Home / Pernikahan / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Chapter 441 - Chapter 450

All Chapters of Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya: Chapter 441 - Chapter 450

472 Chapters

Bab 441 Eh, Keceplosan!

Sudah hampir 2 jam tidak ada juga pembeli yang datang ke restoran Devan. Sebelumnya tempatnya itu benar-benar sangat ramai. Bahkan terkenal di internet, tetapi gara-gara penangkapan dirinya semua itu langsung berubah 180°.Beberapa kali Devan mondar mandi di depan pintu utama, menunggu pelanggan mana yang datang untuk pertama kalinya. Tetapi sayangnya sudah 2 jam berlalu, tapi tak ada tanda-tanda pelanggan yang singgah di tempat itu. Devan mulai frustrasi. Amanda pun tampak merasa kasihan. Ini semua sebab penangkapan Devan yang viral.Padahal Devan berniat akan menggratiskan 10 orang pertama yang datang di hari itu. Tetapi tak ada satu pun yang singgah, membuat Devan uring-uringan. "Kalau kayak begini aku benar-benar bisa bangkrut. Usahaku yang sudah dirintis oleh orang tua bisa-bisa gulung tikar gara-gara kejadian itu," gumam Devan, frustrasi. Dia duduk termenung memandangi pintu utama. Banyak sekali orang-orang menoleh ke arah tokonya, tapi ada tak ada satu pun yang berani untuk
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 442 Keresahan Devan

"Kenapa diam saja? Ayo katakan! Kamu punya rencana apa terhadapku?!" tanya Devan sembari berkacak pinggang. Wajah pria itu juga marah. Amanda semakin kelabakan. Dia tidak tahu harus mengatakan apa agar Devan percaya kalau tadi itu tak bermaksud untuk jahat kepadanya. "Bukan, bukan seperti itu, Mas. Aku hanya terbawa emosi saja, sebab kamu itu mati-matian membela Maura yang sudah jelas membuat kamu seperti ini," ujar Amanda akhirnya berusaha untuk mengelak. Dia tidak mau sampai kehilangan kesempatan mendekati Devan. "Itu urusanku, Amanda. Aku yang merasakan sendiri dan aku yang tahu siapa yang sudah jahat kepadaku. Kamu tidak usah berpikiran buruk terhadap Maura. Tugasku sekarang adalah mencari Maura dan kalau kamu memang masih ingin membantuku, silakan. Aku juga tidak menjanjikan upah yang besar kepadamu. Karena sekarang saja sulit sekali mendapatkan pelanggan. Ingat perjanjian kita di awal, kamu tidak boleh punya niatan untuk mendapatkan apa-apa dariku," ujar pria itu sembari men
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 443 Winda Jumawa

Saat itu Winda sedang mengecek penghasilannya di supermarket. Dia dikagetkan dengan suara dering ponsel. Lebih membuatnya syok adalah Raka yang menelepon wanita itu. Winda melotot dengan tubuh mematung melihat HPnya terus bergetar. Karena diamnya itu, salah satu karyawan menepuk pundak Winda dan mengatakan kalau ponselnya berdering. Winda tersentak, dia mengerjapkan mata berkali-kali, tak percaya kalau yang meneleponnya adalah Raka.Dengan perasaan canggung, wanita itu pun menerima panggilan dari sang pria. "H-Halo, Mas?" tanya Winda, suaranya sedikit bergetar karena gugup. "Win, kamu di mana?" tanya Raka, tiba-tiba saja membuat jantung Winda berdetak dengan sangat kencang. Seperti ingin meledak saja."Aku ada di supermarket. Kebetulan lagi cek karyawan," ucap Winda dengan perasaan tak karuan. "Bisakah kita bertemu?""Hah?!" Seperti sebuah kembang api yang meledak, begitu indah di langit. Perasaan Winda pun campur aduk, warna-warni dan meledak-ledak. Dia benar-benar tidak menyang
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 444 Teror Dimulai

Lusi berpikir, mungkin sebaiknya dia kerja saja daripada diam dan menunggui Alia, takut kalau pemikirannya terus terpaku kepada sakit hati yang sudah dia tinggalkan di kota sebelumnya. Tetapi dia juga bingung harus bekerja apa. Sementara pengalamannya hanya mengurus percetakan, penerbitan dan beberapa kontrakan. Sebenarnya semua itu sudah cukup untuk menghidupinya dan Alia. Tetapi dia merasa bingung saja jika tidak ada kegiatan apa-apa. Lagi pula kepindahannya ke sini itu untuk melupakan masa lalu dan memulai hidup baru, jadi mungkin dia harus bisa punya kegiatan yang bermanfaat."Hah! Aku bingung sekali. Sudahlah, sebaiknya aku beres-beres aja. Masalah itu biarkan nanti dipikirkan," ujar Lusi kembali melanjutkan aktivitasnya. Sementara itu Adiba ada di kamarnya. Tidak ada yang berubah sejak gadis itu meninggalkan tempat ini. Kelebatan bayangan saat dia dimarahi habis-habisan oleh sang Ayah dan Ibu yang terus dipukuli masih terngiang di benaknya. Adiba berusaha untuk menghalau sem
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 445 Tertekan

Jantung Adiba berdetak dengan sangat kencang. Tubuhnya bergetar hebat. Dia berusaha untuk tenang melihat ponselnya yang terus berdering, hingga akhirnya suaranya berhenti. Tetapi tak lama kemudian panggilan itu masuk kembali. Dia benar-benar mulai khawatir. Sesaat, Adiba hanya bisa terdiam memandangi ponsel tersebut. Entah sudah berapa kali ponselnya terus berdering, tapi tak ada satu pun yang diangkat oleh gadis itu. Ini benar-benar membuat sang gadis merasa frustrasi, hingga akhirnya suara ketukan pintu membuatnya terkesiap. Itu adalah Lusi. Karena posisi pintu yang tidak terkunci, membuat Lusi bisa melihat apa yang sedang terjadi. "Adiba, HP kamu dari tadi berdering, loh. Sampai kedengaran ke kamarku," ucap Lusi berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi.Adiba langsung mendekat kepada Lusi dengan tangan yang bergetar. Melihat itu Lusi juga kaget. "Kenapa, Diba? Ada apa?"Dengan perasaan khawatir, Adiba meneguk saliva dengan susah payah, berusaha untuk tenang dan menceritakan
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 446 Merasa Bersalah

"Apakah semua ini gara-gara aku? Sebab memberitahukan semuanya kepada Devan, jadi kamu yang mendapat getahnya?" tanya Lusi merasa bersalah.Adiba hanya diam saja. Ingin mengatakan kalau itu benar juga takut Lusi malah menjadi beban pikiran. Lagi pula memang harus seperti ini. Kalau misalkan Lusi tidak memberitahukan kebenarannya, mungkin Devan sampai saat ini masih mendekam di penjara. Walaupun Adiba tidak tahu apakah dia sudah bebas atau belum, yang pasti sudah melakukan hal yang benar dengan menceritakan yang sebenarnya.Kebenaran pasti akan terungkap lambat atau lawan, tetapi tentu saja lebih cepat lebih baik agar tidak ada korban lagi."Nggak apa-apa, Lus. Kamu jangan merasa bersalah seperti itu. Aku hanya kaget saja kalau misalkan Arya tiba-tiba saja menerorku. Ya, dia sudah tahu kalau aku yang memberitahumu perihal kejahatannya." Lusi memejamkan mata sembari menghela napas panjang. Dia benar-benar merasa bersalah kepada Adiba. Kalau sampai terjadi seperti ini, mungkin Adiba ak
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 447 Takut Terhasut

Maura hanya menganggukkan kepala. Dia tidak berani mengucapkan apa pun, takut jika salah bicara dan malah menjadi keributan antara Raka dan Mila. Meskipun memang itu yang dia mau, agar mereka pecah belah. Tetapi tentu saja Maura tidak mau menjadi penyebab keretakan hubungan mereka. Harus ada orang ketiga yang menjadikan mereka hancur. "Ngapain kamu lihatin aku? Makan! Kalau nggak, aku ambil semua makanannya!" seru Mila karena dari tadi Maura hanya melihat wajahnya. Wanita itu pun langsung menganggukkan kepala dan kembali menyuapkan makanan. Sementara Raka hanya bisa menahan napas sembari menggelengkan kepala. Untuk saat ini dia hanya bisa berdiam diri dan menahan semua kekesalan, tidak mau menambah masalah.Fokusnya kali ini adalah mencari Lusi dan juga Alia. Saat hampir selesai menyuapkan makanan, tiba-tiba saja Raka mengatakan sesuatu yang membuat Mila dan Maura kaget bersamaan. "Besok aku ingin mengunjungi Ibu," ujar Raka membuat kedua wanita berbeda usia itu langsung menoleh d
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 448 Aku Tidak Kuat

Melihat diamnya Mila yang begitu lama, membuat Raka kesal sendiri. Dia pun akhirnya menyudahi makan malam, membuat Maura dan Mila kaget. Sebab sang pria sampai menggebrak meja.Mila berusaha untuk menyusul kepergian suaminya, sementara itu Maura tiba-tiba saja langsung tersenyum puas. Dia merasa jumawa, itu artinya ini kabar yang baik. Tampaknya akan ada perpecahan yang lama-kelamaan membesar dan mungkin akan berakhir hubungan mereka. Karena dia yakin Bu Sinta pasti akan terus menghasut anaknya untuk mengakhiri hubungan dengan Mila. Dengan begitu kakaknya juga akan sengsara. Ini adalah sebuah kabar yang bagus. Maura harus memberitahukan Bu Sinta kalau anaknya akan menemui besok, jadi Bu Sinta harus punya 1000 cara agar Raka bisa mengakhiri hubungannya dengan Mila. Sementara itu Mila terus berusaha mengajarkan ke kamarnya. Dia bertanya apa yang salah sampai Raka tiba-tiba saja pergi dari meja makan."Kamu kenapa, sih, Mas?Marah-marah mulu! Aku kan tanya baik-baik," ucap Mila karena
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 449 Berani Berbohong

"Kamu tega sama aku, Mas?" tanya Mila dengan tatapan sinis. Dia tidak menyangka, pada akhirnya Raka pun mengatakan hal seperti itu. Padahal sebelumnya sudah senang karena Raka membelanya dan meninggalkan Bu Sinta.Tetapi malah seperti ini. Ada sedikit kemarahan dan kecewa menyelusup relung hati Mila. Dia harus memastikan dulu apa yang akan dilakukan Raka ke depannya."Kamu yang tega sama aku, Mil. Kamu itu seperti orang yang kehilangan akal tahu! Menggenggamku terlalu erat, melarangku macam-macam dan harus terus bersamamu. Kamu pikir aku tidak bosan? Aku juga butuh lingkungan baru, bertemu dengan teman-teman.""Memang kamu punya teman, Mas?" tanya Mila tiba-tiba saja menyela ucapan Raka, membuat pria itu menghela napas kasar."Iya, aku butuh suasana baru. Siapa tahu aku juga bisa memulai bisnis baru tanpa harus menjalankan bisnismu juga. Aku bisa saja bertemu dengan teman-teman sewaktu aku masih menjabat sebagai pemimpin di redaksi dan percetakan Lusi. Aku bisa sharing dengan mereka d
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 450 Hinaan Mila

"Kak-Kak Mila? Maaf, aku nggak sengaja," ujar Maura, tiba-tiba saja membuat Mila semakin kesal. Karena adiknya tidak menjawab pertanyaan dari wanita hamil itu. "Ngapain kamu di sini dan kenapa makanan-makanan itu disatuin?" tanya Mila membuat Maura bingung harus menjawab apa. Dia tidak tahu kalau misalkan kakaknya belum tidur. Padahal sebelumnya sudah dipastikan tidak ada suara di kamar mereka, tetapi ternyata Mila malah keluar dan mendapatinya sedang mengumpulkan makanan, ditambah wanita itu malah memecahkan piring. Pasti Mila akan marah besar kepadanya."Aku sedang membereskan makanan dan bekas makan malam tadi.""Terus ngapain itu makanan di satuin? Kamu mencuri, ya?" Mendengar itu Maura terkesiap dan langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Aku hanya mengumpulkannya saja. Kan mubazir kalau misalkan dibuang," cetus Maura, membuat Mila terdiam. Tiba-tiba saja wanita hamil itu tersenyum miring sembari melipat tangan di depan dada. "Oh, jadi maksud kamu, kamu sedang mengumpu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
434445464748
DMCA.com Protection Status