"N-naomi?" kedua mata indah Chiara yang semula berbinar ceria, kini mulai berembun.Dia tidak salah mendengar kalau Nardo memanggil dirinya dengan menyebut nama mendiang kakaknya, kan?Sungguh, hatinya seakan ditusuk duri. Sakit sekali."Astaga! Bukan!" seakan baru tersadar dengan apa yang dia ucapkan, sesaat Nardo mengacak rambut pirangnya menjadi berantakan. Dia ... sudah melakukan kesalahan besar! "Maksud aku Chiara, kamu," koreksinya, "Maaf, Sayang ... aku tidak bermaksud—""Jadi, selama ini ... selama ini kamu cuma menganggap aku seolah Kak Nao?" Chiara menatap pedih pada Nardo. Pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban, karena gadis itu tahu pasti bahwa jawabannya adalah 'iya'. "Chia, bukan begitu!"Tanpa perlu berkedip pun, air mata itu luruh, jatuh berhamburan seperti perasaannya. Chiara menyentak tangan besar sang kekasih yang mencoba kembali menggapai kedua tanganya di atas meja. "Jangan sentuh aku!""Chia ..." desah Nardo. Ada berbagai macam emosi dalam pancaran
Read more