Home / Romansa / Papaku Masih Perjaka / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Papaku Masih Perjaka: Chapter 31 - Chapter 40

95 Chapters

Bab 31 : Keibuan Sekarang

Kediaman Gama hari itu nampak berbeda, beberapa orang dari event organizer sibuk mendekor halaman samping rumah untuk digunakan sebagai lokasi acara ulang tahun Maha. Semua keluarga juga sudah datang ke sana, mulai dari Tama dan Felisya sampai Olla dan maminya. Wajah mereka terlihat ceria, terutama Maha sang birthday boy. Anak itu sangat antusias, wajahnya nampak semringah lebih dari hari biasa.“Lihat Maha! dia sepertinya sangat menunggu pesta ini,” kata Felisya. Wanita yang masih nampak ayu meski usianya tak lagi muda itu tersenyum, sambil mengalihkan pandangan dari Maha ke putranya. “Sabrina datang jam berapa?” tanya Felisya kemudian. “Hem … paling nanti Ma saat mau mendekati acara,”jawab Gama. Seperti biasa dia memilih tak banyak bicara.Sementara itu, Gadis yang ditanyakan oleh Felisya ternyata sedang sibuk di dapur bersama ibunya. Bukan kado mainan yang ingin Sabrina berikan ke Maha, melainkan sebuah tumpeng yang dia masak sendiri bersama Mirna.“Kamu benar-benar merepotkan Sab
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Bab 32 : Ulang Tahun Part 1

Dengan menggunakan mobil Alpansa yang dia beli dan kredit dari dealer tempat mas Dodot bekerja, Sabrina dan Mirna datang ke rumah Gama sore hari beberapa jam sebelum pesta ulang tahun Maha. Ia agak minder juga melihat banyaknya sedan dan SUV mewah berjajar di luar pagar rumah. Sabrina sudah bisa menebak bahwa keluarga besar Gama pasti berkumpul, hingga dia mendekat dan mengucapkan salam.Felisya yang melihat kedatangan Sabrina pun nampak menyambut dengan antusias, apa lagi Maha yang langsung berlari dan memeluk gadis itu.“Bik Mun, bantu angkat tumpeng dari mobil yuk,” ajak Sabrina.Bik Mun pun mengangguk. Wanita itu sudah mendekat tapi Rain – papinya Olla berdiri lebih dulu menawarkan bantuan. Sabrina mengucapkan terima kasih, tapi dia tetap menyusul Rain karena yakin akan sedikit sudah jika membawanya seorang diri.“Biar aku saja!” Gama mendahului langkah kaki Sabrina, dia bahkan menoleh lalu melempar senyuman maut yang membuat Sabrina hampir pingsan dibuatnya. “Kenapa repot-repot?
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Bab 33 : Ulang Tahun Part 2

Gama masih berhadap-hadapan dengan Naura saat Sabrina datang mendekat, gadis itu menatap sinis Naura lalu memberitahu Gama bahwa acara akan segera di mulai.“Kalau kamu butuh orang untuk menyeretnya, aku akan menyeretnya,” ucap Sabrina, dia bersedekap dan menatap tajam Naura seolah ingin menelan bulat-bulat wanita itu.“Tidak perlu! dia akan pergi sendiri,” jawab Gama. “Ayo kita kembali, kita harus mendampingi Maha meniup lilin dan memotong tumpeng buatan mamanya.”Netra Sabrina membeliak. Pertama, dia kaget karena Gama menyebut nama Maha di depan Naura dengan sangat jelas. Kedua, sambil berbicara dan menatap tajam Naura, Gama menautkan jemari mereka. Pria itu memutar badan meninggalkan Naura dan menggandengnya erat.“Kamu … tadi... I-itu, apa tidak apa-apa?” tanya Sabrina yang masih terkejut.“Pengacaranya adalah istri pak Rudi, jadi sudah jelas dia akan mengetahui banyak informasi tentang Maha. Aku yakin dia juga akan menyelidiki hubungan kita,” ujar Gama sambil berjalan dan semakin
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Bab 34 : Tak Ada Kata Baik

Sabrina masih salah tingkah meski kejadian yang membuat dirinya terkesima dengan pesona Gama sudah lewat beberapa menit yang lalu, dia dan Gama saat ini sedang mengantar tamu terakhir pesta yang hendak pulang. Keduanya melambaikan tangan masih dengan senyuman di wajah, hingga perlahan menoleh untuk kembali masuk ke dalam rumah, tapi tanpa sengaja pandangan mata mereka bertemu. Sabrina sengaja menatap Gama, berharap pria itu akan salah tingkah. Namun, nahas dia gagal. Yang terjadi malah sebaliknya, Sabrina dibuat terpesona dan salah tingkah, dia terbawa perasaan hingga membuang muka ke arah lain sambil terbatuk-batuk karena tersedak ludahnya sendiri.“Apa kamu tidak apa-apa?” Gama menelengkan kepala agar bisa melihat wajah Sabrina yang menunduk. Ia seolah masih belum sadar sudah membuat anak perawan orang terbawa perasaan. “Sab, kenapa pipimu merah?”PLAKKarena ucapan Gama tadi, Sabrina reflek memukul lengan pria itu. Setelahnya dia kaget sambil memandangi telapak tangannya. Sabrina s
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Bab 35 : Jangan Panggil!

Naura menatap dalam manik mata Gama yang sengaja berdiri tepat di hadapannya, pria itu juga tak kalah tajam memandang Naura yang dulu pernah dia sukai. Gadis biasa yang dulu berhasil mencuri hatinya dengan sifat dan perilaku yang baik, kini tak lebih dari seorang wanita jahat baginya. Gama masih tidak percaya ada ibu yang dengan tega membuang darah dagingnya sendiri.“Aku tidak sudi membahas soal Maha denganmu. Jika kamu percaya diri bisa mengambilnya dariku, lanjutkan saja semua rencanamu!” ucap Gama.“Kamu tidak mau bicara atau sebenarnya kamu masih menyimpan perasaan padaku? kamu takut perasaan cintamu muncul lagi ‘kan?”Ucapan Naura menyentak hati Sabrina, seharusnya dia sudah menduga bahwa ada hubungan spesial di antara Gama dan wanita itu. Namun, tetap saja saat hal ini disebutkan hatinya merasa sakit. Ada api yang rasanya membakar dada. Apakah ini yang disebut dengan cemburu?“Hah … " Gama tergelak. "Jangan terlalu percaya diri, perasaanku sudah mati padamu saat kamu memutuska
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Bab 36 : Ajukan Pernikahan

Maha tak menggubris Naura, anak itu duduk di kursi hukuman lalu bersedekap dada. Ia baru saja menjambak rambut Kenzo karena berebut tempat duduk di kelas seni musik. Mendapati tingkah Maha yang cuek padanya, Naura pun merasa sedih. Apa lagi kepala sekolah meminta wanita itu untuk pergi saja dari sana. Kepala sekolah Maha berkata jika memang ingin menjemput anak itu, sebaiknya Naura berbicara dulu pada Gama. Pihak sekolah akan mengizinkan jika Gama menghubungi mereka.Ternyata Naura tak gampang menyerah, dia memilih menunggu sampai sekolah usai dan Maha keluar dari sana. Seperti biasa, hari itu Sabrina menjemput Maha. Gadis itu tidak tahu pasal keberadaan Naura. Dengan santai Sabrina berjalan manuju gerbang, dia melebarkan ke dua tangan saat melihat Maha berjalan mendekat. Namun, ada yang aneh dari raut wajah anak itu. Terlebih saat dia juga melihat Kenzo yang berlari kencang mendahului Maha lalu memeluk sang Mama. Sabrina pun menurunkan tangan, alisnya bergelombang, menduga sesuatu y
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Bab 37 : Lalu Jatuh Cintalah!

“Aku tidak mungkin jujur perihal siapa Naura sekarang. Aku takut orangtuaku ikut campur dan berujung mempengaruhiku dalam mengambil keputusan.”Gama dan Sabrina duduk di samping sebuah danau buatan siang itu, keduanya terlihat santai tanpa takut kotor meski duduk beralaskan rumput. Masing-masing dari mereka memegang satu kaleng minuman soda dingin di tangan. Sementara Gama menatap jauh ke danau, Sabrina menunduk menekuri tanah.“Kamu pasti sangat mencintai Maha, mungkin lebih dari mencintai anakmu sendiri nanti,” ucap Sabrina. Ia menegakkan punggung lantas menoleh, begitu juga dengan Gama. Mereka pun saling tatap untuk beberapa detik, sebelum Gama menggeleng.“Entah, tapi menurutku cinta dan apapun jenis perasaan itu tidak bisa ditakar. Karena cinta tidak mungkin memilih dan tidak mungkin pilih kasih. Mungkin karena aku anak tunggal jadi pikiranku seperti itu, tapi tetap saja pandanganku tentang cinta akan selalu kunilai benar,” kata Gama. Ia tersenyum tipis lalu menoleh ke arah dana
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

Bab 38 : Harus Jujur

Hari berikutnya, Felisya mengajak sang calon besan dan Sabrina ke butik untuk memilih kebaya dan gaun yang akan digunakan untuk pernikahan Gama dan gadis itu. Karena Sabrina harus menjemput Maha dulu, maka Felisya bersama Mirna memilih berbincang di ruang khusus pelanggan yang ada di butik sambil menunggu. Felisya tertawa terpingkal-pingkal saat Mirna baru saja bercerita, wanita itu memaksa Sabrina menggunakan tespek.“Bagaimana tidak takut? Tetangga sudah bergosip ini itu dan Sabrina tiba-tiba saja bilang ingin nikah minggu depan, astaga Bu Feli saya gemeteran,” ucap Mirna. “Mana saat saya nanya apa kamu udah dicheck out sama Gama? Dia jawab COD aja.”Felisya semakin terbahak bahkan memukul pelan paha wanita yang duduk di sebelahnya ini, dia sampai menyambar tisu di meja karena sudut matanya berair. “Astaga Bu Mirna kenapa Sabrina lucu sekali,” ucapnya sambil mencoba meredam tawa.Mirna dan Felisya masih bercengkerama saat Maha berlari masuk. Dengan penuh sopan santun anak itu menya
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

Bab 39 : Hari Pernikahan

“Anda tidak boleh membohongi saya. Pengacara Pak Gama adalah suami saya sendiri, Anda mengerti ‘kan maksud saya? penting bagi Anda untuk jujur meski kejujuran itu negatif dan menjadi nilai minus untuk Anda. Sebagai pengacara saya akan membantu sebaik mungkin,” ucap Dora. Ia terus mengamati wajah Naura dan melihat perubahan ekspresinya.“Saya tidak bohong Bu Dora,” jawab Naura setelahnya menatap Dora dengan kesedihan yang sangat kentara di sana. “Saya menginginkan anak itu,”imbuhnya ambigu. Dora mengangguk, meski bisa membaca ada ketidakjujuran di wajah Naura, tapi pengacara itu memilih untuk tetap membantu, apalagi lawannya sang suami sendiri._Sama seperti apa yang dilakukan Naura kemarin, hari itu Gama juga menemui Rudi Tabuti. Selain untuk memberikan undangan pernikahannya dan Sabrina, dia juga ingin membicarakan alasan yang mungkin dipakai Naura untuk melaporkan atau menuntutnya.“Sudah sangat jelas
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

Bab 40 : Sah

Beberapa menit kemudian, rombongan keluarga Gama datang. Semua nampak bahagia. Hantaran yang mereka bawa pun sepertinya tidak habis-habis diterima oleh keluarga Sabrina, bahkan hantaran itu sampai menggunung saat ditata. Dari balik jendela ruang tamu diam-diam Sabrina mengintip untuk melihat apa yang terjadi di luar, dia sedang bersama sepupu-sepupunya, hingga lagi-lagi mereka menggoda.“Kamu pakai pelet apa sih Sab sampai bisa dapat pria gantengnya kayak gitu?”“Dia punya teman jomlo nggak? Kenalin donk sama aku?”Sabrina tak menjawab, dia sibuk menatap wajah Gama yang sesekali tersenyum saat digoda oleh sang pembawa acara. Sepertinya pria itu tidak tertekan menikah dengannya, atau mungkin karena semua ini sandiwara sehingga Gama tidak merasa terbebani? Ah … Sabrina berselisih pikir dengan dirinya sendiri. Namun, satu yang pasti. Ia bertekad membuat pria itu jatuh hati padanya. Misi Sabrina adalah membuat Gama menyatakan cint
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status