Home / Rumah Tangga / Istri yang Tak Sempurna / Chapter 1061 - Chapter 1070

All Chapters of Istri yang Tak Sempurna: Chapter 1061 - Chapter 1070

1115 Chapters

JUJUR ITU LEBIH BAIK

"Loh, Jun—""Sst ... sebentar, Ayah!"Selepas Dokter Juna berpindah tempat, dia yang langsung menuju tempat tinggal ayahnya sudah disapa karena memang dia muncul tepat di hadapan ayahnya. Cuma, dia belum menjawab karena menunggu respon dari seseorang yang sedang ditanya olehnya.Alan, dia tidak mengikutiku ke sini, kah?[Tidak. Ibunya menelepon katanya.]Ah, ya sudah.[Kau menyesal karena dia tidak mengikutimu?]Dokter Juna hanya ingin tahu saja apakah Reizo benar-benar ingin tahu bagaimana kondisi kesehatan Aida sampai mengejarnya atau membiarkannya pergi begitu saja. Tidak, Alan. Dia mempunyai gengsi yang besar. Dari caranya bicara, aku bisa tahu kalau dia dalam dilema apakah memiliki perasaan dengan Aida atau tidak. Tapi dia memang belum mau mengakuinya dan kalau dia mengejarku, itu berarti dia memang mengakuinya tapi jika dia tidak mengejarku, kurasa dia masih belum yakin dengan perasaannya. Tapi yang membuatnya tidak mengejarku sekarang adalah ibunya.Dokter Juna merasa wajar k
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

MODUS

Duh, apa masih ada cara ya, buatku gak harus memenuhi keinginannya Juna?Saat Dokter Juna di sana baru saja selesai menjelaskan semua urusan keluarga dengan keluarga inti Waluyo, ibunya justru memikirkan cara bagaimana dia bisa menghindari rencana yang sudah dibuat oleh putranya.Rasanya belum siap saja kalau harus masuk ke dalam kehidupan rumah tangga bersama dengan laki-laki yang memang sebetulnya ingin sekali dikasihinya. Tapi kondisi yang berbeda saat ini membuatnya tak yakin.Belum tentu anaknya mau menerimaku. Apalagi aku pernah curi-curi informasi dari Mas Didi bagaimana sikap putrinya yang satu sekolah sama Mas Didi itu. Katanya anaknya itu nyebelin dan sangat kejam. Kalau bicara ndak pakai dipikir, terus kata Mas Didi, dia juga suka mencampuri urusan orang lain dan iseng. Tambah lagi suka nyinyir. Duh, masa di masa tuaku harus menghadapi watak seorang anak gadis yang sama seperti ibunya dulu?Saat awal Ningsih mengenal Marni, dia adalah wanita yang baik dan sangat energik seb
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

MENYERAH

"Denada—""Raditya, kau tahu? Aku menyukaimu karena aku pikir kau adalah orang baik. Kau tidak pernah berbuat jahat dan kau tidak melihat curang dalam berbisnis. Aku tidak suka kalau anak-anakku mau makan makanan dari uang yang didapatkan oleh suamiku dengan cara yang buruk.”Radit baru ingin menjelaskan sesuatu, tapi istrinya seperti tidak mau mendengarkannya dan sudah terlihat begitu marah."Kau tidak tahu apa yang kulakukan!""Aku mendengarnya. Mana mungkin aku tidak tahu?"Makin kesal Radit. Kesal kenapa dirinya tadi bertanya tentang pekerjaan di dalam mobil. Sampai Sandi memberitahukan sesuatu yang menarik perhatian Nada. Termasuk menarik emosi Nada. Ini menjengkelkan untuknya."Denada, sebenarnya itu tidak seperti yang kau pikirkan." Radit masih ingin membela diri dan saat ini rasa sakit dari miliknya yang baru saja kena tendang Nada tidak lagi mengganggu konsentrasinya untuk bicara dengan istrinya."Lalu seperti apa? Kau ingin mencuranginya seperti apa, Raditya? Kau tahu? Reiko
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

TERPAKSA JUJUR

"Hihi, sudah aman kita sekarang, Bi Ningsih," celetuk Sandi dengan suara yang dia yakin bisa didengar Bi Ningsih, tapi tidak terdengar oleh Nada dan Radit.Sepasang suami-istri itu sudah berjalan meninggalkan dapur, tapi suara mereka masih terdengar sampai ke dapur. Lagi-lagi membuat Ningsih tersenyum sambil menitikan air mata yang tanpa disadarinya diperhatikan oleh satu orang yang berada di dapur itu dan baru saja mengajaknya bicara, tapi tidak disahut oleh Ningsih yang masih terlarut dengan pikirannya sampai dia tak mendengar apa yang dikatakan oleh Sandi."Bi Ningsih ada masalah?""Eh, ya ampun. Pak Sandi ini bikin saya kaget saja." Sambil menyerut cairan hidungnya supaya tidak tumpah, Ningsih menjawab. Dia juga menghapus titik air mata itu."Ini tisu buat Bi Ningsih.""Oh, iya, terima kasih. Melihat mereka berdua, jadi menitik air mata saya. Ya ampun, ternyata waktu berjalan sangat cepat, Tuan Raditya sudah besar.""Bi Ningsih, kalau punya masalah cerita aja sama saya.""Eh, kok
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

PANGLING

"Inggrid, ayahmu ini minta maaf padamu.""Ayah nih sok-sok drama.""Lho, Ayah serius pengen minta maaf ke putri Ayah, kok malah dibilang drama. Piye toh, Nduk?"Jawaban yang membuat wanita muda itu malah mengerucutkan bibirnya sambil mendekat dengan tongkatnya menuju tempat duduk ayahnya."Tadi aku habis telepon Mbak Mutia, terus aku bilang tentang pernikahan Ayah ini. Aku juga cerita soal Dokter Juna. Ya ampun, kita tuh senang banget ternyata kami punya Kakak seorang Dokter yang sukses. Ini sangat membanggakan!""Kamu ini. Ndak sekalian bilang senang punya Kakak yang ganteng. Itu kan yang kamu pikirin?"Obrolan ini tentu saja selepas Dokter Juna meninggalkan rumah Waluyo. Dia ingin menjemput ibunya. Dan Inggrid tidak berhenti menghubungi setiap orang."Ya iya, lah. Aku jadi penasaran secantik apa wanita yang dulu Ayah sukai sampai bisa melahirkan anak seganteng dia." Senyum Inggrid dan matanya yang memandang jauh ke arah jendela, membuat Waluyo makin senewen.“Kamu tahu, ndak? Kalau
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

GAMANG

[Jangan berisik kau, Alan! Yang dikatakan Nada itu untuk ibuku. Dan wajar jika dia merasa ibuku sama seperti aku, karena sikapku mungkin sama seperti Ibuku.][Ya, dia memang ibumu. Tapi tetap saja kau ingin tahu, kan, apa yang dipikirkan Nada, makanya kau iseng sengaja memegang bahunya. Kau ingin tahu karena kau merindukannya. Itulah kenapa aku bilang kau menyiksa dirimu sendiri. Rebut dia dari suaminya dong!]Sesaat sebelum Dokter Juna kembali ke rumah ayahnya, Waluyo, dia yang melihat ibunya bercerita pada Sandi, juga melihat Nada mendekat pada ibunya dan menguatkan wanita itu yang ingin berhenti bekerja. Saat itu Nada yang tampak sangat emosional sekali meski berusaha untuk tetap terlihat tegar dia mendekat pada Ningsih dan memeluknya.Dokter Juna juga tidak tahu kenapa dia ingin tahu saja apa yang ada dalam benak Nada. Dan ujungnya, dia malah dapat sindiran dari Alan.[Alan, sebaiknya kau urus saja dekorasi yang ingin kau buat dengan Sabrina. Jangan campuri urusanku. Lagi pula kau
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

SIAPA YANG MENGIZINKAN

"Sabar, Rere. Sabar, Riri. Ini lagi dibuat makanannya. Jangan tidur dulu." Nada mendekat pada anaknya yang sudah menarik-narik baju Ningsih. Mereka berdua masuk ke dalam dapur tidak seperti Rasya yang memilih duduk di pantry."Ayo duduk dulu di meja makan. Sekalian Mama mau lihat PR kalian sudah selesai belum? Nanti Bi Ningsih ikut makan sama kita. Terus Mama juga mau cerita sesuatu yang penting.""Tapi udah ngantuk, Mama.""Mereka tadi siang enggak bobo, Mah. Mereka gangguin aku belajar. Makanya sekarang mereka ngantuk.""Abisnya Bi Ningsihnya nggak ada, nggak ada yang nemenin bobo."Aish, lagi-lagi salahku, kah? Apa aku tadi membawa ibuku terlalu lama? Dokter Juna tahu alasan dua bocah Nada sekarang mengantuk itu karena dirinya. Lagi-lagi dia merasa sangat bersalah."Maafkan saya, ya, Nyonya.""Udah, bukan salah Bi Ningsih. Mereka aja yang nggak mau tidur sendiri. Kalian ini udah besar, tapi manja. Sini ikut Mama dulu. Kalian itu kan bentar lagi masuk SD. Mama mau cerita sesuatu sa
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

BERAT

"Nah, gitu dong! Mama kan senang kalau kalian udah kelihatan kayak anak dewasa. Nggak ngerengek-rengek lagi."Beda Radit, beda pula dengan Nada. Istrinya terlihat lebih dewasa dan berusaha untuk menutupinya. Tapi Radit memang tak suka."Bi Ningsih ikutan sini makan bareng. Kalau Bi Ningsih pengen pergi malam ini kan berarti ini makan malam terakhir kita.""Tunggu dulu, aku belum mengizinkannya!""Raditya, kau tidak punya pilihan!" Tapi Nada sudah mengisyaratkan kalau ini adalah yang terbaik. Meski dia belum menjelaskan lebih detail.Dari gelagatnya Sandi, dia juga sepertinya setuju dengan rencana Nada. Ada apa dia harus pergi? Sepertinya aku harus mencari tahu.Cuma Radit memang lebih kalem di dalam hatinya kalau dia sudah penasaran. Dia sempat melirik pada Sandi dan kini berusaha untuk tenang dan mengamati Ningsih yang sudah duduk di meja makan."Nah, nanti kalian kalau mau ketemu sama Bi Ningsih, kalian bisa kirim pesan. Kalian bisa video call. Tapi yang pasti, Bi Ningsih malam ini
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

MENYERAH SEBELUM MEMULAI

"Eh, ndak usah, Mbak Nada. Nanti ponakan saya yang menjemput. Saya diminta untuk datang ke rumahnya saja pakai taksi dan nanti semua dia yang mengurus. Sepertinya dia ingin mengantar saya, karena ini adalah perpisahan antara saya dengannya dan saya tidak lagi tinggal di Jakarta. Saya akan pindah ke Kudus.""Oh, iya, benar. Si Saiful, ya."Ningsih pun tersenyum tipis."Dia minta saya untuk nunggu dulu dan nanti dia akan menjemput. Tapi saya juga tidak tahu apakah dijemput pakai taksi online atau nanti bagaimana.""Biar sopir aja yang nganterin Bi Ningsih.""Terima kasih, Mbak Nada dan Mas Radit. Tapi saya tidak ingin bersedih kalau harus diantar. Saya ingin seakan saya nginep aja di rumah ponakan saya. Lagian dia sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri jadi saya rasa tidak perlulah saya diantar.""Tapi Bi Ningsih?""Tidak apa-apa, Nyonya."Ningsih tetap pada pendiriannya. Dia tidak mau diantar dan Radit juga sudah memegang tangan Nada, meminta wanita itu untuk sedikit mengontrol pe
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

PERSEPSI BERBEDA

"Mana bisa begitu, Bu? Kita sudah sampai sini, ya kita tidak mungkin bisa batal. Lagi pula Ibu mungkin hanya nervous saja."Dokter Juna tak peduli. Dia tetap membawa ibunya masuk ke dalam rumah yang suasana di dalamnya sudah bukan lagi seperti rumah biasa."Wah mempelai wanitanya sudah datang, langsung mempelai laki-lakinya tidak bisa bicara."Alan tiba-tiba saja menyeletuk seperti itu saat dia melihat Waluyo yang sejenak tidak melepaskan pandangannya dari Ningsih yang baru saja masuk bersama Dokter Juna"Alan, kau seperti tidak pernah menikah saja!" Dokter Juna tetap merangkul ibunya saat dia menyeletuk."Hahaha. Kalian ini bicara apa, tah? Maaf, aku harus bicara dulu dengan Sulastri.""Ayah, kita sudah buat perjanjian. Tidak
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more
PREV
1
...
105106107108109
...
112
DMCA.com Protection Status