Semua Bab Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia: Bab 91 - Bab 100

102 Bab

Pernyataan Seorang Bramanta

Sesuai dengan rencana, hari ini Kiai Rozak dan kedua anaknya serta Ayash pulang ke pesantren. Mereka berkemas dari sejak selesai mengerjakan solat subuh. Salwa merasa bahagia bercampur haru, karena pada akhirnya mereka bisa kembali ke pesantren. Dia ingat bagaimana perjuangannya ketika malam itu berusaha pergi dari pesantren. Hingga dia dipertemukan dengan seorang pemuda yang pada akhirnya bisa menghadirkan getaran aneh di hatinya.Ternyata kepergiannya malam itu justru menghantarkan pada jodohnya. Semoga. Salwa melirik Elvis yang tengah mengemudi. Pemuda itu nampak tidak bebas melirik Salwa yang duduk di jok belakang bersama Rofiq dan Ayash. Karena kiai Rozak duduk di samping pria itu.Sementara Rofiq yang duduk di sebelah Salwa menyadari kalau adiknya itu tengah diam-diam melirik calon suaminya."Jangan dilihatin terus, sebentar lagi juga kalian halal, kamu akan bebas memandangnya bahkan lebih dari itu," bisik Rofiq pada adiknya. Sontak membuat gadis itu tersipu.Ayash yang secara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Halal

Elvis mengalihkan pandangan ke arah lain, meski Bramanta terlihat serius, tapi Elvis tidak bisa percaya begitu saja pada Papinya itu. Karena selama ini keduanya memang tidak akur dan Elvis merasa ada jarak diantara mereka."Apakah aku harus percaya?" "Terserah. Papi tidak akan memaksamu, El. Asal kamu tahu, Papi tidak ingin kehilangan momen bahagia ini." Bramanta bangkit dari duduknya lalu menghampiri Elvis dan menepuk pundaknya. Setelah itu dia pergi dari hadapan mereka.Sepeninggal Bramanta, Elvis menghela nafas panjang. Sangat sulit untuk mempercayai Bramanta kalau mengingat sikapnya ke belakang. Bagaimana bisa orang yang terang-terangan mengibarkan bendera perang lalu tiba-tiba datang berdamai. Meski pun pada kenyataannya dia adalah Papinya sendiri."Apa dia bisa dipercaya, Mam?"Tidak langsung menjawab, Mami tersenyum seakan mengerti apa yang dipikirkan anaknya."Mami kira dia serius.""Aku hanya tidak ingin dia mengacaukan momen yang sangat penting dalam hidupku.""Mami tahu k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Bulan Madu

*Elvis bernafas lega setelah akad selesai diucapkan. Ada beberapa hal yang membuat dia terus-terusan menyungging senyum tipis. Yang pertama tentu saja karena dia sudah sah menjadi suami gadis yang masih malu-malu di sampingnya. Kedatangan Bramanta yang sempat dikhawatirkan akan mengacaukan pernikahannya juga ternyata tidak benar. Papinya datang dengan niat tulus ingin menyaksikan langsung momen yang sangat penting untuk anaknya. Apalagi ketika tadi dia mengatakan bahwa dia merestuinya.Selanjutnya kiai Rozak memberikan wejangan untuk anak dan menantunya. Bagaimana seharusnya pernikahan itu dijalankan sesuai dengan syariat. Selama Kiai memberikan nasehat, diam-diam Elvis melirik istrinya. Dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya. Ia ingin puas menatap wajah istrinya itu. Sebab sekarang tidak ada alasan Salwa untuk melarangnya.Sementara gadis disampingnya itu sadar kalau lelaki halalnya tengah mencuri-curi pandang padanya. Ia pun melirik sekilas dengan malu-malu. Bukannya t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Bahagia

Melihat pemuda yang baru saja menghalalkannya itu kesakitan, Salwa menjadi salah tingkah. Dia ingin mendekat dan mengurangi rasa sakit itu, tapi hatinya ragu. Akhirnya Salwa hanya berdiri dengan gerakan tangan yang tak menentu."Sakali lagi, saya minta maaf, Tuan. Sungguh, saya tidak sengaja." Salwa menangkupkan kedua tangannya.Elvis nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya dia berbicara."Sepertinya sulit untuk dimaafkan.""Saya tidak sengaja. Salah Tuan sendiri main pegang tanpa permisi." Salwa agak meradang mendengar Elvis seakan menghukumnya karena ketidaksengajaan."Baiklah, jadi aku harus meminta izin dulu?""Eum ... nggak juga ... tapi ya .... " Salwa malah bicara gugup.Elvis berjalan mendekati Salwa yang terlihat semakin salah tingkah."Tu-tuan mau apa?" "Aku mau minta izin," ujar Elvis sambil terus mendekat dan perlahan tangannya terulur menyentuh pipi gadis itu. Sementara Salwa semakin dalam menunduk. Ia mau melarang Elvis supaya jangan menyentuh pipinya tapi dia tahu ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Tenggelam dalam Masa Lalu

Melihat Masa LaluBeberapa tahun kemudian ...."Bude Atikah tadi pagi menelepon dan dia mengatakan kalau sedang tidak enak badan," ucap Raudah kepada Ayash yang baru saja pulang mengajar kelas pagi. Beberapa hari setelah mendapatkan surat tagihan dari Hendra wajah Ayash memang terlihat murung, pria itu lebih banyak diam."Oh ya, kebetulan tadi Abi tergesa-gesa masuk kelas jadi tidak sempet mampir ke kediaman Mbak atikah," jawab Ayash.Setelah patah hatinya, ia akhirnya memutuskan kembali ke Pesantren Pamannya dan memulai hidup baru dengan melupakan Salwa. Dia bahkan menikah dengan Raudah yang dulu adalah temannya di Mesir saat sama –sama study di sana. "Setelah ini disempatkan melihat beliau, kami juga belum pergi ke sana karena baru saja selesai membereskan rumah." Yang dimaksud kami oleh Raudah adalah dirinya dan Ghaza. Ghaza adalah putra sambung Ayash yang dibawa Raudah dengan pernikahan sebelumnya. Ayash sendiri sebelum ini juga sempat menikah, akan tetapi istrinya meninggal saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

Peperangan di Rumah Ayash

Kemudian Raudah mengusap wajahnya yang berada dibalik cadar. Ia tidak mau terus larut dalam bayangan Gus Rofiq yang sudah tidak menjadi siapa-siapanya lagi, meskipun darah pria itu mengalir di tubuh anaknya tetapi tidak sepantasnya Raudah terus mengingat dia. Wanita itu berusaha menormalkan irama jantungnya sambil terus beristighfar dan berdzikir dalam hatinya. Raudah berharap Ayash akan segera datang untuk mengalihkan perhatiannya dari Gus Ubed."Apa Bude Atikah tertidur," tanya Ayash begitu sampai di depan orang wanita yang sangat ia sayangi itu.Kedatangan Ayash cukup mengagetkan Raudah, pasalnya ia masih menormalkan ingatannya terhadap pria yang baru saja ia lihat berjalan dari kejauhan."Sepertinya Mbak Atikah memang tertidur," jawab Raudah sambil melirik pada kakak iparnya."Afwan, jika lama menunggu. Di apotek sangat mengantri. Biar ana gendong saja," ucap Ayash sambil menyerahkan obat yang baru saja ia ambil dari apotek pada Raudah lalu meraih tubuh Atikah dan menggendongnya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

Masalah dari Hendra

"Sekali lagi terima kasih Ustadzah. Ayo Ghaza kita masuk." Setelah berterima kasih pada Ustadzah Nara, Ayash mengulurkan tangannya dan meminta Ghaza supaya masuk rumah."Umi di mana?" tanya Ghaza karena tidak melihat Uminya, biasa' ketika dia pulang maka yang pertama menyambutnya adalah Umminya."Umi sedang beres-beres di kamar, tunggu di sini, ya!" Ayash meminta Ghaza untuk duduk di ruang tengah, sementara ia kembali ke kamarnya dan mendapat Raudah sedang bersiap akan mandi."Umi mau mandi duluan,ya," kata Raudah seraya masuk ke kamar mandi. "Ah ya, siapa yang datang?" Wanita itu urung melangkah ke kamar mandi lalu menoleh ke arah suaminya."Ghaza bersama Ustadzah Nara, katanya anak itu bersikeras ingin pulang," jawab Ayash."Sekarang Ghaza-nya di mana?" Raudah menoleh lagi ke arah suaminya."Abi memintanya menunggu di ruang tengah," sahut Ayash enteng.Lalu tanpa sengaja Raudah melirik kancing jas koko Ayash yang tidak pas."Astagfirullah, Abi!" Mata Raudah terbelalak dan tanganny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya

Gus Rofiq

"Bude Atikah itu sedang sakit, kenapa Ghaza bertanya seperti itu?""Karena Bude Atikah memakai selimut, orang yang memakai selimut 'kan orang yang kedinginan." Ghaza yang menjawab dengan mimik lucu."Bude itu sakit demam, orang yang sedang demam itu menggigil dan kedinginan meski suhu tubuhnya terasa panas, jadi Bude harus ke selimut." Raudah mencoba menjelaskan karena sepertinya Ghaza belum mengerti tentang kondisi Bude Atikah."Sekarang Ghaza duduk disini, ya, jangan nakal. Berdoa supaya Bude cepet sembuh," lanjut Raudah meminta supaya Ghaza duduk di ruang tengah sementara dia pergi ke dapur membantu abdi dalam yang sedang membereskan dapur.Sementara Ghaza menurut apa yang diperintahkan oleh Uminya, anak itu mengangguk lalu duduk di sana. Hal inilah yang membuat Raudah selalu bersyukur memiliki anak penurut dan tidak pernah membantah.Itu tak lepas dari didikannya selama ini juga didikan Bude Atikah dan Abi Ayash yang selalu mengajari Ghaza dengan penuh kasih sayang. Lagi, Raudah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya

Jalan Keluar

Melihat pemandangan di hadapannya Ayash memalingkan wajahnya, ia tidak bisa membayangkan jika suatu saat Gaza tahu siapa sebenarnya Gus Rofiq. Bagaimana kalau anak itu berpaling darinya. Ayash tidak ingin kehilangan Ghaza, walau bagaimana anak itu sudah dia urus sejak bayi. Bagaimana ia berusaha membagi waktu antara mengajar dan menjaga bayi itu. Ayash berusaha membagi waktunya untuk menghadirkan sosok Ayah dalam kehidupan Ghaza. Hingga anak itu seakan sudah menjadi bagian dari nafasnya.Ayash tersentak ketika Ghaza kembali ke dalam pangkuannya."Apa ana boleh pergi, Abi?" Ghaza mendongak menatap wajah Ayash"Sebentar lagi, ya, temani Abi di sini," ucap Ayash sambil mengelus kepala anak sambungnya. Ia mengerti bahwa Gus Rofiq tentu masih ingin bertemu dengan anaknya, makanya Ayash berusaha menahan Ghaza supaya tidak cepat pergi.Ghaza sendiri biasanya anteng ketika Gus Rofiq datang menjenguknya. Tapi entah apa yang terjadi, kali ini anak itu meminta izin untuk cepat pergi dari sana.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

Membayar Hutang

"Eum ... ini ada tamu mencari Abi.""Tamu? Tamu siapa?""Dia bilang tidak boleh memberitahu dulu Abi. Pokoknya ini tamu dari jauh.""Oh, ya, baiklah. Abi akan segera pulang. Ini sedang dalam perjalanan." "Iya, Bi. Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Sambungan telepon terputus. Ayash sedikit berpikir siapa tamu yang dimaksud oleh istrinya."Kita langsung pulang ke pesantren saja Ustaz, istri ana barusan menelepon katanya ada tamu yang sedang menunggu ana," ucap Ayash pada Ustaz Yusuf yang kali ini bertugas mengemudikan mobil."Baik Ustaz, awalnya juga kita tidak ada rencana mampir ke mana-mana 'kan" jawab Ustaz Yusuf."Iya juga, sih." Ayash terkekeh. Pikirannya sedikit kalut, pasalnya orang yang baru saja hendak dia temui dan bermaksud menyelesaikan permasalahan yang cukup menyita dan mengganggu pikirannya sedang tidak ada di tempat. Ayash kira saat ini masalah dengan Hendra sudah selesai tapi nyatanya pria itu terlalu sibuk dengan berbagai kegiatannya. Atau jangan-jangan sengaja men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status