“Seandainya aku bisa mengetahui masa depan, tak akan pernah aku izinkan kamu pergi, Mas. Atau ... setidaknya aku akan ikut, dan kita jalani kehidupan bersama dalam suka dan duka. Namun aku salah, dan terlalu berharap banyak. Kini aku baru sadar, ternyata aku telah kehilangan suami sejak lama,” kata Ibu sambil terisak.Tuan Amar hanya terdiam, mendengar kepedihan Ibu. Sedangkan Nyonya Jovita tak peduli, bahkan ia tampak gelisah seperti bosan berada di sini.“Aku minta maaf padamu atas kelancangan Wulan masuk ke dalam keluarga kalian. Ini murni hanya kerinduan seorang anak pada ayahnya. Maaf, jika kehadirannya telah membuat masalah. Mulai hari ini, kami tak akan mengganggu hidupmu lagi, Mas.” Ibu menangis tersedu. Beberapa kali, ia mengusap air mata yang jatuh. Sementara laki-laki itu hanya menunduk tanpa ada jawaban. Aku tak tahu, apa yang ia pikirkan.“Maukah kamu mengabulkan permintaan terakhirku, Mas?” tanya Ibu di antara tangisnya.Tuan Amar mengangkat kepalanya, dan menatap mata
Last Updated : 2023-04-21 Read more