Share

Bab 1508

Penulis: Arif
Kabar ini membuat Juan sangat emosional. Dia tidak salah menilai orang! Syukurlah! Putrinya bisa diselamatkan!

Ketika menunggu Wira dan lainnya kembali, Juan terus mengepalkan tangannya dengan erat. Dia memang merasa senang, tetapi juga merasa sedih karena putrinya akan menikah sebentar lagi.

"Mereka sudah sampai!" Entah siapa yang berteriak, pandangan semua orang sontak tertuju ke arah depan.

Tampak Wira dan Julian bergandengan tangan, disinari oleh cahaya matahari terbenam. Hasto dan lainnya pun mengikuti di belakang. Ishtar dan Fardad juga telah kembali, tetapi Ozak mungkin harus tinggal selamanya di Pulau Tawang.

"Salam kepada Tuan Juan dan para kepala keluarga!" Begitu melihat para petinggi itu, Wira langsung memberi hormat dan menyerahkan lencana tersebut kepada Juan.

Juan mengangguk sambil menatap lencana di tangannya. Kemudian, dia menepuk bahu Wira sambil berkata, "Selamat, kamu berhasil menjadi pemenangnya. Kalau begitu, sesuai peraturan sayembara, putriku akan menjadi istrim
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1509

    "Apa yang sebenarnya terjadi? Jelaskan secara rinci!" Begitu mendengar perkataan itu, Kepala Keluarga Mukesh langsung mencengkeram dadanya. Meskipun kepalanya terasa pusing, dia tetap berusaha bertahan karena harus mengetahui kebenarannya.Di sisi lain, Wira sudah tahu apa yang ingin dikatakan Ishtar setelah melihatnya melaporkan sambil berlutut seperti ini.Sesuai dugaan, Ishtar menunjuk Wira dan berkata, "Dia yang mencelakai Kak Ozak. Kak Ozak dan dia sama-sama menaiki tangga batu, tapi dia membuat kaki Kak Ozak lumpuh dan terjatuh dari tangga! Kak Ozak mati karena tebasan pisau patung-patung batu!"Ishtar pintar sekali memutarbalikkan fakta. Wira jelas-jelas melawan untuk melindungi diri sendiri, tetapi Ishtar malah mengatakan dirinya mencelakai Ozak.Delmar dan Arham tentu tidak bisa menerima fitnahan seperti ini. Mereka pun maju untuk membela Wira sekaligus menceritakan situasi yang sebenarnya terjadi."Tuan Juan, Kepala Keluarga Mukesh, jangan percaya omongannya. Dia dan Kak Ozak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1510

    Julian menatap Wira dengan penuh tekad. Penampilannya yang tampak seperti ingin melindungi suaminya sungguh menyentuh hati Wira. Jika bukan karena sedang berada di khalayak ramai, Wira pasti sudah mendekapkan Julian ke pelukannya.Sayembara akhirnya telah berakhir. Wira sudah cukup lama berada di Sekte Langit sehingga sudah saatnya kembali ke Dusun Darmadi.Meskipun sudah bisa dianggap sebagai suami istri, Wira dan Julian belum melakukan ritual sehingga masih memiliki kekhawatiran dalam hatinya.Wira datang ke kamar Juan, lalu mengetuk pintu dengan ringan. Setelah mendapat persetujuan, dia baru mendorong pintu dan masuk."Tuan Juan, aku tahu kamu ingin menjadikanku tangan kananmu supaya Julian bisa tinggal di Sekte Langit selamanya. Tapi, aku masih punya istri lain dan harus pulang ke Dusun Darmadi. Jadi, mungkin aku nggak bisa menyetujui permintaanmu ini," ujar Wira.Wira tentu tahu Juan tidak ingin berpisah dari putrinya sehingga ingin menjadikannya tangan kanan. Namun, Wira punya ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1511

    Wira turun dari kudanya dan mendekati tandu pengantin Julian, lalu membuka tirai pintunya dan meraih tangan Julian. Julian menggenggam tangannya dengan hati-hati dan keduanya masuk bersama-sama.Juna duduk di posisi yang tinggi melihat putrinya menikah dengan sangat gembira. Dia benar-benar tidak menyangka putri yang dibesarkannya sejak kecil, sekarang sudah menikah.Wira membawa Julian ke hadapan Juna. Mereka menjalankan upacara pernikahan, lalu akan masuk ke kamar pengantin. Wira langsung menggendong Julian dan membuat semua orang di sekitarnya bersorak-sorai."Pengantin prianya benar-benar sudah nggak sabar ya? Tapi ini masih pagi, nggak boleh ... ah!""Lihatlah pengantin prianya, terlalu tergesa-gesa. Gadis suci pun belum siap, mungkin wajahnya di balik itu pasti sudah sangat merah sekali.""Pengantin prianya sungguh kuat, bisa langsung menggendong Gadis Suci. Tapi, Gadis Suci juga tampaknya sangat kurus."Mendengar komentar dari orang sekitar, Wira langsung membawa Julian ke dalam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1512

    Hari ini adalah hari mereka akan meninggalkan tempat itu bersama-sama dan kembali ke Dusun Darmadi. Wira dan Julian berdiri di pintu gerbang Sekte Langit sambil membawa barang bawaan mereka. Julian menatap ayah dan gurunya dengan mata yang memerah.Sementara itu, Wira memandang Delmar dan Arham. Dia benar-benar tidak menyangka keduanya akan datang mengantar kepergiannya juga. Awalnya mereka semua adalah musuh, tetapi hubungan mereka menjadi lebih baik setelah melewati berbagai hal bersama."Gadis bodoh, jangan bertengkar dengan kakak-kakakmu setelah sampai di sana, mengerti? Tapi kalau ada yang menyakitimu, harus pulang dan mencari Ayah, mengerti? Aku akan selalu menjadi dukungan terkuatmu!"Juna tidak pernah mengatakan kata-kata yang menggelikan seperti ini kepada Julian. Namun hari ini, putrinya akan meninggalkan sisinya, sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk menyemangati putrinya. Pada saat yang bersamaan, dia juga mengatakan kata-kata itu untuk didengar Wira sebagai peringatan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1513

    Mendengar suara Danu dan Doddy, Wira langsung berbalik dan menyapa mereka. Keduanya segera berlari ke sisinya. Mereka hanya mendengar kabar dia pergi mengejar istri, tetapi tidak tahu bagaimana situasinya selanjutnya. Danu menatapnya dengan tatapan yang aneh dan menyikut bahunya."Kak Wira, kami tahu kamu pergi mengejar istri. Bagaimana? Berhasil membawa pulang istrimu?"Setelah mendengar perkataan Danu, Wira memegang keningnya dengan tak berdaya. Dia bertanya mengapa mereka malah mengkhawatirkan hal ini dan apakah mereka sudah menyelesaikan tugas yang diperintahnya."Kalau kalian begitu mengkhawatirkanku, apa hal yang kuperintahkan sudah selesai?" Wira mengernyitkan alisnya."Tentu saja, Kak Wira. Bagaimana mungkin aku nggak menyelesaikan tugas yang kamu berikan? Tenang saja. Saat kamu meninggalkan sini, aku mengelola sekolah bela diri dengan sangat baik dan pendapatannya juga banyak."Awalnya, Danu bertanggung jawab untuk memastikan keamanan Wira. Namun, kepergiannya bersama dengan H

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1514

    Oleh karena itu, Wira tidak lagi berkomentar. Kebetulan hari ini cukup banyak orang yang berkumpul, dia berencana mengadakan rapat untuk membahas apa yang telah terjadi belakangan ini agar dia bisa memahami kembali situasi saat ini. Setelah selesai menyampaikan pemikirannya, Wira pergi ke ruang rapat dan menunggu yang lainnya. Dia merasa keempat istrinya ini masih akan mengobrol sebentar lagi, tetapi saudara-saudara yang lainnya segera berkumpul."Kak Wira, apa Gadis Suci ini benar-benar akan tinggal bersama kita kelak?"Danu melihat gadis suci yang sedang mengobrol bersama ketiga kakak iparnya dengan sangat akrab dengan ekspresi sulit untuk dipercaya. Sebelumnya, mereka merasa gadis suci ini sulit untuk diajak berbicara, tetapi sekarang tampaknya tidak berbeda dengan wanita biasa."Ya, Julian sudah menjadi istriku, jadi tentu saja dia akan tinggal bersama kita. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Setelah semuanya berkumpul, ceritakan kepadaku apa yang terjadi selama aku nggak ad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1515

    Setelah mendengar hal ini, ekspresi Wira terlihat makin tidak percaya. Sebelumnya saat mereka dalam masalah, hubungan kakak adik ini jelas-jelas sangat baik, mengapa hubungannya bisa berkembang menjadi seperti ini?Wira menatap Biantara dan ingin Biantara untuk melanjutkan laporannya, tetapi Biantara malah menggelengkan kepalanya."Nggak ada kabar lainnya lagi. Orang yang diam-diam kita tempatkan di istana sudah diusir. Entah apa yang sebenarnya mereka ingin lakukan dan apa rencana mereka selanjutnya. Hanya saja, Farrel sekarang dikurung di istana, apa kita perlu menyelamatkannya?"Wira meraba dagunya sejenak, karena merasa kesulitan dan situasinya sangat rumit. Dia hanya meninggalkan tempat itu beberapa bulan saja, semuanya sudah menjadi begitu kacau. Dalam masa kacau seperti ini, sedikit kelalaian saja bisa menyebabkan perubahan yang besar.Saat Biantara mengungkit tentang Farrel, Wira juga sangat ingin membantu. Namun, saat ini mungkin sulit untuk membantu, sebaiknya melihat situasi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1516

    Salah satu tangan Wulan merangkul bahu Julian dan menepuknya beberapa kali dengan lembut. Julian tertegun sejenak, lalu menoleh dan melihat Wulan yang sedang menatapnya dengan tersenyum."Kak Wulan ....""Julian, kamu nggak perlu mengkhawatirkan begitu banyak hal. Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, jadi hanya cukup menunggu di rumah saja seperti kami. Kalau terjadi situasi khusus dengan Tuan dan butuh bantuan kita, dia akan mengatakannya sendiri."Wulan menepuk punggung Julian dengan lembut untuk menghibur Julian. Julian pun menganggukkan kepalanya dan berharap memang seperti itu. Untuk meredakan suasana hati Julian yang sedang cemas sekarang, ketiganya menarik Julian untuk melihat putra pertama mereka. Meskipun putra ini adalah anak kandung dari Wulan, yang lainnya juga memperlakukannya seperti putra kandung mereka.Di sisi lain, Wira juga memulai perjalanannya menuju istana. Sebuah bayangan hitam melintas di sampingnya, lalu akhirnya masuk ke dalam istana dan munc

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3207

    Nafis terdiam sejenak, lalu menatap mata-mata di samping dengan dahi berkerut dan berkata, "Langsung saja ke intinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Karena dari sudut pandang kami, situasinya sepertinya nggak sesederhana itu."Semua orang di dalam tenda tampak kebingungan. Menurut mereka, pasukan musuh baru saja mengalami kekalahan. Jika mereka tiba-tiba mengirim pasukan kavaleri untuk berkeliaran tanpa tujuan, itu terdengar seperti sebuah lelucon.Beberapa saat kemudian, Wira yang merenung tiba-tiba tampak menyadari sesuatu. Pada saat yang sama, orang-orang berkata, "Sebelumnya, kita memang nggak terlalu memikirkan hal ini. Tapi, sekarang ada sesuatu yang terasa nggak beres. Yang jelas, musuh pasti sedang merencanakan sesuatu."Semua orang mengangguk setuju. Mereka juga merasa ada konspirasi di balik ini, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh pasukan musuh kali ini.Pada saat ini, Wira menoleh ke arah Adjie dan berucap, "Aku rasa mereka sudah bisa menebak ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3206

    Wira menatap mereka sambil tersenyum dan berkata, "Hehe, jangan terlalu terburu-buru. Aku menduga ini adalah bagian dari siasat musuh. Hayam, bawa beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."Mendengar perintah itu, Hayam sempat tertegun sejenak, lalu mengangguk dan segera melangkah keluar.Setelah Hayam pergi, beberapa orang di sekitar yang menyaksikan hal itu pun ikut terdiam sejenak. Dari sudut pandang mereka, sulit untuk memahami maksud Wira.Melihat ekspresi penuh kebingungan di wajah mereka, Wira tersenyum tipis sebelum perlahan berujar, "Hehe, kalau dilihat sekilas, situasi ini tampaknya menguntungkan bagi kita. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu dulu. Aku curiga ini adalah bagian dari strategi musuh."Mendengar kata-kata itu, semua orang tetap tidak bisa memahami apa sebenarnya rencana pasukan musuh. Melihat mereka yang masih tampak ragu, Wira kembali tersenyum dan meneruskan, "Ya sudah, akan aku beri tahu sedikit. Sebenarnya, pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3205

    Jelas semua orang sudah mengetahui rencana Wira sejak awal, tetapi mereka semua juga merasa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah kali ini. Selain itu, mereka juga menganggap situasi kali ini cukup rumit untuk ditangani.Adjie yang berdiri di samping berkata, "Kalau Tuan ingin merebut Gunung Linang, kita harus menguasai Pulau Hulu dulu. Setelah berhasil, semuanya akan menjadi lebih mudah."Semua orang menganggukkan kepala karena setuju dengan perkataan itu.Saat semua orang sedang ragu, Arhan tersenyum dan berkata, "Tapi, pasukan musuh nggak akan membiarkan kita merebut Pulau Hulu dengan begitu mudah. Kalau tebakanku nggak salah, mungkin mereka sudah menyiapkan penyergapan di luar sana."Mendengar perkataan Arhan, Wira tersenyum karena dia juga berpikir begitu. Jika memang begitu, mereka harus menyusun rencana mereka dengan lebih matang.Saat semua sedang berdiskusi, Adjie tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita masih belum tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah ini, benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status