Home / Pernikahan / Berdamai dengan Takdir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Berdamai dengan Takdir: Chapter 31 - Chapter 40

66 Chapters

BAB 30

'Kreeek'Dua pintu kamar yang bersebelahan itu terbuka secara bersamaan. Hanna menatap Dean dengan setelan jas yang sangat rapi. Pria itu lalu mengenakan mantel coklat tua yang dipegangnya. Nampaknya Dean akan pergi ke suatu tempat pagi-pagi sekali."Hanna, maaf aku harus terbang ke Kanada," kata Dean sambil mengancingkan mantelnya."Hemm ...."Hanna bergumam menanggapi perkataan Dean. Dia merasa tidak punya wewenang untuk bertanya lebih jauh mengingat dia belum menjadi istrinya."Safe flight." Hanya dua kata itu yang terucap dari bibirnya."Cuma itu?" Dean merengut mendengar ucapan Hanna, yang dia harapkan adalah rentetan pertanyaan dari wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya."Memangnya aku harus berkata apa?" Hanna dengan sebelah tangannya yang masih memegang handle pintu bertanya.Dean menghampiri Hanna lebih dekat, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu mencondongkan tubuhnya."Aku ingin mendengar pertanyaan, pergi untuk apa? pergi dengan siapa? bla bla bla
Read more

BAB 31

Dada Hanna mulai terasa sesak, di tengah kesadarannya yang menipis dia berusaha meraup udara di sekelilingnya, meski bau apek dari kayu yang sudah lapuk terasa menggerogoti paru-parunya.Hanna memejamkan matanya, merasakan kebas di jari-jari tangannya dan sensasi dingin yang menusuk sampai ke dalam tulang. Dia mengingat kembali masa-masa yang telah dilaluinya. Wajah ibu dan adiknya melintas di pikirannya, dia ingin tetap hidup untuk mereka tapi dingin yang menusuk membuat napasnya semakin tercekik.Dengan bibir yang bergetar dia berusaha melafazhkan kalimat tauhid. Dia mungkin pernah lolos dari maut, namun kali ini dia tak yakin dirinya akan selamat.*****Di parkiran Nick berkali-kali menengok jam tangannya, hampir tiga puluh menit tapi majikannya belum juga kembali dari toilet. Salju mulai turun lagi, sehingga Nick memutuskan untuk masuk ke dalam supermarket.Nick mengedarkan pandangannya berharap bisa menemukan sosok Hanna, tapi wanita dengan kerudung hitam itu tak nampak batang hid
Read more

BAB 32

"AAAAAAAAA ... HANTUUU?!"Lexy mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Kakinya tersangkut di permadani sehingga membuat tubuhnya limbung dan terjatuh ke lantai.Brukk ...Lexy jatuh terduduk dengan ponsel yang masih menyala di dalam genggamannya. Napasnya tersengal, dadanya naik turun serta kedua matanya terbelalak. Tangannya yang gemetar mengangkat ponsel yang digenggamnya."Aku harus menghubungi seseorang ...." Peluh membanjiri wajah Lexy, kedua kakinya masih terasa lemas karena ketakutan sehingga dia tak mampu bangkit dari tempatnya terjatuh.Lexy berusaha mundur dengan menyeret bokongnya, mencari tempat agak jauh tapi masih tetap bisa melihat sosok yang masih terduduk di kursi itu. Lexy takut jika sosok itu tiba-tiba bangun dan membunuhnya.Dia menatap ponselnya hendak menghubungi 911, namun ternyata dia justru mendapat panggilan telepon dari Kevin."Ha-hallo K-Kevin," ucap Lexy gagap. Napasnya masih terengah-engah hingga menimbulkan kecurigaan pada Kevin."Kamu kenapa, L
Read more

BAB 33

Di hari kedua Hanna sudah sadar sepenuhnya, namun kondisi tubuhnya masih lemah. Dokter memberi perintah pada perawat untuk melepas kabel dan selang yang menempel di tubuh Hanna, mereka kemudian memindahkan gadis itu ke ruang perawatan biasa.Dean menghampiri Hanna yang sedang memejamkan matanya. Hanna tidak sedang terlelap sehingga dia tahu seseorang mendekatinya."Maafkan aku, Hanna. Ini semua karena aku. Aku adalah penyebab hingga kamu seperti ini"Bulir-bulir hangat meluncur dari sudut mata Hanna, masih dengan mata terpejam dia bergumam, "Terlalu mahal harga yang harus kubayar untuk bisa bersamamu, Dean."Kepala Dean tertunduk, kedua matanya memanas, dadanya bergemuruh. Dia berusaha sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak meneteskan air mata . Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Dean sangat takut Hanna akan menyerah lalu meninggalkannya. Tapi dia juga tidak ingin membuat gadis itu menderita karenanya.Hanna membuka matanya, menatap Dean yang sedang tertunduk lesu. Seolah-olah ga
Read more

BAB 34

Di gedung Joos Tower Corporation, Dean sedang maraton menyelesaikan pekerjaannya sejak pagi-pagi sekali. Dia akan ke Indonesia dalam beberapa hari ke depan, jadi dia tidak ingin diganggu selama dirinya berada di Indonesia.Saat dia sedang memeriksa kotak masuk email perusahaan, Dean mendapat undangan pernikahan dari Rasyid Al Khudr--pengusaha asal Dubai yang hotelnya dibeli oleh Dean kala itu. Awalnya dia berpikir mungkin Rasyid akan menikahkan putri semata wayangnya. Di luar dugaan, ternyata Rasyid sendirilah yang akan menikah.Tok tok tok!"Masuk!"Kevin masuk ke ruangan Dean untuk melaporkan persiapan sebelum Dean dan Hanna berangkat ke Indonesia."Dean, aku sudah mereservasi hotel bintang lima, menyewa mobil untukmu selama di Indonesia lengkap dengan sopirnya, juga pesawat jet untuk kalian terbang ke Indonesia." Kevin melaporkan semua persiapan yang sudah disusunnya pada Dean."Apa kamu yakin tidak akan ikut denganku, Kevin?""Tidak. Ehm, maaf Dean sebenarnya aku sudah membuat ren
Read more

BAB 35

Rasyid menyuruh seseorang menjemput rombongan Dean di bandara lalu mengantarnya ke hotel. Dia juga mentitipkan pesan untuk Dean pada orang itu."Rasyid mengajakku bertemu malam ini, Hanna. Kamu bisa istirahat di hotel dulu." Dean berpesan pada Hanna sebelum turun dari mobilnya.Hanna bergumam menanggapi perkataan Dean kemudian bertanya, "Kapan asistenku akan datang?""Besok sore. Malamnya dia akan menemanimu menghadiri acara Henna Night, acara itu hanya khusus untuk tamu perempuan. Aku sudah membelikan dua gaun untukmu, bukan? Gaun itu untuk menghadiri dua acara."Hanna mengangguk, dia akan menuruti perkataan Dean.Dean menemui Rasyid di kediamannya. Sebuah hunian bergaya minimalis yang terletak di Palm Jumeirah berdiri di atas tanah seluas delapan belas hektar.Bangunan itu merupakan yang terluas pada The Palm. Mansion itu dilengkapi dengan fasilitas mewah, seperti bioskop pribadi, dan garasi yang dapat menampung empat belas mobil."Assalamu'alaikum, Dean." Rasyid datang menemui Dean
Read more

BAB 36

Setelah membaca pesan terakhir, Hanna segera membalas. Dia takut Dean benar-benar akan mendobrak pintu kamarnya.[Maaf, aku sangat lelah, mungkin karena masih jetlag. Aku masih ingin tidur.]Dalam hitungan detik Dean segera menghubunginya tetapi Hanna menolak panggilan Dean. Dia lalu mengirim pesan lagi.[Ponselku lowbat.][Ok. Jangan lupa sarapan dan istirahat. Nanti malam ada acara Henna Night, kamu mungkin akan tidur lebih larut. Maaf, aku melewatkan makan malam bersamamu.]Hanna mengerucutkan bibirnya setelah membaca pesan yang dikirim Dean. Kedua netranya terasa panas dan dia mengusap kedua kelopak matanya yang basah.*****"Kita akan kemana, Tuan?" tanya Nick pada Dean."Ke sebuah toko perhiasan milik rekan bisnisku. Aku akan memberikan lokasinya padamu." Nick menyalakan mesin mobil setelah Dean mengirimkan lokasi yang menjadi tujuannya, lalu membawa mobilnya ke tempat yang Dean inginkan."Apa Anda sudah bertemu Hanna?" Nick bertanya pada bosnya dengan sangat hati-hati."Belum.
Read more

BAB 37

Di depan pintu, Dean menunggu Hanna keluar dari kamarnya.Ceklek ...Hanna membuka pintu dan mendapati Dean sedang berdiri di depan kamarnya, spontan bibir gadis itu melengkung dengan kedua mata yang berbinar."Sudah siap?" tanya Dean kemudian Hanna mengangguk. Dia membantu Hanna membawa tas yang berisi gaun lengkap dengan aksesorisnya."Kamu tampak cantik dengan make up itu," puji Dean. Sesampainya di depan lobi hotel Dean membukakan pintu mobil untuk Hanna, bersama Rayya dia duduk di kursi belakang. Sedangkan Dean dan Nick di kursi depan."Apa Nick akan ikut bersamamu ke Desert Safari Dubai?" tanya Hanna. Mobil melewati jalan raya kota Dubai, menuju lokasi penyebrangan ke pulau yang akan digunakan untuk acara Henna Night."Aku akan pergi bersama Mark, sedangkan Nick menyusul setelah mengantarmu kembali ke hotel.""Apa tidak terlalu malam untuk Nick? Aku bisa kembali ke hotel bersama Rayya dengan taksi.""Aku tidak akan membiarkanmu pergi tanpa pengawalan, Hanna," kata Dean seraya me
Read more

BAB 38

Dean menatap speed boat yang kian menjauh, kemudian meninggalkan dermaga setelah lima belas menit menunggu."Pastikan ponselmu standby agar Hanna tidak terlalu lama menunggumu." Dean mengingatkan Nick agar tidak terlambat menjemput Hanna.Nick kemudian membawa Dean kembali ke hotel, bosnya itu akan menunggu jemputan yang akan membawanya ke gurun bersama Mark.Mobil offroad yang dikirim Rasyid membawa Dean dan Mark dimana gurun itu berada, butuh waktu kurang lebih satu jam perjalanan dari hotel ke gurun yang menjadi tujuan mereka.Sebelum memasuki area Desert Safari Dubai, kendaraan yang mereka tumpangi bersama berkumpul di pos persiapan.Selang dua puluh menit kemudian, Dean berangkat mengarungi lautan gurun pasir, perjalanan dimulai dengan trek yang mudah dilalui berupa gundukan pasir. Hingga akhirnya dia tiba di pos pertama yang memakan waktu sekitar lima belas menit perjalanan. Di pos ini Dean dan tamu lain disuguhi minuman dingin, sambil menikmati pertunjukan elang gurun dari seor
Read more

BAB 39

"Aku ingin makan malam hanya berdua denganmu." Noura mengajukan persyaratannya pada Dean."Tapi besok aku akan meninggalkan Dubai.""Bagaimana jika malam ini?" Noura menawarkan."Bukankah malam ini acara penting ayahmu? Tidak semestinya kamu meninggalkan acara.""Kita tidak perlu meninggalkan hotel, aku akan menyiapkannya di lantai yang lain.""Akupun tidak bisa meninggalkan Hanna sendirian." Dean sudah dua kali melewatkan makan malam dengan Hanna, dan dia tidak ingin melakukan yang ketiga kalinya."Dean, kamu akan menikah dengannya, hidup bersamanya dan bisa makan malam dengannya kapanpun kamu mau. Sedangkan aku? belum tentu kita akan bertemu lagi."Dean tidak punya pilihan lain, dia harus bisa membungkam berita itu. Publik tidak akan menerima klarifikasi hanya dari satu pihak, jadi dia butuh klarifikasi dari pihak Noura juga."Oke, hubungi aku jika kamu sudah siap." Dengan berat hati Dean memenuhi permintaan Noura.*****Dalam balutan gaun mewah yang menutup tubuhnya dengan sempurna
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status