Sore harinya aku diperbolehkan pulang, Dian mengambil motornya di kantor, sementara aku disuruh menunggu di sini.Tak lama wanita berhijab itu kembali, dia membawa tas dan ponselku sekaligus."Thanks, Yank!""Yee, dah ah, yuk pulang!" ajaknya, gegas aku beringsut turun dari ranjang, rasanya masih sedikit pusing, langkah yang terasa melayang tak membuatku urung beranjak, aku tak tahan dengan bau obat-obatan ini."Kuat?""Kuat dong!""Hmm, sok kuat itu mah, sini aku bantu!" Dian mendumel sembari melingkarkan sebelah tanganku di bahunya, kemudian kami keluar dari ruangan itu bersama, menyusuri lobi rumah sakit.Langkahku terhenti saat ponsel bergetar dari tas, nama Pak Abi tertera di sana, gegas kuangkat panggilan pria itu."Ya, Pak?"[Di mana?]"Masih di RS, Pak,"[Oke, saya ke sana sekarang,]"Eh, nggak usah, ini juga mau pulang sama Dian,"[Benar sama Dian aja? Nggak ada yang lain?]"Iya, emang siapa lagi?"[Brian mungkin,] Astagfirullah, masih aja su’udzon ini orang.[Ya sudah, pulan
Last Updated : 2023-03-13 Read more