dingin pria di hadapannya, tidak minat menjawab sapaan pria itu. “Dengan siapa anda datang ke sini? Kekasih baru kah? Apakah anda sudah putus dengan putri saya?” tanyanya. “Oh baguslah, pasti anda merasa kerepotan kan karena sifatnya yang keras kepala?” Armor tetap tidak menjawab. Sementara itu Chayyara menatap Armor dan pria paruh baya di hadapannya itu dengan perasaan tidak nyaman. Pria paruh baya itu memusatkan perhatiannya kepada Chayyara, “Kalau begitu perkenalkan, nama saya Delfon… Delfon August… siapa nama anda Nyonya?” Pria paruh baya itu mengulurkan tangannya kepada Chayyara. Chayyara membelalakan matanya, dengan perasaan ragu, Chayyara ingin membalas uluran tangan itu, tetapi suaminya itu mencegahnya. Untung saja. Suaminya itu langsung menggantikan tangannya hingga kemudian berjabat tangan dengan Delfon. “Saya rasa anda tidak
Read more

Chapter 38 – Tidak Terima

"Tapi—" ucapan Chayyara terpotong oleh perempuan satunya lagi."Mbak yang waktu di acara pelantikan CEO perusahaan cabang di Bandung kan? Yang kemana-mana selalu bareng Pak Hendrick? Mbak siapanya? Istrinya?" cercanya dengan berbagai macam pertanyaan membuat Chayyara kebingungan."Oh ya ampun! Jadi Mbak istrinya Pak Hendrick? Kok masih muda sudah menikah? Aduh, mana sudah hamil juga ya?" Lagi, perempuan dengan pakaian kurang bahan itu menimpali pertanyaan temannya."Hamil di luar nikah Mbak?""Saya baru tahu loh kalau Pak Hendrick sudah menikah, kok tidak ada kabar-kabarnya ya?""Iya, beruntung sekali yang jadi istri Pak Hendrick.""Eh kalian udah jangan—""Dia istri saya," ujar seseorang dingin, mereka semua langsung menoleh ke sumber suara. Kini mereka langsung dihadapkan dengan pimpinan dari perusahaan tempat mereka bekerja.Chayyara memaksakan senyumnya kepada Armor, melihat wajah Armor yang dingin, lagi-lagi me
Read more

Chapter 39 – Jangan Marah

"Oh, ketahuan sekarang yang lagi bucin ya, mainnya udah pecat-pecat aja," sindir Fredy yang merasa kesal karena tengah malam bosnya itu tiba-tiba meneleponnya dan menyuruh anak buahnya mencari tahu nama-nama karyawan yang sudah membicarakan hal buruk tentang Chayyara. Armor menerima iPad yang diberikan Fredy kepadanya, ia melihat file yang berisi kumpulan biodata dan riwayat kinerja para karyawan. "Pecat karyawan ini, ini, semua pecat saja." Armor melempar iPad Fredy begitu saja ke meja, membuat sang pemilik itu melotot. Tidak bisakah bosnya itu tidak melampiaskan amarah pada dirinya? Pikir Fredy. "Saya tidak butuh karyawan seperti mereka." Fredy yang mendengar Armor berujar tegas pun hanya menganggukkan kepalanya patuh. "Pecat juga karyawan yang kinerjanya buruk, mereka salah tempat jika hanya ingin bermain-main di perusahaan," perintah Armor yang lagi-lagi diangguki Fredy. Jika wajah Armor sudah serius seperti itu, maka bosnya itu tidak mai
Read more

Chapter 40 – Donat Spesial

Armor memeluk Chayyara erat seraya mencium bahu istri kecilnya itu, "Bukankah saya sudah meminta maaf? Kenapa kamu masih mengingatnya hm?" tanya Armor dalam.Chayyara mengangguk pelan dalam pelukan Armor. Chayyara tidak mungkin lupa dengan apa yang suaminya itu katakan. "Hmmm… apa Kay masih Kakak anggap orang lain?" Entah mengapa, justru pertanyaan itu keluar dari mulut Chayyara.Sedangkan Armor merasakan sesuatu menghantam dadanya saat Chayyara mengatakan pertanyaannya itu, ingatannya kembali berputar pada kata-katanya yang saat itu ia ucapkan untuk Chayyara."Saya tidak suka orang lain masuk ke ruangan saya tanpa izin.""Saya juga tidak suka ada orang lain yang menyentuh barang-barang pribadi saya."Armor memejamkan matanya, melepas pelukannya, pria itu kini menatap Chayyara yang tengah mengusap perut besarnya."Tatap mata saya," ujar Armor.Chayyara mendongakkan kepalanya, menatap mata biru suaminya itu den
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status