Helena merendam separuh tubuh di dalam bak mandi besar dengan air hangat yang dicampur dengan ekstrak bunga, tubuhnya seketika jadi lebih rileks ditambah aroma harum yang menenangkan.Seumur hidup, Helena tak pernah membayangkan bisa menikmati kenyamanan sederhana seperti mandi air mawar seperti ini di rumah besar yang indah dan mewah. Setidaknya, karena Alexia lah ia bisa mendapatkannya—sekesal apapun, Helena berusaha tidak membenci sang adik.Rumah yang mereka tempati ini berada di pusat kota Ameruth, jauh dari tempat ramai seperti alun-alun, istana kekaisaran, ataupun pasar, namun berada di tengah lingkungan para pejabat tinggi negeri. Suasananya sunyi, tidak banyak keributan, sesuatu yang Helena suka untuk menenangkan hati.Bentuk bangunannya pun tak jauh berbeda dari milik pejabat lain, memiliki dua tingkat dan halaman yang luas di depan maupun belakang. Taman bunga serta patung air mancur kecil menghiasi bagian depan, ditambah lentera yang menyala terang tiap malam tiba. Kehidup
Spirit ialah cahaya hantu, keberadaannya bisa berpindah dimana saja dan menjadi siapa saja, baik itu sosok manusia pria, wanita, anak-anak, bahkan binatang hingga tumbuhan. Spirit juga tidak pernah berbuat jahat, kecuali jika ia merasa diganggu. Namun salah satu keburukannya adalah menyimpan seluruh fakta yang diketahui, lalu menyebarkan sesuka hati disertai bumbu-bumbu kebohongan yang memicu pertikaian.Selain itu, faktanya Spirit ialah penguasa hutan terlarang yang kedua. Keberadaannya dapat terhitung berharga di tempat itu, jika Chris menguasai afeksi dan suasana, maka Spirit adalah penyimpan fakta dibalik terjadinya semua itu. Wujud aslinya bukan manusia, hanya berbentuk api biru yang berpindah-pindah tempat.Sejak dahulu hingga kini, Spirit dan Chris tidak pernah bisa bersatu, mereka saling membenci. Spirit tahu seluruh fakta dibalik terbentuknya hutan terlarang, dan itu semua berkaitan dengan keburukan-keburukan Chris di masa lalu, ia akan menebarkan informasi diseetai bumbu kebo
Pertengkaran itu diakhiri dengan Chris yang memilih pergi.Alex sempat mengira ketidakcocokan antara Alexia dan Chris adalah salah satu alasan yang membuat takdir mempertemukan mereka dalam sebuah ikatan sehidup semati.Tidak pernah ada ketenangan dan keromantisan selama waktu yang dialaminya, namun Alex yakin merasakan sesuatu yang memang membuatnya tidak bisa mengabaikan pria jelmaan naga itu. Berkali-kali dirinya meyakinkan, tentang apakah benar ia mulai menaruh hati pada sosok mengerikan itu padahal tidak ada hal heroik yang ditujukkan, justru hanya ada berbagai ancaman dan tantangan mengejutkan.Lantas dari mana perasaan itu datang? apakah hanya karena fisik manusia Chris yang menawan dan memikat hati gadis manapun—terlebih ketika dia mulai melepas atasan, bahu lebar dan punggung penuh otot terekspos secara nyata.Tidak, tidak mungkin Alex bisa langsung jatuh hati hanya karena melihat seorang pria dewasa telanjang. Itu namanya nafsu belaka.Tapi Alex tidak bisa menyangkal, mengin
5000 tahun yang laluDi mana perjalanan dan kisah dimulai."Aku tak mau menikah!""Apa maksudmu Alexia? kau tega mempermalukan keluarga kita di depan banyak orang?" wanita paruh baya itu menyeret gaun putih tulang penuh pernak-pernik yang dibawanya dari butik ternama di kota. Satu-satunya pakaian yang diproduksi khusus untuk nona muda Qinchester menjelang acara besar pernikahannya.Alexia menghela napas lesu, "Tapi ini tak adil, bu! kenapa harus aku yang mempertanggung jawabkan semua hal mengenai peperangan negeri yang tak ku ketahui sama sekali?!""Kau hanya perlu menerima lamaran pernikahan jenderal untuk menunjukkan rasa terima kasih dan kehormatan kita terhadapnya! jangan membuat hal mudah menjadi rumit!" ungkap wanita itu seolah mengatakan 'Kaulah hadiah dari rakyat atas jasa jenderal perang yang telah menyelamatkan negeri'.Dari ambang pintu, ayah menyela, "Jenderal sudah menyelamatkan negeri kita, dia pantas mendapat imbalan setelah perjuangan yang dilakukannya—""Lantas kenapa
"Kau cantik sekali," adalah kalimat pertama yang diucapkan pria itu sedetik usai Alexia duduk di tempatnya. Gestur membungkuk sampai kepala tertunduk sebagai pengganti balasan rasa terimakasih atas pujian yang telah dilontarkan.Pertemuan itu diadakan pada sebuah halaman pondok penginapan yang disewa oleh sang Jendeeal perang selagi tidak bertugas ditempat asalnya. Dekorasinya tidak umum digunakan, karena serba terhias mawar putih, di mana negeri mereka melambangkan bunga itu sebagai bunga kematian selain Chrysantemum.Pria itu membungkukkan badan dengan sopan, "Haruskah aku memperkenalkan diri?""Untuk menunjukkan formalitas satu sama lain." Alexia membalas."Namaku Christopher," ia tersenyum lebar, menunjukkan lesung pipit sedalam palung samudra yang tampak tiap kali menggerakkan area bibir dan pipi, "Aku suka gaya bicaramu."Kesan pertama itu tidak menunjukkan sesuatu yang menarik perhatian bagi Alexia—sosok Chris tampak seperti pria pada umumnya, dia ramah, mudah bergaul, dan mura
Beberapa bulan akhirnya berlalu, segala yang berusaha dihindari segera terjadi, sekukuh apapun keputusan untuk mempertahankan pendapat, sama sekali tidak didengarkan oleh satu orang pun. Pada akhirnya Alexia terpaksa menuruti permainan dengan anggun, ia tidak bisa membiarkan nama baik keluarga tercemar, ataupun mengabaikan kedudukan ayahnya di pemerintahan jadi terancam. Demi mengabdikan seluruh hal itu kepada seorang Jenderal perang, ia melangkahkan kaki secara elegan di karpet merah yang membentang hingga ujung altar.Meski dalam hati keputusan terasa masih ragu, tidak ada yang bisa dilakukan selain menjalani apa yang terjadi. Sebab jika dirinya nekat menghindar, orang semacam Chris tidak akan diam saja—mungkin bukan Chris sendiri yang akan bertindak, melainkan pengikutnya yang merasa tidak terima jenderal pujaan mereka dicampakkan.Pada genggamannya terdapat karangan bunga mawar putih, senada dengan gaun yang membelit seluruh tubuh secara sempurna, bahkan sampai membentang indah sa
"Katakan siapa dirimu sebenarnya?"Chris menjauhkan diri, "Kau hanya salah lihat, Alexia. Pikiranmu tentangku selalu saja mengarah ke hal buruk.""Kau tidak bisa mengelak, tidak mungkin kejadian seperti itu cuma kesalahan penglihatanku jika—"Pria itu memotong cepat dan telak, "Sudah cukup, mengerti?"Alexia tidak bisa membantah lagi ketika Chris akhirnya memilih keluar dari ruangan dan menutup pintu agak kasar. Tidak ada gunanya juga mencerca seorang pria keras kepala dengan pertanyaan sarkas yang tak akan pernah dijawab.Padahal ia sangat yakin melihat kabut hitam dan gerakan tangan yang aneh diarahkan kepadanya saat hampir terjatuh dari tangga. Alexia menduga Chris telah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan sihir hitam atau sesuatu semacamnya, yang jelas itu tidak bagus dimiliki seorang manusia.Alexia mendadak terdiam ketika merasakan kepalanya pening secara tiba-tiba, ia pun memilih berbaring di kasur dan mencoab tidak mempedulikan apapun tentang Chris hingga tak sadar sudah
Sananta ialah sosok pemimpin dari para penyihir. Wujudnya seorang wanita cantik jelita dengan perawakan fisik sempurna bak dewi kecantikan yang dipuja-puja. Namun ia sangat kontras sebagaimana para penyihir berpenampilan—gelap, kelam, dan tidak ada sedikitpun senyuman, justru hanya terpampang seringai mengerikan dari bibir semerah darah itu.Kecantikan Sananta abadi, yang artinya tidak akan pernah luntur kecuali pengabdiannya lepas. Sananta menghadirkan tumbal nyawa manusia pada tiap tetes darah yang digunakan untuk berendam selama semalaman penuh hingga darah itu mengental dan semakin lengket. Sari-sari negatif terserap masuk ke dalam kulit dan membuatnya kencang hingga kembali merasa lebh muda dan segar.Ia biasa melakukan ritual berendamnya satu kali yaitu tiap bulan purnama muncul bersamaan dengan rauman serigala yang bersahut-sahut di hutan. Setiap saat itu pula, Christopher sebagai pengikutnya akan sigap sedia melakukan pertarungan pada beberapa hari sebelum purnama berlangsung
Arus sungai membawa keduanya berhenti di sebuah hilir berupa perkebunan. Ada banyak rumah yang terlihat normal seperti pemukiman manusia pada umumnya, terlebih cahaya matahari bisa dikatakan cukup cerah menyinari rumah-rumah tersebut, tak segelap di dunia para penyihir.Alex menghela napas lega, mereka akhirnya menemukan manusia lain.Keduanya berjalan menyusuri pemukiman tersebut walau merasa agak asing karena tak pernah mengetahui adanya kampung yang berbatasan dengan hutan secara langsung. Tapi kecurigaan itu sirna setelah melihat keramaian padat antara penjual dan pembeli di pasar. Penyihir tidak akan melakukan kegiatan semacam ini, jadi jelas mereka semua pasti manusia.Alex tampak bersemangat melangkah kesana kemari melihat keramaian di sekitarnya."Syukurlah kita selamat, aku sangat yakin kalau mereka semua manusia seperti kita karena di sini ramai dan lumayan terang yah walaupun agak redup karena masih di perbatasan hutan."Sementara itu, Chris malah terdiam di tempat. Mengama
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah kembali naik ke tepian tebing. Alexia dengan panik membantu Chris yang masih bergelantungan.Chris menyakui belatinya kembali usai beberapa saat lalu ia gunakan sebagai pegangan yang ia tanjapkan di sela bebatuan, "Kita harus keluar dari tempat ini secepatnya.""Tunggu, kau sungguh sudah tak terpengaruh sihir itu 'kan?" tanya Alex seraya mematikan kilatan aneh yang semula bersemayam di bola mata Chris kini sudah lenyap tak tersisa."Ya, maka dari itu kita harus cepat pergi sebelum mereka menyadarinya," lelaki itu lekas meyabet pergelangan tangannya, berlari sekencang mungkin menjauhi marabahaya yang ada."Kau ingat arahnya?""Kita ikuti saja ngarai ini, aku mendengar arus deras dibawah sana, pasti ada sungai yang akan menuntun kita keluar tempat ini," ucap Chris percaya diri.Sudah cukup lama dan panjang perjalanan mereka menyusuri pinggiran ngarai, namun tampaknya tidak segera mendapatkan hasil. Rasanya jalur ngarai yang mengitari sungai seakan t
56Malam itu Alexia diseret masuk ke sebuah pemukiman aneh, mengerikan. Di sana—seluruh orang mengenakan jubah hitam, menunjukkan tatapan intimidasi atas kedatangannya. Cukup membuatnya merasa takut terlebih saat menyadari kalau warna pakaiannya sangat mencolok di tengah kegelapan itu, anan sulit buatnya melarikan diri tanpa ketahuan. Selama beberapa malam berlalu, ia ditepatkan pada sebuah kurungan yang berada di dalam ruang bawah tanah, tepatnya di sebuah bangunan serupa kastil. Kediaman milik pimpinan para penyihir hitam. Tidak ada cahaya sama sekali yang masuk ke ruang itu walau ada beberapa lubang ventilasi kecil. Hanya saya hal itu membuatnya frustasi karena tak bisa mengira sudah berapa hari ia berada di kurungan tersebut, sebab di tempat ini seolah tak ada pergantian hari, hanya malam dan kegelapan. Namun, ada satu hal yang bisa ia pastikan. Orang-orang itu akan datang di waktu tertentu untuk memberikannya makanan. Seperti yang sudah di duga, langkah kaki sosok berjubah mend
Kuil Tengah ramai oleh para jemaat, dikarenakan esok ialah hari sakral yang dianggap penting, banyak orang berbondong-bondong membawa sesembahan dan hadiah untuk dewa, berharap diberikan keberkahan lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.Sebagai umat yang tinggal di kuil, Chris jelas ikut sibuk Bersama saudara saudarinya. Membersihkan seluruh area tak terkecuali, mempersiapkan peralatan untuk sesembahan, dan masih banyak lagi kegiatan berlangsung.Para pendeta duduk di alas mereka, menanti para jemaat yang datang silih berganti, lantas memandunya melakukan berbagai ritual keagamaan, sehingga mereka mendapat ketentraman hati untuk mengabdi kepada sang pencipta.“Kalungnya, tak kau kembalikan?” Zarina menyela disaat kesibukan semua orang semakin membludak pada puncak kegiatan. Pada genggamannya tergantung indah liontin permata ungu yang memancarkan kilauan cantik.Chris yang tengah sibuk menyiapkan air suci untuk persembahan, berdecak sebal, “Aku sibuk, kau saja.”“Tidak.. tidak.. aku y
Alexia terlalu lalai, jika ia sudah membunuh Chris di hari pertama kedatangannya ke masa ini, dan mengkesampingkan perasaan belas kasih, maka problematika kerumitan mereka berakhir saat itu juga. Ia akan hidup lebih nyaman, mungkin menikah dengan sesama kalangan atas lalu punya anak dan hidup Bahagia hingga tua, lantas bereinkarnasi menjadi orang dengan kehidupan yang baik lagi. Bukannya malah semakin mengacau dan tidak jelas begini.Tak dapat dipungkiri kalau sejujurnya ia menikmati masa pertumbuhan ini, masa di mana gejolak remaja masih menguar dalam diri, karena walaupun ia yang seharusnya sudah berusia dua puluhan, kembali ke tubuh reinkarnasinya saat remaja, hormonnya mengikuti usia tersebut. Ia tentu juga punya rasa tertarik pada lawan jenis, tak lepas pula dari sosok Chris yang tumbuh semakin matang menuju kedewasaannya. Tubuhnya tinggi, bugar, dan sehat, kadang kala tampak sangat maskulin Ketika memunculkan bulir keringat di permukaan kulitnya yang seputih salju. Godaan-godaan
Dibawah pepohonan halaman kuil, beberapa kuda penarik gerbong diikat berjajar menikmati rerumputan hijau. Kala itu angin berhembus cukup kencang selama beberapa saat, menyadarkan Chris akan keadiran sosok Wanita baya bertudung. Bisikannya terdengar jelas meski langsung terbawa arus udara, “Anak muda, seandainya kau butuh bantuan temuilah aku di hutan lereng bukit,” begitulah sekiranya yang ia dengar.Namun saat itu juga, Ketika Chris menoleh untuk memastikan keberadaan Wanita itu, sosoknya lenyap dan langsung digantikan oleh Alexia—puteri pejabat negeri yang akhir-akhir ini terus berada di sekitarnya tanpa sebab jelas, “Siapa?—”“Aku di sini!” Alex lekas menyela ucapan Chris.Di satu sisi Chris lega karena sosok misterius tadi menghilang namun dalam satu waktu juga terkejut. Tampaknya Alexia benar-benar serius dengan segala ucapannya yang terdengar gila, sebab gadis itu bahkan sudah tahu dimana dirinya tinggal selama ini, “Kau—bagaimana kau bisa datang kemari!? dari mana kau tahu temp
“Kau seharusnya tidak pergi kemana-mana! Lihatlah, karenamu istri dan anak-anakku terlambat datang,” seorang pria baya tampak mengutarakan kemarahannya dengan suara lantang, tanpa peduli pandangan orang-orang disekitar yang menjadikannya pusat perhatian. Dia tetap berfokus pada kusir muda nya yang sempat meninggalkan kereta.Chris menyipitkan mata, tak suka dengan tatapan merendahkan dan sok berkuasa yang dilontarkan pria itu, walau kenyataannya orang tersebut memang lebih berkuasa dibanding dirinya yang merupakan pesuruh semata. Lagi pula masalah ini sebenarnya muncul karena kesalahan pria itu sendiri yang semula tak berniat membawa keluarga kedalam acara, tapi dirinya menjadi sasaran hanya karena meninggalkan kereta Ketika pria itu mendadak ingin ia menjemput istri dan anak-anaknya.Terlalu sering direndahkan, Chris merasa memiliki dendam tersendiri dengan kalimat-kalimat negatif yang tiap kali terlontar Ketika terjadi sedikit saja kesalahan.“Bukan salahnya, aku yang mengajaknya pe
Hari ke hari berlalu, sembari melihat secara nyata tumbuhnya anak lelaki berkulit seputih salju tersebut. Kini,usianya telah menginjak tujuh belas tahun, dan dalam pandangan Alex, sosok itu masih murni dan suci tanpa menyentuh satu kejahatan sekecil apapun.Kali itu jadi hari pertemuan mereka untuk pertama kalinya tanpa rencana dan tanpa interaksi sedikitpun. Alex kini juga telah sepenuhnya dapat terlihat dalam wujud Alexia Qinchester yang merupakan putri seorang pejabat kerajaan. Istilahnya, jiwanya tengah memasuki tubuh dari sosok reinkarnasinya sendiri.Keduanya hadir dalam rangkaian acara malam yang diadakan pihak kerajaan untuk pemberkatan para pangeran serta putra mahkota. Di usia itu , Chris belum menjadi seorang Jenderal, nyatanya dia hadir haya sebagai kusir yang membawa salah satu kereta kuda milik anggota kerajaan. Sementara Alexia hadir Bersama orang tuanya sebagai tamu undangan khusus karena status keluarga, di mana masih bagian dari petinggi negara yang berkuasa.Sejak a
Dia menyetujuinya.Terpengaruh oleh perkataan sosok tak kasat mata, yang terdengar meyakinkan, juga seolah berniat mengulurkan bantuan. Saat itu juga Chris menemukannya berbaring dengan mata terpejam di tengah ladang bunga setelah beberapa saat menghilang tanpa jejak. Tak ada tanda-tanda kepergian dan kembalinya Alex, seketika ia yakin menyimpulkan sosok mana yang membawa gadis itu tanpa permisi. Sudah jelas kalau pelakunya ialah jiwa sang naga hitam yang bersemayam di tempat-tempat ilusi semacam ini. Chris merasa bersalah dan bodoh seketika, sebab Alexia merupakan incaran makhluk-makhluk terdahulu yang mengenalinya, sehingga sudah pasti pula jiwa naga hitam itu juga mengincarnya untuk suatu alas an yang tidak dirinya ketahui. Tidak seharusnya ladang bunga ini menjadi tempat liburan yang diperkirkan akan menyenangkan dan menyejukkan pikiran.Kondisi tubuh Alex sepenuhnya masih utuh, tidak ada luka sedikitpun, ia juga bernafas seperti biasa, namun tak kunjung bangun sekalipun diguncan