Di salah satu meja restoran, masih di dalam gedung hotel tempatnya menginap, Hanna memandangi wajah suaminya yang duduk di hadapannya. Memar di wajah Al cukup parah, nampaknya Ryan sungguh-sungguh memukuli orang yang masih ada hubungan darah dengannya. Ingin sekali Hanna membelai wajah itu, tetapi dia teringat dengan Tania yang lebih dahulu menyentuhnya ketika pertikaian itu terjadi."Luka di wajahmu cukup parah, Mas," Hanna menyelisik wajah Al."Ya, aku pantas mendapatkannya," jawab Al lantas memandang kepada istrinya."Ada yang perlu kamu jelaskan, Mas? Aku siap mendengarkannya. Kita akan menyelesaikan masalah ini sebelum aku kembali ke Jakarta," tegas Hanna yang tak ingin berlama-lama di Kalimantan. Setiap kali dia mengingat kejadian kemarin hatinya terasa perih, dia ingin sekali melupakannya. Bahkan jika bisa, dia berharap menjadi amnesia."Hanna, maafkan aku. Sebenarnya aku sudah menikah dengan Tania sejak beberapa bulan yang lalu," ucap Al dengan tatapan penuh penyesalan. Sebenar
Baca selengkapnya