Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1501 - Chapter 1510

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1501 - Chapter 1510

2722 Chapters

Bab 1501

Aroma buah prunus ini benar-benar kuat, membuat kepala mereka terasa pusing, sampai tidak sabar untuk memakan semuanya."Aku nggak tahan lagi! Aku akan mencobanya duluan!" seru Arham yang tidak bisa menunggu lama lagi. Dia langsung mengambilnya dan memasukkannya ke mulut.Wira pun mengamati dengan tenang karena ingin tahu ada efek samping apa setelah memakannya. Setelah Arham melahap buah prunus, dia merasakan energi di tubuhnya pulih sedikit, bahkan basis kultivasinya juga meningkat sedikit dan otot-otot di tubuhnya menjadi makin kuat!"Buah ini memang luar biasa!" seru Arham. Begitu melihat ini, Delmar pun memakan satu dan mulai merasakan perubahan pada tubuhnya.Dengan begitu, ketiganya memakan cukup banyak buah prunus hingga hampir menerobos ke basis kultivasi selanjutnya.Sesudah merasa kenyang, mereka baru teringat bahwa ada misi yang harus diselesaikan. Selain itu, entah bagaimana situasi di luar sana sekarang.Jadi, mereka masing-masing mengambil satu buah prunus untuk diberika
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1502

Setelah mengunyah dengan pelan, ular piton itu akhirnya menelan buah prunus. Kemudian, dia menggunakan ekornya untuk menyapu tubuh sendiri dan sebuah sisik terjatuh ke tanah. Sesudah itu, dia menjilat tubuhnya karena merasa sakit.Ketika melihat situasi ini, Wira sepertinya mengerti alasan ular piton ini tidak ingin memakan buah prunus. Ternyata karena mencabut sisik terasa sakit.Setelah mengambil sisik tersebut, Wira memberi hormat dan membawa kedua temannya itu berlari ke atas gunung.Tidak lama setelah Wira dan lainnya pergi, Ozak dan kedua temannya tiba. Sekujur tubuh mereka dipenuhi luka, membuat mereka tampak cukup menyedihkan."Ular piton, silakan makan buah prunus ini!" seru Ozak sembari mempersembahkan buah prunus di hadapan ular piton itu.Namun, ular piton itu bahkan tidak meliriknya dan menguap lebar hingga akhirnya tertidur. Hal ini membuat Ozak dan lainnya terperangah. Situasi macam apa ini? Apa mungkin ada kesalahan?"Kak, apa yang terjadi? Kenapa dia nggak mau makan bu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1503

"Kenapa kalian baru sampai? Kami sudah menunggu lama. Kalau bukan karena harus masuk ke labirin bersama, kami mungkin sudah mengambil lencananya dari tadi," ucap Delmar dengan sorot mata mengejek sambil meregangkan pinggang.Ozak sungguh murka mendengarnya. Dia tidak menduga dirinya akan kalah dari mereka yang basis kultivasinya lebih rendah, bahkan dihina oleh mereka."Sialan!" Niat membunuh Ozak telah bangkit. Dia mengeluarkan pedangnya, berniat untuk bertarung mati-matian tanpa peduli pada lukanya.Namun, Ishrat segera menghentikannya dan berbisik, "Kak, sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertarung. Kamu masih ingat senjata rahasia yang dimiliki Wira, 'kan? Kalau nggak berwaspada, kita bisa mati di sini!"Ishrat menasihati Ozak agar tidak menimbulkan masalah untuk sekarang. Sesudah dibujuk, amarah Ozak pun mereda. Namun, Ozak telah bertekad akan membunuh mereka setelah memasuki labirin.Beberapa orang itu berdiri bersama dan akhirnya berhasil membuka pintu labirin. Di dalamnya ge
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1504

Untung saja, Wira bereaksi dengan cepat. Dia melemparkan tubuhnya ke arah Delmar dengan bantuan pilar di samping. Begitu meraih pinggang Delmar, Wira membawanya kembali ke tempat semula.Seluruh proses ini hanya berlangsung selama beberapa detik. Kini, patung-patung itu kembali mematung tanpa bergerak lagi."Kak, gimana ini? Patung-patung itu terlalu besar, bahkan begitu cekatan. Kita mungkin mati kalau langsung main terobos," ucap Arham.Wira mengeluarkan pistolnya sambil merenung sesaat. Jika menembak sembarangan, belum tentu akan mengenai patung-patung besar itu.Sementara itu, Ozak hanya bersembunyi di belakang mereka, ingin melihat bagaimana mereka menerobos rintangan tersebut.Di belakang patung tersebut adalah sebuah rumah yang terkunci. Kuncinya pun terbuat dari emas, seharusnya ada barang berharga di dalamnya. Kalau tidak, mana mungkin pintunya terlihat semewah itu.Jika tebakan mereka tidak salah, seharusnya lencana yang mereka butuhkan ada di dalam sana. Wira mengelus daguny
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1505

"Wira, hati-hati! Mereka terus membuntuti kita sejak tadi. Mereka sudah di tangga, mereka akan menyusulmu!" seru Delmar dengan sekuat tenaga. Karena tidak mampu melanjutkan kompetisi lagi, mereka hanya bisa menyuruh Wira untuk lebih berwaspada.Wira pun menoleh, lalu mendapati Ozak dan lainnya berada di belakangnya. Orang-orang ini benar-benar mengganggu."Wira, sudah kubilang aku nggak akan melepaskanmu begitu saja. Ini kesempatan bagus. Meskipun membunuhmu, kami nggak akan disalahkan. Kami bisa bilang kamu terjatuh karena pijakanmu nggak tepat," ucap Ozak.Selesai berbicara, Ozak mengeluarkan senjatanya dan mulai menyerang Wira. Kecepatannya sungguh tinggi, serangannya terus mengincar kaki Wira.Namun, Wira bukan orang lemah. Dia mengeluarkan pistol dari sakunya, lalu menembak bahu kanan Ozak.Sebelum Wira sempat beristirahat, Ishrat sudah melancarkan serangan. Kipas lipat di tangannya pun berubah menjadi pisau yang sangat tajam.Ishrat yang tampak acuh tak acuh sebenarnya sangat tel
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1506

Wira mengangkat alisnya sedikit saat melihat situasi ini. Pria ini benar-benar gila. Dia melakukan apa pun demi bisa menang, padahal tindakan ini bisa membuat dirinya rugi.Wira pun membidik kaki kanan Ozak dan berhasil menembaknya. Ozak seketika berlutut di tanah dengan kaki kanan yang terus mengeluarkan darah.Meskipun demikian, Ozak tidak peduli. Dia segera melemparkan pedangnya ke arah kepala Wira. Di luar dugaan, Wira malah berhasil menembak kaki kirinya lagi.Pada akhirnya, kedua kaki Ozak tidak bisa digerakkan lagi. Dia hanya bisa berlutut di tangga batu dan menatap Wira dengan penuh kebencian, seolah-olah ada dendam kesumat di antara mereka."Orang sepertimu nggak pantas untuk Wanita Suci!" Selesai mengatakan ini, Wira menginjak kepala Ozak dan berhasil melompat ke depan pintu.Dengan kata lain, Ozak bukan hanya dikalahkan oleh Wira, tetapi juga menjadi batu loncatan Wira. Sungguh memalukan!Kemudian, Ozak tiba-tiba melakukan sesuatu yang berada di luar dugaan orang-orang. Terl
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1507

Setelah menunggu beberapa saat, Wira dan teman-temannya akhirnya terlihat berjalan ke luar. Selain itu, Wira telah memegang lencana yang menyimbolkan kemenangan sayembara!"Wira!" seru Julian yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya lagi. Dia berlari menghampiri Wira, lalu melemparkan diri ke pelukan Wira.Wira tidak menduga Julian yang selalu menjaga citranya akan bersikap seperti gadis manja sekarang. Sementara itu, Arham yang menyukai Julian pun merasa cemburu melihatnya.Ketika melihat Arham sedih, Delmar menepuk punggungnya untuk menghiburnya. Mungkin karena merasa malu pada Delmar, Arham langsung menepis tangannya."Apa yang kamu lakukan? Kamu lebih muda dariku lho! Benar-benar nggak sopan! Aku menghiburmu karena melihatmu sedih, tapi kamu malah menepis tanganku!" tegur Delmar sambil mengelus-elus punggung tangannya dan memelototi Arham.Kemudian, Delmar berlari ke samping Wira dan Julian. Dia mirip sekali dengan anak kecil. Wira dan Julian sedang bermesra-mesraan, tetapi di
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1508

Kabar ini membuat Juan sangat emosional. Dia tidak salah menilai orang! Syukurlah! Putrinya bisa diselamatkan!Ketika menunggu Wira dan lainnya kembali, Juan terus mengepalkan tangannya dengan erat. Dia memang merasa senang, tetapi juga merasa sedih karena putrinya akan menikah sebentar lagi."Mereka sudah sampai!" Entah siapa yang berteriak, pandangan semua orang sontak tertuju ke arah depan.Tampak Wira dan Julian bergandengan tangan, disinari oleh cahaya matahari terbenam. Hasto dan lainnya pun mengikuti di belakang. Ishtar dan Fardad juga telah kembali, tetapi Ozak mungkin harus tinggal selamanya di Pulau Tawang."Salam kepada Tuan Juan dan para kepala keluarga!" Begitu melihat para petinggi itu, Wira langsung memberi hormat dan menyerahkan lencana tersebut kepada Juan.Juan mengangguk sambil menatap lencana di tangannya. Kemudian, dia menepuk bahu Wira sambil berkata, "Selamat, kamu berhasil menjadi pemenangnya. Kalau begitu, sesuai peraturan sayembara, putriku akan menjadi istrim
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1509

"Apa yang sebenarnya terjadi? Jelaskan secara rinci!" Begitu mendengar perkataan itu, Kepala Keluarga Mukesh langsung mencengkeram dadanya. Meskipun kepalanya terasa pusing, dia tetap berusaha bertahan karena harus mengetahui kebenarannya.Di sisi lain, Wira sudah tahu apa yang ingin dikatakan Ishtar setelah melihatnya melaporkan sambil berlutut seperti ini.Sesuai dugaan, Ishtar menunjuk Wira dan berkata, "Dia yang mencelakai Kak Ozak. Kak Ozak dan dia sama-sama menaiki tangga batu, tapi dia membuat kaki Kak Ozak lumpuh dan terjatuh dari tangga! Kak Ozak mati karena tebasan pisau patung-patung batu!"Ishtar pintar sekali memutarbalikkan fakta. Wira jelas-jelas melawan untuk melindungi diri sendiri, tetapi Ishtar malah mengatakan dirinya mencelakai Ozak.Delmar dan Arham tentu tidak bisa menerima fitnahan seperti ini. Mereka pun maju untuk membela Wira sekaligus menceritakan situasi yang sebenarnya terjadi."Tuan Juan, Kepala Keluarga Mukesh, jangan percaya omongannya. Dia dan Kak Ozak
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1510

Julian menatap Wira dengan penuh tekad. Penampilannya yang tampak seperti ingin melindungi suaminya sungguh menyentuh hati Wira. Jika bukan karena sedang berada di khalayak ramai, Wira pasti sudah mendekapkan Julian ke pelukannya.Sayembara akhirnya telah berakhir. Wira sudah cukup lama berada di Sekte Langit sehingga sudah saatnya kembali ke Dusun Darmadi.Meskipun sudah bisa dianggap sebagai suami istri, Wira dan Julian belum melakukan ritual sehingga masih memiliki kekhawatiran dalam hatinya.Wira datang ke kamar Juan, lalu mengetuk pintu dengan ringan. Setelah mendapat persetujuan, dia baru mendorong pintu dan masuk."Tuan Juan, aku tahu kamu ingin menjadikanku tangan kananmu supaya Julian bisa tinggal di Sekte Langit selamanya. Tapi, aku masih punya istri lain dan harus pulang ke Dusun Darmadi. Jadi, mungkin aku nggak bisa menyetujui permintaanmu ini," ujar Wira.Wira tentu tahu Juan tidak ingin berpisah dari putrinya sehingga ingin menjadikannya tangan kanan. Namun, Wira punya ke
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
149150151152153
...
273
DMCA.com Protection Status