Jangan lupa berikan vote dan hadiah ya kakak agar authornya semangat terud update tiap hari terimakasih
Setelah melakukan balas dendamnya pada Erina dan Regi, Gemma menghilang entah kemana. Zevan tidak bisa menemukannya. Hal itu yang membuat pria itu ingin gila ia mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari kemana Gemma pergi. Saat ia tahu rumah itu sudah di jual Zevan semakin kehilangan jejak Gemma. “Kemanapun kamu pergi aku akan menemukanmu. Jangan coba-coba menghindar dariku,” ucap Zevan menatap bekas rumah regi saat, penghuni rumah itu sudah berbeda.. Zevan merogoh kantung celana untuk menelepon Boby sang asisten. “Bagaimana?” tanya Zevan. “Maaf Pak, saya tidak bisa menemukannya.” “Kamu bagaimana, usahalah! Bila perlu datangi kantor polisi tempat lelaki itu bertugas, kalau perlu ikuti duapuluh empat jam pasti dia tahu di mana Gemma.” Lelaki berbadan tambun itu hanya mengangguk patuh, ia tahu kalau Zevan sedang marah besar karena ia tidak menemukan keberadaan Gemma. Setelah Gemma mengembalikan semua uang Zevan, ia berharap tidak akan bertemu Zevan lagi. Sementara Zevan t
Setelah beberapa lama berlalu. Kini wanita cantik itu kembali ke Indonesia. “Selamat datang kembali di Indonesia, Nona cantik,” sambut Leo, sembari mendorong koper Gemma. “Terimakasih Pak Polisi. Bagaimana kabarmu?” Gemma melepaskan kaca mata hitam miliknya. “Seperti biasa sibuk dengan pekerjaan dan sibuk memikirkan kamu.” Gemma tertawa renyah. “Sebelum pulang kita makan dulu, aku lapar.” leo menepu-nepuk perut. “Baik.” Gemma megangguk setuju. Saat Gemma berharap tidak dipertemukan lagi dengan Zevan. Rupanya doanya belum dikabulkan, dari arah depan Zevan datang bersama rekannya. Pak dokter itu berhenti ia menatap Gemma yang berjalan ke arahnya sembari bercanda dengan Leo. Melihat ada Zevan di depan Gemma juga kaget, menahan rasa gugup. “Kamu tidak apa-apa?” Leo mengengam telapak tangan Gemma. Lalu berpura-pura tegar lalu berjalan santai melewati Zevan. Apa yang dilakukan Leo membangkitkan setan dalam hati Zevan “Bajingan, beraninya kamu meyentuh wanitaku,” gumam Zevan pelan.
Zevan mengendong Gemma ke atas tempat tidur dengan tangan masih terikat. Setiap kali Gemma mengatakan akan menikah dengan pria lain, lelaki tampan itu akan bersikap nekat bahkan sedikit gila. “Apa kamu memperkosaku?” teriak Gemma memukul wajah Zevan dengan kedua tangannya. “Berteriak jika kamu mau.” “Pak Zevan. Kenapa kamu selalu memaksaku. Dasar lelaki pemaksa!” teriak Gemma masih mencoba brontak. Sebelum pulang dari amerika, ia berharap akan memulai kehidupan yang baru. Gemma juga berharap mendapatkan pasangan yang baik yang bisa diajak untuk mendapatkan putranya. Ia selalu memohon jangan bertemu dengan Zevan. Gemma berpikir antara dirinya dan Zevan sesuatu yang sangat berbeda. Bagai langit dan bumi. “Aku sudah bilang kamu hanya milikku, Gemma! Hanya milikku!” “Aku bukan milik siapa-siapa dan kita belum ada ikatan yang mengharuskan aku jadi milikmu.” “Maka akan aku lakukan.” Zevan meyingkapkan dres milikk Gemma dan menarik pakaian bagian dalam itu sampai lepas. “Pak Zeva
Mendengar Gemma mengetahui keberadaan anaknya. Zevan jadi gelisah. “Bagaimana kamu mengetahuinya?” tanya Zevan menahan napas. “Erina memberitahuku orang yang memesan anak pada germo itu seorang yang sangat berpengaruh di kota ini.” “Gemma, bisakah kamu tidak usah mencarinya lagi?” “Apa maksudnya?” “Mungkin dia diadopsi orang yang tepat. Maksudku keluarga yang kaya.” “Aku ibunya Pak Zevan.” “Orang yang mengadopsinya orang yang sangat kuat, aku takut dia menyakitimu.” “Apa kamu juga mengetahui siapa orangnya?” tanya Gemma. “Saat aku menyelidikinya anak buah memukuli orang-orangku. Mereka tidak ingin ada orang lain yang mengusik kehidupan mereka,” jelas Zevandra. “Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan putraku.” Gemma bersin, merasa tubuhnya meriang. Ia baru ingat ternyata ia belum makan dari kemarin, ia hanya makan roti dalam pesawat saat ingin pulang ke Jakarta. “Apa kamu sakit?” Zevan menyentuh kening Gemma. “Badan kamu hangat, aku akan memberimu obat.” “Tid
Gemma akhirnya menjelaskan kalau dirinyalah yang membantu Zevan membuktikan dirinya tidak bersalah atas kematian kakaknya . Hal itu sangat berharga untuk Zevan. “Jadi orang yang mengirim video dan gambar itu adalah kamu?” Zevan menatap wajah Gemma dengan serius. Ia tidak pernah menduga kalau orang yang membantunya membuktikan kalau dirinya tidak bersalah adalah Gemma. “Ya.” “Bagaimana bisa? Maksudku bagaimana kamu menemukan bukti itu?” Gemma akhirnya menceritakan bagaimana ia menemukan ruangan rahasia di rumah mereka yang di Amerika. “Dari mana kamu tau?” “Kamu ingat waktu ibu kamu datang ke sana. Aku bersembunyi dalam lemari pakaian Morgan, saat bersandar aku menemukukan bagian belakang lemari bisa digese. Tanpa sengaja aku masuk ke dalamnya. Di sana ada banyak dokumen rahasia yang disembunyikan. Aku juga melihat ist….” Gemma mengantung kalimatnya. “Apa?” Zepan menunggu Gemma menyelesaikan kalimatnya. ‘Aku juga melihat rahasia tentang istrimu, tapi, aku tidak ingin m
Zevan menepati janjinya pada Gemma, ia memberi pijatan di badan Gemma. “Air hangat akan membuat tubuhmu lebih rileks, kamu merendam aku akan menambah rempah-rempah ke dalamnya,” ucap Zevan, sikapnya sangat manis. “Maksudmu kita mandi berdua?” Gemma menatap wajah Zevan, kedua alisnya berkerut sangat dalam. “Jangan khawatir, aku tidak akan memakanmu lagi, cukup yang tadi malam saja. Tapi mungkin lain kali aku melakukannya lagi. Saat ini, ku hanya ingin membuat tubuhmu rileks,” jelas Zevan. ‘Apa dia benar tidak akan menginginkannya lagi, jika dia melihatku melepaskan pakaianku? Siapa yang menjamin dia tidak memaksaku lagi’ Gemma diam. Zevan seperrtinya tahu apa yang dipikirkan Gemma, ia megangkat tubuh Gemma ke kamar mandi. “Baiklah, baik. Tapi biarkan aku melepaskan pakaian dulu.” Zevan memberikan kain untuk ia pakai merendam dalam bathtub yang berisi rempah dan air hangat. Benar saja tubuh terasa sangat nyaman Zevan juga memberi pijatan di bagian belakang tubuh Gemma. ‘Ini sang
Keluar dari rumah Zevan, Gemma buru-buru naik ojek yang biasa nongkrong di gerbang masuk komplek. Ia datang menemui Leo, niat Gemma ingin menjelaskan semuanya pada Leo agar ia tidak salah paham dan marah padanya. Ternyata Zevan tidak tinggal diam, ia juga keluar mengendarai mobilnya ia tahu kalau Gemma akan menemui polisi tersebut. [Kamu ada di mana aku datang] tulis Gemma dalam pesan. [Masih kerja] balas Leo jika di simak isi pesan cating tersebut Leo marah. ‘Apa dia marah padaku?’ Gemma mengirim pesan lagi. [ Ayo kita bertemu] [Aku masih sibuk, nanti saja. Barang-barang kamu aku titip di restoran kamu. Minta saja sama Vito manager resto] ‘Baiklah, sepertinya kamu marah’ [Baiklah, kalau kamu sudah tidak sibuk mari kita bicara dan aku akan menjelaskan semuanya] tulis Gemma lagi. Leo tidak membalas pesan itu lagi, tiba-tiba Gemma merasa sedih biar bagaimanapun pria itu sudah sangat banyak membantunya jauh sebelum Zevan datang dalam hidupnya. Itu semua karena Zevan yang me
Gemma dan pengacara sepakat untuk datang ke panti asuhan, menyamar sebagai pasangan suami istri yang sedang mencari anak untuk mereka adopsi. “Kamu sudah siap jadi istriku?” tanya Bayu pengacara Gemma. “Siap. Mari kita mulai.” Gemma terpaksa mengganti penampilannya lebih terlihat keibuan, pakain rok yang dipadukan dengan blezer jas dan tatanan rambutnya sedikit disanggul. Tidak berapa lama mereka berdua tiba di sebuah rumah yang katanya dijadikan panti asuhan tidak jauh dari pemukiman warga. "Apa kamu yakin ini tempatnya?" tanya Gemma. "Iya, menurut orang yang memberiku tiket, ini memang rumahnya." "Ini lebih cocok di sebut hotel daripada pantiasuhan," ucap Gemma. "Tidak semua orang bisa datang ke tempat ini, tentunya sudah bayar uang administrasi dan sudah janjian jauh-jauh hari," jelas Bayu. "Aku semakin penasaran," sahut Gemma. Tiba di sana Gemma disambut ole seorang wanita paru baya. Lalu dibawa ke ruangan administrasi. Di sana ditanya mau adopsi anak laki-laki ata
Semua keluarga syok dan sedih melihat kemarahan Gemma, mereka bisa mengerti kemarahan sang menantu, dibohongin suami selama empat tahun itu tidak mudah. Deyra hanya bisa mengusap dada.Besok harinya setelah Gemma merasa sedikit tenang, ia menemui Zevan di ruang kerjanya Zevan duduk melamun. Sepanjang malam, ia bahkan tidak bisa memejamkan mata ia juga tidak makan. Gemma mengetuk pintu.“Masuk!”“Boleh aku bicara?”“Gemma ….” Zevan langsung berdiri dengan wajah khawatir.“Aku sudah memikirkannya. Saat di tenda penampungan kamu pernah bertanya apa hukumannya kalau aku tidak jujur. Aku ingin memberi jawabannya sekarang,” ucap Gemma.“Gemma … kamu terlihat sangat pucat kita ke dokter ya,” bujuk Zevan.“Aku ingin memberikan jawaban Zevan.”“Baiklah.”“Mari kita berpisah.”Zevan langsung mematung menatap Gemma dengan mata berkaca-kaca, ia mengeleng sambil mengusap air matanya.“Jangan lakukan itu Gemma, aku memang salah, tapi aku akan memperbaiki dan tidak melakukannya.”“Kamu yang menga
Beberapa Minggu kemudianSemua orang masih suasana bahagia.Deyra mengajak Gemma berbelanja dan kesalon kecantikan."Bu, kalau ibu ulang tahun kado apa yang ingin kamu minta?" tanya Gemma."Aku ingin cucu kembar," ucap Deyra tertawa."Baiklah. bagaimana kalau aku bilang Ibu sudah punya cucu." Deyra hanya tertawa ia berpikir kalau Gemma akan mengungkapkan tengtang Moes anaknya. Deyra tidak ingin salah, jadia ia mengalihkan pembicaraan.Saat tiba di rumah Gemma membawa kotak di tangannya, tapi ia ragu-ragu menunjukkanya pada Zevan dan Deyra, karena di sana ada Mahesa dan keluarga yang lain.Setelah rumah sakit berjalan normal , Mahesa mengmpulkan anak-anaknyanya. Ia mengumumkan menyerahkan rumah sakit secara resmi secara tertulis pada Zevan. Ia juga mewariskan hartanya dalam jumlah besar pada Moes Mahesa. Hal itu menimbulkan kemarahan pada kedua putri Mahesa, karena Moes bukan darah daging Zevan. Dalam rapat keluarga besar itu hadir juga pengacara dan saksi yang akan melihat.“Dia cucu
Tidak ingin terjadi hal buruk pada Gemma, Zevan meminta kakeknya mengirim helikopter. Namun, cuaca buruk tidak memungkinkan helikopter bisa datang.Saat Zevan bondar bandir, Kai datang.“Dok, Istrinya ditempatkan saja di tenda saya,” usul Kai.Zevan memincingkan kedua alis matanya saat Kai menyebut istri.“Apa Bapak tahu dia istriku?”“Dia mengatakannya. Oh jangan salah paham. Leo memang rada gila karena menjodohkan aku dengan istrimu, tapi aku dan Gemma sudah sepakat untuk berteman,” tutur Kai.Rasa panas dalam hati Zevan sedikit berkurang saat Kai memgatakan hal seperti itu, ia mengendong Gemma ke dalam tenda milik Kai, di sana lebih nyaman karena ada kasur lipat, setelah memberi infus dan pengobatan pada sang istri Zevan keluar. Ia dan Kai duduk mengobrol diluar tenda."Gemms wanita yang baik Pak, saya tidak begitu mengenalnya, tapi saya berteman sama Lian saudara laki-laki Gemma."Setelah mendengar langsung dari Kai tidak ada lagi kesalapahaman.“Besok pagi-pagi sekali saya akan
Karena Zevan masih marah padanya, Gemma akhirnya menghidari Zevan. Setiap kali ia melihat Zevan datang mendekat ia akan menjauh“Tidak seharusnya aku marah padanya, aku marah karena khawatir.” Zevan ingin mengajak Gemma pulang bersamanya. Tapi sayang setiap kali ia datang Gemma akan menghilang, akhirnya ia tidak melihat Gemma selama berjam-jam.Zevan panik mencari ke semua tempat, saat itu sedang hujan lebat di lokasi penampungan tenda-tenda pada bocor semua orang sibuk membantu. Sonia bersembunyi di dalam mobil petugas, Zevan juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berteduh di dalam mesjid. Matanya sibuk mencari Gemma, ia sangat khawatir.“Gemma kamu dimana kamu membuatku gila,” ucap Zevan mencari ke dalam mesjid. Ia melihat Gemma dan team dokter dan para tentara menyelamatkan obat-obatan dan persedian makanan dari tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang Zevan ikut menerobos hujan dan ikut membantu menyelamatkan persedian obat-obatan menyimpan di dalam mesjid. Setelah selesai Gemma
Zevan dan Deyra baru saja turun dari parkiran, tapi suasana berbeda terlihat dari rumah sakit. Semua orang tampak sibuk. Padahal beberapa minggu belakangan rumah sakit itu nyaris tutup karena kehabisan stok obat-obatan. Zevan harus mengimpor obat-obatan dari luar negeri dengan harga dua kali lipat agar rumah sakit bisa beroperasi. Namun, saat barang dalam pengiriman kembali terjadi masalah dibeacukai . Zevan dan kakeknya kehabian ide.Tapi kali ini, rumah sakit terlihat sangat sibuk .“Ada apa?” tanya Zevan.‘ Apa Gemma berhasil membujuk saudaranya untuk memasukkan pasokan obat?’ Deyra tersenyum.“Mari kita cari tahu.” Ibu anak itu berjalan ke lobby, parkiran pasien VIP yang tadinya kosong kini berisi walau tidak penuh.“Dok, selamat pagi.” Simon muncul dengan wajah sumbringah, dokter bertubuh tambun itu batal cari pekerjaan baru.“Ada apa?” tanya Zevan.“Kita dapat pasokan obat lagi,” ucapnya dengan senyum lebar.“Dari mana?”“Ceo baru Filan Farma setuju menjalin kerja sama dengan
Gemma menatap wajah sang suami, ingin rasanya ia memeluk Zevan dan meluapkan semua perasaannya, tapi Gemma takut iditolak lagi. Hanya menatap bebera denit ia kembali menunduk dan meremas jemari tangannya“Kenapa?” tanya Zevan, kali ini ia menatap Gemma dengan tatapan lembut.“Zevan, a-apa kamu masih percaya padaku kalau aku bicara terus terang?” tanya Gemma semakin meremas jemarinya. Gemma bukan tipe wanita yang lemah ataupun manja, ia wanita kuat, bahkan keras tetapi kali ini ia terlihat sangat takut bahkan tidak berani menatap Zevan.‘Apa yang sebenarnya yang kamu lakukan Gemma kenapa kamu ketakutan begitu’“Baiklah katakan.”“Sebenarnya-”“Gemma! Katanya mau bicara sama Ibu.” Deyra tiba-tiba datang membuyarkan semuanya.Gemma berdiri. “ Nanti saja, aku bicara sama ibu dulu.” Ia berjalan menghampiri Deyra dan meninggalkan Zevan.Zevan masih duduk di bangku taman, ia penasarn kenapa Gemma tiba-tiba bersikap aneh dan takut padanya. *Gemma duduk bersama ibu mer
Setelah bicara dengan Zevan Gemma tidak banyak bicara lagi, ia lebih banyak diam.“Aku ingin ke kamar dulu.”“Apa kamu tidak akan mengatakan apa-apa?”“Tidak ada.”Zevan langsung diam, Zevan menyadari setelah penolakan malam itu Gemma banyak berubah.“Lalu bagaimana dengan paspor di tanganmu?””Itu milik teman. Aku mau ke kamar dulu.”Gemma masuk ke dalam kamar, ia membuka laci dan membawa beberapa berkas, saat memasukkan ke dalam tas Zevan masuk.“Aku akan tidur di restoran,” ucap Gemma sembari melepaskan penutup kepala yang ia pakai.“ Itu artinya kamu sudah menyerah?”Gemma hanya terseyum kecil tidak menjawab pertanyaan Zevan, sikap diam Gemma membuat Zevan merasa gelisah.“Aku sudah mengatakan padamu jangan membuang-buang waktu, kamu tidak percaya.”‘Setidaknya aku berusaha’ balas Gemma dalam hati.Saat sedang mengobrol dengan Zevan Leo menelepon, raut wajah Gemma berubah. Ia menjauh dari Zevan sembari mengangkat telepon.“Apa kamu gila?” Apa maksudnya?”Terdengar suara tawa meng
Setelah kejadian itu Gemma tidak pulang ke rumah Zevan, ia memilih tidur di restoran miliknya, di sana ia jauh lebih tenang tidak ada yang mengusik tidak ada yang menatapnya dengan tatapan dingin.Pagi itu Zevan masuk ke kamar mereka, tempat tidur masih rapi, Gemma sudah dua hari tidak pulang ke rumahnya.“Baiklah itu lebih baik, pergilah itu jauh lebih baik untuk kita berdua,” ucap Zevan. Mulut bicara tidak tetapi hatinya sedih karena tidak melihat Gemma.Saat ingin berangkat ke rumah sakit Zevan sengaja mampir ke restorannya, ia menoleh ke lantai dua, di sana duduk seorang wanita cantik, duduk melamun menatap jalanan ibu kota.“Akhirnya kamu menyerah juga.” Zevan menghidupkan mobilnya kembali dan meninggalkan restoran Gemma. Di rumah sakit ia banyak melamun dan pikirannya kemana-mana.Setelah semua yang terjadi pada keluarganya Zevan memutuskan kembali bekerja di rumah sakit keluarganya, setelah dr. Deyra berangkat ke luar negeri bersama suaminya Zevan yang mengantikan posisi sang i
Mata Gemma melotot kaget mendengar kata-kata penghinaan itu. Ia menahan rasa sesak di dada, Gemma tidak mau menangis di depan Zevan. Ia berdiri lalu memungut dan mengenakan piyama tidurnya.“Baiklah terimakasih untuk malam ini, selamat malam.” Gemma bergegas lalu kembali ke kamarnya.Zevan mengepal tangannya dengan kuat, Gemma masuk ke kamar mandi dan menangis keras di sana, ia merasa seperti jalang yang meminta dipuaskan sama seorang pria. Zevan datang ia mendengar Gemma menangis di kamar mandi. Ia tidak tahan mendengar Gemma menangis, ia kembali ke kamar Moes dan memukul dinding kamar itu beberapa kali, saat Gemma menangis seperti itu ia juga merasa terluka, tapi kekecewaan masih menyelimuti hatinya, ia masih marah sama Gemma.“Kenapa? Kenapa harus ada seperti ini. Aku berharap kamu pergi biar kamu tidak terluka,” ucap Zevan. *Saat Gemma bangun pagi, ia merasa tubuhnya terasa remuk, Zevan benar-benar menghajarnya malam itu. Ia malas bangun dari tempat tidur, melihat