Semua Bab Alexia & Pangeran Naga Hitam: Bab 21 - Bab 30

59 Bab

Bab20-Husband Secret

Christopher adalah pria petarung dibalik jelmaan seekor naga hitam berukuran besar dengan sisik setebal baja serta mata merah mengancam dan tajam mengerikan. Ia telah dikutuk menjadi makhluk abadi yang kesepian dan tidak akan pernah bisa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang sudah lama berlalu.Jiwanya bersemayam sunyi di dalam raga seekor naga, merindukan segala hal indah yang pernah terjadi dalam hidup, namun dirinya masih saja terbelenggu oleh keegoisan mutlak. Ia merasa tidak pernah bersalah sampai kapanpun, karena berpikir jika takdirlah yang menentukan kehidupan kebahagian kesedihan tiap manusia, semua diluar kendali dan kekuasaannya—menjadi egois bukan keinginannya, namun atas nama keterpaksaan takdir.Kehidupannya tidak pernah merasakan kenyamanan semenjak kutukan itu terjadi, yang mengakibatkan seluruh negeri hancur hingga terbentuk menjadi hutan misterius yang dikelilingi kabut asap berwarna ungu. Orang-orang yang kala itu tidak sempat melarikan diri dari w
Baca selengkapnya

Bab21-I'm Alexia But Ain't Alexia

Sejauh ini karena Chris tidak berniat untuk menyerang atau melukai, Alexia berusaha sebisa mungkin untuk bertahan dalam keterdiaman dengan cara mengikuti apapun keinginan pria itu asalkan tak melewati batas. Satu-satunya cara yang terpikir untuk lepas dari pengawasan pria itu adalah dengan menjadi penurut sampai akhirnua lalai dan menemukan kesempatan untuk pergi. Yah, walaupun mungkin akan memakan waktu lebih lama.Pria itu berubah menjadi lelaki normal pada umumnya dalam beberapa saat terakhir, dia memasak, menceritakan banyak hal tentang kehidupan romantis dengan istrinya, Alexia Qinchester, sebelum terjadi bencana, bahkan tak segan untuk bercanda.Alexia seketika merasa iba, mengingat pria ini sebenarnya rindu dengan kehidupan lama yang telah ditinggalkan. Keberadaannya di sini pun dianggap sebagai penghibur atau pengganti istrinya yang telah lama tiada, walau sudah jelas berbeda— karena setiap orang yang bereinkanasi tidak akan memiliki sifat atau isi hati yang sama kecuali bent
Baca selengkapnya

Bab22-The Dragon Swear

Balkon di lantai teratas kastil itu menyimpan seluruh pemandangan hutan dalam satu kedipan mata. Bahkanterlihat jelas tabir yang memutuskan wilayah ini dengan hutan aneh yang memiliki kabut ungu.Alexia berdiri di tempat itu cukup lama hingga matahari berubah warna menjadi jingga dan mulai terjun ke barat. Ia berkeliling ke seluruh ruangan kastil ini selama beberapa waktu setelah diizinkan oleh pemiliknya, hingga akhirnya menemukan balkon dengan panorama yang luar biasa.Pandangannya terfokus pada hutan yang mengelilingi wilayah perbukitan, pantas saja di sana sangat gelap, sebab seluruh pepohonan memiliki daun yang sangat rimbun, pun ketika dilihat dari atas menyerupai padang rumput tanpa celah.Tidak berselang lama, Chris datang sembari membawa pakaian rajut. Ketika benda itu melingkup, sontak hawanya menjadi lebih hangat—padahal Alex yakin sejak pagi hingga siang hawanya sangat panas, namun ketika menjelang malam, semua terasa dingin."Hawa panas dan dingin itu pengaruh dari suhu t
Baca selengkapnya

Bab23-Back to Settlemen

Chris akhirnya kembali dari luar, setelah beberapa saat ia pergi. Dalam genggamannya terdapat karung kecil yang entah apa isinya.Aroma masakan Alex dari arah dapur sontak membuatnya terpikat. Pria itu mengendus, merasakan hal yang sangat tidak asing."Agar dagingnya terasa lebih baik." Alexia menjelaskan sembari menambahkan rosemary yang tumbuh liar di atas balkon, dan lada hitam dari karung kecil yang tak sengaja di temukan di kabinet dapur sedikit membuat daging panggang terasa lebih baik. Ia menyesap aroma masakannya, sangat harum. Bau enak yang jarang sekali dicium kecuali pada perayaan tertentu yang menyangkut banyak orang. Tentunya karena ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli daging."Aromanya enak tapi aku mungkin tidak akan suka karena sudah terbiasa dengan daging hambar." Chris bukan hanya sekedar terbiasa, namun ia telah hidup sebagai seseorang yang tidak mempedulikan rasa makanan, semua akan terasa hambar ketika sampai di lidahnya. Dahulu, ketika kecil, ia kerap menda
Baca selengkapnya

Bab24-Prize and Prince

Sekian lama ditinggalkan, kondisi rumah tampak semakin buruk, selain karena hampir roboh, kotoran dedaunan yang berserakan di teras dan atap menambah kesan tidak terawat, belum lagi rumput tumbuh semakin tinggi hingga melampaui mata kaki, beserta tumbuhan hama lainnya.Alex tidak tahu apa yang terjadi selama kepergiannya, namun yang jelas terdapat kekacauan.Terlihat salah satu sosok yang dirindukannya berada di halaman depan rumah, tengah menjemur pakaian."Kau selamat? ini sungguhan dirimu 'kan?" Helena terdiam mematung ketika mendapati Alex berlarian menghampirinya. Begitu sampai, yang lebih muda segera menubrukkan tubuhnya, lantas menangis keras."Bukankah aku sudah berjanji waktu itu? aku akan pulang dengan selamat dan membawakan kemenangan, sekarang aku sudah kembali, Helena."Helena balas mengeratkan pelukan, lalu menangis bersama, "Kau luar biasa, Alex, aku bangga padamu.""Di mana ibu?" Alex menjauhkan diri sejenak."Ibu sakit," balas Helena sendu, walau tak diungkapkan pun,
Baca selengkapnya

Bab25-Johanesse Was Die

"Aku tidak mau tahu, gadis kurang ajar itu harus diberi hukuman!" sang Baroness melempar gelas keramik le arah dinding, tak peduli air keruh di dalamnya tercecer kemana-mana, membuat ruang kerja sang Baron tampak kacau karena kotor.Pria itu bersikap lebih tenang, "Kita tidak bisa sembarangan menghukum orang, tenanglah..""Lalu apa?! sudah jelas-jelas Jo pergi ke hutan terlarang demi menyelamatkan perempuan sialan itu!""Tapi Jo pergi atas keputusannya sendiri, kita yang akan balik dituntut apabila mencelakai Alexia, atau parahnya masyarakat justru menyalahkan kita karena menjadi orang tua yang lalai," jelas sang Baron, perkataan dan tindakannya penuh kewaspadaan."Kau tidak bisa dipercaya! akan ku lakukan ini sendirian—gadis itu harus jera!" merasa perkataannya diabaikan, Baroness Rompero pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan langkah marah. Ia punya rencana licik sendiri ketika sang suami tidak dapat mengabulkan keinginannya.•••Pukulan itu menghasilkan lebam yang membekas kebi
Baca selengkapnya

Bab26-Rejected Destiny

"Kita harus kembali secepatnya, aku tak bisa berlama-lama di luar area hutan."Alexia kembali menegak anggurnya, entah sudah gelas yang ke berapa. Bola mata itu telah terlihat layu dan kacau, "Setidaknya setelah kondisi ibuku membaik, atau kau bisa kembali lebih dulu, aku akan menyusul.""Bilang saja kau mau lepas dari pengawasanku," pria itu berdecak.Bibirnya mulai memerah akibat cairan anggur yang ditegak, "Kalaupun aku mencoba kabur, mustahil untuk bertahan apalagi bersembunyi darimu.""Kau benar sekali," balas Chris, memikirkan apakah perkataan Alex merupakan pujian atau sindiran, "Jadi kira-kira sampai kapan aku harus menunggu? satu minggu?"Gadis itu mengangkat bahu."Satu minggu cukup untuk meyakinkan mereka agar kau bisa segera pergi bersamaku.""Kau lebih rumit dari yang ku kira." Alex mendesah malas, gelasnya telah kosong lagi, ia pun menodongngkan ke arah Chris yang masih bugar tanpa berniat menyentuh cairan merah keunguan memabukkan itu, "Tolong tuang anggur lagi untukku"
Baca selengkapnya

Bab27-The Descent of Ameruth

Chris mengeratkan tubuh Alex yang melingkar di belakangnya begitu sebilah pedang mengacung dari belakang.Tanpa banyak berpikir pun Chris tahu pelaku penyerangan ini, entah bermotif dendam atau apa, yang jelas tujuan mereka adalah membunuh Alexia, bukan dirinya. Sebab gerakan serangan terus mengarah ke belakang.Ia mulai tak sabar terus bermain-main bersama para manusia bodoh itu, sontak saja diturunkannya Alexia ke tanah, bersandar pada sebilah pohon pinus yang telah tumbang. Sementara Chris melepaskan pakaiannya.Dalam hitungan sepersekian detik, tubuh manusia itu mulai berubah membesar, menggelap mengerikan menjadi sosok makhluk buas bermata merah menyala.Dalam satu kali sabetan ekornya yang panjang dan kuat, belasan manusia itu langsung tumbang di tempat, tidak ada satu orang pun yang selamat.•••Semalaman penuh setelah kembali dari bar, pria itu masih setia duduk di tempatnya—di pinggiran kasur sembari memandangi Alexia yang masih sesekali mengigau dalam tidur. Ia berada di dal
Baca selengkapnya

Bab28-A Killer Man

Begitu Chris kembali dari kastil milik sang kaisar, masih dengan pakaiannya yang kacau penuh darah dan beberapa robekan kecil, seseorah telah menantinya di depan rumah. Menunjukkan raut yang sudah bisa ia duga sebelumnya—itu berisi kemarahan, kekecewaan, dan keprihatinan.Chris sama sekali tidak menyesal telah melakukan perbuatan keji itu, mau bagaimana lagi? ia bukan orang penyabar, terlebih menyangkut orang-orang yang dianggap berharga. Mereka semua dianggapnya perlu mendapat pelajaran sepadan dari keburukan semacam apa yang telah dilakukan atau diucapkan."Dari mana kau?" Alexia mendekatinya, mendorong dadanya secara kasar seperti biasa ketika frustasi, "Teruslah membuat masalah sampai hidupku semakin hancur dan hanya bisa bergantung padamu! begitu 'kan maumu?!""Aku hanya tidak rela Alexia-ku disebut sebagai penganut sihir sesat." Chris punya cara tersendiri untuk membuat setiap Alexia jatuh dan berakhir hanya bisa bergantung kepadanya, secara tidak sadar pula ia juga membuat Alex
Baca selengkapnya

Bab29-Forced Kidnapping

Sebuah gerbong kereta kuda akhirnya tiba di pekarangan rumah besar yang dahulunya milik seorang pegawai istana. Menempuh waktu selama kurang lebih dua jam, dan sampai pada pukul delapan malam hari.Begitu turun, seorang utusan kerajaan telah menyambut dengan ramah. Orang itu ialah Thomas Rewn, pria baya yang ditugaskan secara khusus untuk mengurus semua hal tentang Alexia setelah kemenangannya dari hutan terlarang."Oh, kalian sudah sampai, selamat menempati rumah baru, semoga nyaman," sapanya dengan ramah. Thomas lantas mendekati Alex secara pribadi, "Nona Alexia, bisa kita bicara sebentar?"Alex mengangguk, tidak berpikiran macam-macam ketika Thomas membawanya ke halaman di samping rumah, tak cukup jauh dari beberapa pelayan yang membantu memindahkan barang di gerbong, namun cukup untuk memberi keduanya ruang privasi."Di mana Christopher?"Alex sontak tercengang ketika nama itu disebut, ia secara alami menetralkan raut dan gerak tubuhnya, "Dia sedang menemui temannya.""Siapa?""Ak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status