Kerajaan Beluana tiba-tiba menerapkan kebijakan baru, seolah-olah semua sudah pulih setelah pertempuran besar.Sebenarnya, orang-orang bisa memahami situasi ini. Pembagian ketiga kerajaan ini tidaklah mudah, apalagi sudah berlalu sangat lama. Jika ingin berperang, ketiga kerajaan pasti sudah kacau sekarang.Lagi pula, perang besar baru saja berakhir. Meskipun kekuatan ketiga belah pihak tidak setara, tetap mustahil untuk menyingkirkan lawan dengan mudah. Itu sebabnya, situasi ini sangat wajar."Kak Wira, Keluarga Barus telah menerapkan kebijakan yang kamu usulkan! Kini, Kerajaan Beluana sudah bersatu!" ujar Biantara.Belakangan ini, Biantara juga tidak begitu sibuk lagi karena sudah punya jaringan mata-mata. Setiap orang akan berjaga di pos masing-masing dan memantau pergerakan. Identitas mereka juga bisa dirahasiakan dengan baik sehingga tidak akan sesulit saat jaringan ini baru dibentuk."Keluarga Barus sangat hebat, setidaknya jika dibandingkan dengan Keluarga Juwanto dan Kerajaan N
Kemudian, Berma melangkah ke luar dan diikuti oleh para pria itu. Tidak berselang lama, suara pertarungan pun terdengar!Yasir yang sedang tidur tiba-tiba mendengar keributan di luar. Ekspresinya sontak berubah. Dia buru-buru bangkit, lalu pergi ke samping jendela dan membukanya sedikit untuk mengintip."Seharusnya berasal dari gang, tapi siapa yang bertarung?" gumam Yasir sambil mengernyit. Dia ingin melihat, tetapi tidak boleh bertindak sembrono. Bagaimanapun, identitasnya sebagai anggota jaringan mata-mata tidak boleh terbongkar!Begitu terbongkar, jaringan mata-mata akan hancur dibuatnya. Jadi, Yasir hanya bisa terus mengamati dari dalam.Saat ini, sebuah sosok tiba-tiba menyerbu masuk ke halaman dan bersembunyi di sebuah pojok. Saat berikutnya, terlihat banyak orang yang melewati kediaman Yasir."Pembunuhan?" gumam Yasir yang masih mengernyit tanpa bertindak gegabah. Waktu terus berlalu. Dalam sekejap, setengah jam sudah berlalu.Orang ini benar-benar tenang,' batin Yasir sambil t
Berma tahu Yasir hanya sedang berakting, jadi memutuskan untuk mengikuti permainan ini. Dia berucap, "Aku terluka parah. Kalau kamu nggak ingin mati, turuti perkataanku. Jangan laporkan pada pihak berwajib ataupun memberi tahu siapa pun!"Selesai berbicara, Berma menendang Yasir dan duduk di atas ranjang. Dia mendengus dan berteriak, "Cepat siapkan obat untukku!"Yasir mengejapkan matanya. Kalau bukan karena penasaran dengan identitas wanita ini, Yasir pasti sudah membunuhnya sejak awal.Namun, lantaran melihat Berma berparas cantik, Yasir memilih untuk menuruti perkataannya. Dia segera mengambilkan kain kasa dan obat untuknya.Berma menatap Yasir sembari memerintahkan, "Balut lukaku! Kalau berani macam-macam, aku akan langsung membunuhmu!"Berma berbalik, lalu perlahan-lahan melepaskan bajunya. Dalam sekejap, punggung yang putih dan bersih terpampang jelas di hadapan Yasir. Hanya saja, terlihat bekas luka yang mengerikan dan dalam di sana.Faktanya, kalau Berma tidak menahan serangan
Berma menimpali, "Pilihanmu hanya ada 2 sekarang. Turuti perkataanku atau mati!"Berma menatap Yasir lekat-lekat, membuatnya tidak berdaya untuk sekarang. Jujur saja, Yasir sudah tidak sabar untuk membunuh wanita pengganggu ini. Akan tetapi, begitu teringat pada Berma yang terluka parah, dia memilih untuk bersabar."Ya, ya ... kamu boleh saja tinggal di sini. Tapi, setidaknya kamu harus memberitahuku tujuanmu. Aku nggak tahu kamu ini penjahat atau bukan! Kalau nggak, mana mungkin aku berani menampungmu!" seru Yasir segera.Berma mendengus dingin, lalu meletakkan pedang di samping leher Yasir dan mengancam, "Jangan banyak tanya. Aku hanya bisa memberitahumu aku sedang diincar musuh. Kalau banyak omong lagi, aku akan langsung membunuhmu!"Tatapan Berma tampak sangat dingin. Yasir hanya bisa berakting ketakutan sembari mengangguk dan berkata, "Ya, ya, aku sudah mengerti."Meskipun begitu, Yasir tetap penasaran, siapa musuh wanita ini? Tempat ini adalah ibu kota Kerajaan Beluana, apa mungk
Hari ini, Ciputra dan Farrel lagi-lagi mengunjungi Dusun Darmadi. Ketika datang, Ciputra tidak akan membawa apa pun karena tidak ada satu pun barang mereka yang bisa menarik perhatian Wira.Namun, Ciputra justru selalu membawa barang pulang, dari camilan sampai barang yang terbuat dari kristal.Putra Mahkota Kerajaan Nuala dan Wira pun terlihat begitu dekat layaknya saudara kandung. Ciputra berkata, "Wira, gelas kristal yang kamu kasih waktu itu benar-benar bagus! Kasih aku satu lagi dong!"Ketika mendengar perkataan kakaknya yang tidak tahu malu ini, Farrel sungguh kehabisan kata-kata. Dia menegur, "Kak, kamu terus meminta barang dari Wira. Kalau terus seperti ini, takutnya Wira akan jatuh miskin dibuatmu!"Ciputra segera menimpali, "Hais, kamu ini berada di pihak siapa? Kamu adikku, tapi malah membela orang lain. Wira saja nggak bilang apa-apa. Kamu bukan istrinya, kenapa malah ikut campur? Huh!"Ucapan ini seketika membuat wajah Farrel memerah. Wira yang mendengarnya pun merasa sung
Dewina dan Dian sama-sama tersenyum. Kemudian, salah satunya menjawab, "Kami nggak berhak ikut campur dalam masalah ini, kalian saja yang buat keputusan."Wira segera berkata, "Kenapa begitu? Suami kalian akan menikahi wanita lain, masa kalian diam saja? Kalian nggak menentang?"Kedua wanita itu pun tertegun sesaat sebelum mengangguk dan membalas, "Yang penting dia wanita baik-baik."Wira sungguh tidak bisa berkata-kata. Kalau di masanya, suami istri pasti sudah bertengkar, bahkan memilih untuk bercerai."Pokoknya, aku nggak ingin menikahi Farrel. Aku sangat berterima kasih padanya. Dia sangat baik hati. Tapi, kalau berhubungan dengan keluarga kerajaan, kehidupan kita nggak akan sesantai sekarang ini.""Aku tahu niat Keluarga Barus, juga tahu kebaikan dan kekaguman Farrel terhadapku. Tapi, aku hanya bisa mengecewakannya kali ini," jelas Wira. Dia melakukan semua ini bukan hanya demi dirinya, tetapi juga demi Dusun Darmadi dan ketiga istrinya.Begitu melibatkan diri dengan keluarga kera
Berma yang mendengarnya seketika tersenyum. Dia tahu bahwa dirinya telah berhasil membuat Yasir jatuh cinta padanya. Bagus! Perjuangannya selama ini tidak sia-sia!Berma menatap Yasir dengan lembut, lalu menyahut, "Aku yakin bisa berhasil kali ini. Kalau berhasil, aku ingin terus tinggal di sini bersamamu. Apa boleh?"Tebersit binar bahagia pada tatapan Berma. Dia tampak seperti wanita yang jatuh cinta, bahkan agak tersipu.Yasir pun menatapnya dengan tidak rela. Sebelumnya, Berma juga pernah pergi begitu lama, sampai-sampai membuatnya cemas. Sekarang, wanita ini ingin pergi lagi. Jujur saja, Yasir tidak rela!"Sebenarnya, seberapa besar dendammu ini? Apa sudah boleh memberitahuku sekarang?" tanya Yasir dengan buru-buru.Mendengar ini, Berma ingin mengatakan yang sebenarnya, tetapi sekarang belum saatnya. Dia pun menimpali, "Kalau aku berhasil, anggap saja masalah ini sudah berlalu. Kalau nggak, anggap saja aku nggak pernah datang. Jangan tanya lagi, kamu nggak akan sanggup mengusik me
Tentunya, Berma tidak memiliki pilihan lain. Dia sudah bersumpah akan setia terhadap Prabu, jadi tetap harus melakukannya.Yasir telah menunggu semalaman, tetapi tidak ada kabar apa pun. Kini, dia merasa sangat menderita. Lantaran tidak tidur, matanya menjadi sangat merah. Dia benar-benar berharap Berma akan pulang, lalu memanggilnya kakak seperti biasa."Mungkin ... dia akan pulang besok," gumam Yasir setelah menarik napas dalam-dalam. Perasaannya sungguh gelisah, sementara tatapannya penuh penantian.Namun, Berma masih tidak pulang pada hari kedua dan ketiga. Yasir merasa sangat putus asa. Selama beberapa hari ini, dia sama sekali tidak punya nafsu makan karena terus menunggu wanita itu.Hari keempat, kelima, dan keenam telah berlalu, tetapi Berma masih belum pulang. Kala ini, Yasir pun benar-benar panik. Dia merasa sesuatu telah terjadi pada Berma, dia tidak pernah sepanik ini!Pada hari ketujuh, Yasir akhirnya melihat sebuah sosok yang familier pada dini hari. Sosok itu adalah seor
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m