Share

Bab 343 Tak Acuh

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-09-09 22:31:25

Raka pun pergi dengan langkah yang gontai. Alia hanya melihat dari kejauhan. Gadis itu sama sekali tidak memanggil ayahnya, sebab tahu kalau ibunya tidak mau jika Raka ada di sana.

Melihat reaksi Alia yang diam saja Lusi merasa bersalah. Pasti gadis kecil ini harus mengerti dengan keadaan yang terjadi. Sungguh ini bukan keegoisan Lusi, tetapi demi kebaikan bersama. Mengingat kalau Sinta pernah hampir saja menculik Alia.

Dia akan berpikir ulang 1000 kali jika harus kembali bersama dengan Raka. Kisahnya di sini sudah tutup buku dan tinggal menghitung jam agar dia bisa kembali ke kota baru untuk memulai hidup yang baru juga.

"Ayo, Sayang! Makan pecel ayamnya. Takutnya nanti keburu dingin, nggak enak," ucap Lusi berusaha untuk mengalihkan perhatian Alia.

Gadis kecil itu menatap Lusi dibarengi senyum. Mereka berdua pun akhirnya menyantap makanan dengan khusyuk. Sesekali diselingi obrolan Lusi tentang perpindahan mereka.

Lusi berjanji akan membuat Alia senang di kota baru, mendapatkan t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 344 Masih Berusaha Mendapatkan Hati Raka

    Akhirnya Mila memilih untuk memakan pecel yang diberikan oleh Raka. Ternyata perkataan suaminya itu benar, kalau pecel ini sangat enak. Berbeda dengan pecel lele yang sering dia makan di tempat lain. Raka yang sedang duduk menonton TV pun melihat itu. Dalam hati merasa bersyukur, pada akhirnya Mila tidak mau mengajukan protes apa-apa. Setidaknya telinganya tidak terasa panas sebab omelan-omelan dari wanita hamil itu. Hanya saja, Raka masih saja kepikiran perihal perkataan Lusi mengatakan kalau dirinya tidak boleh mendekati wanita itu lagi. Entah kenapa merasa heran saja, seperti sedang mengatakan sesuatu tentang perpisahan. Tetapi dia juga tidak boleh berpikir jauh seperti ini. Ada hal yang harus dikerjakan dibandingkan mempermasalahkan Lusi. Mila sesekali melirik pada suaminya yang sedang menonton. Matanya memang menonton, tapi entah kenapa sorotnya itu berbeda. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Kecurigaan itu kembali mencuat di benak Mila. Sebagai seorang istri dan pernah menja

    Last Updated : 2024-09-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 345 Sifat Asli Mila yang Keluar

    "Nggak, Mas. Bukan maksudku seperti itu. Kamu tahu, kan? Tidak mudah membangun usaha ini dari awal, apalagi namaku sudah tercemar. Jadi, setidaknya kamu hargai dulu keputusanku saat ini, ya Mas. Aku benar-benar harus memikirkan secara matang tentang keputusan ini." Raka menoleh. Dia merasa tersindir, seolah kalau Mila ini mengatakan dirinya tidak memulai semua usaha dari awal atau malah mengambil alih usaha yang sudah Mila rintis. Begitu pemikiran Raka terhadap perkataan Mila. Barusan Mila terdiam, sepertinya Raka memang punya rencana sesuatu untuknya. Wanita itu sudah merasakan dengan jelas dari ekspresi dan reaksi Raka, jika membicarakan perihal usaha milik Mila."Kamu tidak berniat untuk mengambil alih usahaku, kan? Lalu, menjauhiku setelah berhasil." Tubuh Raka menegang. Dia seolah tengah diinterogasi dan semua itu tepat sasaran. Reaksi pria itu dapat dibaca. Tentu saja merasa gugup, takut jika aksinya ketahuan oleh Mila. Kalau benar seperti itu, maka mau tidak mau dia akan kem

    Last Updated : 2024-09-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 346 Biarkan Menyesal Sendiri

    Lusi dengan cepat keluar dari mobil setelah memarkirkannya. Arya yang melihatnya pun langsung menghampiri wanita itu. Belum juga bertanya apa-apa, sang pria sudah menjelaskan titik permasalahan. Lusi yang sebelumnya heran pun langsung mengerti. Ekspresi wajahnya begitu marah mendengar pengakuan dari Arya. "Pantas saja kalau Adiba marah. Itu semua salah. Ngapain kamu melakukan hal seperti itu? Aku pun berpikir sama. Seharusnya kamu tidak boleh merendahkan wanita dengan cara coba-coba. Apalagi itu pertama untuk Adiba." Dengan tegas membuat Arya terdiam. Wajah pria itu semakin khawatir dan takut jika Adiba memang benar-benar tidak mau lagi bertemu dengannya. "Lalu aku harus apa? Sementara Adiba tidak mau memaafkanmu. Itu risikonya. Menurutku memang kamu sudah keterlaluan, jadi pantas saja kalau dia tidak mau bertemu denganmu lagi. Sebaiknya kamu pulang saja, percuma karena Adiba itu orangnya keras kepala. Dia tidak akan membukakan pintu walaupun kamu pingsan sekalipun," tambah Lusi me

    Last Updated : 2024-09-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 347 Pertengkaran Lusi dan Adiba

    Lusi masuk ke rumahnya. Sementara Arya masih menunggu di luar. Dia berharap ada kabar baik dari Lusi, dengan begitu hatinya bisa tenang. Arya berjanji tidak akan melakukan hal yang sama lagi kepada Adiba khususnya. Ini benar-benar membuatnya syok karena sebelumnya banyak wanita yang mengejar Arya. Jadi, dia bisa melakukan sesuka hati tanpa harus menjalin hubungan. Entah itu menyuruh wanita itu atau memperlakukannya seperti orang biasa yang bisa dipermainkan. Tetapi berbeda dengan Adiba. Selain membuatnya penasaran ada juga sangat cuek dan tidak terlalu mementingkan harta. Ditambah lagi gadis itu belum tersentuh sama sekali. Benar-benar membuat Arya merasa kagum dan juga bersalah secara bersamaan. Mungkin ini adalah titik balik untuknya kembali, menjadi pria yang baik dan berusaha untuk menghargai wanita sebagaimana semestinya.Lusi menutup pintu dan tak melihat keberadaan Adiba. Alia pun bertanya kenapa rumah sepi, tetapi dengan cepat Lusi menyuruh gadis itu untuk masuk kamar, sebab

    Last Updated : 2024-09-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 348 Kata-kata Terlarang

    Adiba juga terdiam. Dia meneguk saliva dengan susah payah. Sesaat dia baru sadar kalau tadi sudah mengeluarkan kata-kata yang terlarang. Padahal dia sudah berjanji tidak akan mengungkap apa pun masalah yang ada di tempat ini, sebelum mereka benar-benar pergi. Tidak mau sampai meninggalkan kesan yang buruk atau trauma bagi Lusi. Bagaimanapun Lusi pasti akan kembali ke tempat ini, karena ada perusahaan yang harus dia kelola di tempat ini. Lusi masih terdiam. Dia memandang Adiba dengan bingung, telinganya terus saja berdengung kalimat yang baru saja dilontarkan oleh sang teman. "Kamu tadi bilang apa?" tanya Lusi dengan pelan dan hati-hati. Adiba memejamkan mata sembari mengenal napas dengan panjang. Tidak ada pilihan lain, bagaimanapun dia sudah mengeluarkan kata-kata itu. Mungkin memang ini waktu yang tepat membicarakan perihal ini. Lusi harus tahu kalau Arya tidak sebaik yang dia kira. Dengan begitu Lusi juga tidak akan terus-terusan mendorongnya mendekat dengan Arya. "Dengar, aku

    Last Updated : 2024-09-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 349 Rahasia yang Terungkap

    "Kamu tidak sedang bercanda, kan?" tanya Lusi dengan suara bergetar, memastikan kalau semua ini nyata dan bukan karangan Adiba saja sebab berusaha menjauh dari Arya. Adiba berdecak keras. "Kamu pikir untuk apa aku berbohong atau bercanda? Ini tidak lucu sama sekali, Lus! Aku mengatakan ini dengan serius. Aku tidak mau kalau sampai aku juga jadi korban selanjutnya dan kamu terseret dalam masalah ini." Adiba mengatakan ini agar Lusi paham kalau Arya itu tidak sebaik yang dikira. "Aku mohon jangan pernah menjodohkan aku lagi dengan pria itu. Biarkan saja dia sendiri di luar, sampai pingsan pun aku tidak peduli," ujar Adiba menjelaskan. Dia benar-benar sudah tidak respect lagi kepada pria itu. Lusi mau melakukan apa saja, silakan. Yang penting dia sudah mengatakannya sebenarnya kepada temannya, agar tidak ada lagi yang mendorongnya mendekat pada Arya. Lusi masih berdiri. Tetapi entah kenapa lututnya terasa bergetar sebab mendengar pernyataan dari Adiba. Satu pertanyaan pun

    Last Updated : 2024-09-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 350 Sifat Asli Arya

    "Entahlah, aku akan pikirkan itu nanti. Sekarang sebaiknya aku berbicara dengan Arya terlebih dahulu. Dia tidak mungkin berada di sana seharian, kan? Atau akan menjadi gunjingan tetangga." Adiba mendengkus kesal. Setiap mendengar nama Arya, hatinya membara. Bahkan ingin sekali menangis. "Aku bahkan berharap dia pingsan di sana dan membiarkan laki-laki itu sendirian di luar sepanjang malam. Aku tidak pernah menyuruhnya untuk menunggu, kan? Aku menyuruhnya untuk pergi. Jadi, untuk apa kamu berbicara dengannya?" papar Adiba, tidak setuju dengan saran Lusi yang hendak menghampiri Arya. Lusi menghela napas panjang sembari mengusap pundak temannya. "Tidak seperti itu konsepnya, Diba. Walaupun memang dia salah, kita tidak perlu membalasnya dengan seperti itu, kan? Kamu cukup mendiamkan dia. Aku yakin itu akan lebih menyakitkan untuk Arya. Aku juga malu kalau misalkan mengganggu ketenangan Bu Murni. Bagaimanapun dia kan sering membantu kita," timpal Lusi membuat Adiba akhirnya menyerah.Di

    Last Updated : 2024-09-13
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 351 Haruskah Kembali Pada Devan?

    "Kalau aku tidak mau bagaimana?" Lusi menatap Arya dengan serius. Wajah Lusi juga tak kalah serius. Sepertinya Arya punya sifat yang tidak bisa diubah. Pemaksa dan mungkin saja akan menghalalkan segala cara jika keinginannya tidak terlaksana. Lusi jadi penasaran apa motif Arya sampai berani memisahkan hubungannya dengan Devan. Pada akhirnya rasa penasaran itu mencuat juga, meskipun Lusi sudah berusaha menekan agar tidak membahas perihal itu. Tetapi melihat Arya yang seperti ini, Lusi benar-benar ingin tahu seperti apa sosok pria yang begitu menggilai Adiba. "Apa seperti ini juga cara kamu memisahkan aku dengan Devan?" Pertanyaan itu tiba-tiba membuat Arya terdiam. Wajah yang semula gusar langsung menegang. Ada kekagetan yang amat kentara di mata Arya. Dia seperti dipanah dengan jarum yang sangat banyak, hingga rasanya menusuk seluruh tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat. Ada rasa ketakutan yang menyergap melihat wajah Lusi yang begitu garang dan serius. Padahal sebelumnya Lusi tidak

    Last Updated : 2024-09-13

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status