Wira membuka botol air, lalu berkata, “Nih, cuci tangan!”“Ah, makasih, Tuan!” Dian mengulurkan tangannya dengan malu, tetapi juga gembira. Dia merasa Wira sangat mengerti tentang wanita. Para wanita biasanya sangat memperhatikan kebersihan. Jadi, Dian memang sudah ingin mencuci tangan, tetapi takut ditegur karena menyia-nyiakan air.Kemudian, mereka berdua pun kembali ke kereta kuda. Setelah melihat mereka kembali, Danu baru merasa lega.Di sisi lain, Meri malah berkata dengan kesal, “Dasar bajingan! Beraninya kamu merebut kakak iparku! Nanti, aku pasti akan memperhitungkannya denganmu!”Kretek! Wira yang berada di dalam kereta kuda sudah kesal dan sangat ingin keluar untuk menghukum wanita bandit itu.Namun, Dian hanya berkata dengan malu, “Tuan, jangan dengar omong kosongnya! Ayo istirahat!”Setelah itu, kedua orang itu pun tidur. Di malam hari, cuaca di gunung sangat dingin. Kedua orang yang sudah tertidur itu merasa kedinginan dan tanpa sadar mendekat dengan satu sama lain. Keesok
Baca selengkapnya