All Chapters of Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya: Chapter 341 - Chapter 350

474 Chapters

Bab 341 Berusaha Meyakinkan

Raka terdiam dan kaget mendengar jawaban dari Lusi, tapi dia kembali bersikap seperti sediakala. Sebab tahu kalau Lusi seperti ini karena kejadian beberapa hari yang lalu. Mungkin saat ini juga dirinya harus menjelaskan lebih terperinci apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Tidak mau sampai ada pertengkaran yang lebih lama lagi, mengingat kalau mereka punya anak dan harus diperhatikan bersama-sama. Raka menundukkan kepala sebentar sembari menghela napas sangat pelan. Dia berusaha menenangkan hati dan pikirannya agar bisa menjelaskan semua yang terjadi kepada Lusi, tanpa harus bertengkar kembali. Apalagi di sini ada Alia. Setelah tenang, sang pria pun menoleh kepada Lusi yang saat ini berusaha untuk menghindar dari tatapannya. Ini sangat menyakitkan untuknya, tapi Raka tahu itu juga sangat menyakitkan untuk Lusi. Terlebih sang wanita merasa dibohongi atas apa yang sudah dilakukan oleh Raka dan juga Bu Sinta. "Lus, sebelumnya aku benar-benar minta maaf jika harus mengatakan ini. Tapi
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

Bab 342 Kontan Diusir

Lusi cukup lama terdiam. Makanan yang di pesan pun tidak juga datang. Mungkin karena pengunjung yang banyak. Tetapi dia berusaha untuk memikirkan apa yang dikatakan oleh Raka. Mungkin dulu dia akan percaya begitu saja reaksi dari Raka, apalagi wajahnya memelas. Tetapi setelah beberapa kejadian yang menimpanya, membuat Lusi akhirnya harus berpikir ulang untuk mengambil keputusan perihal pria ini.Sangat berat. Sebab dia tahu kalau Raka bagaimanapun adalah ayahnya Alia yang harus tetap bertemu dengan anaknya. Hanya saja, dia takut kalau Raka melakukan hal serupa kepadanya.Kalau sampai dia benar-benar kembali kepada Raka, maka akan sulit untuk lepas. Sebab sang pria pasti tidak akan pernah mau menceraikannya untuk kedua kalinya. Tetapi jika terus-terusan diam seperti ini pun Raka akan tetap berada di sana atau bahkan mungkin mengikutinya sampai rumah. Lebih parahnya lagi mencegah mereka untuk pulang sebelum mendapatkan jawaban dari Lusi. Akhirnya wanita itu pun berusaha untuk membuat R
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

Bab 343 Tak Acuh

Raka pun pergi dengan langkah yang gontai. Alia hanya melihat dari kejauhan. Gadis itu sama sekali tidak memanggil ayahnya, sebab tahu kalau ibunya tidak mau jika Raka ada di sana.Melihat reaksi Alia yang diam saja Lusi merasa bersalah. Pasti gadis kecil ini harus mengerti dengan keadaan yang terjadi. Sungguh ini bukan keegoisan Lusi, tetapi demi kebaikan bersama. Mengingat kalau Sinta pernah hampir saja menculik Alia. Dia akan berpikir ulang 1000 kali jika harus kembali bersama dengan Raka. Kisahnya di sini sudah tutup buku dan tinggal menghitung jam agar dia bisa kembali ke kota baru untuk memulai hidup yang baru juga. "Ayo, Sayang! Makan pecel ayamnya. Takutnya nanti keburu dingin, nggak enak," ucap Lusi berusaha untuk mengalihkan perhatian Alia. Gadis kecil itu menatap Lusi dibarengi senyum. Mereka berdua pun akhirnya menyantap makanan dengan khusyuk. Sesekali diselingi obrolan Lusi tentang perpindahan mereka. Lusi berjanji akan membuat Alia senang di kota baru, mendapatkan t
last updateLast Updated : 2024-09-09
Read more

Bab 344 Masih Berusaha Mendapatkan Hati Raka

Akhirnya Mila memilih untuk memakan pecel yang diberikan oleh Raka. Ternyata perkataan suaminya itu benar, kalau pecel ini sangat enak. Berbeda dengan pecel lele yang sering dia makan di tempat lain. Raka yang sedang duduk menonton TV pun melihat itu. Dalam hati merasa bersyukur, pada akhirnya Mila tidak mau mengajukan protes apa-apa. Setidaknya telinganya tidak terasa panas sebab omelan-omelan dari wanita hamil itu. Hanya saja, Raka masih saja kepikiran perihal perkataan Lusi mengatakan kalau dirinya tidak boleh mendekati wanita itu lagi. Entah kenapa merasa heran saja, seperti sedang mengatakan sesuatu tentang perpisahan. Tetapi dia juga tidak boleh berpikir jauh seperti ini. Ada hal yang harus dikerjakan dibandingkan mempermasalahkan Lusi. Mila sesekali melirik pada suaminya yang sedang menonton. Matanya memang menonton, tapi entah kenapa sorotnya itu berbeda. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Kecurigaan itu kembali mencuat di benak Mila. Sebagai seorang istri dan pernah menja
last updateLast Updated : 2024-09-09
Read more

Bab 345 Sifat Asli Mila yang Keluar

"Nggak, Mas. Bukan maksudku seperti itu. Kamu tahu, kan? Tidak mudah membangun usaha ini dari awal, apalagi namaku sudah tercemar. Jadi, setidaknya kamu hargai dulu keputusanku saat ini, ya Mas. Aku benar-benar harus memikirkan secara matang tentang keputusan ini." Raka menoleh. Dia merasa tersindir, seolah kalau Mila ini mengatakan dirinya tidak memulai semua usaha dari awal atau malah mengambil alih usaha yang sudah Mila rintis. Begitu pemikiran Raka terhadap perkataan Mila. Barusan Mila terdiam, sepertinya Raka memang punya rencana sesuatu untuknya. Wanita itu sudah merasakan dengan jelas dari ekspresi dan reaksi Raka, jika membicarakan perihal usaha milik Mila."Kamu tidak berniat untuk mengambil alih usahaku, kan? Lalu, menjauhiku setelah berhasil." Tubuh Raka menegang. Dia seolah tengah diinterogasi dan semua itu tepat sasaran. Reaksi pria itu dapat dibaca. Tentu saja merasa gugup, takut jika aksinya ketahuan oleh Mila. Kalau benar seperti itu, maka mau tidak mau dia akan kem
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

Bab 346 Biarkan Menyesal Sendiri

Lusi dengan cepat keluar dari mobil setelah memarkirkannya. Arya yang melihatnya pun langsung menghampiri wanita itu. Belum juga bertanya apa-apa, sang pria sudah menjelaskan titik permasalahan. Lusi yang sebelumnya heran pun langsung mengerti. Ekspresi wajahnya begitu marah mendengar pengakuan dari Arya. "Pantas saja kalau Adiba marah. Itu semua salah. Ngapain kamu melakukan hal seperti itu? Aku pun berpikir sama. Seharusnya kamu tidak boleh merendahkan wanita dengan cara coba-coba. Apalagi itu pertama untuk Adiba." Dengan tegas membuat Arya terdiam. Wajah pria itu semakin khawatir dan takut jika Adiba memang benar-benar tidak mau lagi bertemu dengannya. "Lalu aku harus apa? Sementara Adiba tidak mau memaafkanmu. Itu risikonya. Menurutku memang kamu sudah keterlaluan, jadi pantas saja kalau dia tidak mau bertemu denganmu lagi. Sebaiknya kamu pulang saja, percuma karena Adiba itu orangnya keras kepala. Dia tidak akan membukakan pintu walaupun kamu pingsan sekalipun," tambah Lusi me
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

Bab 347 Pertengkaran Lusi dan Adiba

Lusi masuk ke rumahnya. Sementara Arya masih menunggu di luar. Dia berharap ada kabar baik dari Lusi, dengan begitu hatinya bisa tenang. Arya berjanji tidak akan melakukan hal yang sama lagi kepada Adiba khususnya. Ini benar-benar membuatnya syok karena sebelumnya banyak wanita yang mengejar Arya. Jadi, dia bisa melakukan sesuka hati tanpa harus menjalin hubungan. Entah itu menyuruh wanita itu atau memperlakukannya seperti orang biasa yang bisa dipermainkan. Tetapi berbeda dengan Adiba. Selain membuatnya penasaran ada juga sangat cuek dan tidak terlalu mementingkan harta. Ditambah lagi gadis itu belum tersentuh sama sekali. Benar-benar membuat Arya merasa kagum dan juga bersalah secara bersamaan. Mungkin ini adalah titik balik untuknya kembali, menjadi pria yang baik dan berusaha untuk menghargai wanita sebagaimana semestinya.Lusi menutup pintu dan tak melihat keberadaan Adiba. Alia pun bertanya kenapa rumah sepi, tetapi dengan cepat Lusi menyuruh gadis itu untuk masuk kamar, sebab
last updateLast Updated : 2024-09-11
Read more

Bab 348 Kata-kata Terlarang

Adiba juga terdiam. Dia meneguk saliva dengan susah payah. Sesaat dia baru sadar kalau tadi sudah mengeluarkan kata-kata yang terlarang. Padahal dia sudah berjanji tidak akan mengungkap apa pun masalah yang ada di tempat ini, sebelum mereka benar-benar pergi. Tidak mau sampai meninggalkan kesan yang buruk atau trauma bagi Lusi. Bagaimanapun Lusi pasti akan kembali ke tempat ini, karena ada perusahaan yang harus dia kelola di tempat ini. Lusi masih terdiam. Dia memandang Adiba dengan bingung, telinganya terus saja berdengung kalimat yang baru saja dilontarkan oleh sang teman. "Kamu tadi bilang apa?" tanya Lusi dengan pelan dan hati-hati. Adiba memejamkan mata sembari mengenal napas dengan panjang. Tidak ada pilihan lain, bagaimanapun dia sudah mengeluarkan kata-kata itu. Mungkin memang ini waktu yang tepat membicarakan perihal ini. Lusi harus tahu kalau Arya tidak sebaik yang dia kira. Dengan begitu Lusi juga tidak akan terus-terusan mendorongnya mendekat dengan Arya. "Dengar, aku
last updateLast Updated : 2024-09-11
Read more

Bab 349 Rahasia yang Terungkap

"Kamu tidak sedang bercanda, kan?" tanya Lusi dengan suara bergetar, memastikan kalau semua ini nyata dan bukan karangan Adiba saja sebab berusaha menjauh dari Arya. Adiba berdecak keras. "Kamu pikir untuk apa aku berbohong atau bercanda? Ini tidak lucu sama sekali, Lus! Aku mengatakan ini dengan serius. Aku tidak mau kalau sampai aku juga jadi korban selanjutnya dan kamu terseret dalam masalah ini." Adiba mengatakan ini agar Lusi paham kalau Arya itu tidak sebaik yang dikira. "Aku mohon jangan pernah menjodohkan aku lagi dengan pria itu. Biarkan saja dia sendiri di luar, sampai pingsan pun aku tidak peduli," ujar Adiba menjelaskan. Dia benar-benar sudah tidak respect lagi kepada pria itu. Lusi mau melakukan apa saja, silakan. Yang penting dia sudah mengatakannya sebenarnya kepada temannya, agar tidak ada lagi yang mendorongnya mendekat pada Arya. Lusi masih berdiri. Tetapi entah kenapa lututnya terasa bergetar sebab mendengar pernyataan dari Adiba. Satu pertanyaan pun
last updateLast Updated : 2024-09-12
Read more

Bab 350 Sifat Asli Arya

"Entahlah, aku akan pikirkan itu nanti. Sekarang sebaiknya aku berbicara dengan Arya terlebih dahulu. Dia tidak mungkin berada di sana seharian, kan? Atau akan menjadi gunjingan tetangga." Adiba mendengkus kesal. Setiap mendengar nama Arya, hatinya membara. Bahkan ingin sekali menangis. "Aku bahkan berharap dia pingsan di sana dan membiarkan laki-laki itu sendirian di luar sepanjang malam. Aku tidak pernah menyuruhnya untuk menunggu, kan? Aku menyuruhnya untuk pergi. Jadi, untuk apa kamu berbicara dengannya?" papar Adiba, tidak setuju dengan saran Lusi yang hendak menghampiri Arya. Lusi menghela napas panjang sembari mengusap pundak temannya. "Tidak seperti itu konsepnya, Diba. Walaupun memang dia salah, kita tidak perlu membalasnya dengan seperti itu, kan? Kamu cukup mendiamkan dia. Aku yakin itu akan lebih menyakitkan untuk Arya. Aku juga malu kalau misalkan mengganggu ketenangan Bu Murni. Bagaimanapun dia kan sering membantu kita," timpal Lusi membuat Adiba akhirnya menyerah.Di
last updateLast Updated : 2024-09-13
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
48
DMCA.com Protection Status