Regi membuka mata, ternyata ia sudah berada di kantor polisi. Ia bigung saat berada dalam ruangan berjeruji besi. “Ada yang terjadi? Ke-kenapa aku jadi di sini?” tanya Regi dengan wajah pucat bak mayat hidup. “Kamu sudah bangun. Sudah makan dulu, wajahmu sudah pucat, mungkin kamu lapar,” ucap Leo menyodorkan nasi bungkus untuk Regi. Ia tidak memikirkan tentang rasa lapar, ia hanya ingin tahu kenapa dirinya tiba-tiba bisa berpindah tempat. Dalam otaknya ia tidur di rumah orang tua Gemma, tapi saat ini ia ada dalam hotel prodeo alias penjara. “Pak, kenapa saya ada di sini?” “Sudah makan dulu, kamu sudah beberapa lama tidur tidak makan-makan,” tegas Leo. ‘Beberapa hari? Bukankankah aku tadi di rumah Gemma?’ Regi semakin bigung dengan keadaan yang dialami, ia menatap pakaian yang dipakai . Kemeja itu yang digunakan saat pengajian malam itu. “Pak saya ingin bicara dengan istri saya,” ucap Regi memohon. “Istri yang mana? Ada nomornya gak?” tanya Leo dengan tenang. Regi diam, karena
Baca selengkapnya