Home / Romansa / Ku Pinang Kau Dengan Syahadat / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Ku Pinang Kau Dengan Syahadat: Chapter 1 - Chapter 10

34 Chapters

KPKDS-1

Pesawat Garuda Indonesia tujuan Tokyo - Jakarta mendarat di bandara Soekarno-Hatta tepat pada pukul 20:00 malam wib. Nampak seorang pemuda berusia 25 tahun keluar dari gateway dengan setelan serba hitam berjalan beriringan dengan seorang gadis berkulit putih dengan setelan yang sama, berbarengan dengan penumpang lainnya.Dia mencari ke seluruh penjuru arah. Kedua matanya berbinar, senyumnya langsung merekah ketika melihat seorang wanita berjilbab tengah memegang papan bertuliskan namanya. Pemuda itu lantas berjalan ke arah wanita yang ternyata bersama keluarganya. "Assalamualaikum, Abi, Ummi, semuanya," sapa Juun sumringah. "Waalaikum salam, Juun," sahut semuanya serempak. Pemuda itu pun langsung mencium punggung tangan sang ayah dan ibunya bergantian. Kemudian tangan paman serta bibinya. Tak lupa sang adik mencium punggung tangan Juun. Sedangkan untuk satu gadis yang memegang papan bertuliskan namanya yaitu putri dari paman sendiri, dirinya hanya menangkupkan tangan di dada, yang d
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-2

Juun pun nampak kebingungan menjawab pertanyaan Ummi. "Jawab pertanyaan Ummi, anak sholeh?!" tanya Ummi Fatimah sekali lagi. Beliau duduk di kursi sembari menatap ke arah Juun yang masih terdiam. Entah bingung menjawab pertanyaan sang Ummi ataukah malu untuk menjawabnya. "Anak sholehnya Ummi?" panggil Ummi Fatimah saat melihat Juun hanya diam membisu sembari tetap menundukkan kepalanya. "Ya, Ummi," sahut Juun pelan sembari mengangkat sedikit kepalanya, lalu melirik ke arah Ummi Fatimah dengan gugup. "Apa kamu mencintainya?" tanya Ummi sembari menatap lembut ke arah sang putra yang sontak terkejut. Nampak semburat merah menghiasi wajahnya. Tanpa perlu bertanya kembali, Ummi Fatimah yakin, jika sang putra sudah menemukan pelabuhan terakhirnya. Hal itu membuat Ummi Fatimah sontak tersenyum penuh keibuan. Wanita paruh baya itupun menepuk kursi kosong di sampingnya agar sang putra duduk di sana, yang langsung dituruti oleh sang putra. "Sholehnya Ummi ternyata sudah besar, ya?" ucap Um
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-3

Juun membelalakkan matanya, terkejut jika sang ibu mempertanyakan hal seperti itu padanya. Namun dengan cepat dia memahami situasi yang terjadi. Dirinya paham, jika ini adalah ketakutan sang ibu yang tidak ingin putranya jatuh ke lubang dosa. Apalagi dirinya jauh dari pengawasan orang tua. "Bismillah ... insyaAllah, tidak, Ummi!" sahut Juun dengan tegas. "Alhamdulillah ....'' ucap ummi Fatimah, merasa lega setelah mendengar ucapan sang putra. Ummi Fatimah kemudian memberikan nasihat, meskipun Juun jauh dari kedua orang tua, dan bahkan orang tuanya tidak bisa mengawasi selama 24 jam, Ummi berpersan untuk tetap menjaga diri. Sejatinya, ada Allah SWT yang menjadi Penjaga Terbaik, Penjaga sebenar-benarnya dan tidak ada satu pun manusia yang luput dari pengawasannya. “Jadi, Ummi mohon, jaga kepercayaan Abi dan Ummi? Jaga Marwah kamu sebagai seorang Ikhwan sejati dan jaga tingkah lakumu sebagai umat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Ingat pesan Ummi ya, Anak Sholeh?" lanjutnya kembali
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-4

“Bolehkah?” Nampak sekali Nami takut mengganggu kegiatan beribadah keluarga Juun, jika dia bersikeras untuk ikut. Aisyah yang mendengarnya sontak berbalik menghadap sang Ummi, kemudian bertanya dengan nada yang sangat ceria. "Ummi, Oni-chan mau ikut belajar shalat. Boleh tidak?" Ummi Fatimah tersenyum lembut ke arah keduanya. "Ma syaa Allah ... tentu saja boleh." Beliau pun melanjutkan, "Sekarang bantu, Oni-chan berwudhu dan bersiap-siap. Ummi, Abi dan yang lain akan shalat sunnah dua rakaat dulu, baru kalian menyusul ya?" Nampak Nami maupun Aisyah tersenyum bahagia mendapatkan respon positif dari sang ibu. Begitupun dengan Juun yang nampak ikut bahagia mendengarnya. Hanya Namira serta orang tuanya—paman dan bibi Juun—yang nampak kesal.Namun, mereka tidak berani berkata apa-apa, karena mau bagaimana pun, mereka bekerja di bawah naungan Abi Rahmat dalam bidang konveksi. Abi dan Ummi memang memiliki usaha konveksi pakaian syar'i serta alat shalat dan perlengkapan haji yang terkenal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-5

Selepas Namira pergi, Nami pun mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Dia berusaha menghubungi Devina, tetapi ternyata yang mengangkat justru bocah berusia 7 tahun yang memiliki wajah begitu tampan. "Moshi-moshi!" sapa Danryuu dari seberang dengan suara imutnya. Nami terkekeh geli melihat Danryuu dan wajahnya yang lucu. “Moshi-moshi!" sahut Nami balik, tersenyum manis. "Mama Ryu di mana?" tanya Nami kembali. "Sebentar aku panggil, Nami-chan!" Nampak layar handphone bergoyang ke sana kemari, seiring langkah si bocah yang berlari mencari ibunya. "Mama ... Nami-chan nyari Mama!” Suara menggema Danryuu terdengar melalui sambungan telepon Nami, membuat wanita itu terkekeh geli. "Danryuu ... sudah Mama bilang, jangan panggil Nami-chan? Dia seusia Mama, Sayang. Panggil bibi, ya?" Suara Devina yang gemas menyahuti anaknya terdengar frustrasi mengingatkan sang anak untuk memanggil Nami dengan sebutan Bibi. Kekehan Nami semakin tak terhenti. Apalagi saat mengingat bocah tampan itu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-6

Wajah Abi Rahmat tampak memerah, menahan geram akan ulah putra kesayangannya, yang sudah berani melanggar perintah agama.Apalagi dirinya dan sang istri, sudah sangat memberikan penjelasan sedetail mungkin tentang hukum halal dan haram kepada putra putrinya. Bahkan Juun sempat bersekolah di pondok pesantren selama 4 tahun lamanya, jenjang Diniyah dan Tsanawiyah. Saat Aliyah saja dirinya bersekolah di luar negeri, yakni Tokyo - Jepang karena mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar dari bupati setempat."Tolong jelaskan pada Abi, apa maksud dari perbuatan kalian barusan?" Tanya Abi Rahmat, memulai pembicaraan, menatap tajam kearah Juun, yang menundukkan kepalanya, malu kepada keluarganya karena dirinya telah mencoreng nama baik keluarga. Meskipun tidak sampai berbuat yang tidak-tidak, namun tetap saja, berhasil membuat malu dirinya sekeluarga yang di kenal taat dalam agama."Maaf, Abi," ucap Juun lirih, menyesali perbuatannya yang mudah terbawa suasana."Kenapa kamu melakukannya?" Tanya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-7

POV JuunAku tidak menyangka hal ini akan terjadi.Gadis yang ku cintai, terpaksa pergi meninggalkan ku.Semua ini karena kesalahanku yang suka terbawa suasana, jika sudah bersamanya.Gadis supel nan periang, yang selalu mewarnai hari-hari ku selama 7 tahun ini, akhirnya terpaksa kembali ke negaranya dengan sejuta luka dan tangis, akan ketidakberdayaan ku. Pemuda culun nan bodoh.Meskipun awalnya, aku tidak memiliki rasa sedikitpun dengannya, namun melihat keceriaan dan kebaikan yang selalu dia tawarkan, di kala gundah ku, akhirnya membuatku mencintainya, meskipun aku tau, jika untuk bersamanya, akan banyak rintangan yang menghadang.Apalagi, aku tau, jika kedua orang tua ku, tidak mungkin memberikan restu, jika keadaan kami masih senantiasa berbeda seperti ini."Ian!" Panggil Ummi sembari menyentuh pundak ku. Membuatku tersentak dari lamunan."Iya, Ummi," sahutku lembut, seraya tersenyum pada beliau. Karena mau bagaimana marahnya aku, tetap aku tidak mampu menyakiti surgaku ini. Karen
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-8

POV JuunBaru satu hari Nami pulang ke negaranya, aku sudah merasa seperti satu tahun lamanya.Kangen...Aku rindu padanya.Membuatku jadi teringat obrolan dengan sahabatku Ryu di waktu dulu. Saat dirinya ditinggalkan oleh Devina pergi begitu saja, tanpa jawaban, setelah dirinya melamar.Yang tentu saja sempat ku ledek, ketika melihat wajah frustasi dari sahabatku kala itu. Padahal dia sempat berkata, jika Devina sebelum kepergiannya waktu itu, sempat berkata jujur, jika dirinya juga mencintai sahabatku itu.Flashback on"Hei, kamu baik-baik saja?" Tanyaku pada Ryu yang ku lihat asyik meneguk minuman beralko**l di club, tanpa merespon ucapanku sedikit pun, bahkan dirinya juga tidak merespon saat ada seorang wanita berpakaian sek** menggodanya."Pergi kamu, dasar jal***! Aku benci wanita jal***!" Makinya kesal, mendorong tubuh wanita itu yang duduk di atas pangkuannya.Alunan musik terdengar begitu memekakkan telinga. Membuat telingaku menjadi pengang, apalagi saat melihat di sekitar, o
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-9

Setelah selesai membantu Ummi dan Aisyah yang berkemas, karena sebentar lagi mau pulang ke pesantren, aku pun bergegas menemui Namira, karena penasaran ingin tahu apa yang mau dia bicarakan. "Adek mau ngomong apa?" Tanyaku pada Namira, yang duduk di kursi. Membuat gadis itu menoleh ke arahku sebentar, kemudian menundukkan wajahnya kembali."Hmmm ... Itu bang, Mira mau nanya? Tapi Abang jangan marah ya?" Ucap Namira malu-malu. Bahkan dirinya menggoyangkan bahunya, membuat keningku berkerut heran. Tetapi enggan bertanya."Tanya saja?!" Sahutku cepat-cepat ingin menghentikan diskusi ini."Hmmm ... Mira ingin tahu, temen Abang yang di bawa itu siapa?" Tanyanya, sedikit menatapku kemudian menundukkan wajahnya kembali."Ya, temanku. Kenapa?" Tanyaku bingung, tidak mengerti arah pembicaraan."Iya ... Aku tau! Maksudnya itu, temen dalam arti apa bang? Orang spesial kah dia? Gitu???" Sahutnya dengan bibir mengerucut. Namun tidak terlihat dari balik niqab yang gadis itu kenakan. Merasa sedikit k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KPKDS-10

Bandar Udara Narita, pukul 08.00 waktu setempat.Dengan langkah gontai, Nami berjalan dari arah gerbang arrived, menuju ke lobi, dimana terlihat sang sahabat bersama putranya Danryuu, datang menjemput.Setelah sebelumnya, Nami menghubungi Devina, guna menjemputnya. nampak pula di belakangnya, Reiko serta Wisnu beserta putra mereka, Inoue yang kini berusia 5 tahun."Vina-chan!" sapa Nami dengan gurat sendu. yang di balas Devina dengan merentangkan tangannya. Nami pun bergegas masuk kedalam pelukan sang sahabat, yang kini menangis tersedu-sedu."Sudah! Tidak apa-apa. Kamu kuat!" ucap Devina, menenangkan."Nami-chan kenapa menangis?" celetuk Danryuu, menarik ujung jaket yang Nami kenakan.Sontak Nami dan Devina saling melepaskan pelukan mereka. sembari mengusap air mata, Nami sedikit membungkukkan badannya, menatap kearah Danryuu, yang mengulurkan tangannya, meminta di genggam.Nami menurut, menggenggam tangan Danryuu, sembari mengulas senyum tipis."Jangan nangis, Nami-chan! jika kamu be
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status