Share

MODUS

Author: Ri Chi Rich
last update Last Updated: 2024-03-28 09:22:15

Duh, apa masih ada cara ya, buatku gak harus memenuhi keinginannya Juna?

Saat Dokter Juna di sana baru saja selesai menjelaskan semua urusan keluarga dengan keluarga inti Waluyo, ibunya justru memikirkan cara bagaimana dia bisa menghindari rencana yang sudah dibuat oleh putranya.

Rasanya belum siap saja kalau harus masuk ke dalam kehidupan rumah tangga bersama dengan laki-laki yang memang sebetulnya ingin sekali dikasihinya. Tapi kondisi yang berbeda saat ini membuatnya tak yakin.

Belum tentu anaknya mau menerimaku. Apalagi aku pernah curi-curi informasi dari Mas Didi bagaimana sikap putrinya yang satu sekolah sama Mas Didi itu. Katanya anaknya itu nyebelin dan sangat kejam. Kalau bicara ndak pakai dipikir, terus kata Mas Didi, dia juga suka mencampuri urusan orang lain dan iseng. Tambah lagi suka nyinyir. Duh, masa di masa tuaku harus menghadapi watak seorang anak gadis yang sama seperti ibunya dulu?

Saat awal Ningsih mengenal Marni, dia adalah wanita yang baik dan sangat energik seb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri yang Tak Sempurna   MENYERAH

    "Denada—""Raditya, kau tahu? Aku menyukaimu karena aku pikir kau adalah orang baik. Kau tidak pernah berbuat jahat dan kau tidak melihat curang dalam berbisnis. Aku tidak suka kalau anak-anakku mau makan makanan dari uang yang didapatkan oleh suamiku dengan cara yang buruk.”Radit baru ingin menjelaskan sesuatu, tapi istrinya seperti tidak mau mendengarkannya dan sudah terlihat begitu marah."Kau tidak tahu apa yang kulakukan!""Aku mendengarnya. Mana mungkin aku tidak tahu?"Makin kesal Radit. Kesal kenapa dirinya tadi bertanya tentang pekerjaan di dalam mobil. Sampai Sandi memberitahukan sesuatu yang menarik perhatian Nada. Termasuk menarik emosi Nada. Ini menjengkelkan untuknya."Denada, sebenarnya itu tidak seperti yang kau pikirkan." Radit masih ingin membela diri dan saat ini rasa sakit dari miliknya yang baru saja kena tendang Nada tidak lagi mengganggu konsentrasinya untuk bicara dengan istrinya."Lalu seperti apa? Kau ingin mencuranginya seperti apa, Raditya? Kau tahu? Reiko

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna   TERPAKSA JUJUR

    "Hihi, sudah aman kita sekarang, Bi Ningsih," celetuk Sandi dengan suara yang dia yakin bisa didengar Bi Ningsih, tapi tidak terdengar oleh Nada dan Radit.Sepasang suami-istri itu sudah berjalan meninggalkan dapur, tapi suara mereka masih terdengar sampai ke dapur. Lagi-lagi membuat Ningsih tersenyum sambil menitikan air mata yang tanpa disadarinya diperhatikan oleh satu orang yang berada di dapur itu dan baru saja mengajaknya bicara, tapi tidak disahut oleh Ningsih yang masih terlarut dengan pikirannya sampai dia tak mendengar apa yang dikatakan oleh Sandi."Bi Ningsih ada masalah?""Eh, ya ampun. Pak Sandi ini bikin saya kaget saja." Sambil menyerut cairan hidungnya supaya tidak tumpah, Ningsih menjawab. Dia juga menghapus titik air mata itu."Ini tisu buat Bi Ningsih.""Oh, iya, terima kasih. Melihat mereka berdua, jadi menitik air mata saya. Ya ampun, ternyata waktu berjalan sangat cepat, Tuan Raditya sudah besar.""Bi Ningsih, kalau punya masalah cerita aja sama saya.""Eh, kok

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna   PANGLING

    "Inggrid, ayahmu ini minta maaf padamu.""Ayah nih sok-sok drama.""Lho, Ayah serius pengen minta maaf ke putri Ayah, kok malah dibilang drama. Piye toh, Nduk?"Jawaban yang membuat wanita muda itu malah mengerucutkan bibirnya sambil mendekat dengan tongkatnya menuju tempat duduk ayahnya."Tadi aku habis telepon Mbak Mutia, terus aku bilang tentang pernikahan Ayah ini. Aku juga cerita soal Dokter Juna. Ya ampun, kita tuh senang banget ternyata kami punya Kakak seorang Dokter yang sukses. Ini sangat membanggakan!""Kamu ini. Ndak sekalian bilang senang punya Kakak yang ganteng. Itu kan yang kamu pikirin?"Obrolan ini tentu saja selepas Dokter Juna meninggalkan rumah Waluyo. Dia ingin menjemput ibunya. Dan Inggrid tidak berhenti menghubungi setiap orang."Ya iya, lah. Aku jadi penasaran secantik apa wanita yang dulu Ayah sukai sampai bisa melahirkan anak seganteng dia." Senyum Inggrid dan matanya yang memandang jauh ke arah jendela, membuat Waluyo makin senewen.“Kamu tahu, ndak? Kalau

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna    GAMANG

    [Jangan berisik kau, Alan! Yang dikatakan Nada itu untuk ibuku. Dan wajar jika dia merasa ibuku sama seperti aku, karena sikapku mungkin sama seperti Ibuku.][Ya, dia memang ibumu. Tapi tetap saja kau ingin tahu, kan, apa yang dipikirkan Nada, makanya kau iseng sengaja memegang bahunya. Kau ingin tahu karena kau merindukannya. Itulah kenapa aku bilang kau menyiksa dirimu sendiri. Rebut dia dari suaminya dong!]Sesaat sebelum Dokter Juna kembali ke rumah ayahnya, Waluyo, dia yang melihat ibunya bercerita pada Sandi, juga melihat Nada mendekat pada ibunya dan menguatkan wanita itu yang ingin berhenti bekerja. Saat itu Nada yang tampak sangat emosional sekali meski berusaha untuk tetap terlihat tegar dia mendekat pada Ningsih dan memeluknya.Dokter Juna juga tidak tahu kenapa dia ingin tahu saja apa yang ada dalam benak Nada. Dan ujungnya, dia malah dapat sindiran dari Alan.[Alan, sebaiknya kau urus saja dekorasi yang ingin kau buat dengan Sabrina. Jangan campuri urusanku. Lagi pula kau

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna   SIAPA YANG MENGIZINKAN

    "Sabar, Rere. Sabar, Riri. Ini lagi dibuat makanannya. Jangan tidur dulu." Nada mendekat pada anaknya yang sudah menarik-narik baju Ningsih. Mereka berdua masuk ke dalam dapur tidak seperti Rasya yang memilih duduk di pantry."Ayo duduk dulu di meja makan. Sekalian Mama mau lihat PR kalian sudah selesai belum? Nanti Bi Ningsih ikut makan sama kita. Terus Mama juga mau cerita sesuatu yang penting.""Tapi udah ngantuk, Mama.""Mereka tadi siang enggak bobo, Mah. Mereka gangguin aku belajar. Makanya sekarang mereka ngantuk.""Abisnya Bi Ningsihnya nggak ada, nggak ada yang nemenin bobo."Aish, lagi-lagi salahku, kah? Apa aku tadi membawa ibuku terlalu lama? Dokter Juna tahu alasan dua bocah Nada sekarang mengantuk itu karena dirinya. Lagi-lagi dia merasa sangat bersalah."Maafkan saya, ya, Nyonya.""Udah, bukan salah Bi Ningsih. Mereka aja yang nggak mau tidur sendiri. Kalian ini udah besar, tapi manja. Sini ikut Mama dulu. Kalian itu kan bentar lagi masuk SD. Mama mau cerita sesuatu sa

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna    BERAT

    "Nah, gitu dong! Mama kan senang kalau kalian udah kelihatan kayak anak dewasa. Nggak ngerengek-rengek lagi."Beda Radit, beda pula dengan Nada. Istrinya terlihat lebih dewasa dan berusaha untuk menutupinya. Tapi Radit memang tak suka."Bi Ningsih ikutan sini makan bareng. Kalau Bi Ningsih pengen pergi malam ini kan berarti ini makan malam terakhir kita.""Tunggu dulu, aku belum mengizinkannya!""Raditya, kau tidak punya pilihan!" Tapi Nada sudah mengisyaratkan kalau ini adalah yang terbaik. Meski dia belum menjelaskan lebih detail.Dari gelagatnya Sandi, dia juga sepertinya setuju dengan rencana Nada. Ada apa dia harus pergi? Sepertinya aku harus mencari tahu.Cuma Radit memang lebih kalem di dalam hatinya kalau dia sudah penasaran. Dia sempat melirik pada Sandi dan kini berusaha untuk tenang dan mengamati Ningsih yang sudah duduk di meja makan."Nah, nanti kalian kalau mau ketemu sama Bi Ningsih, kalian bisa kirim pesan. Kalian bisa video call. Tapi yang pasti, Bi Ningsih malam ini

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna   MENYERAH SEBELUM MEMULAI

    "Eh, ndak usah, Mbak Nada. Nanti ponakan saya yang menjemput. Saya diminta untuk datang ke rumahnya saja pakai taksi dan nanti semua dia yang mengurus. Sepertinya dia ingin mengantar saya, karena ini adalah perpisahan antara saya dengannya dan saya tidak lagi tinggal di Jakarta. Saya akan pindah ke Kudus.""Oh, iya, benar. Si Saiful, ya."Ningsih pun tersenyum tipis."Dia minta saya untuk nunggu dulu dan nanti dia akan menjemput. Tapi saya juga tidak tahu apakah dijemput pakai taksi online atau nanti bagaimana.""Biar sopir aja yang nganterin Bi Ningsih.""Terima kasih, Mbak Nada dan Mas Radit. Tapi saya tidak ingin bersedih kalau harus diantar. Saya ingin seakan saya nginep aja di rumah ponakan saya. Lagian dia sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri jadi saya rasa tidak perlulah saya diantar.""Tapi Bi Ningsih?""Tidak apa-apa, Nyonya."Ningsih tetap pada pendiriannya. Dia tidak mau diantar dan Radit juga sudah memegang tangan Nada, meminta wanita itu untuk sedikit mengontrol pe

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri yang Tak Sempurna   PERSEPSI BERBEDA

    "Mana bisa begitu, Bu? Kita sudah sampai sini, ya kita tidak mungkin bisa batal. Lagi pula Ibu mungkin hanya nervous saja."Dokter Juna tak peduli. Dia tetap membawa ibunya masuk ke dalam rumah yang suasana di dalamnya sudah bukan lagi seperti rumah biasa."Wah mempelai wanitanya sudah datang, langsung mempelai laki-lakinya tidak bisa bicara."Alan tiba-tiba saja menyeletuk seperti itu saat dia melihat Waluyo yang sejenak tidak melepaskan pandangannya dari Ningsih yang baru saja masuk bersama Dokter Juna"Alan, kau seperti tidak pernah menikah saja!" Dokter Juna tetap merangkul ibunya saat dia menyeletuk."Hahaha. Kalian ini bicara apa, tah? Maaf, aku harus bicara dulu dengan Sulastri.""Ayah, kita sudah buat perjanjian. Tidak

    Last Updated : 2024-03-28

Latest chapter

  • Istri yang Tak Sempurna   BIDADARI

    "Biar kubantu. Dan biarkan Reizo menenangkan dirinya dulu."Dan tiba-tiba seseorang datang, padahal tadi dia tidak ada di sana."Tuan Rafael mohon bantuannya."Dokter Juna dan Rafael akhirnya yang menggali sedangkan Reizo sendiri dalam kondisi dia yang tidak tenang. Irsyad menunggu mayat dengan terus saja bertasbih. Dia tidak meninggalkan Aida, meski dia juga tidak menyentuhnya. Hanya memastikan selalu terdengar tasbih dan sholawat di dekat mayit."Allahu Akbar."Dan tiba-tiba saja dokter Juna meninggikan suaranya. Dia kaget betul dengan apa yang dilihat nya sekarang."Raizo berdiri di sini. Atau kau duduk di sini dan teruslah tasbih. Kasihan Aida."Irsyad terpaksa menarik Reizo untuk mendekat pada Aida, sedangkan dirinya cepat-cepat menuju ke liang lahat.Subhanallah, air matanya ingin tumpah sedangkan dokter Juna juga kebingungan."Bahkan bekas daerah-darahnya juga sudah hilang. Kulitnya kembali seperti semula. Tapi dia tidak bernyawa.""Dia mirip seperti Reizo, tapi dia pucat.""Iy

  • Istri yang Tak Sempurna   SELAMAT JALAN

    "Aku tahu. Kau jangan banyak bicara!”"Ya sudah, mulailah Reizo, atau lebih baik kau suruh saja Irsyad yang melakukannya kalau memang kau tidak sanggup.""Aw … ehm ... Irsyad, kau saja yang lakukan. Aku tidak bisa."Sudah seperti yang dipikirkan oleh Irsyad, karena memang saat ini pria itu sedang benar-benar terpukul. Apa yang terjadi pada pikirannya, tapi sungguh dia memang merasa marah dan campur aduk yang tak jelas."Allahu Akbar Allahu Akbar."Dan suara lantunan azan yang begitu merdu itu pun tidak bisa membuat pria itu fokus.Aku tidak bisa menyelamatkanmu dulu dan itu semua karena aku datang terlambat. Tapi kini aku juga tidak bisa menyelamatkan istrimu, karena kemarahanku padanya. Aku meninggalkannya dan aku pikir memang dua rekanku menjaganya. Aku tidak buru-buru mencarinya. Ini semua salahku. Mungkin memang aku tidak pantas untuk menjaganya? Dan sebenarnya apa perasaanku padanya? Kenapa aku seperti makin lama makin ingin tahu tentang dirinya? Tapi kenapa dia begitu bodoh? Ken

  • Istri yang Tak Sempurna   OBAT PENYEMBUH LUKA

    "Innalillahi wa innalillahi roji'un."Irsyad yang lebih dulu menyadari tentang kepergian seseorang yang sangat dicintainya.Tak tahulah dia harus bagaimana. Tangannya masih menjahit bekas luka saat tadi mengeluarkan bayi. Dan matanya kini basah dengan air mata yang berusaha untuk ditahan olehnya."Hey, bangun! Jangan main-main! Buka matamu!" Tapi lain Irsyad, lain juga pria yang ada di samping Aida yang tadi diberikan oleh Aida rambutnya yang memang rontok. “Bangun! Buka matamu!" Pria itu kembali memaksa."Reizo, kau memintanya bagaimanapun, dia tidak akan bangun. Lukanya terlanjur parah. Lambungnya tersayat, asam lambung di lambungnya menyebar di tubuhnya dan kau tahu? Asam lambung itu sangat berbahaya. Dia bisa melukai dan membakar organ lainnya. Ditambah lagi… lihat ini. Beruntung Aida melahirkan bayinya lebih cepat. Aku tidak tahu kalau ditunda lagi, mungkin bayi-bayi itu juga akan terkena masalah dengan sel kankernya. Pertumbuhan tidak normal dan kau bisa lihat sendiri."Memang a

  • Istri yang Tak Sempurna   SELAMATKAN IBUNYA!

    "Aida."Mereka semua kaget melihat ada beling yang menancap di tubuh Aida dari belakang dan tembus ke depan. Wanita itu pun agak kesulitan untuk bicara."Kau."Leo sudah memegang senjatanya untuk menembak orang di belakang Aida."Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kami. Chip itu sudah kami bawa."Tapi Alexander yang terluka parah, dia juga bisa menggunakan transportasi. Dan Alexander kloningan yang ada di belakang Aida sudah mengambil chip itu. Di saat yang bersamaan, Alexander yang terluka menghilang lalu dia mendekat pada Alexander yang baru keluar dari kapsul lalu membawa pria itu pergi. Sisa sembilan kapsul lagi yang kacanya pecah sekarang.DOOR DOOR DOOR!Makanya Leo yang sudah memegang senjata cepat-cepat mengarahkan senjatanya ke kepala mereka."Aida!” Dan kini Dokter Juna dengan cepat berusaha untuk masuk mengambil Aida."Cepat bawa dia ke rumah sakit!”Rafael yang bicara, lalu dia menatap Jo dan Leo, dia sudah mengaktifkan peledaknya.“Kita harus cari atau semua orang di

  • Istri yang Tak Sempurna   JANGAN DIBAKAR!

    "Ah tidak. Aku hanya mendengar cerita dari Alan.”"Dan Alan." Kini Alexander menunjuk pada Aida dengan senyum kecut di bibirnya. "Kalau bukan karena ada pengkhianat seperti dirinya, aku pasti menang dari Rafael," ujarnya lagi dan kini dia menekankan sambil berjalan mendekat pada Aida."Bisakah kau berdiri diam di sana dan tidak mendekat padaku? Aku risih jika bukan suamiku dekat padaku.""Dan kau tahu? Aku menyukaimu. Kau bisa hidup damai denganku dan bekerja denganku. Untuk menjadi suamimu aku juga tidak masalah. Karena kau adalah wanita yang menarik. Hanya saja, aku harus tekankan padamu keselamatanmu itu bergantung pada keloyalanmu padaku dan aku tidak suka pengkhianatan.""Ehm, kenapa kau menyimpan gudang senjata di apartemen suamiku?""Oh, kau membicarakan senjata di lemari yang baru kebuka?”Aida tak mau Alexander mendekat lagi sehingga dia kembali menanyakan sesuatu untuk mendistraksinya.Tipe orang yang suka show of. Aku harus membuatnya menceritakan semua hal. Ini adalah cara

  • Istri yang Tak Sempurna    BUKU DAN CHIP

    "Terlalu jauh kalau harus membunuhmu. Aku tidak bisa melawanmu karena sekarang aku juga sedang mengandung. Tapi coba keluarkan dulu saja masnya supaya kau tidak membuang waktuku lebih lama berdiri.""Ah … kau pasti lelah. Kau ingin duduk?” tanyanya lagi.“Kau tunggu di sini! Biar kuambilkan kursi dari ruang kerja suamimu supaya kau bisa duduk.”Dia cukup baik juga. Bisik hati Aida lagi. Sesuatu yang membuat dirinya juga penasaran.Ada sisi baiknya. Apakah ini dari gen yang dimiliki oleh ayahnya Tuan Rafael? Dan ada sisi buruknya, apakah ini dari gen yang dimiliki oleh temannya Tuan Rafael? Karena dia memiliki gabungan gen yang berbeda.Aida tak peduli larangan Alexander untuk mengambil sesuatu dari ruang kerja suaminya, tapi dia sempat mendekat pada tempat emas dan mengambil sesuatu dari sana. Sesuatu yang diselipkan di balik kerudungnya. Di tempat yang tidak bisa terlihat oleh siapa pun tentu saja."Kau duduklah di sini!”"Terima kasih." Aida menjawab dengan ucapan sesantai itu dan d

  • Istri yang Tak Sempurna   PUNYA PERHITUNGAN LAIN

    "Kau sudah mengecek semua isi ruangan di sini?" Aida bertanya masih dengan posisinya berdiri di belakang dinding."Tentu saja. Aku mengecek semuanya termasuk semua lingerie yang kau punya. Wow. Ini sangat menarik sekali. Kau tidak memiliki dua bagian penting bagi tubuh wanita, tapi kamu miliki banyak sekali lingerie. Untuk apa kau memakai itu?"Wajah Alexander seakan-akan ingin menertawai Aida. Dan Aida juga tahu alasan kenapa dia harus memiliki baju itu."Lucu, ya? Aku pun merasakan hal yang sama. Tapi itu kemauan suamiku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi dia memintaku untuk memakai itu.”"Sepertinya dia sangat suka berkhayal.”"Tidak. Dia bukan orang yang suka berkhayal. Dia adalah orang yang menggunakan logikanya. Dia lebih baik daripada aku.""Tapi untuk apa dia memberikanmu ini?""Menurutmu untuk apa?" tanya Aida di bibirnya.Setidaknya aku bisa mengulur waktu. Aku harus bisa membuat dirinya banyak bercerita sampai ada orang yang menyelamatkanku, pikir di dalam hati Aid

  • Istri yang Tak Sempurna   DEALING

    "Selamat datang di tempat tinggalku.""Ini adalah rumahku. Ini adalah apartemen milik Mas Reiko-ku. Bagaimana kalau bisa bilang kalau ini adalah tempat tinggalmu?" Aida pikir, dia akan dibawa ke mana oleh orang yang menculiknya, tapi lagi-lagi dia dibawa ke apartemen yang dulu ditempati bersama dengan suaminya."Haha, tapi sayangnya dia sudah tidak ada di sini. Dan tempat ini aku yang tinggali. Kau sendiri juga tidak meninggalinya.""Apa yang kau cari di sini?""Haha. Kau sangat curigaan sekali."Sebenarnya Aida tidak melucu dan dia bertanya serius, tapi pria yang ada di hadapannya justru selalu saja tertawa setiap kali mendengar pertanyaan darinya. Aida yakin sekali ada sesuatu yang dicari oleh Alexander di sana. Sesuatu yang tidak bisa dia dapatkan."Relax. Kau baru sampai di rumahku sebaiknya kau bersantai dulu. Kenapa mundur terus? Kau mau ke mana, hmm? Ruangan ini tetap segini saja. Dan di belakangmu sudah ada rak buku."Pria di hadapan Aida terus maju karena itulah dia berusaha

  • Istri yang Tak Sempurna   MEREKA KAH YANG KAU HARAPKAN?

    "Romo, kami sudah cari ke mana-mana tapi tidak ada. Di rumahnya Pakde Waluyo juga nggak ada, terus kita udah cari di sekeliling rumah Romo juga nggak ada. Tadi aku tanya sama ibunya Mbak Aida juga nggak ada di dalam kamarnya.""Lah, ke mana Aida? Apa mungkin dibawa sama Reizo atau dia ketemu sama Dokter Juna? Tadi itu kan Raditya ngebicarain soal Dokter Juna dan mungkin aja dia cerita ke Dokter Juna kalau dia habis ngomong sama Raditya?""Bisa jadi, Romo. Tapi tadi aku telepon Mbak Aida handphone-nya ketinggalan tuh. Dia ndak bawa handphone.""Mungkin sengaja handphone-nya ndak dibawa supaya ndak ketahuan sama Reizo dia ke mana.""Tapi kan mereka punya alat-alat yang sama. Pasti bisa komunikasi, Romo. Soalnya kata Mbak Aida itu kalau sudah pakai itu, semuanya bisa saling komunikasi. Terus mereka juga sudah tahu di mana letak koordinat masing-masing.""Yo embuh, aku ndak tahu, lah. Lagian kamu kalau udah tahu kayak gitu kok malah nanya sama orang yang nggak tahu?""Hehehe. Habisnya aku

DMCA.com Protection Status