Semua Bab Papaku Masih Perjaka: Bab 41 - Bab 50

95 Bab

Bab 41 : Malam Pertama

“Hah …. A-a-apa?”Sabrina gelagapan, dia tidak bisa menjawab langsung pertanyaan Maha karena bingung. Dia lebih memilih menoleh Gama, meminta bantuan pada pria itu dengan kode mata agar menjawab pertanyaan sang putra.“Iya nanti Papa berikan adik yang banyak untuk Maha, ya!”Tentu saja semua orang tertawa lebar mendengar ucapan Gama kecuali Sabrina. Gadis itu malah melebarkan bola mata. Pipinya merona menahan malu karena jawaban Gama barusan."Tenang saja Maha, Nenek dan Oma juga sudah tidak sabar kok gendong bayi," seloroh Mirna yang semakin membuat wajah Sabrina bak kepiting rebus.Sabrina pun melirik Gama, dia heran bagaimana bisa pria itu sangat tenang, sedangkan jantungnya saja hampir melompat keluar karena terus saja berdetak tak karuan.Acara akad pun selesai, resepsi akan digelar esok hari dan Sabrina diboyong ke B Hotel tempat berlangsungnya pesta.__"Maha mana?"Sabrina menoleh ke kiri dan kanan bingung mencari keberadaan putranya. Ia bahkan mendekat lagi ke arah pintu mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

Bab 42 : Resepsi

Untuk yang kesekian kali Gama membuat Sabrina merasa malu. Gadis itu buru-buru mengusap matanya sendiri. Dasar Gama tukang baperin anak orang, dia malah beralih ke rambut Sabrina yang menutupi pipi. Pria itu membawanya ke belakang sampai Sabrina berhenti menggerakkan tangan.Sabrina memandangi Maha, bola mata anak itu bergerak memindai muka bantalnya, hal ini membuat dia yakin ada yang ingin dikatakan oleh Maha.“Ibu, apa ibu sayang Papa?”Sementara Sabrina terkejut, Gama malah tersenyum mendengar pertanyaan Maha. Semalam Sabrina sudah setuju berkencan dengannya, hal ini lah yang membuat Gama berani menyentuh kening dan menyibakkan rambut gadis itu, tapi bukankah Sabrina adalah istrinya, meski belum mencintai tapi rasa sayang pasti ada. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Gama saat ini. Ia pun percaya diri Sabrina akan menjawab pertanyaan Maha itu dengan kata ‘iya’.“Tidak!”Kata yang bertentangan dengan apa yang diharapkan Gama meluncur dari bibir Sabrina. Duo papa dan anak yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

Bab 43 : Tamu Tak Diundang

Selama acara resepsi berlangsung, Semua mata tertuju pada raja dan ratu acara itu. Sabrina benar-benar dibuat tak percaya dengan banyaknya tamu undangan yang datang, dia benar-benar menyayangkan karena semua ini palsu dan hanya sandiwara. Tatapan mata Sabrina nampak kebingungan, dia tersenyum manis tapi hatinya terasa hampa. Hingga air mukanya berubah, Sabrina menolah kaget memandangi tangan Gama yang tiba-tiba menaut di jemarinya. Pria itu tersenyum melihat ke arah Rain dan Embun yang sedang menyayi untuk mereka.“Maha mana?” tanya Sabrina.Gama tak lantas menjawab, dia melihat sekeliling untuk mencari keberadaan putranya, di dalam hati pria itu lagi-lagi dibuat tak habis pikir, karena Sabrina sepertinya sangat menomorsatukan Maha.“Itu putramu di sana,” tunjuk Gama.Sabrina mengangguk, dia melihat Maha yang ternyata sedang bermain bersama Olla. Sabrina melihat Maha sedang bercanda sambil menyematkan bunga di rambut Olla.“Dasar anak-anak,” gumam Sabrina yang sempat cemas dengan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

Bab 44 : Bagaimana Rasanya?

“Mami!” Olla menoleh Embun dengan wajah takut, hingga wanita itu berjalan cepat mendekat dan Naura pun berdiri. Meski Embun memasang muka garang tapi tetap saja Naura masih memegang tangan Maha. Menyaksikan itu, secara impulsif Embun menarik dan melepaskan tangan Naura secara paksa dari tangan sang keponakan. Naluri keibuaannya membuat Embun merasa harus pasang badan dan melindungi dua anak itu. “Siapa kamu?” tanya Embun dengan nada suara bak petugas ronda ke maling jemuran. Naura hampir saja menjawab tapi Maha lebih dulu berkata bahwa dia adalah teman jahat ibunya. Naura pun menggeleng cepat, dia takut Embun salah paham dan memakinya di sana. Meski seharusnya dia sadar memang pantas untuk dimaki. “Aku bukan teman jahat, anak kecil pasti bicara seenaknya,” ucap Naura. Ia salah tingkah. Beberapa pasang mata sudah menatap ke arah mereka dengan raut bertanya-tanya. “Aku tidak bicara seenaknya, tante memang jahat!” ucap Maha dari belakang badan Embun, dia memang ditarik ibunda Olla i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-09
Baca selengkapnya

Bab 45 : Ranjang

“Dia mengaku ibu kandung Maha,” ulang Embun. “Dia pasti orang gila,” jawab Gama dengan santai meski sempat kaget. Sabrina yang mendengar menoleh, menurutnya Gama sangat tenang dalam menjawab. Pria itu seolah ingin memberitahu dirinya bahwa sudah siap menghadapi, segala bentuk usaha Naura untuk mendapatkan Maha. “Ya, aku pikir juga begitu,” tukas Embun. “Awalnya sih, tapi aneh saja dia mengenal Rain,” imbuhnya. “Apa kak Rain mengenalnya?” Sabrina ikut menimpali. Gadis itu berani karena bagaimanapun kini dia adalah ibu Maha. Sabrina tahu tugasnya sebagai istri palsu Gama adalah membantu membuat Maha tetap berada di sisi pria itu. “Tidak! aku tidak mengenalnya,” jawab Rain tanpa berpikir. “Meski otakku saat melihatnya berkata pernah bertemu, tapi aku tidak ingat dia siapa. Lagipula banyak orang yang kita temui di hidup ini, dan menurutku tidak perlu diingat semua, karena hanya membuat penuh memori otak.” Sabrina dan Gama tertawa karena ucapan Rain, begitu juga dengan Embun. Namun, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya

Bab 46 : Takut Kehilangan Maha

“Duduk!”Gama menepuk bagian ranjang tepat di sebelahnya. Ia masih belum menyadari Sabrina sedang susah payah menahan rasa yang membuncah. Jantungnya melompat-lompat bak cheerleader di pertandingan bola basket.“iya, sudah dimasukkan ke keranjang, hanya tinggal di COD,” gumam Sabrina di dalam hati, dia menggeleng untuk menepis pikirannya tapi malah membuat Gama bertanya-tanya.“Kenapa Sab? Apa kamu pusing?”“Ah … tidak, Cuma ada nyamuk lewat di depan muka tadi,” jawab Sabrina. Ia duduk agak jauh dari Gama. Sabrina merasa tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.“Sudah kamu kunci pintunya?” tanya Gama lagi.“Hah … itu.” Sabrina salah tingkah, dia menunjuk-nunjuk sembarangan lalu berhenti tepat ke arah pintu kamar. “Ah … pintu kamar ini, belum. Aku akan menguncinya.”Sabrina berdiri dan buru-buru melakukan apa yang jadi pertanyaan Gama tadi. Ia menutup kedua mata dengan bibir mengatup saat badannya membelakangi sang suami. Fantasi liar Sabrina sudah menari-nari, bahkan berbisik menggoda.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Bab 47 : Nafkah Batin

“Kamu tahu ‘kan aku akan terus berada di pihakmu untuk membantu? Aku akan membantu agar hak asuh Maha jatuh ke tanganmu,” ucap Sabrina. “Aku akan membayar rasa kepercayaanmu, kamu perlu tahu bahwa ini aku lakukan tak semata-mata demi uang. Ini karena ada sebuah rasa bangga di hatiku. Kamu tidak bisa memberitahu rahasia terbesar di hidupmu ke keluarga bahkan ibumu, tapi bisa memberitahunya kepadaku,” imbuhnya panjang lebar. “Aku juga menyayangi Maha, dan mungkin aku juga sudah mulai meyayangimu.” Sabrina akhirnya jujur, dia menatap mata Gama yang juga sedang menatapnya. “Sab!” “Aku tidak bisa menyembunyikannya terlalu lama, aku menyukaimu. Kamu selalu bisa membuatku salah tingkah.” Sabrina tertawa, dia merasa sebongkah batu besar baru saja lepas dari dada. Gadis itu merasakan kelegaan yang dia sendiri tidak tahu kenapa bisa. “Aku tidak akan berharap banyak, aku tahu itu. Hanya saja jika boleh meminta, selama menjalani peran sebagai ibu palsu Maha, bisakah kita juga menjalani hari s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Bab 48 : Aduh, Sakit!

Gama memutar badan, dia ulangi lagi pertanyaan soal nafkah batin untuk menggoda Sabrina barusan. Dan kali ini Gama terdiam, karena gadis di sebalahnya itu dengan berani mengambil bantal dan memukulkan ke badannya.“Berhenti berbicara soal nafkah batin, kamu keterlaluan! Bilang dulu kamu menyukaiku baru bahas itu,” omel Sabrina. Gama memeluk bantal milik Sabrina, muka kesal dan omelan gadis itu malah seperti hiburan tersendiri baginya. Ia bahkan tak langsung mengembalikan bantal itu, tapi malah semakin memeluknya erat sambil terus wajah Sabrina. Gama terkekeh, dia tak menyangka gadis yang menghajar preman di Lorong Indah untuk membantunya, sekarang menolongnya lagi. Jika dulu Sabrina memukul mundur orang jahat dengan tendangan dan tinju, kali ini gadis itu akan membantunya dengan cara lain dan entah kenapa Gama bisa merasa sebahagia ini. “Aku mau tidur, sepertinya tukang mi tidak lewat. Dasar! Kalau ditunggu pasti tidak muncul, tapi kalau tidak ditunggu dia pasti datang.” Sabrina meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Bab 49 : Mulai Menyerang

“Maaf! Siapa, ya?” Felisya heran. Beberapa menit yang lalu, dia sedang berada di rumah tetangganya saat salah satu pembantu rumah mendatanginya dan menyampaikan kedatangan seorang tamu. Awalnya Felisya pikir sang tamu adalah rekan yang tak sempat datang ke acara resepsi pernikahan putranya beberapa waktu yang lalu, tapi melihat penampilan wanita di depannya Felisya pun ingat, wanita ini adalah wanita yang dulu berbicara dengan Gama dan Sabrina saat ulang tahun Maha. “Tante, perkenalkan saya Naura.” “Ah … iya, silahkan duduk!” Felisya bingung. Ia baru saja membahas soal pelakor saat kumpul-kumpul di rumah tetangganya tadi, hingga berpikir mungkinah Naura selingkuhan suaminya? Apa mungkin saat ulangtahun Maha kemarin wanita ini datang untuk mengacau lalu diusir Gama? Pikiran buruk bersarang di otak Felisya, sampai dia terbebelak bahkan tak bisa berkata-kata kala Naura berkata dia adalah ibu kandung Maha. “Apa kamu bilang?” Muka Felisya berubah masam, alis matanya bergelombang dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Bab 50 : Mendengar Alasan

“Kita tidak pulang ke rumah? Apa mau ke rumah nenek lagi?”Wajah polos bocah berseragam itu kebingungan. Ini karena Maha melihat papanya tidak mengambil jalan pulang seperti biasa. Maha yang duduk di bagian belakang sampai menoleh ke luar jendela untuk memastikan lagi. “Kita akan ke rumah Oma, Maha. Malam ini kita menginap di sana ya!” ujar Gama menjawab pertanyaan bocah itu. Dari kaca spion tengah dia pandangi Maha yang mengangguk tanda paham.“Apa aku boleh tidur sama Ibu Sabsab?” tanya Maha, dia sepertinya sudah sangat menginginkan tidur ditemani sosok gadis itu sejak kemarin.“Tentu saja, nanti malam ibu akan menemani Maha,” jawab Sabrina. Gadis itu menoleh ke belakang, dia tersenyum lebar mendapati wajah Maha berbinar, anak itu bahkan menekuk tangan kanan dan meneriakkan kata ‘yes’ berulang.Di rumah Felisya ternyata sudah menunggu, dia menyambut kedatangan cucu dan anaknya seperti biasa. Felisya sedikit membungkuk dan merentangkan tangan, menunggu langkah kecil dan tangan Maha m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status