Share

Bab 453 Tawaran Langka

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 14:13:47

Sementara itu, semalaman Mila sulit sekali untuk tidur. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Jika dirinya mengikuti ke mana Raka pergi, itu artinya dia harus meninggalkan pekerjaan. Sementara di toko online itu sangat banyak pesanan. Ini benar-benar membuat Mila dilema sekali.

Pada akhirnya Mila pun mengizinkan Raka untuk bertemu dengan ibunya. Walaupun memang hatinya berat .Tetapi, entah kenapa dia merasa akan terjadi sesuatu jika Rama pergi menemui Ibu Sinta. Dia harus melakukan sesuatu agar hatinya tenang dan semua perkiraan-perkiraan itu tidak terjadi.

Namun, dia bingung. Siapa yang harus dia bayar untuk mengikuti mereka. Sementara dirinya sudah viral dulu. Mungkin saja ada beberapa orang yang mengenali dirinya. Karyawannya pun semuanya dari luar kota. Dia tidak mau sampai ada orang di kota ini yang mengenalinya setelah kejadian viral itu. Dia juga tidak tahu, mungkin saja karyawannya memang mengetahui tentang beritanya atau pura-pura tidak tahu.

Karena tidak bisa ti
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 454 Bukan Uang, Tapi ....

    Dalam beberapa detik Maura terperangah sembari mengerjapkan mata. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Melihat itu Mila kesal. Adiknya ini benar-benar tampak bodoh jika melakukan hal seperti tadi. "Kenapa kamu malah bengong saja? Otakmu konslet, ya?" Mendengar itu seketika Maura terkesiap. Wanita itu langsung menggelengkan kepala, berusaha untuk sadar dan bersikap seperti biasanya. Tidak boleh terlihat katrok di depan kakaknya sendiri."Enggak, kok. Memang maksud Kakak apa?" tanya Maura, akhirnya berusaha untuk bersikap biasa saja. Dia sudah sangat muak ketika terus dihina oleh kakaknya. "Makanya dengarkan dulu, jangan malah bengong terus. Dengarkan dan pahami," terang Mila membuat Maura akhirnya memilih untuk diam dan berusaha mendengarkan apa yang dikatakan oleh kakaknya. "Besok, Mas Raka akan bertemu dengan ibunya."Maura tertegun. Sepertinya dia tahu apa akhir dari pembicaraan ini. Tetapi tentu saja wanita itu memilih untuk diam dan mendengarkan."Aku ingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 455 Titik Nadir

    "Kamu sudah gila, ya?! Apa yang kamu katakan barusan?!" seru Mila dengan sangat marah.Dia bahkan berdiri sembari berkacak pinggang, tidak peduli jika Raka bangun. Adiknya ini mulai melunjak. "Loh, kenapa Kakak marah? Kan Kakak menawarkan sendiri. Katanya mau ngasih aku upah, tapi aku tidak mau uang. Aku hanya ingin Kakak minta maaf atas semua perbuatan Kakak selama ini. Kenapa, Kak? Bukankah selama ini Kakak telah menyakitiku, menindasku sesuka hati Kakak. Yang selalu membutuhkanku, menyuruhku. Bukannya berterima kasih, malah terus menghina aku tanpa minta maaf sekalipun. Sampai detik ini, loh, Kak." "Maura, jangan pernah melebar ke mana-mana. Aku sedang fokus menyuruhmu untuk mengikuti Mas Raka.""Aku juga ingin Kakak tahu, kalau aku bisa melakukan semua ini karena Kakak selalu membutuhkanku, kan?" ungkap Maura dengan tegas.Entah tekad apa yang membuat Maura akhirnya mengeluarkan semua.Mungkin hatinya sudah benar-benar lelah dengan apa yang dilakukan oleh Mila kepadanya, hingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 456 Menekan Harga Diri

    Maura hanya terdiam. Hatinya benar-benar sakit, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memang pada nyatanya tidak ada orang yang mau menampung dirinya sama sekali. Yang dimaksud Maura ada orang peduli itu adalah Lusi. Tetapi itu dulu, saat dia masih menurut pada sang wanita.Sekarang bahkan untuk makan pun Maura susah. Dia benar-benar harus menekan harga dirinya hanya untuk tetap tinggal di sini, sampai mempunyai rumah atau pekerjaan.Mungkin memang bisa saja dia keluar dari sini dan menginap di masjid. Tetapi wanita itu berpikir ulang. Apakah aman? Bagaimana kalau misalkan ada orang yang jahat dan hidupnya akan berakhir sengsara? Semua itu masih menjadi pertimbangan. Walaupun dia belum genap 18 tahun, tapi pikirannya cukup matang sebab pengalaman hidup yang pahit dialami oleh Maura selama ini. Bukankah kedewasaan tidak bisa ditentukan oleh usia? Maura bener-bener tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah saja dengan apa yang akan dilakukan oleh kakaknya. "Kenapa diam?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 457 Persembunyian Arya

    Di sebuah pedesaan terpencil, ada seseorang yang tinggal di sebuah gubuk. Rumah itu kecil dan sudah lama tidak terawat. Bahkan dulu tidak ditempati sama sekali. Dia berusaha untuk hidup seadanya demi menghindari pihak berwajib. Ya, orang itu adalah Arya. Saat ini sang pria sedang pergi ke kampung halaman neneknya dan benar-benar jauh dari ibukota. Bahkan orang-orang di sini hampir sebagiannya tidak menggunakan internet, jadi dia bisa berlindung dari kejaran polisi di sini. Rumah ini adalah rumah peninggalan neneknya dan sudah lama sekali tidak ditempati, tetapi bagi Arya ini adalah sebuah keberuntungan kecil karena bisa menghindari dari banyaknya tatapan orang yang tahu kalau dia adalah buronan. Sudah beberapa kali dia berusaha untuk menelepon Adiba, tetapi sayangnya tidak bisa dihubungi. "Sial! Wanita ini pasti sudah mematikan HP-nya. Dia pikir bisa lepas dariku? Tentu saja tidak! Aku akan mengirimkan paket kepadanya, sebuah teror. Dan aku tidak akan bisa berhenti sampai dia bena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 458 Penguntit

    Keesokan paginya, Raka bersiap untuk pergi. Dia sedang mengabari Winda untuk bertemu pagi sekali, tepat jam 07.00. Sementara itu Mila yang belum juga bangun, tak tahu jika suaminya sudah bersiap-siap.Di samping itu, Maura yang memang melihat kepergian Raka pun awalnya tidak mau mengikuti, karena memang dirinya sakit hati kepada Mila sebab perkataan semalam. Tetapi pikiran liciknya kembali keluar. Dia akan mengadu domba semua orang, sampai benar-benar hancur dan tidak ada yang tersisa. Jadi dengan inisiatif sendiri Maura pun mengikuti ke mana Raka pergi. Jika Maura ketahuan oleh pria itu. Dia akan beralasan kalau memang dirinya disuruh oleh Mira. Sebelumnya, Maura dengan hati-hati membuka kamar Mila. Ternyata wanita hamil itu memang masih tidur. Dalam hati merutuk kalau memang Mila itu pemalasan. Bahkan dulu sang Kakak enggan sekali untuk menyentuh pekerjaan rumah, selalu saja dirinya yang menyelesaikan.Sekarang pun masih sama, apalagi dalam keadaan hamil. Pasti Mila akan beralasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 459 Terus Mengikuti

    "Mbak, kalau misalkan saya ikut ke sana boleh?" tanya Maura langsung, karena dia benar-benar penasaran apa yang dilakukan Raka kepada Winda. Hingga pikiran kotor itu tiba-tiba saja menyerang benak Maura. Mungkinkah keduanya melakukan hal-hal yang tidak baik di sana? "Oh, maaf, Mbak. Nggak bisa, kecuali kalau misalkan Mbak punya janji, baru kami bisa mempersilakan Mbak untuk masuk." "Tapi, dia itu Kakak saya loh." "Ya, mau Kakak atau tidak, apakah Anda sudah ada janji?" Maura terdiam dan dengan berat hati langsung menggelengkan kepala."Tidak bisa, Mbak."Maura kelabakan. Dia tidak bisa diam saja di sini atau akan terjadi sesuatu yang buruk, setidaknya dia tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mencari informasi bagus. Bisa-bisa Raka dan Mila bertengkar hebat kalau misalkan tahu jika pria itu dan Winda bermain api. "Oh ya, Mbak. Apakah di situ hanya satu ruangan yang tertutup? Apa mungkin mereka melakukan hal-hal yang tidak baik?" Tiba-tiba saja sang wanita berkata seperti itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 460 Alasan Jatuh Cinta

    Maura pun mengikuti ke mana mobil Winda pergi. Dalam hati dia merutuk, kalau Winda memang benar-benar kaya. Tetapi memang lebih kaya Lusi. Hanya saja dia kesal karena Winda tidak mengikuti caranya untuk menyingkirkan kakaknya. Kalau saja Winda mau mengikuti saran agar Mila dan Raka berpisah, mungkin kejadiannya akan berbeda. Dia bisa saja mendapat pekerjaan yang lebih baik di tempat ini, dengan cara mengancamnya. Namun, sayangnya Winda malah memilih untuk tidak mau ikut campur dalam rencananya dan Bu Sinta. Sayangnya wanita itu hanya bisa merutuk tanpa melakukan apa-apa.Sementara itu, saat ini Raka sedang menyetir mobil Winda. Dalam hati Winda merasa senang walaupun sedikit kecewa, karena dia tahu kalau kehadiran Raka itu bukan untuk mempermasalahkan tentang hubungan, tapi setidaknya ini akan menjadi kenangan yang indah untuk Winda. Orang yang sangat dia kejar dan dicintai mau satu mobil dengannya. Dia seperti seorang kekasih yang pergi untuk berkencan. Walaupun itu hanya kamuflas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 461 Dari Hati ke Hati

    "Win.""Iya, Mas?"Akhirnya setelah sekian lama saling diam, Raka pun memulai pembicaraannya."Maaf sebelumnya kalau misalkan aku mengatakan hal ini, tapi aku hanya ingin tahu saja dan tidak mau menembak-nebak atau sampai akhirnya menyakiti hati kamu." Jantung Winda berdetak dengan sangat kencang, takut jika Raka bertanya hal yang macam-macam kepadanya. Ini akan membuat suasana semakin kikuk atau mungkin akhirnya Winda tidak bisa mengungkapkan atau memperlihatkan perasaannya kepada sang pria. "Memang apa yang ingin Mas katakan?" tanya Winda. "Aku takut menyakiti hati kamu." Winda tersenyum kaku. Dia ingin sekali menangis mendengar Raka bertanya seperti itu. Entah sudah berapa tahun dia memendam perasaan ini, tetapi ternyata inilah pertama kali Raka bertanya hal yang begitu sensitif. Ada sedikit sesal, kenapa Raka tidak bertanya dari dulu setelah dia mulai kembali mendekati pria itu? Kenapa setelah banyak kejadian yang menimpa Raka, sang pria baru bertanya hal seperti ini? Dia mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status