Share

Bab 448 Aku Tidak Kuat

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 20:37:14

Melihat diamnya Mila yang begitu lama, membuat Raka kesal sendiri. Dia pun akhirnya menyudahi makan malam, membuat Maura dan Mila kaget. Sebab sang pria sampai menggebrak meja.

Mila berusaha untuk menyusul kepergian suaminya, sementara itu Maura tiba-tiba saja langsung tersenyum puas. Dia merasa jumawa, itu artinya ini kabar yang baik.

Tampaknya akan ada perpecahan yang lama-kelamaan membesar dan mungkin akan berakhir hubungan mereka. Karena dia yakin Bu Sinta pasti akan terus menghasut anaknya untuk mengakhiri hubungan dengan Mila. Dengan begitu kakaknya juga akan sengsara. Ini adalah sebuah kabar yang bagus.

Maura harus memberitahukan Bu Sinta kalau anaknya akan menemui besok, jadi Bu Sinta harus punya 1000 cara agar Raka bisa mengakhiri hubungannya dengan Mila.

Sementara itu Mila terus berusaha mengajarkan ke kamarnya. Dia bertanya apa yang salah sampai Raka tiba-tiba saja pergi dari meja makan.

"Kamu kenapa, sih, Mas?Marah-marah mulu! Aku kan tanya baik-baik," ucap Mila karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
ini kpn tamatnya ....gak kelar2 ...muter mulu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 449 Berani Berbohong

    "Kamu tega sama aku, Mas?" tanya Mila dengan tatapan sinis. Dia tidak menyangka, pada akhirnya Raka pun mengatakan hal seperti itu. Padahal sebelumnya sudah senang karena Raka membelanya dan meninggalkan Bu Sinta.Tetapi malah seperti ini. Ada sedikit kemarahan dan kecewa menyelusup relung hati Mila. Dia harus memastikan dulu apa yang akan dilakukan Raka ke depannya."Kamu yang tega sama aku, Mil. Kamu itu seperti orang yang kehilangan akal tahu! Menggenggamku terlalu erat, melarangku macam-macam dan harus terus bersamamu. Kamu pikir aku tidak bosan? Aku juga butuh lingkungan baru, bertemu dengan teman-teman.""Memang kamu punya teman, Mas?" tanya Mila tiba-tiba saja menyela ucapan Raka, membuat pria itu menghela napas kasar."Iya, aku butuh suasana baru. Siapa tahu aku juga bisa memulai bisnis baru tanpa harus menjalankan bisnismu juga. Aku bisa saja bertemu dengan teman-teman sewaktu aku masih menjabat sebagai pemimpin di redaksi dan percetakan Lusi. Aku bisa sharing dengan mereka d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 450 Hinaan Mila

    "Kak-Kak Mila? Maaf, aku nggak sengaja," ujar Maura, tiba-tiba saja membuat Mila semakin kesal. Karena adiknya tidak menjawab pertanyaan dari wanita hamil itu. "Ngapain kamu di sini dan kenapa makanan-makanan itu disatuin?" tanya Mila membuat Maura bingung harus menjawab apa. Dia tidak tahu kalau misalkan kakaknya belum tidur. Padahal sebelumnya sudah dipastikan tidak ada suara di kamar mereka, tetapi ternyata Mila malah keluar dan mendapatinya sedang mengumpulkan makanan, ditambah wanita itu malah memecahkan piring. Pasti Mila akan marah besar kepadanya."Aku sedang membereskan makanan dan bekas makan malam tadi.""Terus ngapain itu makanan di satuin? Kamu mencuri, ya?" Mendengar itu Maura terkesiap dan langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Aku hanya mengumpulkannya saja. Kan mubazir kalau misalkan dibuang," cetus Maura, membuat Mila terdiam. Tiba-tiba saja wanita hamil itu tersenyum miring sembari melipat tangan di depan dada. "Oh, jadi maksud kamu, kamu sedang mengumpu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 451Banyak Pikiran

    Setelah kepergian Mila, Maura langsung membereskan sisa pekerjaannya. Walaupun dengan hati yang kesal, tapi dia tidak boleh begitu saja membiarkan bekas pecahan piring berserakan dan sisa cucian piring menumpuk, bisa-bisa dia akan kembali dimarahi oleh kakaknya. Setelah semua itu selesai, sang wanita langsung pergi ke kamar dan mengunci. Kali ini tidak boleh ada yang menguping pembicaraannya. Wanita itu bergegas untuk menelepon Bu Sinta. Entah apakah akan diangkat atau tidak. Tetapi wanita itu akan berusaha untuk menghubungi sang wanita paruh baya, agar bisa menghasilkan peluang setelah mereka bertemu nanti. Sementara itu, Bu Sinta saat ini sedang melamun di depan TV. Dia menangis dan tidak tahu harus melakukan apa. Winda tidak mau membantunya, sementara Maura menuntut kalau dia harus memberikan apa yang dia inginkan Maura. Tidak tentu apa bisa dia mendapatkan kembali Raka, kalau malah tidak dapat, Bu Sinta rugi sendiri karena sudah memberikan rumah. Lagi pula sisa tabungannya it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 452 Menyusun Strategi

    "Oke, tapi sebelumnya Ibu harus memberikanku imbalan terlebih dahulu." "Apa?!" Bu Sinta terperangah. Dia punya firasat buruk kalau anak ini pasti akan meminta rumah lagi. Namun demikian, wanita itu berusaha untuk tenang. Tidak mau terlihat gugup atau semua yang diharapkannya akan hancur berantakan. "Memangnya apa yang kamu inginkan?" tanya Bu Sinta. Padahal di hatinya sudah yakin kalau wanita itu pasti meminta rumah."Ibu, masih lupa dengan permintaanku kemarin? Sama kok. Rumah," ujar Maura di seberang sana sembari tersenyum jumawa. Dia benar-benar berharap bisa mendapatkan rumah ini dan memulai hidup baru walaupun hanya ala kadar, yang penting bisa hidup saja itu bisa membuat Maura tenang. Bu Sinta menahan napas sembari memejamkan mata. Ternyata anak ini benar-benar tidak bisa dianggap remeh. "Apakah tidak bisa yang lain saja?""Loh, kok Ibu nawar, sih? Aku ini kasih informasi yang bagus, Bu. Bukan sembarangan, dari sumber terpercaya. Karena aku satu rumah dengan mereka. Ya, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 453 Tawaran Langka

    Sementara itu, semalaman Mila sulit sekali untuk tidur. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Jika dirinya mengikuti ke mana Raka pergi, itu artinya dia harus meninggalkan pekerjaan. Sementara di toko online itu sangat banyak pesanan. Ini benar-benar membuat Mila dilema sekali. Pada akhirnya Mila pun mengizinkan Raka untuk bertemu dengan ibunya. Walaupun memang hatinya berat .Tetapi, entah kenapa dia merasa akan terjadi sesuatu jika Rama pergi menemui Ibu Sinta. Dia harus melakukan sesuatu agar hatinya tenang dan semua perkiraan-perkiraan itu tidak terjadi. Namun, dia bingung. Siapa yang harus dia bayar untuk mengikuti mereka. Sementara dirinya sudah viral dulu. Mungkin saja ada beberapa orang yang mengenali dirinya. Karyawannya pun semuanya dari luar kota. Dia tidak mau sampai ada orang di kota ini yang mengenalinya setelah kejadian viral itu. Dia juga tidak tahu, mungkin saja karyawannya memang mengetahui tentang beritanya atau pura-pura tidak tahu. Karena tidak bisa ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 454 Bukan Uang, Tapi ....

    Dalam beberapa detik Maura terperangah sembari mengerjapkan mata. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Melihat itu Mila kesal. Adiknya ini benar-benar tampak bodoh jika melakukan hal seperti tadi. "Kenapa kamu malah bengong saja? Otakmu konslet, ya?" Mendengar itu seketika Maura terkesiap. Wanita itu langsung menggelengkan kepala, berusaha untuk sadar dan bersikap seperti biasanya. Tidak boleh terlihat katrok di depan kakaknya sendiri."Enggak, kok. Memang maksud Kakak apa?" tanya Maura, akhirnya berusaha untuk bersikap biasa saja. Dia sudah sangat muak ketika terus dihina oleh kakaknya. "Makanya dengarkan dulu, jangan malah bengong terus. Dengarkan dan pahami," terang Mila membuat Maura akhirnya memilih untuk diam dan berusaha mendengarkan apa yang dikatakan oleh kakaknya. "Besok, Mas Raka akan bertemu dengan ibunya."Maura tertegun. Sepertinya dia tahu apa akhir dari pembicaraan ini. Tetapi tentu saja wanita itu memilih untuk diam dan mendengarkan."Aku ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 455 Titik Nadir

    "Kamu sudah gila, ya?! Apa yang kamu katakan barusan?!" seru Mila dengan sangat marah.Dia bahkan berdiri sembari berkacak pinggang, tidak peduli jika Raka bangun. Adiknya ini mulai melunjak. "Loh, kenapa Kakak marah? Kan Kakak menawarkan sendiri. Katanya mau ngasih aku upah, tapi aku tidak mau uang. Aku hanya ingin Kakak minta maaf atas semua perbuatan Kakak selama ini. Kenapa, Kak? Bukankah selama ini Kakak telah menyakitiku, menindasku sesuka hati Kakak. Yang selalu membutuhkanku, menyuruhku. Bukannya berterima kasih, malah terus menghina aku tanpa minta maaf sekalipun. Sampai detik ini, loh, Kak." "Maura, jangan pernah melebar ke mana-mana. Aku sedang fokus menyuruhmu untuk mengikuti Mas Raka.""Aku juga ingin Kakak tahu, kalau aku bisa melakukan semua ini karena Kakak selalu membutuhkanku, kan?" ungkap Maura dengan tegas.Entah tekad apa yang membuat Maura akhirnya mengeluarkan semua.Mungkin hatinya sudah benar-benar lelah dengan apa yang dilakukan oleh Mila kepadanya, hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 456 Menekan Harga Diri

    Maura hanya terdiam. Hatinya benar-benar sakit, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memang pada nyatanya tidak ada orang yang mau menampung dirinya sama sekali. Yang dimaksud Maura ada orang peduli itu adalah Lusi. Tetapi itu dulu, saat dia masih menurut pada sang wanita.Sekarang bahkan untuk makan pun Maura susah. Dia benar-benar harus menekan harga dirinya hanya untuk tetap tinggal di sini, sampai mempunyai rumah atau pekerjaan.Mungkin memang bisa saja dia keluar dari sini dan menginap di masjid. Tetapi wanita itu berpikir ulang. Apakah aman? Bagaimana kalau misalkan ada orang yang jahat dan hidupnya akan berakhir sengsara? Semua itu masih menjadi pertimbangan. Walaupun dia belum genap 18 tahun, tapi pikirannya cukup matang sebab pengalaman hidup yang pahit dialami oleh Maura selama ini. Bukankah kedewasaan tidak bisa ditentukan oleh usia? Maura bener-bener tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah saja dengan apa yang akan dilakukan oleh kakaknya. "Kenapa diam?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 472 Kesempatan Langka

    Bu Sinta tetap diam di teras dan duduk dengan wajah sendu. Dia melihat ke sekeliling, mengecek mungkin ada Maura. Tetapi entah itu ada Maura atau tidak, yang penting saat ini rencananya sudah berhasil. Berharap kalau kali ini Raka mau mendengarkan ibunya. Saat ini pria itu sedang mengambil minum ke dalam. Setelah datang dia meminta ibunya untuk hati-hati meneguk air yang bersedia. Setelah itu Raka duduk di depan ibunya. Dia menatap Bu Sinta sedemikian rupa, takut jika ibunya itu terluka. "Ibu, nggak apa-apa, kan? Apa ada yang terluka?" tanya Raka, yang langsung digelengi kepala oleh Bu Sinta.Wanita paruh baya itu mengusap pipi anaknya dengan sangat pelan dan juga penuh perasaan. "Akhirnya kamu pulang juga, Nak. Entah sudah berapa lama. Ibu merasa kangen sama kamu, sulit sekali untuk bertemu dengan kamu. Tapi kamu datang ke sini untuk bertemu Ibu? Benar-benar ibu merasa senang," ungka Bu Sinta, kali ini ucapannya dicampur dengan kebohongan. Karena itu terlalu berlebihan jika diung

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 471 Hanya Garam

    Raka tampaknya masih ragu untuk menghampiri Bu Sinta, karena dia tahu kalau ibunya itu sangat licik. Bisa saja Bu Sinta itu sedang pura-pura. Tetapi dia berpikir ulang, mana mungkin ibunya bisa berpura-pura sementara wanita paruh baya itu belum tahu kalau dirinya akan datang ke sini.Raka masih menganalisis Bu Sinta dari jauh. Wanita itu masih terus menangis dan berpura-pura sedih, mengatakan hal yang macam-macam. Membuat Raka semakin tak enak hati.Di sisi lain, Maura mulai merekam kejadian itu. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Raka. Kalau misalkan memang pria itu mudah sekali terhasut, maka dipastikan saat ini Raka akan menghampiri ibunya. Wanita itu kesal sekali karena dari tadi Raka hanya mematung dan meneliti apa yang dilakukan Bu Sinta di sana. Begitu juga dengan sang wanita paruh baya, dalam hati menggerutu. Kenapa Raka hanya diam di situ saja? Tidak menghampirinya. Tampaknya dia harus benar-benar membuat kejadian yang ekstrem, agar anaknya itu mau menghampirinya. "Aku

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 470 Trik dari Maura

    Di mobil, Maura langsung menelepon Bu Sinta. Untunglah wanita paruh baya itu memang sudah dari tadi menunggu. "Halo, Bu," ucap Maura saat menelepon. "Gimana? Kenapa kamu dari tadi susah banget dihubungi atau kamu nggak hubungi Ibu?" tanya Bu Sinta kesal sendiri."Sabar dulu, Bu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Ibu sebaiknya ikutin perkataanku. Ibu ke depan gerbang dan terlihat pura-pura menangis." "Apa maksudnya?" "Pokoknya, Ibu buat hal yang sedih aja. Soalnya Mas Raka menuju ke sana.""Terus, apa yang terjadi barusan?" "Nanti aku akan ceritakan, tapi sekarang Ibu jangan banyak tanya. Pokoknya Ibu pura-pura makan sama nasi aja atau digaramin atau apa kek, yang penting Ibu itu terlihat sedih dan menderita. Tapi Ibu harus ada di depan. Dengan begitu Mas Raka pasti tidak akan tega dan langsung menghampiri Ibu." "Begitu, ya?" "Iya, pokoknya Ibu ikuti semua perkataanku," ucap wanita itu yang langsung disetujui oleh Bu Sinta.Wanita paruh baya itu sebenarnya tidak mengerti dengan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 469 Hanya 3 Hari

    Raka masih diam, tidak tahu harus mengatakan apa, karena semuanya serba mendadak. Padahal sebelumnya pria itu berpikir kalau Winda akan dengan senang hati memberinya bantuan tanpa harus meminta apa pun darinya. Tetapi, semua itu ternyata salah. Winda tetap saja meminta hal yang rasanya mustahil dilakukan oleh Raka. Masalahnya Raka memang tidak punya perasaan kepada wanita ini, ditambah lagi kalau misalkan Mila tahu apa yang sudah dilakukan Raka maka rencana semula akan benar-benar hancur. Hanya saja, pria itu juga ingin bertemu dengan Alia. Bagaimana kalau misalkan Alia ternyata dibawa ke luar negeri oleh Lusi? Entah berapa lama dia akan memendam rasa rindu kepada anaknya itu. Semua ini seperti sebuah simalakama untuknya. Melihat diamnya Raka, Winda tersenyum sinis. Dia menghela napas panjang, tahu kalau semua ini sulit untuk Raka dan mungkin pada akhirnya pria ini akan menolak tawaran itu. Jadi, tidak ada alasan Winda untuk menerima semua permintaan Raka. "Baiklah, Mas. Kalau mema

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 468 Lebih Baik Dimadu

    Maura menutup mulut, tak menyangka. Dia ingin menjerit dan memprotes apa yang dikatakan oleh Winda. Jika memang Winda tidak mengejar Raka, maka dia tidak akan mendapatkan rumah kecuali kalau misalkan dia memberikan ancaman. Tetapi tetap saja wanita itu tidak bisa memanfaatkan Winda kalau wanita itu tidak mengejar Raka lagi. Ini akan berat untuknya, tapi Maura juga tidak bisa melakukan apa-apa selain diam dan mendengarkan pembicaraan mereka sampai selesai. Tidak lupa wanita itu menyetel rekaman keduanya. Dia melakukan ini demi sebuah keamanan dan juga materi. Karena bagaimanapun hidup di sini butuh uang, jadi Maura tidak mau menjual rasa kasihannya demi orang lain. "Kenapa, Mas? Kamu diam saja. Kamu tidak beranikan menentukan jaminan apa-apa?" Winda menghela napas panjang. "Mas, aku memang prihatin dengan apa yang terjadi kepadamu. Tapi seperti yang kamu bilang, semua ini berawal dari kamu sendiri, kan? Kalau memang kamu mau aku membantu bertemu dengan Alia, maka kamu harus menikah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 467 Alasan Winda

    Raka terperangah. Dia berusaha untuk meyakinkan diri kalau yang didengarnya itu hanyalah salah."Kamu bercanda, kan, Win?"Winda tampak serius. Kali ini bahkan tidak ada senyum sama sekali."Tidak, Mas. Aku serius." "Kenapa? Bukankah kamu selama ini mau mendekatiku. Kamu juga selalu membantu ibuku?" tanya Raka. Dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Padahal pria itu sudah sampai sembunyi-sembunyi untuk pergi dari Mila. Pagi-pagi sekali bertemu dengan Winda, berharap kalau wanita ini bisa membantunya.Sementara itu Maura hanya terdiam dan berusaha untuk mendengarkan apa yang terjadi, karena bagaimanapun ini informasi penting. Dia akan meminta harga yang mahal kepada kakaknya atas semua ini. "Iya, Mas. Aku memang selalu membantumu. Aku juga membantu Ibu jika itu adalah kebaikan, tetapi untuk masalah Lusi, tidak." "Kenapa? Apakah kamu takut aku kembali kepada Lusi atau memang kamu berharap aku memberikan hadiah?" Lagi, kalimat tadi itu langsung m

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 466 Permintaan Raka (4)

    "Bantuan? Bantuan apa, Mas?" tanya Winda.Dia mengajukan pertanyaan itu karena Winda juga tidak tahu harus melakukan apa. Sebab dirinya merasa ragu, apakah bisa membantu pria ini atau tidak. Raka terlihat senyum merekah. Entah kenapa itu malah membuat Winda khawatir kalau Raka akan meminta hal yang aneh kepadanya. "Benar kamu bisa membantuku, kan?" tanya Raka memastikan dulu. Sekarang Winda tersenyum kaku. Dia juga bingung apakah harus mengiyakan atau menggelengkan kepala, karena wanita ragu apa yang diinginkan oleh pria ini."Tolong bantu aku mencari Lusi dan Alia." "Apa?!" Seketika wajah yang sebelumnya terlihat khawatir dan bingung berubah menjadi kaget ada rasa kecewa yang menusuk dalam dada. Maura yang mendengarnya pun menutup mulut, hampir saja bersuara. Ternyata Raka masih memikirkan perihal Lusi, sampai meminta semua ini kepada Winda yang bukan siapa-siapa. Winda hanya bisa terdiam saja. Dia tidak tahu harus memberikan reaksi apa, karena ini sudah memastikan kalau Raka

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 465 Permintaan Raka (3)

    "Kamu serius, Mas? Kamu tidak salah lihat atau mungkin tetanggamu itu pura-pura tidak tahu?" tanya Winda tiba-tiba saja membuat Raka terdiam. Raka baru terpikir, bisa saja Bu Murni itu memang sebenarnya tahu ke mana Lusi berada, tetapi tampaknya disembunyikan. Namun demikian, Raka tidak mungkin memaksa wanita paruh baya itu untuk berbicara jujur. Yang ada dia bisa dipidanakan, karena sudah melakukan pemaksaan kepada orang tua. "Aku juga tidak tahu, mungkin sesuatu itu terjadi. Tapi yang pasti, saat ini aku tidak punya informasi apa pun. Nomorku diblokir orang, pasti aku tidak bisa melacak keberadaan anakku," ungkap Raka, semakin frustrasi. Membuat Maura akhirnya paham apa yang sebenarnya terjadi kepada Raka, sampai pria itu akhir-akhir ini memilih untuk diam saja."Ya, Mas. Aku paham posisi kamu. Kamu pasti merasa hampa dan takut kehilangan Alia, kan?" "Tentu saja, Winda. Aku benar-benar tidak bisa kehilangan anakku. Dari kecil aku mengasuhnya. Aku memberikan kasih sayang berlimpa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 464 Permintaan Raka (2)

    Raka dan Winda memesan tempat di pojokan. Dia tidak mau sampai ada orang yang melihat keberadaan mereka, terlebih mungkin mata-mata yang akan mengambil foto Raka dan juga Winda. Raka sudah memperkirakan ini, tapi dia tidak sadar kalau dirinya sudah dari tadi diikuti oleh Maura. Maura tidak mau kalah. Dia akhirnya membayar argo taksi dan memilih untuk mengikuti keduanya. Dia kembali memakai hoodie dan kacamata, lalu duduk tak jauh dari tempat itu. Tentu saja posisinya membelakangi keduanya, takut diketahui identitasnya oleh Raka ataupun Winda. Raka memesan makanan yang cukup mewah di sana, membuat Winda keheranan. Karena dia tahu kalau Raka itu pasti mendapatkan uang dari Mila. Tetapi wanita itu tidak mau melukai harga diri sang pria dan memilih untuk diam saja. Dia akan tunggu apa saja yang diinginkan oleh Raka. Bahkan di mobil saja pria itu sudah meminta sesuatu kepada Winda. Mungkin saja pembicaraan ini pun penting. Meskipun dia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh sang pria,

DMCA.com Protection Status