Home / Pernikahan / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Chapter 451 - Chapter 460

All Chapters of Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya: Chapter 451 - Chapter 460

472 Chapters

Bab 451Banyak Pikiran

Setelah kepergian Mila, Maura langsung membereskan sisa pekerjaannya. Walaupun dengan hati yang kesal, tapi dia tidak boleh begitu saja membiarkan bekas pecahan piring berserakan dan sisa cucian piring menumpuk, bisa-bisa dia akan kembali dimarahi oleh kakaknya. Setelah semua itu selesai, sang wanita langsung pergi ke kamar dan mengunci. Kali ini tidak boleh ada yang menguping pembicaraannya. Wanita itu bergegas untuk menelepon Bu Sinta. Entah apakah akan diangkat atau tidak. Tetapi wanita itu akan berusaha untuk menghubungi sang wanita paruh baya, agar bisa menghasilkan peluang setelah mereka bertemu nanti. Sementara itu, Bu Sinta saat ini sedang melamun di depan TV. Dia menangis dan tidak tahu harus melakukan apa. Winda tidak mau membantunya, sementara Maura menuntut kalau dia harus memberikan apa yang dia inginkan Maura. Tidak tentu apa bisa dia mendapatkan kembali Raka, kalau malah tidak dapat, Bu Sinta rugi sendiri karena sudah memberikan rumah. Lagi pula sisa tabungannya it
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 452 Menyusun Strategi

"Oke, tapi sebelumnya Ibu harus memberikanku imbalan terlebih dahulu." "Apa?!" Bu Sinta terperangah. Dia punya firasat buruk kalau anak ini pasti akan meminta rumah lagi. Namun demikian, wanita itu berusaha untuk tenang. Tidak mau terlihat gugup atau semua yang diharapkannya akan hancur berantakan. "Memangnya apa yang kamu inginkan?" tanya Bu Sinta. Padahal di hatinya sudah yakin kalau wanita itu pasti meminta rumah."Ibu, masih lupa dengan permintaanku kemarin? Sama kok. Rumah," ujar Maura di seberang sana sembari tersenyum jumawa. Dia benar-benar berharap bisa mendapatkan rumah ini dan memulai hidup baru walaupun hanya ala kadar, yang penting bisa hidup saja itu bisa membuat Maura tenang. Bu Sinta menahan napas sembari memejamkan mata. Ternyata anak ini benar-benar tidak bisa dianggap remeh. "Apakah tidak bisa yang lain saja?""Loh, kok Ibu nawar, sih? Aku ini kasih informasi yang bagus, Bu. Bukan sembarangan, dari sumber terpercaya. Karena aku satu rumah dengan mereka. Ya, k
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 453 Tawaran Langka

Sementara itu, semalaman Mila sulit sekali untuk tidur. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Jika dirinya mengikuti ke mana Raka pergi, itu artinya dia harus meninggalkan pekerjaan. Sementara di toko online itu sangat banyak pesanan. Ini benar-benar membuat Mila dilema sekali. Pada akhirnya Mila pun mengizinkan Raka untuk bertemu dengan ibunya. Walaupun memang hatinya berat .Tetapi, entah kenapa dia merasa akan terjadi sesuatu jika Rama pergi menemui Ibu Sinta. Dia harus melakukan sesuatu agar hatinya tenang dan semua perkiraan-perkiraan itu tidak terjadi. Namun, dia bingung. Siapa yang harus dia bayar untuk mengikuti mereka. Sementara dirinya sudah viral dulu. Mungkin saja ada beberapa orang yang mengenali dirinya. Karyawannya pun semuanya dari luar kota. Dia tidak mau sampai ada orang di kota ini yang mengenalinya setelah kejadian viral itu. Dia juga tidak tahu, mungkin saja karyawannya memang mengetahui tentang beritanya atau pura-pura tidak tahu. Karena tidak bisa ti
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 454 Bukan Uang, Tapi ....

Dalam beberapa detik Maura terperangah sembari mengerjapkan mata. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Melihat itu Mila kesal. Adiknya ini benar-benar tampak bodoh jika melakukan hal seperti tadi. "Kenapa kamu malah bengong saja? Otakmu konslet, ya?" Mendengar itu seketika Maura terkesiap. Wanita itu langsung menggelengkan kepala, berusaha untuk sadar dan bersikap seperti biasanya. Tidak boleh terlihat katrok di depan kakaknya sendiri."Enggak, kok. Memang maksud Kakak apa?" tanya Maura, akhirnya berusaha untuk bersikap biasa saja. Dia sudah sangat muak ketika terus dihina oleh kakaknya. "Makanya dengarkan dulu, jangan malah bengong terus. Dengarkan dan pahami," terang Mila membuat Maura akhirnya memilih untuk diam dan berusaha mendengarkan apa yang dikatakan oleh kakaknya. "Besok, Mas Raka akan bertemu dengan ibunya."Maura tertegun. Sepertinya dia tahu apa akhir dari pembicaraan ini. Tetapi tentu saja wanita itu memilih untuk diam dan mendengarkan."Aku ingin
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 455 Titik Nadir

"Kamu sudah gila, ya?! Apa yang kamu katakan barusan?!" seru Mila dengan sangat marah.Dia bahkan berdiri sembari berkacak pinggang, tidak peduli jika Raka bangun. Adiknya ini mulai melunjak. "Loh, kenapa Kakak marah? Kan Kakak menawarkan sendiri. Katanya mau ngasih aku upah, tapi aku tidak mau uang. Aku hanya ingin Kakak minta maaf atas semua perbuatan Kakak selama ini. Kenapa, Kak? Bukankah selama ini Kakak telah menyakitiku, menindasku sesuka hati Kakak. Yang selalu membutuhkanku, menyuruhku. Bukannya berterima kasih, malah terus menghina aku tanpa minta maaf sekalipun. Sampai detik ini, loh, Kak." "Maura, jangan pernah melebar ke mana-mana. Aku sedang fokus menyuruhmu untuk mengikuti Mas Raka.""Aku juga ingin Kakak tahu, kalau aku bisa melakukan semua ini karena Kakak selalu membutuhkanku, kan?" ungkap Maura dengan tegas.Entah tekad apa yang membuat Maura akhirnya mengeluarkan semua.Mungkin hatinya sudah benar-benar lelah dengan apa yang dilakukan oleh Mila kepadanya, hingga
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 456 Menekan Harga Diri

Maura hanya terdiam. Hatinya benar-benar sakit, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memang pada nyatanya tidak ada orang yang mau menampung dirinya sama sekali. Yang dimaksud Maura ada orang peduli itu adalah Lusi. Tetapi itu dulu, saat dia masih menurut pada sang wanita.Sekarang bahkan untuk makan pun Maura susah. Dia benar-benar harus menekan harga dirinya hanya untuk tetap tinggal di sini, sampai mempunyai rumah atau pekerjaan.Mungkin memang bisa saja dia keluar dari sini dan menginap di masjid. Tetapi wanita itu berpikir ulang. Apakah aman? Bagaimana kalau misalkan ada orang yang jahat dan hidupnya akan berakhir sengsara? Semua itu masih menjadi pertimbangan. Walaupun dia belum genap 18 tahun, tapi pikirannya cukup matang sebab pengalaman hidup yang pahit dialami oleh Maura selama ini. Bukankah kedewasaan tidak bisa ditentukan oleh usia? Maura bener-bener tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah saja dengan apa yang akan dilakukan oleh kakaknya. "Kenapa diam?
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 457 Persembunyian Arya

Di sebuah pedesaan terpencil, ada seseorang yang tinggal di sebuah gubuk. Rumah itu kecil dan sudah lama tidak terawat. Bahkan dulu tidak ditempati sama sekali. Dia berusaha untuk hidup seadanya demi menghindari pihak berwajib. Ya, orang itu adalah Arya. Saat ini sang pria sedang pergi ke kampung halaman neneknya dan benar-benar jauh dari ibukota. Bahkan orang-orang di sini hampir sebagiannya tidak menggunakan internet, jadi dia bisa berlindung dari kejaran polisi di sini. Rumah ini adalah rumah peninggalan neneknya dan sudah lama sekali tidak ditempati, tetapi bagi Arya ini adalah sebuah keberuntungan kecil karena bisa menghindari dari banyaknya tatapan orang yang tahu kalau dia adalah buronan. Sudah beberapa kali dia berusaha untuk menelepon Adiba, tetapi sayangnya tidak bisa dihubungi. "Sial! Wanita ini pasti sudah mematikan HP-nya. Dia pikir bisa lepas dariku? Tentu saja tidak! Aku akan mengirimkan paket kepadanya, sebuah teror. Dan aku tidak akan bisa berhenti sampai dia bena
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 458 Penguntit

Keesokan paginya, Raka bersiap untuk pergi. Dia sedang mengabari Winda untuk bertemu pagi sekali, tepat jam 07.00. Sementara itu Mila yang belum juga bangun, tak tahu jika suaminya sudah bersiap-siap.Di samping itu, Maura yang memang melihat kepergian Raka pun awalnya tidak mau mengikuti, karena memang dirinya sakit hati kepada Mila sebab perkataan semalam. Tetapi pikiran liciknya kembali keluar. Dia akan mengadu domba semua orang, sampai benar-benar hancur dan tidak ada yang tersisa. Jadi dengan inisiatif sendiri Maura pun mengikuti ke mana Raka pergi. Jika Maura ketahuan oleh pria itu. Dia akan beralasan kalau memang dirinya disuruh oleh Mira. Sebelumnya, Maura dengan hati-hati membuka kamar Mila. Ternyata wanita hamil itu memang masih tidur. Dalam hati merutuk kalau memang Mila itu pemalasan. Bahkan dulu sang Kakak enggan sekali untuk menyentuh pekerjaan rumah, selalu saja dirinya yang menyelesaikan.Sekarang pun masih sama, apalagi dalam keadaan hamil. Pasti Mila akan beralasan
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 459 Terus Mengikuti

"Mbak, kalau misalkan saya ikut ke sana boleh?" tanya Maura langsung, karena dia benar-benar penasaran apa yang dilakukan Raka kepada Winda. Hingga pikiran kotor itu tiba-tiba saja menyerang benak Maura. Mungkinkah keduanya melakukan hal-hal yang tidak baik di sana? "Oh, maaf, Mbak. Nggak bisa, kecuali kalau misalkan Mbak punya janji, baru kami bisa mempersilakan Mbak untuk masuk." "Tapi, dia itu Kakak saya loh." "Ya, mau Kakak atau tidak, apakah Anda sudah ada janji?" Maura terdiam dan dengan berat hati langsung menggelengkan kepala."Tidak bisa, Mbak."Maura kelabakan. Dia tidak bisa diam saja di sini atau akan terjadi sesuatu yang buruk, setidaknya dia tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mencari informasi bagus. Bisa-bisa Raka dan Mila bertengkar hebat kalau misalkan tahu jika pria itu dan Winda bermain api. "Oh ya, Mbak. Apakah di situ hanya satu ruangan yang tertutup? Apa mungkin mereka melakukan hal-hal yang tidak baik?" Tiba-tiba saja sang wanita berkata seperti itu.
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 460 Alasan Jatuh Cinta

Maura pun mengikuti ke mana mobil Winda pergi. Dalam hati dia merutuk, kalau Winda memang benar-benar kaya. Tetapi memang lebih kaya Lusi. Hanya saja dia kesal karena Winda tidak mengikuti caranya untuk menyingkirkan kakaknya. Kalau saja Winda mau mengikuti saran agar Mila dan Raka berpisah, mungkin kejadiannya akan berbeda. Dia bisa saja mendapat pekerjaan yang lebih baik di tempat ini, dengan cara mengancamnya. Namun, sayangnya Winda malah memilih untuk tidak mau ikut campur dalam rencananya dan Bu Sinta. Sayangnya wanita itu hanya bisa merutuk tanpa melakukan apa-apa.Sementara itu, saat ini Raka sedang menyetir mobil Winda. Dalam hati Winda merasa senang walaupun sedikit kecewa, karena dia tahu kalau kehadiran Raka itu bukan untuk mempermasalahkan tentang hubungan, tapi setidaknya ini akan menjadi kenangan yang indah untuk Winda. Orang yang sangat dia kejar dan dicintai mau satu mobil dengannya. Dia seperti seorang kekasih yang pergi untuk berkencan. Walaupun itu hanya kamuflas
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more
PREV
1
...
434445464748
DMCA.com Protection Status