Semua Bab Istri yang Tak Sempurna: Bab 1081 - Bab 1090

1115 Bab

HANYA JANJI ITU

“Tidak ada gunanya aku membawa Alan ke sini.”Reizo menggerutu sendiri setelah Alan pergi meninggalkannya yang juga masih belum tahu harus berbuat apa. Ini sudah malam. Sudah waktunya untuk beristirahat dan sebetulnya bisa saja kalau Reizo mau meninggalkan Aida di sana dan itu tidak masalah untuknya. Bukankah semua itu Aida yang minta sendiri? Lalu kenapa dia harus pusing-pusing memikirkan Aida?“Aish, dasar bodoh! Apa dia tidak berpikir kalau di sekitar sini adalah tempat terbuka dan bisa saja binatang buas datang ke sini?"Bukan binatang buas seperti macan atau singa. Tapi seperti ular berbisa yang bisa saja bersembunyi di semak-semak dan menggigit Aida. Mungkin tidak bermaksud membunuh, tapi jika Aida bergerak di saat ular lewat, tentu saja mereka merasa terancam dan mungkin akan mematuk. Belum lagi ada binatang kecil yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

TAK BERANI MENJAWAB

"Loh, Reizo kau juga datang ke sini?"Namun sebelum Reizo melakukan niatnya untuk membawa Aifah pergi melihat sesuatu yang ingin ditunjukkannya, adiknya sudah datang."Nah, Kirai. Kau kemari!" Hingga Aifah punya suatu ide sambil menarik putrinya."Katakan pada kakakmu, bagaimana penilaianmu terhadap Hera?" Aifah tak bercanda lagi. Dia langsung meminta dukungan dari putrinya. Dia ingin meyakinkan putra sulungnya terhadap pilihan yang sudah dibuat olehnya."Oh, Hera itu sebenarnya perempuan yang sempurna." Kirai sangat antusias. "Dia sangat baik sekali kalau menurutku. Ada di dekatnya, aku seperti punya Kakak perempuan. Aku bisa bertanya apa pun padanya dan dia selalu memberi jawaban yang memuaskan. Dia sangat baik sekali padaku. Dia sangat pintar dan dia tidak keberatan membantuku banyak hal. Hera selalu mendu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

ANGGAP SAJA MIMPI

"Ai, bangun, Ai! Jangan tidur di rumput, Sayang!"Mas Reiko!Nama yang dipanggil masih belum berani membuka matanya, tapi suara itu terdengar begitu dekat di telinganya. Membuatnya ingin sekali melihat siapa yang ada di sampingnya itu.Pasti bukan. Paling kembarannya yang malesin itu! Tapi ngapain dia manggil aku ’Ai’?Cuma, ada pengingat di dalam benaknya untuk tidak membuka mata. Itulah yang membuat Aida tidak mau melakukannya. Dia memilih tetap memejamkan matanya."Ai, aku suamimu, Reiko. Bukan kembaranku Reizo. Buka matamu dulu Ai, Sayang."Su—Aida tidak lagi punya alasan untuk menutup matanya. Saat itu juga dia membuka dan melihat siapa yang ada di h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

APA AKHIRKU DEKAT?

"Hihi, Mas Reiko, aku bukan bercanda tadi. Aku memang bertanya kenapa airnya rasanya seperti ini? Beda dengan air yang biasa aku minum?""Aku juga tidak tahu, Ai. Tapi air itu enak, kan? Kamu rasanya bagaimana?""Ya mungkin enak, ya, Mas?”“Hehe, jawabanmu kok aneh, pakai kata mungkin.”“Hihi, habis enak sebenernya, tapi lidahku kan terbiasa air gak gini, Mas.”Memang tidak mungkin dibilang tidak enak, karena memang airnya berbeda dan sangat menyegarkan biarpun manis. Air putih tapi semanis madu dan rasa dahaga di tenggorokan Aida yang dari tadi menangis terus sudah hilang begitu saja setelah meminumnya."Ayo, Ai!" Pria itu kembali memegang tangan Aida. Membawanya lagi ke satu ruangan, tapi saat ini sudah tidak menggendongnya lagi."Kita mau ke mana, Mas?" Aida penasaran karena suaminya merangkulnya ke bagian lain di istana megah itu."Ke kamar.""Kamar?" Aida tak paham. Mungkin s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

AKU YANG LAHIR DULUAN

"Kurasa tidak. Gak akan lama, Ai. Mungkin kamu sebentar lagi akan memelukku dan kita bersama lagi." Pria itu kemudian mengangkat bahunya lagi. "Anak pertama kita itu nanti laki-laki. Berikan dia nama Reiko. Karena sebenarnya adikku Reizo, dia tidak tahu kalau dia itu sebenarnya adikku. Dia bukan yang dilahirkan duluan, tapi aku, Ai. Itulah kenapa kakekku menyuruh suster mengambilku. Karena menurut nenekku, aku adalah anak pertama keluar. Sedangkan Reizo dilahirkan kedua dan dia diambil oleh ibuku. Kakekku kan maunya anak pertama, hehe.""Begitukah? Hahaha." Aida kini tak tahan lagi untuk tidak tertawa."Sikapnya selalu seperti dia itu adalah kakakmu. Sok tua dia, awas saja!"Lagi-lagi pria di hadapan Aida tersenyum sambil kini dia mengelus perut Aida."Aku ingin sekali membesarkan mereka, tapi sepertinya adikku yang memiliki kesempatan untuk membesarkannya, melihat mereka dewasa, menikahkan mereka dan membahagiaan juga merawat mereka,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

MENUNJUKKAN PADAMU

 "Mas Reiko?""Apa, Ai? Masuk, yuk. Biar kamu bisa meluruskan pinggangmu.” Pria itu tak melanjutkan bahasan yang tadi. Dia malah menarik tangan Aida menuju ke suatu tempat yang menurutnya akan nyaman sekali jika wanitanya berbaring di sana."Sini. Aku ingin memelukmu. Sudah lama sekali aku tidak bersamamu. Aku kangen."Lagi kata-kata yang membuat Aida yang ingin bertanya banyak tak jadi. Dia juga merindukan suaminya dan saat pria itu sudah memeluknya, rasanya seperti dunianya sudah kembali menjadi indah. Senyum muncul di bibir Aida dalam dekapan pria itu.Aroma yang sama. Seperti aroma parfum yang tadi dipecahkan. Aku senang sekali bisa memeluknya lagi. Meski aku tidak tahu aku ada di mana sekarang dan tidak jelas hidupku.Aida juga tidak paham. Dia tidak mengerti apa pun yang terjadi di sana."Sudah, jangan banyak mikir, Ai. Aku kangen sekali denganmu.”"Mas, kenapa bajuku dibuka?""Ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

AINI

“Mas, kamu udah nunjukin ke Seno kalau kamu jalan di eskalator. Kamu udah nggak ada hutang lagi sama aku, Mas. Padahal nggak perlu ngelakuin itu.”“Hmm, tapi aku inginnya kamu lihat. Tapi aku nggak punya kesempatan karena aku ini adalah laki-laki bodoh yang terlalu percaya pada wanita berhati iblis!” seru Reiko yang menyesali perbuatannya dan kini dia mengelus wajah Aida lagi. "Lihat ini, Ai.”“Itu bekas luka apa, Mas? Dulu gak ada.” Aida heran melihat bekas luka yang ditunjukkan oleh suaminya dan pria itu pun tersenyum.“Kebodohanku dulu yang menyukainya dan menyia-nyiakanmu, hampir membuatmu direbus dan waktu itu aku seperti baru saja mau dimasukkan ke dalam kolam berapi karena dosa itu. Tapi ada pertolongan dari doamu dan kamu bilang kamu memaafkanku, terus kamu berdoa untuk keselamatanku, itu jadi gak jadi, Ai. Makanya aku berterima kasih kamu mengingatku. Keluargaku yang berdo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

MENJADIKANKU CANDAAN?

"Akhirnya kau membuka matamu juga. Kupikir kau akan jadi mayat di sini dan aku hanya perlu menumpuk tanah untuk menguburmu!"Mas Reiko. Aku tidak bermimpi kan tadi? Aku benar-benar merasakan kalau itu Mas Rei—Aida tak melanjutkan kata-katanya saat dia menatap ke arah ujung jari-jari di tangan kirinya.Kok berdarah? Binatang menggigit bukan, saat aku tidur di situ?Tapi arah pandangan mata Aida membuat seseorang yang bersamanya juga ikut memperhatikan apa yang dilihat oleh Aida.Darah ini masih basah. Darah ini masih darah yang sama seperti darah yang tadi kupegang. Aku tidak luka sama sekali. Ini darah dari kepala suamiku.Aida tahu semua yang dipikirkannya ini seakan-akan memang tidak nyata. Tapi kemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

SEBAGIAN DI-BLOCK

"Lihat! Darah ini belum lama ada di tanganku. Kau masih bisa mencium bau anyirnya.""Kita ada di tempat yang aneh. Itulah kenapa aku tak mau jadi ikutan aneh. Kau melihat siapa? Suamimu? Bertemu dengannya? Kau gila kau belum tentu menemuinya."Orang yang ada di hadapan Aida tentu saja tidak percaya begitu saja dan dia ingin menarik tangan Aida."Kau tidak melepaskan cincin kawin di tangannya bukan, saat kau menguburkannya?"Tapi dia baru mau menarik lengan Aida, tapi pertanyaan itu sudah bergulir lagi dari bibir Aida."Mana aku ingat. Aku tidak memperhatikan sedetail itu."Senyum Aida kembali terurai."Lukanya di kepala belakang. Jadi saat aku memegang kepalanya tak sengaja aku merasa ada rembesan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya

DIA SIBUK

"Jika kau ingin tahu, kau bisa menempelkan tanganmu dan kau bisa mengecek apakah yang kukatakan itu benar atau tidak.""Kau tidak dengarkah, aku bilang kalau aku tidak bisa mendengar semuanya?"Lagi-lagi kekesalan dan gerutuan orang di sampingnya malah membuat Aida kembali tersenyum."Tidak semua hal harus kau ketahui. Dan tidak semua hal juga harus kuketahui. Manusia punya keterbatasan. Dan alat yang kau gunakan itu juga hanya bisa berfungsi sesuai dengan kehendak Tuhanmu. Jika dia tidak menginginkan kau mendengarnya, maka kau tidak akan dengar." Aida hanya mengatakan itu saja setelah dia kemudian berdiri. "Kau akan tetap berada di sini?”"Harusnya pertanyaan itu kuberikan padamu. Dari kemarin kau yang tetap ingin di sini.”“Aku sudah bertemu dengan suam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
107108109110111112
DMCA.com Protection Status