Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1121 - Chapter 1130

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1121 - Chapter 1130

3036 Chapters

Bab 1121

Penjagaan di Dusun Darmadi sangat ketat, mustahil baginya untuk menyelinap ke sana. Berma tidak punya pilihan selain meninggalkan tempat itu."Wira benar-benar merepotkan! Tapi nggak apa-apa, kita ganti target saja kalau nggak bisa membunuhnya!" ujar Prabu. Berma juga mengangguk menyetujuinya. "Silakan beri perintah Anda, Tuan Muda."Setelah berpikir sejenak, Prabu berkata, "Cari cara untuk membunuh Ratu Kerajaan Nuala!"Berma meninggalkan ruang kerja itu tanpa ragu-ragu. Dalam kegelapan malam, dia meninggalkan Kerajaan Ahola untuk menyelinap ke Kerajaan Nuala. Saat ini, Jihan masih terlihat sangat marah atas tindakan Keluarga Barus dan Juwanto yang mendirikan negara sendiri.Hanya saja, Jihan juga tahu bahwa dia tidak bisa berbuat banyak mengenai hal ini. Meski terjadi kekacauan di Kerajaan Nuala, kondisi saat ini masih dalam kendalinya. Dalam waktu setengah tahun ini, Jihan tidak pernah tidur tenang dan hidupnya selalu gusar.Melihat kondisi Jihan yang tampak gelisah di ruang kerja,
Read more

Bab 1122

Dalam kamarnya, Jihan terus bergolek-golek tanpa bisa terlelap sama sekali. Dia duduk di meja sambil minum teh diam-diam. Tatapannya tampak sangat kesepian. Dia hanya seorang wanita lemah yang tidak punya pendukung sama sekali. Jihan hanya bisa menerima semua ini sendirian dalam kegelapan malam.Jihan berjalan ke samping jendela dan duduk di sebuah sudut dengan perasaan yang kalut. Entah berapa lama kemudian, dia pun ketiduran. Waktu terus bergulir, tanpa terasa saat ini sudah tengah malam. Napas Saiqa juga mulai teratur, pertanda dia telah tertidur sepenuhnya. Sementara itu, kedua pelayan yang berjaga di sisinya juga sudah ketiduran sedari tadi.Dalam kegelapan, Berma membuka matanya perlahan-lahan. Melihat semua orang sudah terlelap, dia tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya dengan ringan. Saking pelannya langkah Berma, tak terdengar sedikit pun suaranya.Beberapa saat kemudian, dia telah melewati sisi Saiqa dan yang lainnya, lalu tiba di depan pintu kamar. Dia membuka pintu perla
Read more

Bab 1123

Jihan mendengus dengan tatapan dingin."Ratu, kenapa Anda ... di sini?" tanya Saiqa.Jihan melirik ke arah ranjang sekilas, lalu menghela napas. "Hari ini aku tidak bisa tidur, jadi aku duduk di samping sana dan akhirnya ketiduran. Kalau tadi aku di ranjang, pasti sudah ...." Sebelum Jihan menyelesaikan ucapannya, Saiqa sudah langsung mengerti. Kalau tadi Ratu tidur di ranjang, dia pasti sudah mati terbunuh!"Semua ini karena kelalaianku, aku memang pantas dihukum!" ujar Saiqa sambil berlutut. Namun, Jihan malah buru-buru memapahnya."Semua bentuk penyergapan bisa merenggut nyawaku. Lagi pula, kemampuan bela dirinya tadi sangat hebat. Wajar saja kalau kamu nggak bisa melawannya. Aku juga baik-baik saja, sudahlah, lupakan saja." Meski berkata demikian, Jihan tetap merasa ketakutan."Ratu tenang saja, aku akan memperketat penjagaan. Masalah seperti tadi tidak akan terulang kembali!" Saiqa juga ketakutan mengingatnya. Untungnya Ratu tidak tidur di ranjang tadi. Kalau tidak ... Ratu sudah
Read more

Bab 1124

Kegagalan kali ini tentunya membuat Prabu marah. Namun, dia juga mengerti bahwa membunuh seorang pemimpin negara tidak semudah itu. Oleh karena itu, dia tidak berkomentar apa pun terhadap kegagalan Berma. Apalagi jika rencananya berhasil, tentu saja ini akan menjadi kejutan yang menyenangkan. Namun, jika sampai gagal juga bukan masalah besar. Prabu tidak mungkin menaruh harapan kesuksesan Keluarga Juwanto pada misi pembunuhan kali ini."Tuan Muda, aku gagal menjalankan tugas. Mohon Tuan menghukumku!" seru Berma seraya berlutut.Prabu melambaikan tangannya. "Nggak apa-apa, ini memang misi yang sulit. Kamu bisa kembali saja sudah sangat bagus.""Tapi ...." Berma membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, tapi akhirnya mengurungkan niatnya.Prabu hanya tersenyum, lalu melanjutkan, "Aku keras pada kalian karena kalian sedang belajar, aku khawatir kalian akan gagal. Kegagalan bisa saja membuat kalian kehilangan nyawa. Oleh karena itu, aku nggak memperbolehkan kalian gagal.""Tapi sekarang
Read more

Bab 1125

"Benar, aku ingin kamu mencari tahu siapa saja kaki tangannya. Setidaknya, aku akan membunuh semua yang berada di Kerajaan Ahola. Aku nggak akan membiarkan mata-mata Wira berada di sini. Kalau nggak, rencana kita akan terpengaruh nantinya," ujar Prabu.Setelah mendengarnya, Berma mengangguk dan berjanji, "Tuan tenang saja. Kali ini, aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin!"Prabu mengangguk sambil membalas, "Oke, kuserahkan tugas ini kepadamu." Kemudian, dia segera pergi. Bagaimanapun, Berma adalah orang yang paling dipercayainya.Pada saat yang sama, Ciputra telah kembali ke ibu kota dan menemui Sigra. Dia juga memberi tahu semua yang dikatakan Wira kepadanya.Begitu mendengarnya, Sigra sontak terkejut. Dia berkata, "Wira ini memang genius. Sayangnya, pria ini nggak bisa dimanfaatkan oleh kita. Kalau nggak, kita nggak perlu mengkhawatirkan dunia ini lagi."Ekspresi Sigra tampak menyayangkan hal ini, begitu juga dengan Ciputra. Namun, Ciputra menyahut, "Ayah, kamu benar. Tapi, aku m
Read more

Bab 1126

Kerajaan Beluana tiba-tiba menerapkan kebijakan baru, seolah-olah semua sudah pulih setelah pertempuran besar.Sebenarnya, orang-orang bisa memahami situasi ini. Pembagian ketiga kerajaan ini tidaklah mudah, apalagi sudah berlalu sangat lama. Jika ingin berperang, ketiga kerajaan pasti sudah kacau sekarang.Lagi pula, perang besar baru saja berakhir. Meskipun kekuatan ketiga belah pihak tidak setara, tetap mustahil untuk menyingkirkan lawan dengan mudah. Itu sebabnya, situasi ini sangat wajar."Kak Wira, Keluarga Barus telah menerapkan kebijakan yang kamu usulkan! Kini, Kerajaan Beluana sudah bersatu!" ujar Biantara.Belakangan ini, Biantara juga tidak begitu sibuk lagi karena sudah punya jaringan mata-mata. Setiap orang akan berjaga di pos masing-masing dan memantau pergerakan. Identitas mereka juga bisa dirahasiakan dengan baik sehingga tidak akan sesulit saat jaringan ini baru dibentuk."Keluarga Barus sangat hebat, setidaknya jika dibandingkan dengan Keluarga Juwanto dan Kerajaan N
Read more

Bab 1127

Kemudian, Berma melangkah ke luar dan diikuti oleh para pria itu. Tidak berselang lama, suara pertarungan pun terdengar!Yasir yang sedang tidur tiba-tiba mendengar keributan di luar. Ekspresinya sontak berubah. Dia buru-buru bangkit, lalu pergi ke samping jendela dan membukanya sedikit untuk mengintip."Seharusnya berasal dari gang, tapi siapa yang bertarung?" gumam Yasir sambil mengernyit. Dia ingin melihat, tetapi tidak boleh bertindak sembrono. Bagaimanapun, identitasnya sebagai anggota jaringan mata-mata tidak boleh terbongkar!Begitu terbongkar, jaringan mata-mata akan hancur dibuatnya. Jadi, Yasir hanya bisa terus mengamati dari dalam.Saat ini, sebuah sosok tiba-tiba menyerbu masuk ke halaman dan bersembunyi di sebuah pojok. Saat berikutnya, terlihat banyak orang yang melewati kediaman Yasir."Pembunuhan?" gumam Yasir yang masih mengernyit tanpa bertindak gegabah. Waktu terus berlalu. Dalam sekejap, setengah jam sudah berlalu.Orang ini benar-benar tenang,' batin Yasir sambil t
Read more

Bab 1128

Berma tahu Yasir hanya sedang berakting, jadi memutuskan untuk mengikuti permainan ini. Dia berucap, "Aku terluka parah. Kalau kamu nggak ingin mati, turuti perkataanku. Jangan laporkan pada pihak berwajib ataupun memberi tahu siapa pun!"Selesai berbicara, Berma menendang Yasir dan duduk di atas ranjang. Dia mendengus dan berteriak, "Cepat siapkan obat untukku!"Yasir mengejapkan matanya. Kalau bukan karena penasaran dengan identitas wanita ini, Yasir pasti sudah membunuhnya sejak awal.Namun, lantaran melihat Berma berparas cantik, Yasir memilih untuk menuruti perkataannya. Dia segera mengambilkan kain kasa dan obat untuknya.Berma menatap Yasir sembari memerintahkan, "Balut lukaku! Kalau berani macam-macam, aku akan langsung membunuhmu!"Berma berbalik, lalu perlahan-lahan melepaskan bajunya. Dalam sekejap, punggung yang putih dan bersih terpampang jelas di hadapan Yasir. Hanya saja, terlihat bekas luka yang mengerikan dan dalam di sana.Faktanya, kalau Berma tidak menahan serangan
Read more

Bab 1129

Berma menimpali, "Pilihanmu hanya ada 2 sekarang. Turuti perkataanku atau mati!"Berma menatap Yasir lekat-lekat, membuatnya tidak berdaya untuk sekarang. Jujur saja, Yasir sudah tidak sabar untuk membunuh wanita pengganggu ini. Akan tetapi, begitu teringat pada Berma yang terluka parah, dia memilih untuk bersabar."Ya, ya ... kamu boleh saja tinggal di sini. Tapi, setidaknya kamu harus memberitahuku tujuanmu. Aku nggak tahu kamu ini penjahat atau bukan! Kalau nggak, mana mungkin aku berani menampungmu!" seru Yasir segera.Berma mendengus dingin, lalu meletakkan pedang di samping leher Yasir dan mengancam, "Jangan banyak tanya. Aku hanya bisa memberitahumu aku sedang diincar musuh. Kalau banyak omong lagi, aku akan langsung membunuhmu!"Tatapan Berma tampak sangat dingin. Yasir hanya bisa berakting ketakutan sembari mengangguk dan berkata, "Ya, ya, aku sudah mengerti."Meskipun begitu, Yasir tetap penasaran, siapa musuh wanita ini? Tempat ini adalah ibu kota Kerajaan Beluana, apa mungk
Read more

Bab 1130

Hari ini, Ciputra dan Farrel lagi-lagi mengunjungi Dusun Darmadi. Ketika datang, Ciputra tidak akan membawa apa pun karena tidak ada satu pun barang mereka yang bisa menarik perhatian Wira.Namun, Ciputra justru selalu membawa barang pulang, dari camilan sampai barang yang terbuat dari kristal.Putra Mahkota Kerajaan Nuala dan Wira pun terlihat begitu dekat layaknya saudara kandung. Ciputra berkata, "Wira, gelas kristal yang kamu kasih waktu itu benar-benar bagus! Kasih aku satu lagi dong!"Ketika mendengar perkataan kakaknya yang tidak tahu malu ini, Farrel sungguh kehabisan kata-kata. Dia menegur, "Kak, kamu terus meminta barang dari Wira. Kalau terus seperti ini, takutnya Wira akan jatuh miskin dibuatmu!"Ciputra segera menimpali, "Hais, kamu ini berada di pihak siapa? Kamu adikku, tapi malah membela orang lain. Wira saja nggak bilang apa-apa. Kamu bukan istrinya, kenapa malah ikut campur? Huh!"Ucapan ini seketika membuat wajah Farrel memerah. Wira yang mendengarnya pun merasa sung
Read more
PREV
1
...
111112113114115
...
304
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status