Meri tertegun sejenak, lalu berkata dengan marah, “Kalau begitu, tebang pohon dan buat perisai kayu besar. Nggak peduli dengan cara apa pun itu, aku harus menghabisi Wira!”...“Kak Wira!” Sony yang berada di luar kereta kuda bertanya, “Kalau kita lepasin bandit wanita itu sekarang, gimana saat kita kembali nanti? Dia nggak mungkin melepaskan kita!”Orang lainnya juga agak khawatir. Sejujurnya, kali ini mereka memang sudah mengalahkan bandit dari Yispohan dan mendapatkan banyak keuntungan. Namun, mereka semua tahu seberapa berbahayanya kondisi mereka. Lagi pula, metode yang sudah mereka gunakan sebelumnya tidak mungkin bisa digunakan lagi. Apa yang harus mereka lakukan dalam perjalanan kembali?Wira menjawab, “Kalian harus ingat, menepati janji bisa menambah kredibilitas seseorang. Kalau mau mempertahankan kredibilitas yang bagus, kalian harus menepati janji meskipun itu adalah janji dengan musuh. Apabila kamu bisa menepati janji dengan musuh, nggak akan ada orang yang meragukan kredib
Saat menulis petisi ini, Iqbal sudah menghapus banyak bagian, seperti batas waktu tiga ratus tahun sebuah kerajaan bisa bertahan. Awalnya, dia sudah hendak mengambil risiko untuk menulisnya. Namun, dia takut melibatkan Wira. Jadi, dia menghapus semuanya. Namun, isi petisi itu tetap sangat mencengangkan.[ Penderitaan di seluruh negeri terjadi karena pencaplokan lahan dan penetapan kelas sosial. Para pejabat dan keluarga bangsawan memiliki tanah yang luas, sedangkan pajak yang mereka bayar sangat sedikit. Di sisi lain, rakyat hanya memiliki beberapa hektar tanah atau bahkan hanya menyewa tanah. Namun, mereka harus membayar pajak yang tinggi. Hal ini sudah mengakibatkan mereka hidup kekurangan dan tidak bisa berobat pada saat sakit. ][ Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, negara akan mengalami bahaya. Pemungutan pajak pada dasarnya hanya dilakukan untuk mengisi kas negara. Intinya berada pada uang siapa yang diambil. Rakyat miskin seharusnya diberi keringanan pajak atau dibebaskan dari
Setelah membaca petisi itu, Raja Bakir berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruang bacanya. Kemudian, dia membaca ulang petisi itu sekali lagi dan berjalan mondar-mandir lagi.Raja Bakir bisa mendapatkan posisi sebagai pemimpin kerajaan bukan hanya karena bakat dan kecerdasannya yang luar biasa. Dia juga pernah mendapatkan pendidikan untuk menjadi seorang raja sehingga visinya lebih jauh daripada petinggi-petinggi di kerajaan.Jika kebijakan pemerataan pembagian tanah dan pemungutan pajak yang seimbang bisa diimplementasikan dengan baik, Kerajaan Nuala pasti bisa menjadi makmur. Namun, dari pengertiannya terhadap Iqbal, Iqbal tidak mungkin bisa membuat kebijakan seperti ini. Siapa yang memberinya petunjuk? Apakah orang bernama Wira yang pernah Iqbal sebut di petisi sebelumnya? Akan tetapi, seorang pelajar yang masih muda dan belum melewati ujian kabupaten tidak mungkin memiliki wawasan setinggi ini. Pasti ada ahli di baliknya!Namun, meskipun kebijakan ini sangat bagus, bangsa Agrel t
Sekarang, Raja Bakir sudah menyetujui penerapan kebijakan itu. Para pejabat istana lainnya pasti akan merasa faksi Kemal berhasil menekan faksi Ardi. Para pejabat netral mungkin akan memilih untuk berpihak pada Kemal dan memperkuat faksi Kemal. Namun, apabila perseteruan ini dilanjutkan terus, kondisi pemerintahan juga akan menjadi sangat kacau.Menteri Ritus dan Menteri Perang merasa sangat gembira. Dalam masalah kali ini, faksi Kemal sudah menang.“Terima kasih, Yang Mulia!” Kemudian, Kemal bertanya, “Iqbal juga berkontribusi dalam menyuarakan kebijakan ini. Apa dia perlu dikembalikan ke posisinya di ibu kota?”Raja Bakir menjawab sambil mengerutkan kening, “Kita diskusikan saja masalah itu lain kali.”Ini jelas adalah bentuk penolakan. Kemal berkata lagi, “Harap Yang Mulia bisa mempekerjakan Wira, pencetus kebijakan ini.”“Dia bahkan masih belum lulus ujian kabupaten. Kalau kita mempekerjakannya, bagaimana dengan cendekiawan lain yang ada di negeri ini?” Raja Bakir berkata tanpa eks
Di bagian selatan Kota Pusat Pemerintahan Jagabu.Ada sebuah kediaman yang sangat besar dan mewah. Itu adalah Kediaman Yumandi. Di dalam rumah ini, ada bukit tiruan, sungai kecil, paviliun, gazebo, danau buatan, dan tanaman yang banyak. Di halaman, ada hewan peliharaan seperti burung, anjing, kucing, dan sebagainya. Hewan-hewan peliharaan ini diurus oleh orang khusus, juga diberi makan ikan dan daging.Ada total lebih dari 100 orang pengawal dan pelayan di rumah ini. Mereka semua memakai pakaian yang bagus. Bahkan anjing dan kucing yang dipelihara di rumah ini juga mengenakan rantai yang terbuat dari emas.Di ruang tamu Kediaman Yumandi, ada dua pria paruh baya yang sedang duduk berhadapan. Pria yang satu bertubuh gemuk, berat badannya mungkin sekitar 150 kilogram. Dia adalah Sanur Yumandi, putra ketiga Keluarga Yumandi dan penanggung jawab bisnis garam Keluarga Yumandi.Pria satunya lagi bertubuh kurus, bermata tajam, dan terlihat seperti orang cerdas. Dia tidak lain adalah Johan Sil
Setelah makan dan tidur nyenyak, kelelahan selama perjalanan pun lenyap. Namun, Wira masih tidak keluar dari kamar, melainkan berlatih Wing Chun di kamar. Sejak mulai latihan dengan teratur, dia merasa tubuhnya sudah semakin kuat. Dia tidak lagi merasa sakit punggung atau lutut. Jika Wira berlatih Wing Chun setelah duduk di kereta kuda seharian, dia akan merasa segar keesokan harinya. Dia juga dengan jelas merasakan bahwa tubuhnya sudah bertambah kuat setiap bangun tidur. Sayangnya, Wulan tidak ikut dalam perjalanan kali ini.Tok, tok, tok!Tiba-tiba, terdengar suara pintu diketuk. Kemudian, terdengar suara Dian yang memanggil, “Tuan Wira!”Ceklek! Wira membuka pintu kamar dan matanya langsung berbinar.Semalam, Dian sudah mandi. Dari tubuhnya, masih tercium aroma sabun yang ringan. Wajahnya yang cantik sudah dirias tipis dan dia juga menggunakan lipstik. Hari ini, dia mengenakan gaun putih. Penampilannya terlihat sangat cantik dan lembut.Dian yang ditatap seperti itu oleh Wira meras
“Saraf terjepit?” Dian tidak mengerti maksud Wira untuk sesaat. Setelah mengerti, Dian berkata, “Aku tahu sebagai seorang pelajar, Tuan Wira pasti punya harga diri yang tinggi. Bagaimana kalau aku yang menggantikanmu mengunjungi Kediaman Yumandi?”Wira bertanya dengan terkejut, “Kamu mau menggantikanku pergi mengemis pada orang lain?”Dian menjawab dengan malu, “Tuan sudah menyelamatkanku. Jadi, nggak masalah apabila aku harus menggantikan Tuan untuk mengemis pada orang lain. Lagian, aku hanya seorang wanita. Harga diriku nggak begitu penting.”Wira menggeleng dan menjawab, “Harga diriku juga nggak begitu penting. Hanya saja, bisnisnya nggak bakal lancar kalau kita pakai cara mengemis”Dian bertanya dengan bingung, “Jadi, harus bagaimana?”Dian memiliki wawasan yang cukup luas, tetapi dia tidak bisa memikirkan cara lain untuk melewati rintangan ini selain mengemis pada Keluarga Yumandi.Wira menjawab sambil tersenyum, “Kalau nggak mau mengemis pada mereka, ya buat saja mereka mengemis
Wira pun menyerahkan semuanya kepada Dian. Dengan adanya Dian, dia sudah tidak perlu mengurus masalah sepele seperti menyewa rumah. Alasan utamanya menyewa rumah besar adalah karena ingin membuat sabun dan memproduksi gula putih, lalu mencoba untuk menjualnya kepada orang bangsa Agrel.Di sisi lain, Sony memusatkan perhatiannya untuk mengamati dan belajar bagaimana cara Dian berkomunikasi dengan orang.Orang yang ingin menyewa rumah besar tentu saja tidak akan memberi sedikit komisi. Samir berkata dengan gembira, “Nona, lembaga makelar ini punya tiga rumah besar di kota bagian selatan. Yang pertama adalah vila milik Keluarga Wilianto. Luasnya sekitar 5 hektar, harga sewa per bulannya 50.000 gabak dengan minimal sewa satu tahun.”“Yang kedua adalah rumah milik pedagang luar kota, luasnya sekitar 7 hektar. Biaya sewanya 70.000 gabak dengan minimal sewa satu tahun. Yang terakhir juga merupakan rumah milik pedagang luar kota. Luas rumah ini paling besar, mencapai 10 hektar. Harga sewa per