"Buka mulutmu lagi, Sayang." Wanita baya itu dengan telaten menyuapi anak gadisnya. Sesendok bubur dia dekatkan kembali pada mulut Chiara, namun gadis itu malah menutup mulutnya dengan telapak tangan setelah suapan ke tiga."Cukup, Ma. Chia sudah kenyang."Ambar membuang napas. Dia mencoba sabar atas penolakan Chiara, sebab dirinya tahu jika masakan rumah sakit memang hambar. Nyaris tidak ada rasa. "Ya sudah, minum dulu baru minum obatnya." Setelah menaruh kembali mangkuk di atas baki, Ambar memberikan segelas air putih pada putrinya."Oke, siap." Tentu saja Chiara segera menerimanya, lalu meneguknya banyak-banyak. "Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nak? Masih ada yang sakit?"Chiara kembali menyerahkan gelas yang isinya tinggal separuh itu kepada ibunya sebelum menjawab. "Chia sudah merasa sehat sekarang, Ma. Tidak ada yang sakit sama sekali. Chia rasa jantung ini sangat cocok dengan Chia, sedikit pun tidak ada efek samping. Tidak pernah Chia merasa sebaik ini sebelumnya." Gadis it
Baca selengkapnya