Beberapa bulan akhirnya berlalu, segala yang berusaha dihindari segera terjadi, sekukuh apapun keputusan untuk mempertahankan pendapat, sama sekali tidak didengarkan oleh satu orang pun. Pada akhirnya Alexia terpaksa menuruti permainan dengan anggun, ia tidak bisa membiarkan nama baik keluarga tercemar, ataupun mengabaikan kedudukan ayahnya di pemerintahan jadi terancam. Demi mengabdikan seluruh hal itu kepada seorang Jenderal perang, ia melangkahkan kaki secara elegan di karpet merah yang membentang hingga ujung altar.Meski dalam hati keputusan terasa masih ragu, tidak ada yang bisa dilakukan selain menjalani apa yang terjadi. Sebab jika dirinya nekat menghindar, orang semacam Chris tidak akan diam saja—mungkin bukan Chris sendiri yang akan bertindak, melainkan pengikutnya yang merasa tidak terima jenderal pujaan mereka dicampakkan.Pada genggamannya terdapat karangan bunga mawar putih, senada dengan gaun yang membelit seluruh tubuh secara sempurna, bahkan sampai membentang indah sa
"Katakan siapa dirimu sebenarnya?"Chris menjauhkan diri, "Kau hanya salah lihat, Alexia. Pikiranmu tentangku selalu saja mengarah ke hal buruk.""Kau tidak bisa mengelak, tidak mungkin kejadian seperti itu cuma kesalahan penglihatanku jika—"Pria itu memotong cepat dan telak, "Sudah cukup, mengerti?"Alexia tidak bisa membantah lagi ketika Chris akhirnya memilih keluar dari ruangan dan menutup pintu agak kasar. Tidak ada gunanya juga mencerca seorang pria keras kepala dengan pertanyaan sarkas yang tak akan pernah dijawab.Padahal ia sangat yakin melihat kabut hitam dan gerakan tangan yang aneh diarahkan kepadanya saat hampir terjatuh dari tangga. Alexia menduga Chris telah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan sihir hitam atau sesuatu semacamnya, yang jelas itu tidak bagus dimiliki seorang manusia.Alexia mendadak terdiam ketika merasakan kepalanya pening secara tiba-tiba, ia pun memilih berbaring di kasur dan mencoab tidak mempedulikan apapun tentang Chris hingga tak sadar sudah
Sananta ialah sosok pemimpin dari para penyihir. Wujudnya seorang wanita cantik jelita dengan perawakan fisik sempurna bak dewi kecantikan yang dipuja-puja. Namun ia sangat kontras sebagaimana para penyihir berpenampilan—gelap, kelam, dan tidak ada sedikitpun senyuman, justru hanya terpampang seringai mengerikan dari bibir semerah darah itu.Kecantikan Sananta abadi, yang artinya tidak akan pernah luntur kecuali pengabdiannya lepas. Sananta menghadirkan tumbal nyawa manusia pada tiap tetes darah yang digunakan untuk berendam selama semalaman penuh hingga darah itu mengental dan semakin lengket. Sari-sari negatif terserap masuk ke dalam kulit dan membuatnya kencang hingga kembali merasa lebh muda dan segar.Ia biasa melakukan ritual berendamnya satu kali yaitu tiap bulan purnama muncul bersamaan dengan rauman serigala yang bersahut-sahut di hutan. Setiap saat itu pula, Christopher sebagai pengikutnya akan sigap sedia melakukan pertarungan pada beberapa hari sebelum purnama berlangsung
Gerhana itu akhirnya berlangsung setelah Yemeron mendapatkan kemenangan atas peperangan melawan negeri dari perbatasan. Mereka—dipimpin oleh jenderal perang Christoper Lawrence—berhasil menumpas ribuan pasukan lawan yang berakhir mengakui kekalahan.Dari ribuan nyawa itu, menjadikan sang ratu penyihir bermandikan darah segar di satu kolam besar tepat di bawah langit malam yang terang benderang. Ia merasakan cairan merah mulai terserap ke dalam tubuh secara perlahan hingga menghasilkan kulit yang jauh lebih segar nan kencang, selain itu kecantikannya makin luar biasa.Sayang sekali kepuasannya tidak bertahan lama karena mendadak sebuah ramalan besar hadir—seperti yang biasa terjadi, ramalan akan ada ketika gerhana terjadi.Tahun ini ramalah itu menyebutkan mengenai sesuatu yang sama sekali tidak pernah diduga, mengenai sosok manusia akan hadir menghancurkan kehidupan para penyihir yang dianggap menyesatkan."Aku tidak menyangka ini terjadi." Sananta berlarian ke ruang pribadi setelah k
"Bukankah kau mencium aroma darahmu di tubuhku?" Jo menyeringai, menantang jawaban Chris.Memang benar aroma darahnya juga dimiliki sosok lelaki muda dihadapannya. Ia tak begitu fokus karena aroma darah mereka memang serupa. Chris tersenyum, terdapat setitik perasaan senang sekaligus kekecewaan melihat lelaki itu berkehendak untuk menghabisiya, "Jadi kau terlahir? dan bereinkarnasi?""Ya, dan ini reinkarnasi ke sekian kalinya sama seperti Alexia."•••Terlihat dari celah jendela, Chris dan Jo mulai sedikit lebih tenang, tak ada pertarungan diantara mereka karena pria naga itu telah merubah wujud tubuhnya kembali seperti manusia biasa. Tampak perbincangan panjang terjadi diantara keduanya, Alexia kembali memanfaatkan kesempatan tersebut dengan terus berusaha keras menghancurkan jendela meski sebenarnya tidak menghasilkan gertakan sedikitpun.Ia merasa lelah, namun tidak boleh menyerah, ketika mereka semua sedang sibuk, inilah satu-satunya waktu terbaik untuk pergi diam-diam dari tempat
Alexia dapat melihat kedua lelaki itu mulai bertarung dengan fisik tak seimbang meski Chris sudah merubah wujud menjadi manusia biasa. Bagaimanapun, Johanesse tetaplah seorang remaja lelaki yang tak punya kemampuan bertarung. Anehnya—yang didapati Alex, dia terlihat seperti ksatria perang yang lihai mengayunkan pedang, walau tentu masih takluk oleh kekuatan alami Chris sang jelmaan naga hitam.Pedang yang digunakan Johanesse memancarkan cahaya aneh secara samar, Alex langsung bisa menyimpulkan kalau benda itu menyimpan sebuah kekuatan magis—yang kemungkinan bisa mempengaruhi si pemakai.Bertarung, saling menyerang terus-menerus, di tengah itu mereka masih kelihatan membicarakan sesuatu dengan serius. Alex tak dapat mengetahui apa yang tengah diperdebatkan, namun jelas karena perkataan masing-masing, mereka makin terpancing emosi.Chris yang kelihatannya sudah terlanjur kesal, tak butuh waktu lama untuk kembali mengubah wujud menjadi monster mengerikan dengan sisik hitam mengkilat.Joh
Duduk di atas salah satu atap bangunan yang terbakar tanpa rasa panas, Helena dan Spirit memadang tanpa belas kasih segala kekacauan yang terjadi di depan mata mereka. Bahkan ketika ada seorang anak kecil yang menangis sambil menjerit karena tertimpa runtuhan kayu berapi, merka masih tidak bereaksi.Fokusnya ada pada sosok Chris yang menginjak tubuh Johanesse, dengan Alexia yang bersimpuh menangis di dekatnya."Kau lihat sendiri kan, Helena. Mereka berdua adalah pengacau, pemukiman sejuk dan indah ini telah hangus terbakar karena ulah tanpa sebab yang jelas." Spirit menunjuk ke bawah, di mana para pelaku puncak peristiwa itu berada, "Aku benci mereka, terutama si naga hitam itu. Dia membuatku sangat risih, ingin sekali menyingkirkannya.""Dia penjahat, Chris menjadi orang jahat karena Alexia. Tapi itu bukan salah Alexia," pandangan Helena masih kosong saat mengatakannya."Tentu saja, kau benar sekali. Tapi intinya mereka berdua sama-sama penjahatnya." Spirit merangkul tubuh Helena ses
Jiwa asli naga hitam itu bersemayam di suatu tempat tersembunyi dan masih menjadi bagian dari area yang dilingkupi hutan terlarang. Dia tidak pernah mati namun juga tak terlihat hidup dengan wujud. Tugasnya hanya mengawasi keseimbangan di hutan, sehingga tak bisa bertindak jika terjadi sesuatu. Maka dari itu ia membuat Johanesse bergerak menuruti permintaannya untuk menghabisi Chris yang dianggap sudah memuakkan dan sama sekali tidak membuat area hutan terjaga.Karena jiwanya bersemayam dengan tenang, raga naga hitam itu kemudian diturunkan pada Chris sebagai kutukan yang abadi.Kutukan itu membuatnya menggantikan posisi naga hitam yang asli demi keseimbangan kehidupan alam semesta. Adanya makhluk besar nan buas itu dapat menjaga sebagian besar ekosistem wilayah hutan yang berpusat pada hutan terlarang di wilayah Ameruth.Jiwa naga hitam yang asli dengan sengaja menumbalkan sang jenderal perang akibat kesalahannya di masa lalu. Ketika dia mengambil separuh kebahagiaan dunia menggunakan
Arus sungai membawa keduanya berhenti di sebuah hilir berupa perkebunan. Ada banyak rumah yang terlihat normal seperti pemukiman manusia pada umumnya, terlebih cahaya matahari bisa dikatakan cukup cerah menyinari rumah-rumah tersebut, tak segelap di dunia para penyihir.Alex menghela napas lega, mereka akhirnya menemukan manusia lain.Keduanya berjalan menyusuri pemukiman tersebut walau merasa agak asing karena tak pernah mengetahui adanya kampung yang berbatasan dengan hutan secara langsung. Tapi kecurigaan itu sirna setelah melihat keramaian padat antara penjual dan pembeli di pasar. Penyihir tidak akan melakukan kegiatan semacam ini, jadi jelas mereka semua pasti manusia.Alex tampak bersemangat melangkah kesana kemari melihat keramaian di sekitarnya."Syukurlah kita selamat, aku sangat yakin kalau mereka semua manusia seperti kita karena di sini ramai dan lumayan terang yah walaupun agak redup karena masih di perbatasan hutan."Sementara itu, Chris malah terdiam di tempat. Mengama
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah kembali naik ke tepian tebing. Alexia dengan panik membantu Chris yang masih bergelantungan.Chris menyakui belatinya kembali usai beberapa saat lalu ia gunakan sebagai pegangan yang ia tanjapkan di sela bebatuan, "Kita harus keluar dari tempat ini secepatnya.""Tunggu, kau sungguh sudah tak terpengaruh sihir itu 'kan?" tanya Alex seraya mematikan kilatan aneh yang semula bersemayam di bola mata Chris kini sudah lenyap tak tersisa."Ya, maka dari itu kita harus cepat pergi sebelum mereka menyadarinya," lelaki itu lekas meyabet pergelangan tangannya, berlari sekencang mungkin menjauhi marabahaya yang ada."Kau ingat arahnya?""Kita ikuti saja ngarai ini, aku mendengar arus deras dibawah sana, pasti ada sungai yang akan menuntun kita keluar tempat ini," ucap Chris percaya diri.Sudah cukup lama dan panjang perjalanan mereka menyusuri pinggiran ngarai, namun tampaknya tidak segera mendapatkan hasil. Rasanya jalur ngarai yang mengitari sungai seakan t
56Malam itu Alexia diseret masuk ke sebuah pemukiman aneh, mengerikan. Di sana—seluruh orang mengenakan jubah hitam, menunjukkan tatapan intimidasi atas kedatangannya. Cukup membuatnya merasa takut terlebih saat menyadari kalau warna pakaiannya sangat mencolok di tengah kegelapan itu, anan sulit buatnya melarikan diri tanpa ketahuan. Selama beberapa malam berlalu, ia ditepatkan pada sebuah kurungan yang berada di dalam ruang bawah tanah, tepatnya di sebuah bangunan serupa kastil. Kediaman milik pimpinan para penyihir hitam. Tidak ada cahaya sama sekali yang masuk ke ruang itu walau ada beberapa lubang ventilasi kecil. Hanya saya hal itu membuatnya frustasi karena tak bisa mengira sudah berapa hari ia berada di kurungan tersebut, sebab di tempat ini seolah tak ada pergantian hari, hanya malam dan kegelapan. Namun, ada satu hal yang bisa ia pastikan. Orang-orang itu akan datang di waktu tertentu untuk memberikannya makanan. Seperti yang sudah di duga, langkah kaki sosok berjubah mend
Kuil Tengah ramai oleh para jemaat, dikarenakan esok ialah hari sakral yang dianggap penting, banyak orang berbondong-bondong membawa sesembahan dan hadiah untuk dewa, berharap diberikan keberkahan lebih banyak ketimbang hari-hari biasa.Sebagai umat yang tinggal di kuil, Chris jelas ikut sibuk Bersama saudara saudarinya. Membersihkan seluruh area tak terkecuali, mempersiapkan peralatan untuk sesembahan, dan masih banyak lagi kegiatan berlangsung.Para pendeta duduk di alas mereka, menanti para jemaat yang datang silih berganti, lantas memandunya melakukan berbagai ritual keagamaan, sehingga mereka mendapat ketentraman hati untuk mengabdi kepada sang pencipta.“Kalungnya, tak kau kembalikan?” Zarina menyela disaat kesibukan semua orang semakin membludak pada puncak kegiatan. Pada genggamannya tergantung indah liontin permata ungu yang memancarkan kilauan cantik.Chris yang tengah sibuk menyiapkan air suci untuk persembahan, berdecak sebal, “Aku sibuk, kau saja.”“Tidak.. tidak.. aku y
Alexia terlalu lalai, jika ia sudah membunuh Chris di hari pertama kedatangannya ke masa ini, dan mengkesampingkan perasaan belas kasih, maka problematika kerumitan mereka berakhir saat itu juga. Ia akan hidup lebih nyaman, mungkin menikah dengan sesama kalangan atas lalu punya anak dan hidup Bahagia hingga tua, lantas bereinkarnasi menjadi orang dengan kehidupan yang baik lagi. Bukannya malah semakin mengacau dan tidak jelas begini.Tak dapat dipungkiri kalau sejujurnya ia menikmati masa pertumbuhan ini, masa di mana gejolak remaja masih menguar dalam diri, karena walaupun ia yang seharusnya sudah berusia dua puluhan, kembali ke tubuh reinkarnasinya saat remaja, hormonnya mengikuti usia tersebut. Ia tentu juga punya rasa tertarik pada lawan jenis, tak lepas pula dari sosok Chris yang tumbuh semakin matang menuju kedewasaannya. Tubuhnya tinggi, bugar, dan sehat, kadang kala tampak sangat maskulin Ketika memunculkan bulir keringat di permukaan kulitnya yang seputih salju. Godaan-godaan
Dibawah pepohonan halaman kuil, beberapa kuda penarik gerbong diikat berjajar menikmati rerumputan hijau. Kala itu angin berhembus cukup kencang selama beberapa saat, menyadarkan Chris akan keadiran sosok Wanita baya bertudung. Bisikannya terdengar jelas meski langsung terbawa arus udara, “Anak muda, seandainya kau butuh bantuan temuilah aku di hutan lereng bukit,” begitulah sekiranya yang ia dengar.Namun saat itu juga, Ketika Chris menoleh untuk memastikan keberadaan Wanita itu, sosoknya lenyap dan langsung digantikan oleh Alexia—puteri pejabat negeri yang akhir-akhir ini terus berada di sekitarnya tanpa sebab jelas, “Siapa?—”“Aku di sini!” Alex lekas menyela ucapan Chris.Di satu sisi Chris lega karena sosok misterius tadi menghilang namun dalam satu waktu juga terkejut. Tampaknya Alexia benar-benar serius dengan segala ucapannya yang terdengar gila, sebab gadis itu bahkan sudah tahu dimana dirinya tinggal selama ini, “Kau—bagaimana kau bisa datang kemari!? dari mana kau tahu temp
“Kau seharusnya tidak pergi kemana-mana! Lihatlah, karenamu istri dan anak-anakku terlambat datang,” seorang pria baya tampak mengutarakan kemarahannya dengan suara lantang, tanpa peduli pandangan orang-orang disekitar yang menjadikannya pusat perhatian. Dia tetap berfokus pada kusir muda nya yang sempat meninggalkan kereta.Chris menyipitkan mata, tak suka dengan tatapan merendahkan dan sok berkuasa yang dilontarkan pria itu, walau kenyataannya orang tersebut memang lebih berkuasa dibanding dirinya yang merupakan pesuruh semata. Lagi pula masalah ini sebenarnya muncul karena kesalahan pria itu sendiri yang semula tak berniat membawa keluarga kedalam acara, tapi dirinya menjadi sasaran hanya karena meninggalkan kereta Ketika pria itu mendadak ingin ia menjemput istri dan anak-anaknya.Terlalu sering direndahkan, Chris merasa memiliki dendam tersendiri dengan kalimat-kalimat negatif yang tiap kali terlontar Ketika terjadi sedikit saja kesalahan.“Bukan salahnya, aku yang mengajaknya pe
Hari ke hari berlalu, sembari melihat secara nyata tumbuhnya anak lelaki berkulit seputih salju tersebut. Kini,usianya telah menginjak tujuh belas tahun, dan dalam pandangan Alex, sosok itu masih murni dan suci tanpa menyentuh satu kejahatan sekecil apapun.Kali itu jadi hari pertemuan mereka untuk pertama kalinya tanpa rencana dan tanpa interaksi sedikitpun. Alex kini juga telah sepenuhnya dapat terlihat dalam wujud Alexia Qinchester yang merupakan putri seorang pejabat kerajaan. Istilahnya, jiwanya tengah memasuki tubuh dari sosok reinkarnasinya sendiri.Keduanya hadir dalam rangkaian acara malam yang diadakan pihak kerajaan untuk pemberkatan para pangeran serta putra mahkota. Di usia itu , Chris belum menjadi seorang Jenderal, nyatanya dia hadir haya sebagai kusir yang membawa salah satu kereta kuda milik anggota kerajaan. Sementara Alexia hadir Bersama orang tuanya sebagai tamu undangan khusus karena status keluarga, di mana masih bagian dari petinggi negara yang berkuasa.Sejak a
Dia menyetujuinya.Terpengaruh oleh perkataan sosok tak kasat mata, yang terdengar meyakinkan, juga seolah berniat mengulurkan bantuan. Saat itu juga Chris menemukannya berbaring dengan mata terpejam di tengah ladang bunga setelah beberapa saat menghilang tanpa jejak. Tak ada tanda-tanda kepergian dan kembalinya Alex, seketika ia yakin menyimpulkan sosok mana yang membawa gadis itu tanpa permisi. Sudah jelas kalau pelakunya ialah jiwa sang naga hitam yang bersemayam di tempat-tempat ilusi semacam ini. Chris merasa bersalah dan bodoh seketika, sebab Alexia merupakan incaran makhluk-makhluk terdahulu yang mengenalinya, sehingga sudah pasti pula jiwa naga hitam itu juga mengincarnya untuk suatu alas an yang tidak dirinya ketahui. Tidak seharusnya ladang bunga ini menjadi tempat liburan yang diperkirkan akan menyenangkan dan menyejukkan pikiran.Kondisi tubuh Alex sepenuhnya masih utuh, tidak ada luka sedikitpun, ia juga bernafas seperti biasa, namun tak kunjung bangun sekalipun diguncan