All Chapters of Kontrak Sandiwara Istri sang CEO: Chapter 31 - Chapter 40

47 Chapters

Bab 31

Rani berdiri di depan lemari besar berlapis kayu mahoni di kamar mereka. Tangannya dengan cekatan memasukkan perhiasan, uang tunai, dan barang-barang berharga lainnya ke dalam koper kecil. Nafasnya terasa berat, tetapi tekadnya sudah bulat. "Aku tidak mau jatuh miskin bersamamu, Crish," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan kepada dirinya sendiri. "Sudah susah payah aku mendapatkan semua ini, dan aku tak mau bangkrut bersamamu." Matanya menatap pantulan dirinya di cermin. Selama ini, ia terbiasa melihat bayangan seorang wanita yang anggun, berpakaian mahal, dengan segala kemewahan mengelilinginya. Namun kini, semua itu terasa rapuh, seperti ilusi yang bisa hancur kapan saja. Crish selalu menganggap dirinya tak terkalahkan, tapi Rani tidak sebodoh itu. Abraham adalah lawan yang licik dan berbahaya. Jika Crish terus melawan tanpa strategi yang matang, ia akan jatuh. Dan saat itu terjadi, Rani tidak mau ikut terseret dalam kehancurannya. Tangannya sedikit gemetar saat meraih pas
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 32

Crish memasuki kamar dengan langkah berat. Wajahnya kusut, penuh kelelahan dan frustrasi. Hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya—pukulan demi pukulan datang tanpa henti. Investor besar terus menarik dana mereka dari perusahaannya. Kegelisahan di pasar semakin meluas, dan nama baiknya yang selama ini ia bangun dengan susah payah mulai tercoreng. Dan yang paling menyakitkan—kerugian besar yang baru saja ia alami dari kerja samanya dengan perusahaan Marsanda. Crish menghempaskan tubuhnya ke kursi di dekat meja rias Rani. Ia memijit pelipisnya dengan kasar, berusaha meredam amarah dan kepanikan yang mulai mendominasi pikirannya. "Aku ceroboh," gumamnya, matanya menerawang kosong. Ia terlalu gegabah berinvestasi di perusahaan Marsanda, hanya karena melihat Abraham ada di belakangnya. Ia berpikir, jika Abraham mendukung perusahaan itu, maka sudah pasti akan sukses. Tapi kenyataan berkata lain—perusahaan Marsanda ternyata masih terlalu baru, terlalu rapuh, dan kini
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 33 Pembalasan

Lily menatap tajam ke arah Abraham. Tekadnya sudah bulat. Ia tidak akan membiarkan Crish dan Rani mengendalikan permainan. Sudah waktunya ia yang mengambil alih permainan. "Aku ingin menemui Crish dan Rani. Sekarang." Abraham yang duduk di belakang mejanya menaikkan alis. "Untuk apa?" tanyanya, meskipun dari sorot matanya, ia sudah mulai memahami maksud Lily. Lily tersenyum tipis, tetapi senyum itu dipenuhi dengan niat berbahaya. "Untuk memberi kejutan." Abraham mengernyit. "Kejutan?" "Benar," jawab Lily dengan nada penuh keyakinan. "Aku ingin mengungkap identitas asliku pada mereka sebelum mereka mengungkapnya terlebih dahulu dan membuat pengumuman ke media." Ia tahu bagaimana Crish bekerja. Jika pria itu mulai curiga dan panik, ia tidak akan ragu menggunakan media untuk membentuk opini publik. Crish bisa saja menyebarkan kebohongan, memutarbalikkan keadaan, dan membuatnya terlihat seperti dalang jahat di balik kehancuran perusahaannya sendiri. Lily tidak akan membi
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 34

Rani meronta, kukunya mencakar pergelangan tangan Lily, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman maut itu. Namun, Lily tidak bergeming. Matanya tetap dingin, tidak ada keraguan, tidak ada belas kasihan. "Kau takut, Rani?" suara Lily terdengar tenang, tetapi penuh ancaman. Wajah Rani mulai memerah. Napasnya semakin sulit, dan matanya dipenuhi ketakutan. "Aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan." Cengkeraman Lily semakin erat. Rani mulai kehilangan kekuatannya, tangannya melemah, dan tubuhnya mulai bergetar hebat. Namun, sebelum semuanya berakhir, suara berat terdengar dari belakang. "Lily! Hentikan!" Tangan kuat menarik Lily ke belakang, melepaskan cengkeramannya dari leher Rani. Rani terjatuh ke lantai, terbatuk keras sambil memegangi lehernya yang memerah. Lily menoleh, dan matanya bertemu dengan Crish. Pria itu berdiri dengan napas memburu, matanya terbelalak melihat apa yang baru saja terjadi. Lily tersenyum tipis, seolah kedatangan Crish tidak mengubah
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 35

Crish menatap Lily dengan sorot mata penuh kewaspadaan. "Apa tujuanmu, Lily?" suaranya terdengar tajam, tetapi ada sedikit getaran di dalamnya. Lily tidak langsung menjawab. Ia hanya tersenyum, seolah menikmati ketegangan yang menggantung di udara. Crish melanjutkan, "Kenapa kau membongkar identitasmu pada kami? Memangnya kau tidak takut kami akan membocorkannya?" Lily tertawa kecil, lalu mendekat ke arah Crish dan Rani. Tatapannya dingin dan tajam. "Takut?" Ia menatap Crish dalam-dalam, lalu berbisik pelan namun menusuk: "Hanya orang mati yang tak akan bicara." Rani terkejut, wajahnya langsung pucat pasi. "K-Kau… tidak mungkin…" Crish juga menegang, tetapi ia berusaha mempertahankan ketenangannya. "Kau pikir kau bisa menyingkirkan kami begitu saja, Lily?" Lily tersenyum lebih lebar. "Oh, tentu saja tidak sekarang. Aku ingin kalian merasakan bagaimana rasanya kehilangan… sedikit demi sedikit. Sampai kalian sendiri yang memohon untuk mati." Rani mulai gemetar, sem
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 36 Kemarah Crish

Crish menatap Rani dengan sorot penuh kecurigaan. Wajahnya kusut, pikirannya kacau, dan tubuhnya masih menegang setelah kepergian Lily dan Abraham. Ia mengingat koper yang sempat dilihatnya tadi—koper yang Rani siapkan untuk pergi. "Apa yang akan kau lakukan, Rani?" suara Crish terdengar dingin, nyaris berbisik. "Pergi dariku setelah aku hancur?" Rani terdiam, matanya membesar. "C-Crish… bukan begitu," ujarnya tergagap. "Aku hanya… aku takut. Aku tidak mau kehilangan segalanya!" Crish menyeringai sinis. "Kau takut kehilangan segalanya? Bukankah itu yang dulu kau lakukan pada Lily? Kau mengambil semuanya darinya tanpa rasa takut sedikit pun." Rani menelan ludah, tubuhnya bergetar. "Itu… itu berbeda! Aku melakukan itu demi kita! Demi masa depan kita!" Crish tertawa pahit. "Demi kita? Atau demi dirimu sendiri?" Rani menggeleng keras. "Aku tidak akan meninggalkanmu, Crish! Aku hanya ingin memastikan asetku aman. Itu saja!" Crish menatapnya lama, ekspresinya sulit ditebak
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 37

Lily duduk diam di dalam mobil, matanya menatap kosong ke luar jendela. Kota yang gemerlap tampak seperti bayangan masa lalu yang terus berputar di pikirannya. Di sebelahnya, Abraham tetap tenang, kedua tangannya mantap di atas kemudi. Sepanjang perjalanan, tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mereka berdua. Hening. Tak ada pertanyaan, tak ada diskusi. Hanya kesunyian yang menggantung di antara mereka. Lily tidak tahu apa yang harus ia rasakan saat ini. Ia telah mengungkap identitasnya kepada Crish dan Rani, melihat ketakutan di mata mereka, menyaksikan kehancuran yang mulai terjadi. Itu adalah bagian dari rencananya, dan rencana itu berjalan dengan sempurna. Namun, mengapa ada sesuatu yang terasa kosong? Abraham melirik ke arahnya sejenak sebelum kembali fokus pada jalan. Ia mengenal Lily lebih dari siapa pun. Ia tahu perempuan itu sedang berpikir. Setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, akhirnya Abraham membuka suara. "Kau menyesal?" Lily mengerjap
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Ban 38

Lily baru saja hendak berdiri dari sofa ketika kakinya tanpa sengaja tersangkut di ujung karpet. Tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan sebelum ia sempat menyadari apa yang terjadi, gravitasi menariknya ke depan. "Ah—!" Dalam sekejap, dua lengan kuat menangkapnya dengan sigap. Lily terkejut, dan saat ia mengangkat kepalanya, wajah Abraham sudah begitu dekat dengannya. Mata mereka bertemu. Napas Lily tercekat. Ia bisa merasakan kehangatan tubuh Abraham, bisa mendengar detak jantungnya yang tenang, kontras dengan miliknya yang berdetak liar. "Ternyata dia tampan sekali," ujar Lily dalam hati. Abraham tidak langsung melepaskannya. Ia menatap Lily dalam, seolah sedang membaca sesuatu yang tersembunyi di balik mata wanita itu. "Hati-hati," bisik Abraham, suaranya rendah dan penuh perhatian. Lily menelan ludah. Jarak di antara mereka terlalu dekat, terlalu berbahaya. Ia bisa mencium samar aroma maskulin Abraham—campuran dari parfum mahal dan sesuatu yang khas darinya. Sejenak,
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 39 Bayangan Kematian

Crish menunggu di ujung telepon, napasnya berat dan penuh amarah. Suara di seberang terdengar setelah beberapa detik. "Siapa targetnya?" Crish menyeringai, matanya gelap oleh dendam. "Marsanda Evelyn Whitmore. Aku ingin dia lenyap selamanya." Ada keheningan sejenak sebelum suara itu menjawab. "Harga yang kau minta tidak murah, Crish. Apalagi targetmu seseorang yang punya hubungan dengan Abraham." Crish menggeram. "Aku tidak peduli berapa harganya! Aku ingin dia mati!" Suara di seberang tertawa kecil. "Baik. Aku akan mengatur semuanya. Tapi kau tahu konsekuensinya, kan? Jika ini gagal, bukan hanya dia yang akan mati." Crish mengepalkan tangannya. "Lakukan saja pekerjaannya!" Telepon terputus. Crish menyeringai puas. Kali ini, Lily tidak akan bisa lolos seperti sebelumnya. Jika dia pernah kembali dari ambang kematian, maka kali ini dia tidak akan punya kesempatan kedua. Di tempat lain, seseorang telah menerima perintah eksekusi. Dan Lily… tidak menyadari bahwa ajalnya
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 40 Rencana Gila Crish

Crish duduk di kursi ruang kerjanya dengan wajah kusut. Tangannya mencengkeram gelas minuman dengan erat, sementara pikirannya berkecamuk. "Brengsek!" Dengan penuh amarah, ia melempar gelas itu ke dinding, membuat pecahannya berhamburan di lantai. Semua rencananya hancur berantakan. "Aku kehilangan perusahaan, kehilangan investor, dan sekarang bahkan nyawaku pun dalam bahaya!" Serangan terhadap Lily gagal. Itu artinya, Abraham pasti sudah mengetahuinya. Dan jika Abraham sudah turun tangan, maka Crish tahu waktunya semakin menipis. Tok! Tok! Pintu ruangannya diketuk sebelum seseorang masuk dengan ekspresi tegang. "Tuan, ada masalah besar…" Crish menoleh tajam. "Masalah apalagi?!" bentaknya. Orang itu menelan ludah sebelum berkata, "Abraham menggerakkan koneksinya. Semua perusahaan yang masih terikat dengan kita mulai menarik diri. Kita benar-benar dalam bahaya!" Crish merasakan dadanya sesak. Semua orang meninggalkannya. Bahkan Rani, yang selama ini bersamanya,
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status