Share

Bab 1514

Author: Arif
Oleh karena itu, Wira tidak lagi berkomentar. Kebetulan hari ini cukup banyak orang yang berkumpul, dia berencana mengadakan rapat untuk membahas apa yang telah terjadi belakangan ini agar dia bisa memahami kembali situasi saat ini. Setelah selesai menyampaikan pemikirannya, Wira pergi ke ruang rapat dan menunggu yang lainnya. Dia merasa keempat istrinya ini masih akan mengobrol sebentar lagi, tetapi saudara-saudara yang lainnya segera berkumpul.

"Kak Wira, apa Gadis Suci ini benar-benar akan tinggal bersama kita kelak?"

Danu melihat gadis suci yang sedang mengobrol bersama ketiga kakak iparnya dengan sangat akrab dengan ekspresi sulit untuk dipercaya. Sebelumnya, mereka merasa gadis suci ini sulit untuk diajak berbicara, tetapi sekarang tampaknya tidak berbeda dengan wanita biasa.

"Ya, Julian sudah menjadi istriku, jadi tentu saja dia akan tinggal bersama kita. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Setelah semuanya berkumpul, ceritakan kepadaku apa yang terjadi selama aku nggak ad
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1515

    Setelah mendengar hal ini, ekspresi Wira terlihat makin tidak percaya. Sebelumnya saat mereka dalam masalah, hubungan kakak adik ini jelas-jelas sangat baik, mengapa hubungannya bisa berkembang menjadi seperti ini?Wira menatap Biantara dan ingin Biantara untuk melanjutkan laporannya, tetapi Biantara malah menggelengkan kepalanya."Nggak ada kabar lainnya lagi. Orang yang diam-diam kita tempatkan di istana sudah diusir. Entah apa yang sebenarnya mereka ingin lakukan dan apa rencana mereka selanjutnya. Hanya saja, Farrel sekarang dikurung di istana, apa kita perlu menyelamatkannya?"Wira meraba dagunya sejenak, karena merasa kesulitan dan situasinya sangat rumit. Dia hanya meninggalkan tempat itu beberapa bulan saja, semuanya sudah menjadi begitu kacau. Dalam masa kacau seperti ini, sedikit kelalaian saja bisa menyebabkan perubahan yang besar.Saat Biantara mengungkit tentang Farrel, Wira juga sangat ingin membantu. Namun, saat ini mungkin sulit untuk membantu, sebaiknya melihat situasi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1516

    Salah satu tangan Wulan merangkul bahu Julian dan menepuknya beberapa kali dengan lembut. Julian tertegun sejenak, lalu menoleh dan melihat Wulan yang sedang menatapnya dengan tersenyum."Kak Wulan ....""Julian, kamu nggak perlu mengkhawatirkan begitu banyak hal. Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, jadi hanya cukup menunggu di rumah saja seperti kami. Kalau terjadi situasi khusus dengan Tuan dan butuh bantuan kita, dia akan mengatakannya sendiri."Wulan menepuk punggung Julian dengan lembut untuk menghibur Julian. Julian pun menganggukkan kepalanya dan berharap memang seperti itu. Untuk meredakan suasana hati Julian yang sedang cemas sekarang, ketiganya menarik Julian untuk melihat putra pertama mereka. Meskipun putra ini adalah anak kandung dari Wulan, yang lainnya juga memperlakukannya seperti putra kandung mereka.Di sisi lain, Wira juga memulai perjalanannya menuju istana. Sebuah bayangan hitam melintas di sampingnya, lalu akhirnya masuk ke dalam istana dan munc

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1517

    Pria itu sangat lihai dan setiap serangannya selalu mengarah ke bagian yang akan membunuh Wira. Dia tidak tahu mengapa Ciputra bekerja sama dengan ahli bela diri ini, tetapi situasinya pasti tidak sederhana."Apa hubunganmu dengan Raja?"Saat menghindari serangan pria itu, Wira tetap tidak lupa untuk mendapatkan informasi dari pria itu. Namun, pria itu tidak mengatakan apa pun dan sangat fokus untuk membunuhnya.Pria itu juga merasa heran. Jelas-jelas kemampuan bela dirinya sudah tinggi, tetapi dia sudah menyerang Wira dengan sangat cepat pun Wira masih bisa menghindarinya dengan mudah. Meskipun Wira tidak menyerang balik, dia juga tahu dia mungkin tidak akan bertahan hidup jika Wira menyerang balik."Kenapa kamu ada di sini? Siapa sebenarnya orang yang diam-diam mendukung Raja?"Wira sudah mengajukan begitu banyak pertanyaan, tetapi pria itu tetap diam dan tidak mengatakan apa pun hingga dia mulai frustrasi. Jika pria itu tidak ingin menjawab, dia juga tidak akan membiarkannya lagi. D

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1518

    Wira berpikir apakah Farrel mengetahui sesuatu dan Ciputra tidak bisa membiarkan Farrel untuk membocorkannya. Namun, Ciputra tidak tega menyakiti Farrel, sehingga memilih untuk mengurungnya.Setelah mendengar perkataan Wira, Ciputra tertegun sejenak, lalu matanya melirik ke kedua sisinya. Setelah itu, dia menggelengkan kepalanya agar Wira tidak melanjutkan pertanyaannya lagi."Kak Wira, aku nggak ingin menipumu, tapi kamu benar-benar nggak bisa mengendalikan hal ini. Lagi pula, hal ini sudah terjadi, jadi biarkan saja berlalu ya? Hari ini anggap saja kamu datang untuk menemaniku minum teh, jangan tanya hal lainnya lagi."Ciputra langsung mengubah nada berbicaranya. Sebenarnya, dia tetap bergantung kepada Wira dan menganggap Wira sebagai saudaranya, sehingga dia tidak ingin Wira terlibat dalam hal ini dan membahayakan dirinya.Saat Wira masih bersikeras bertanya lebih lanjut, tiba-iba terasa sebuah aura membunuh dari sampingnya. Dia tertegun sejenak, lalu langsung berdiri dan melihat ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1519

    Sampai saat ini, Ciputra masih tidak berdaya melawan kedua orang itu. Jadi, dia hanya bisa pasrah menjadi raja boneka yang mereka kendalikan.Setelah meninggalkan Ciputra, Wira merasakan situasi makin tidak kondusif. Dia ingin segera menyelamatkan Farrel, tetapi semuanya tidak semudah itu. Dia tahu bahwa saat ini, ada banyak master seni bela diri yang berjaga di istana. Terlebih lagi, keberadaan Farrel sekarang masih menjadi teka-teki. Bertindak gegabah hanya akan merugikan dirinya sendiri.Wira kembali ke penginapan dan meminta pengawal setianya untuk mengirim merpati pos pada Julian sesegera mungkin. Dia ingin Julian bertanya pada Hasto di Sekte Langit, apakah ada orang di sana yang ikut campur dalam urusan istana. Sembari menunggu balasan, Wira terus menyelidiki lokasi Putri dikurung. Hanya saja, seberapa besar pun upaya yang dikerahkannya, hasilnya tetap nihil.Setelah pesan dari Wira diterimanya, Julian pun segera mengirim merpati pos pada Hasto. Hasto membaca surat Julian dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1520

    "Tuan, kami sudah menyebarkan desas-desus yang Tuan perintahkan. Saat ini, semua orang di ibu kota sekiranya sudah mendengarnya," lapor seorang pengawal."Bagus! Aku mau lihat bagaimana ramainya ibu kota sekarang!" ujar Wira sambil memukul meja dengan pelan.Wira menyuruh para pengawal setia itu mengikutinya pergi melihat keramaian di kota. Begitu turun ke lantai bawah, mereka mendengar orang-orang yang makan sambil membahas isu kematian Putri."Eh, kalian sudah dengar belum? Putri sepertinya sudah meninggal. Katanya, dia juga meninggal dengan tragis!""Masa? Kamu dengar dari mana?""Iya! Kabar ini sudah tersebar ke seluruh ibu kota. Kamu belum tahu? Ke mana saja kamu?""Terus, kenapa Putri bisa meninggal?""Kudengar Putri meninggal karena terlalu bersedih atas kematian mendiang Raja.""Nggak, nggak. Kamu dengar versi ini dari mana, sih? Putri jelas-jelas mati dibunuh Raja saat ini. Padahal Putri adalah adiknya, anak kandung mendiang Raja! Dengar-dengar Raja kita saat ini merebut takht

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1521

    "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Putri sedang beristirahat di kamarnya, mana mungkin dihukum mati oleh Raja?" hardik pelayan itu.Begitu mendengarnya, semua orang sontak berlutut. Meskipun status mereka sama, pelayan ini bertugas untuk melayani Farrel sehingga posisinya lebih tinggi sedikit dari mereka.Para pelayan itu pun ketakutan hingga gemetaran, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan. Mereka hanya mendengar rumor ini, tidak tahu benar atau tidak."Kak Ayu, jangan marah, kami hanya mengobrol. Kami juga nggak tahu rumor itu benar atau nggak.""Kalau nggak tahu apa-apa, jangan menyebarkan rumor di istana! Ini bukan rumah kalian! Hati-hati, jangan sampai kalian yang dihukum mati! Kalau mendengarnya lagi, aku akan melaporkannya kepada Putri!" sahut Ayu. Kemudian, dia mengempaskan tangannya dan pergi.Ayu harus segera memberi tahu masalah ini kepada Farrel. Bagaimanapun, rumor-rumor itu terlalu tidak masuk akal. Farrel harus mengambil tindakan agar rumor-rumor itu tidak beredar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1522

    Apa maksud Putri? Kenapa Putri menanyakannya hal seperti ini? Ayu kebingungan untuk sesaat."Aku tanya, kamu bisa keluar nggak?" tanya Farrel lagi. Hal ini sangat penting baginya. Dia harus mencari seseorang yang diizinkan untuk meninggalkan istana dan bisa dipercaya."Saya selalu mendampingi Putri, saya nggak bisa keluar dari istana," jawab Ayu dengan kepala yang tertunduk setelah bereaksi kembali.Farrel kembali merasa frustrasi. Rencana ini tidak mudah untuk dijalankan. Kini, sudah tidak banyak pelayan yang mengikutinya. Sementara itu, hanya Ayu yang bertugas untuk melayaninya.Setelah terdiam beberapa menit, Farrel sontak mendongak dan menatap Ayu dengan tatapan penuh tekad.Ayu pun kebingungan melihatnya. Farrel turun dari ranjangnya, lalu berjalan ke hadapan Ayu dan menggenggam kedua tangannya. Dia memapah Ayu sambil bertanya, "Ayu, kamu sudah mengikutiku sejak kecil. Bagaimana aku memperlakukanmu selama ini?""Putri, apa maksud Anda? Saya tentu merasa sangat bersyukur, Anda memp

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3207

    Nafis terdiam sejenak, lalu menatap mata-mata di samping dengan dahi berkerut dan berkata, "Langsung saja ke intinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Karena dari sudut pandang kami, situasinya sepertinya nggak sesederhana itu."Semua orang di dalam tenda tampak kebingungan. Menurut mereka, pasukan musuh baru saja mengalami kekalahan. Jika mereka tiba-tiba mengirim pasukan kavaleri untuk berkeliaran tanpa tujuan, itu terdengar seperti sebuah lelucon.Beberapa saat kemudian, Wira yang merenung tiba-tiba tampak menyadari sesuatu. Pada saat yang sama, orang-orang berkata, "Sebelumnya, kita memang nggak terlalu memikirkan hal ini. Tapi, sekarang ada sesuatu yang terasa nggak beres. Yang jelas, musuh pasti sedang merencanakan sesuatu."Semua orang mengangguk setuju. Mereka juga merasa ada konspirasi di balik ini, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh pasukan musuh kali ini.Pada saat ini, Wira menoleh ke arah Adjie dan berucap, "Aku rasa mereka sudah bisa menebak ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3206

    Wira menatap mereka sambil tersenyum dan berkata, "Hehe, jangan terlalu terburu-buru. Aku menduga ini adalah bagian dari siasat musuh. Hayam, bawa beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."Mendengar perintah itu, Hayam sempat tertegun sejenak, lalu mengangguk dan segera melangkah keluar.Setelah Hayam pergi, beberapa orang di sekitar yang menyaksikan hal itu pun ikut terdiam sejenak. Dari sudut pandang mereka, sulit untuk memahami maksud Wira.Melihat ekspresi penuh kebingungan di wajah mereka, Wira tersenyum tipis sebelum perlahan berujar, "Hehe, kalau dilihat sekilas, situasi ini tampaknya menguntungkan bagi kita. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu dulu. Aku curiga ini adalah bagian dari strategi musuh."Mendengar kata-kata itu, semua orang tetap tidak bisa memahami apa sebenarnya rencana pasukan musuh. Melihat mereka yang masih tampak ragu, Wira kembali tersenyum dan meneruskan, "Ya sudah, akan aku beri tahu sedikit. Sebenarnya, pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3205

    Jelas semua orang sudah mengetahui rencana Wira sejak awal, tetapi mereka semua juga merasa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah kali ini. Selain itu, mereka juga menganggap situasi kali ini cukup rumit untuk ditangani.Adjie yang berdiri di samping berkata, "Kalau Tuan ingin merebut Gunung Linang, kita harus menguasai Pulau Hulu dulu. Setelah berhasil, semuanya akan menjadi lebih mudah."Semua orang menganggukkan kepala karena setuju dengan perkataan itu.Saat semua orang sedang ragu, Arhan tersenyum dan berkata, "Tapi, pasukan musuh nggak akan membiarkan kita merebut Pulau Hulu dengan begitu mudah. Kalau tebakanku nggak salah, mungkin mereka sudah menyiapkan penyergapan di luar sana."Mendengar perkataan Arhan, Wira tersenyum karena dia juga berpikir begitu. Jika memang begitu, mereka harus menyusun rencana mereka dengan lebih matang.Saat semua sedang berdiskusi, Adjie tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita masih belum tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah ini, benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status