Home / Pernikahan / Noda Lipstik di Kemeja Suamiku / Chapter 21 - Chapter 25

All Chapters of Noda Lipstik di Kemeja Suamiku: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

21. Membuka Lembaran Baru

Saga mendapat telepon dari bawahannya yang mengabarkan jika Diandra pergi dari rumahnya dengan menyeret koper. Mendengar kabar itu, membuat Saga berpikir jika Diandra di usir dari rumahnya. Satu sisi ia merasa senang, namun di sisi lain ia juga merasa sedih lantara Diandra harus mengalami hal yang tak menyenangkan seperti itu.“Akan ku pastikan mereka merasakan apa yang kamu rasakan sekarang,”ujar Saga. Tangannya mengepal menahan amarah.“Jadi apa yang mau lo lakuin sekarang?” tanya Kevin.“Gue harus tetap pura-pura bodoh. Jangan sampai Diandra tau kalau selama ini gue selalu mata-matain dia. Gue gak mau Diandra merasa terganggu terus ngejauhin gue. Tapi mulai sekarang lo udah bebas, lo gak peru sembunyi lagi dari Diandra. Kalau suatu saat lo ketemu sama dia dan dia nanyain soal Rania, lo cukup bilang kalau Rania udah meninggal. Biarin gue sendiri yang jelasin soal hubungan gue sama Rania nantinya,” terang Saga.“Ga, gue rasa lo musti periksa kejiwaan, deh. Lo itu udah lebih dari cint
Read more

22. Persiapan Pernikahan

Hari demi hari telah berlalu, kini Reza dan Diandra telah resmi bercerai. Reza bahkan sudah mulai mempersiapkan pernikahannya bersama Clara. Setelah perceraiannya bersama Diandra, Reza tak pernah lagi bertemu dengan Diandra meski hanya sekali. Ia bahkan tak mengetahui kehidupan Diandra saat ini. Kini dunianya hanya dipenuhi oleh Clara. “Sayang, besok baju pengantinnya jangan yang ngetat ya. Kasihan anak kita kalau kamu harus pakai korset atau apapun. Lebih baik pakai gaun aja ya, jangan pakai kebaya,” pinta Reza pada Clara. “Gak mau ah, nanti aku gak cantik kalau pakainya yang besar-besar. Lagian cuman sehari doang, masa gak boleh sih? Kalau kamu mau aku pakai gaun, mendingan sekalian aja kita nikahnya di hotel mewah, Mas. Aku yakin, kalau kita nikahnya mewah, Diandra pasti bakalan cemburu,” ujar Clara. “Tapikan uangku gak sebanyak itu sayang, kita juga kan harus nabung buat biaya persalinan kamu nanti.” Sejak berpisah dengan Diandra, kondisi keuangan Reza memang sedikit menuru
Read more

23. Toko Kue

Jika Reza tengah disibukkan dengan pernikahannya, lain halnya dengan Diandra yang kini tengah merintis usaha barunya. Diandra kini sudah resmi membuka toko kue dengan memanfaatkan gerai yang menyatu langsung dengan rumahnya. Dengan bantuan Sumi dan Arkan sebagai juri untuk menilai, Diandra kini sudah bisa membuat berbagai macam kue untuk dijual.“Kan, kamu kalau mau berangkat kerja, pergi aja gak apa-apa. Aku juga udah selesai, kok. Tinggal siapin kue terakhir aja,” ujar Diandra.“Gak apa-apa. Lagipula, masih terlalu pagi buat aku berangkat kerja sekarang,” balas Arkan.Namun, tiba-tiba ponsel Arkan berdering menandakan adanya panggilan masuk. Rupanya rekan satu kantornya yang menghubungi Arkan. Arkan dipinta untuk berangkat lebih awal guna menyelesaikan pekerjaannya yang kemarin belum selesai karena akan dipinta pagi itu oleh atasannya.“Hehe, maaf, Di. Aku ditelepon sama teman. Nanti pulangnya aku bantuin lagi ya. Jangan marah, abang bekerja untuk kita,” gurau Arkan.“Iya, Aban
Read more

24. Tamu tak Terduga

Toko kue Diandra hari ini begitu ramai, para pembeli tengah mencicipi kue coklat pertama yang Diandra suguhkan. Promosi yang Diandra suguhkan itu sukses menarik perhatian para pembeli. Mereka sangat antusias, bahkan tak segan-segan memesan kue untuk esok hari agar tak kehabisan. Melihat reaksi para pembeli yang begitu menyukai kue buatannya, membuat Diandra semakin semangat untuk terus belajar membuat kue dengan varian lain lagi.“Toko rame banget, Di? Kira-kira aku kebagian kue coklatnya enggak ya?” ucap Arkan yang baru pulang kerja.“Eh, kamu, Ar? Tenang, kue buat kam sudah aku simpan di dalam. Sama buat Ibu-Bapak juga, ya. Awas kalau dihabisin sendiri!” ancam Diandra.“Iya, iya, bawel banget sih. Jadi makin sayang,” canda Arkan.“Tapi sayang, aku makin mual dengarnya,” balas Diandra.Saat mereka tengah asyik bercanda, tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depan toko kue milik Diandra, membuat semua pengunjung penasaran dengan pemilik mobil tersebut. Termasuk Diandra dan Arkan y
Read more

25. Kenyataan Pahit

“Rania,” ucap Saga lirih. “Rania adalah mendiang istriku, Di. Rania teman kita, adalah Mama Bella,” sambungnya. Diandra sangat terkejut mendengar apa yang Saga baru saja. Diandra tak ingin mempercayainya, tapi saat ia menoleh ke arah Kevin, nyatanya Kevin pun mengangguk membetulkan ucapan Saga. Dengan suara bergetar menahan tangis, Diandra bertanya, “Jadi, maksud kamu Rania sudah meninggal?” “Iya, Rania meninggal setelah sebelumnya mengalami kecelakaan saat kami dalam perjalanan menuju rumah sakit. Rania kehabisan banyak darah, dia meninggal begitu Bella lahir,” tutur Saga menunduk. Rasa bersalah kembali menyelimutinya. Setetes air mata berhasil lolos. “Maafin kita, Di. Kita gak ngabarin soal Rania, karena dia yang minta. Waktu Rania nikah dengan Saga, Rania meminta kita buat gak kasih tau ke kamu. Dan saat dia meninggal, kita semua gak ada yang punya nomor kamu,” timpal Kevin. Diandra masih shock mendengar kabar itu. Dengan tatapan kosong, ia bertanya, “Jadi, selama bertahun-t
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status