Share

Bab 445 Tertekan

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 21:04:42

Jantung Adiba berdetak dengan sangat kencang. Tubuhnya bergetar hebat. Dia berusaha untuk tenang melihat ponselnya yang terus berdering, hingga akhirnya suaranya berhenti. Tetapi tak lama kemudian panggilan itu masuk kembali.

Dia benar-benar mulai khawatir. Sesaat, Adiba hanya bisa terdiam memandangi ponsel tersebut. Entah sudah berapa kali ponselnya terus berdering, tapi tak ada satu pun yang diangkat oleh gadis itu. Ini benar-benar membuat sang gadis merasa frustrasi, hingga akhirnya suara ketukan pintu membuatnya terkesiap. Itu adalah Lusi.

Karena posisi pintu yang tidak terkunci, membuat Lusi bisa melihat apa yang sedang terjadi.

"Adiba, HP kamu dari tadi berdering, loh. Sampai kedengaran ke kamarku," ucap Lusi berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Adiba langsung mendekat kepada Lusi dengan tangan yang bergetar. Melihat itu Lusi juga kaget.

"Kenapa, Diba? Ada apa?"

Dengan perasaan khawatir, Adiba meneguk saliva dengan susah payah, berusaha untuk tenang dan menceritakan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 446 Merasa Bersalah

    "Apakah semua ini gara-gara aku? Sebab memberitahukan semuanya kepada Devan, jadi kamu yang mendapat getahnya?" tanya Lusi merasa bersalah.Adiba hanya diam saja. Ingin mengatakan kalau itu benar juga takut Lusi malah menjadi beban pikiran. Lagi pula memang harus seperti ini. Kalau misalkan Lusi tidak memberitahukan kebenarannya, mungkin Devan sampai saat ini masih mendekam di penjara. Walaupun Adiba tidak tahu apakah dia sudah bebas atau belum, yang pasti sudah melakukan hal yang benar dengan menceritakan yang sebenarnya.Kebenaran pasti akan terungkap lambat atau lawan, tetapi tentu saja lebih cepat lebih baik agar tidak ada korban lagi."Nggak apa-apa, Lus. Kamu jangan merasa bersalah seperti itu. Aku hanya kaget saja kalau misalkan Arya tiba-tiba saja menerorku. Ya, dia sudah tahu kalau aku yang memberitahumu perihal kejahatannya." Lusi memejamkan mata sembari menghela napas panjang. Dia benar-benar merasa bersalah kepada Adiba. Kalau sampai terjadi seperti ini, mungkin Adiba ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 447 Takut Terhasut

    Maura hanya menganggukkan kepala. Dia tidak berani mengucapkan apa pun, takut jika salah bicara dan malah menjadi keributan antara Raka dan Mila. Meskipun memang itu yang dia mau, agar mereka pecah belah. Tetapi tentu saja Maura tidak mau menjadi penyebab keretakan hubungan mereka. Harus ada orang ketiga yang menjadikan mereka hancur. "Ngapain kamu lihatin aku? Makan! Kalau nggak, aku ambil semua makanannya!" seru Mila karena dari tadi Maura hanya melihat wajahnya. Wanita itu pun langsung menganggukkan kepala dan kembali menyuapkan makanan. Sementara Raka hanya bisa menahan napas sembari menggelengkan kepala. Untuk saat ini dia hanya bisa berdiam diri dan menahan semua kekesalan, tidak mau menambah masalah.Fokusnya kali ini adalah mencari Lusi dan juga Alia. Saat hampir selesai menyuapkan makanan, tiba-tiba saja Raka mengatakan sesuatu yang membuat Mila dan Maura kaget bersamaan. "Besok aku ingin mengunjungi Ibu," ujar Raka membuat kedua wanita berbeda usia itu langsung menoleh d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 448 Aku Tidak Kuat

    Melihat diamnya Mila yang begitu lama, membuat Raka kesal sendiri. Dia pun akhirnya menyudahi makan malam, membuat Maura dan Mila kaget. Sebab sang pria sampai menggebrak meja.Mila berusaha untuk menyusul kepergian suaminya, sementara itu Maura tiba-tiba saja langsung tersenyum puas. Dia merasa jumawa, itu artinya ini kabar yang baik. Tampaknya akan ada perpecahan yang lama-kelamaan membesar dan mungkin akan berakhir hubungan mereka. Karena dia yakin Bu Sinta pasti akan terus menghasut anaknya untuk mengakhiri hubungan dengan Mila. Dengan begitu kakaknya juga akan sengsara. Ini adalah sebuah kabar yang bagus. Maura harus memberitahukan Bu Sinta kalau anaknya akan menemui besok, jadi Bu Sinta harus punya 1000 cara agar Raka bisa mengakhiri hubungannya dengan Mila. Sementara itu Mila terus berusaha mengajarkan ke kamarnya. Dia bertanya apa yang salah sampai Raka tiba-tiba saja pergi dari meja makan."Kamu kenapa, sih, Mas?Marah-marah mulu! Aku kan tanya baik-baik," ucap Mila karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 449 Berani Berbohong

    "Kamu tega sama aku, Mas?" tanya Mila dengan tatapan sinis. Dia tidak menyangka, pada akhirnya Raka pun mengatakan hal seperti itu. Padahal sebelumnya sudah senang karena Raka membelanya dan meninggalkan Bu Sinta.Tetapi malah seperti ini. Ada sedikit kemarahan dan kecewa menyelusup relung hati Mila. Dia harus memastikan dulu apa yang akan dilakukan Raka ke depannya."Kamu yang tega sama aku, Mil. Kamu itu seperti orang yang kehilangan akal tahu! Menggenggamku terlalu erat, melarangku macam-macam dan harus terus bersamamu. Kamu pikir aku tidak bosan? Aku juga butuh lingkungan baru, bertemu dengan teman-teman.""Memang kamu punya teman, Mas?" tanya Mila tiba-tiba saja menyela ucapan Raka, membuat pria itu menghela napas kasar."Iya, aku butuh suasana baru. Siapa tahu aku juga bisa memulai bisnis baru tanpa harus menjalankan bisnismu juga. Aku bisa saja bertemu dengan teman-teman sewaktu aku masih menjabat sebagai pemimpin di redaksi dan percetakan Lusi. Aku bisa sharing dengan mereka d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 450 Hinaan Mila

    "Kak-Kak Mila? Maaf, aku nggak sengaja," ujar Maura, tiba-tiba saja membuat Mila semakin kesal. Karena adiknya tidak menjawab pertanyaan dari wanita hamil itu. "Ngapain kamu di sini dan kenapa makanan-makanan itu disatuin?" tanya Mila membuat Maura bingung harus menjawab apa. Dia tidak tahu kalau misalkan kakaknya belum tidur. Padahal sebelumnya sudah dipastikan tidak ada suara di kamar mereka, tetapi ternyata Mila malah keluar dan mendapatinya sedang mengumpulkan makanan, ditambah wanita itu malah memecahkan piring. Pasti Mila akan marah besar kepadanya."Aku sedang membereskan makanan dan bekas makan malam tadi.""Terus ngapain itu makanan di satuin? Kamu mencuri, ya?" Mendengar itu Maura terkesiap dan langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Aku hanya mengumpulkannya saja. Kan mubazir kalau misalkan dibuang," cetus Maura, membuat Mila terdiam. Tiba-tiba saja wanita hamil itu tersenyum miring sembari melipat tangan di depan dada. "Oh, jadi maksud kamu, kamu sedang mengumpu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 451Banyak Pikiran

    Setelah kepergian Mila, Maura langsung membereskan sisa pekerjaannya. Walaupun dengan hati yang kesal, tapi dia tidak boleh begitu saja membiarkan bekas pecahan piring berserakan dan sisa cucian piring menumpuk, bisa-bisa dia akan kembali dimarahi oleh kakaknya. Setelah semua itu selesai, sang wanita langsung pergi ke kamar dan mengunci. Kali ini tidak boleh ada yang menguping pembicaraannya. Wanita itu bergegas untuk menelepon Bu Sinta. Entah apakah akan diangkat atau tidak. Tetapi wanita itu akan berusaha untuk menghubungi sang wanita paruh baya, agar bisa menghasilkan peluang setelah mereka bertemu nanti. Sementara itu, Bu Sinta saat ini sedang melamun di depan TV. Dia menangis dan tidak tahu harus melakukan apa. Winda tidak mau membantunya, sementara Maura menuntut kalau dia harus memberikan apa yang dia inginkan Maura. Tidak tentu apa bisa dia mendapatkan kembali Raka, kalau malah tidak dapat, Bu Sinta rugi sendiri karena sudah memberikan rumah. Lagi pula sisa tabungannya it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 452 Menyusun Strategi

    "Oke, tapi sebelumnya Ibu harus memberikanku imbalan terlebih dahulu." "Apa?!" Bu Sinta terperangah. Dia punya firasat buruk kalau anak ini pasti akan meminta rumah lagi. Namun demikian, wanita itu berusaha untuk tenang. Tidak mau terlihat gugup atau semua yang diharapkannya akan hancur berantakan. "Memangnya apa yang kamu inginkan?" tanya Bu Sinta. Padahal di hatinya sudah yakin kalau wanita itu pasti meminta rumah."Ibu, masih lupa dengan permintaanku kemarin? Sama kok. Rumah," ujar Maura di seberang sana sembari tersenyum jumawa. Dia benar-benar berharap bisa mendapatkan rumah ini dan memulai hidup baru walaupun hanya ala kadar, yang penting bisa hidup saja itu bisa membuat Maura tenang. Bu Sinta menahan napas sembari memejamkan mata. Ternyata anak ini benar-benar tidak bisa dianggap remeh. "Apakah tidak bisa yang lain saja?""Loh, kok Ibu nawar, sih? Aku ini kasih informasi yang bagus, Bu. Bukan sembarangan, dari sumber terpercaya. Karena aku satu rumah dengan mereka. Ya, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 453 Tawaran Langka

    Sementara itu, semalaman Mila sulit sekali untuk tidur. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Jika dirinya mengikuti ke mana Raka pergi, itu artinya dia harus meninggalkan pekerjaan. Sementara di toko online itu sangat banyak pesanan. Ini benar-benar membuat Mila dilema sekali. Pada akhirnya Mila pun mengizinkan Raka untuk bertemu dengan ibunya. Walaupun memang hatinya berat .Tetapi, entah kenapa dia merasa akan terjadi sesuatu jika Rama pergi menemui Ibu Sinta. Dia harus melakukan sesuatu agar hatinya tenang dan semua perkiraan-perkiraan itu tidak terjadi. Namun, dia bingung. Siapa yang harus dia bayar untuk mengikuti mereka. Sementara dirinya sudah viral dulu. Mungkin saja ada beberapa orang yang mengenali dirinya. Karyawannya pun semuanya dari luar kota. Dia tidak mau sampai ada orang di kota ini yang mengenalinya setelah kejadian viral itu. Dia juga tidak tahu, mungkin saja karyawannya memang mengetahui tentang beritanya atau pura-pura tidak tahu. Karena tidak bisa ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status