Semua Bab Bukan Cerita Cinta Biasa: Bab 61 - Bab 70

76 Bab

Bab 61. Apa Ayu Selalu Mengalah?

Kali ini Ayu tak mau berspekulasi terlalu tinggi, tanggapan dan respeknya terhadap Singgih mungkin tak terlalu dalam. Apa lagi, melihat kebaikan yang Singgih berikan padanya tulus murni karena hanya ingin menolong saja.Malam ini, ibu menanyakan hal tersebut, tentang kedekatan dirinya dengan lelaki jomblo tersebut. Mungkin tak pantas janda dua kali akan mendapatkan suami bujangan, tajir lagi. Walaupun Singgih memang sudah berumur matang.Entah dalam kesendiriannya, lelaki itu betah, di samping itu kedua orang tua Singgih pun sudah almarhum, hanya ada satu adik perempuannya yang sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya di Kalimantan.Ayu tak bisa memejamkan matanya malam ini. Wajah Singgih selalu ada di pelupuk matanya. Apakah aku bisa menerima dia? Sementara sejak kedatangan Desi, seakan dia selalu hadir di kantor Singgih, itu yang tadi siang lelaki itu laporkan. Ada apa sebenarnya? andaipun bisa menilai, Desi bisa mendapatkan. seorang pasangan yang kaya lagi, atau sekedar tem
Baca selengkapnya

Bab 62. Desi Mulai Berulah

"Aku minta, kau bersedia Ayu, maafkan aku.""Tak bisa, aku sudah punya usaha sendiri, bagaimana butikku yang baru saja buka?""Tapi ini urgen, penting sekali. dari perusahaan Manunggal maunya ada kamu."Ayu terdiam, " Aku bilang nggak bisa Desi, sungguh."Desi tampak kecewa, " aku baru saja merintis perusahaan yang dulu, Ayu cobalah untuk kerjasamanya." Ayu menatap tajam pada Desi. "Aku yang seharusnya minta perhatianmu Desi, mohon pengertianmu. Aku baru mulai usaha."Desi menatap kecewa pada Ayu."Maaf, aku pergi, aku butuh kamu cuma beberapa hari saja ....". Desi segera pergi meninggalkan. rumah Ayu tanpa pamit. Ayu menjadi serba salah. Mengapa harus ada hal seperti ini sih?Perasaan Ayu lagi tak menentu, hingga sempat membentak kedua putri kembarnya, selama ini dirinya tak pernah berkata keras pada keduanya, Akhirnya jadi bad mood semuanya."Nenek mau main ke taman bermain, siapa yang mau ikut?" Akhirnya ibu Rita pun memberikan solusi untuk si kembar yang rewel hari ini "Bu, apa
Baca selengkapnya

Bab 63. Desi Merajuk

"Aku itu, orangnya gampang badmood loh," kata Desi sambil menatap pria didepannya."Kau tahu sifatku ini iya kan?" sambungnya lagi dan menuangkan air minum di gelas si pria." Tapi aku sudah berubah, aku bukan Singgih yang dulu. aku buk—""Stt, aku tak butuh pernyataan mu saat ini, aku juga nggak butuh perubahanmu, yang aku tahu kau adalah Singgih yang aku kenal dulu, yang pernah ada dalam hatiku, Apakah tak kau ingat saat itu?""Aku mau pergi ," Singgih akan bangkit dari duduknya, tapi tangannya dicegah Desi dengan kuat."Apa perlu aku bongkar kelakuanmu dulu? aku mengancam saat ini, bila bukan kau pemilik perusahaan besar itu, aku tak sudi bertemu kau lagi! tapi ternyata kau ada saat gentingnya perusahaanku," ucap Desi setengah mengancam. Singgih duduk kembali, lalu menatap Desi dengan pandangan tak menyenangkan."Kau mau mengancam akan membongkar kelakuanku dulu di depan Ayu bukan?"Desi tersenyum manis, "Nah, itu pintar, kita bisa tukar deal. aku minta, tender dengan perusahaan Ang
Baca selengkapnya

Bab 64. Desi Marah

Brak! pintu terbuka dengan kasar, masuklah Desi dengan wajah marah," Kau dungu atau bego Ayu!" bentak Desi dengan menggebrak meja saat Ayu sedang duduk di balik meja kerjanya."Kau ini kenapa Des? datang marah-marah nggak jelas!" seru Ayu kaget dan mencoba untuk tenang menghadapi Desi."Aku sudah janji dengan Singgih kalau besok dia akan menemani aku menemui klien, tapi kau malah pilih besok untuk hari lamaranmu! kau ini tak bisa mengerti sedikit aja Ayu!" "Lho, aku tak tahu kalau hari itu kau ada janji dengan Singgih dan Singgih tak bilang padaku, dia juga langsung setuju dengan harinya yang aku ajukan ""Halah! kau sengaja bukan? kau sengaja menghancurkan bisnisku! kau sakit hati kan? karena perusahaan aku ambil alih lagi, yang perusahaan ini adalah milikmu, karena sempat menjadi milik Mas Pras!!""Desi! aku tak berpikiran begitu! inilah akibatnya, aku sudah minta persetujuan kamu, aku kembalikan semua pemberianmu, termasuk rumah yang aku tempati sekarang, kau bilang tak usah! seka
Baca selengkapnya

Bab 65. Efek Yang Tak Terduga

Kericuhan malam ini dalam Kamar Desi tak dihiraukan Santi. Hal ini ternyata sudah terbiasa terjadi, Pada awalnya, pasti Santi akan terhenyak pada kenyataan yang ada, penampilan yang cetar cantik membahana berbeda jauh saat wanita bernama Desi itu marah. Walaupun tidak setiap hari, tapi pelampiasan kemarahan Desi pasti akan membanting semua barang apa saja yang ada didekatnya. Dulu jarang ia lakukan, berangsur sifat kekanakannya akan hilang dengan sendirinya, tapi saat bertemu dengan Singgih, rasanya hak tersebut timbul kembali. Dendam pada masa lalunya, saat lelaki yang bernama Singgih itu merenggut apa yang paling berharga pada diri Desi. Sungguh sebuah kesalahan yang sangat fatal, yang tak disadari oleh Desi kala itu. Tapi kenyataan pun tak sesuai harapan, ternyata Singgih terlibat persengkokolan dengan temannya, karena perbuatan inilah, dirinya dijebloskan dalam penjara, karena sempat merampok rumah Desi bersama beberapa temannya!Hal yang sudah dikuburnya dalam-dalam, kini hadir l
Baca selengkapnya

Bab 66. Tak Bisa Ke Lain Hati

Waktupun berlalu, sejak tender itu Ayu semakin gemilang, apa yang Ayu prediksikan tak meleset, desain bajunya laris manis di pasaran, tentu saja Butiknya mendapat nama besar atas model tersebut. Hal tersebut tak berpengaruh pada perusahaan milik Bu Dewi yang juga jor-joran produksi baju yang sedang naik daun tersebut, keduanya saling untung, Nama butik milik Ayu semakin berjaya. Keadaan berbalik terjadi pada Desi, perusahaan yang di kelolanya gulung tikar, dia sudah minta suntikan dana pada maminya di Swiss, juga bahan prodak kain sarung yang mulai merokok tajam. "Mih, ini bagaimana? produksi sudah distop dan karyawan pun sudah tak ada," kata Desi bercerita pada Maminya. "Kalau kau berani spekulasi, jual perusahaan itu dan banting stir usaha, kau bisa usaha yang kau kuasai. " "Beneran mih? lelang saja?" "Iya, bila hal itu perlu dilakukan dari pada biaya produksi tak bisa menutupi kan?" "Baik mi, aku usahakan," jawab Desi seakan ada semangat baru lagi. "Minta bantuan Pak Selamet
Baca selengkapnya

Bab 67. Pesta Menjadi Ruwet

Bab 66Desi memandang undangan yang baru saja dibacanya. Rasa bencinya timbul, dulu Ayu adalah sahabat terdekatnya, tapi mengapa sekarang ia sangat membencinya? Padahal ada Tegar. Dia adalah anak Desi dan mantan suaminya. Sungguh tak disangka hidupnya akan selara ini. Niatnya dulu menceraikan suaminya agar Ayu dan Pras bisa hidup bahagia, lalu dirinya ingin membuka lembar hidupnya yang baru. Meninggalkan semuanya, menjadi Desi yang baru adalah keinginannya sejak ia menceraikan Pras, yang ternyata ia salah pilih suami!Dihembuskannya napasnya dengan kasar. Penyesalan selalu datang terakhir, dan yang tak ia terima mengapa Ayu malah menikah dengan Singgih. Walaupun tak terungkapkan, Desi masih ada hati pada sosok lelaki macho tersebut.Dengan kasar Desi menggebrak meja, dan memanggil Santi."Santi, ke sini! Cepat!" Santi mendengar namanya dipanggil, tas yang berisi pakaiannya segera disembunyikannya ke dalam kolong tempat tidur."Iya , Bu," serunya dan segera mendatangi Desi."Aku mau
Baca selengkapnya

Bab 68. Rencana Licik Mami

Ayu terdiam dan kaget melihat hancurnya pesta pernikahannya bersama Singgih. Lelaki itu masih terus memeluk pundaknya erat."Ini ada yang nggak suka dengan kita," desis Singgih geram. Ayu tahu siapa dalang semua ini, dan ia belum menceritakan pada Singgih."Aku harus membawa Santi pergi dari rumah itu." "Desi? Apa dia yang ...."Ayu menatap suaminya, "tapi ia tak tahu kita sudah resmi menikah, yang diinginkannya adalah menggagalkan semua ini."Suara Ayu sedikit bergetar, tahu sifat sahabatnya itu, apapun akan dia lakukan asal keinginannya tercapai, walaupun itu melukai orang lain."Masuklah, biar WO, yang membereskan semua ini. Mati kita rencanakan sesuatu yang lain."Ayu memandang singgih dengan tajam. Singgih tak pedulikan tatapan Ayu, dirinya segera mengalihkan pundak Ayu untuk segera mengikuti dirinya masuk ke kamar hotel.Dalam sebuah rumah yang mewah, Desi tertawa terbahak-bahak atas kemenangannya. Santi melihat Desi dengan marah."Aku tidak terima dengan tindakan ini, Bu. Wal
Baca selengkapnya

Bab 69. Prasetyo Kembali!

Perjalanan dengan pesawat dari Swiss menuju Indonesia tak banyak kendala, bahkan paspor atas nama Prasetya pun tak bermasalah. "Kau jangan banyak cakap, diam saja, dan lakukan semua perintahku. Setelah sampai rumah, baru aku beri obat dari Dokter, aku tak ingin kau kesakitan lagi, paham? Jadi jangan banyak berulah. Kita tak lama, bila urusan selesai kita pulang lagi ke Swiss, di sini tak aman buatmu," kata Mami panjang lebar pada lelaki berkacamata minus di sampingnya. Tubuh kekarnya bak seorang bodyguard. Wajah melankolisnya tak pernah hilang, yang berbeda dari Pras, ia cenderung diam dan hanya mengangguk setiap perintah Mami. Matanya terus menatap ke depan. Roti isi yang disediakan oleh maskapai penerbangan sudah habis ludes di makan, begitu juga jatah punya Mami.Pras yang dulu sering kesakitan di bagian kepalanya, yang bila datang rasa sakit itu ia bisa berteriak dan menyakiti dirinya sendiri. Kini terlihat lebih tenang. Beberapa terapi susah ia jalani. Mami begitu menjaga Pras,
Baca selengkapnya

Bab 70. Rencana Apa Lagi?

Pras makan dengan tenang, tapi sekali suap bisa dua kepalan tangan masuk sekaligus ke dalam mulutnya. Tak perlu hitungan jam, dalam sepuluh menit, Lelaki itu sudah menghabiskan empat telor balado, lima perkedel kentang, lima potong ayam kremes dan satu bakul nasi, belum ditambah dua roti isi milik Desi yang belum sempat dimakannya.Mami cuma nyengir saja, melihat Desi menatap Pras dengan heran."Kau makan banyak sekali, jatahku pun kau makan!" tutur Desi sambil geleng-geleng kepala."Ya begitulah," jawab Mami."Mih, apa benar Pras sama sekali tak mengenalku?" Desi masih terus memandang mantan suaminya itu."Coba saja tanya padanya."Desi menyentuh pundak Pras pelan."Masih ingat denganku?" tanya Desi perlahan.Pras terdiam dan menatap Mami, "anaknya Nyonya kan?""Nyonya? Mih, dia panggil mami dengan sebutan Nyonya!" Desi kaget dan menutup mulutnya."Mih, ini benar-benar mencuci otak Pras seratus persen!" "Bila tak ada tindakan ini , ia akan kumat dan mengamuk, bahkan sering ia menya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status