"Hihi, Mas Reiko, aku bukan bercanda tadi. Aku memang bertanya kenapa airnya rasanya seperti ini? Beda dengan air yang biasa aku minum?""Aku juga tidak tahu, Ai. Tapi air itu enak, kan? Kamu rasanya bagaimana?""Ya mungkin enak, ya, Mas?”“Hehe, jawabanmu kok aneh, pakai kata mungkin.”“Hihi, habis enak sebenernya, tapi lidahku kan terbiasa air gak gini, Mas.”Memang tidak mungkin dibilang tidak enak, karena memang airnya berbeda dan sangat menyegarkan biarpun manis. Air putih tapi semanis madu dan rasa dahaga di tenggorokan Aida yang dari tadi menangis terus sudah hilang begitu saja setelah meminumnya."Ayo, Ai!" Pria itu kembali memegang tangan Aida. Membawanya lagi ke satu ruangan, tapi saat ini sudah tidak menggendongnya lagi."Kita mau ke mana, Mas?" Aida penasaran karena suaminya merangkulnya ke bagian lain di istana megah itu."Ke kamar.""Kamar?" Aida tak paham. Mungkin s
Terakhir Diperbarui : 2024-03-29 Baca selengkapnya