Semua Bab Noda Lipstik di Kemeja Suamiku: Bab 11 - Bab 20

25 Bab

Noda Lipstik Siapa?

“Ma, apa maksud Mama tadi di telepon? Siapa yang pulang sama Diandra? Laki-laki mana yang jadi selingkuhan Diandra, Ma?!” tanya Reza.Ya, begitu mendapat telepon dari Ibunya yang mengabarkan jika Diandra membuat onar dengan pulang diantar laki-laki lain, Reza langsung bergegas pulang.Reza sendiri tak mengerti, apa yang membuat ia begitu tak terima mendengar kabar itu. Yang pasti, Reza merasa tak ingin ada laki-laki lain yang mendekati istrinya.Egois memang, disaat dirinya dengan begitu nyamannya selingkuh dengan teman Diandra, ia juga tak terima jika istrinya didekati pria lain.“Istri kamu pulang diantar Bos kamu yang sombong itu, Za. Dia bahkan bikin Mama diancam sama Bos kamu itu. Dasar ganjen, pura-pura polos ternyata murahan. Dari dulu kan Mamam udah ilang, jangan nikahin dia. Benar ‘kan dugaan Mama, kalu ternyata istri kamu itu bukan perempuan baik-bak,” cibir Risa.Reza yang mendengar itu sangat terkejut, tak menyangka jika istrinya mengenal atasannya. Ia menatap tajam istrin
Baca selengkapnya

12. Reza Pergi

Diandra tengah memainkan ponselanya, sementara Reza tengah serius membaca buku. Mereka sama-sama duduk di atas ranjang. Jika dulu aktivitas di atas ranjang mereka selalu hangat dengan canda tawa, berbeda dengan sekarang yang saling diam.Saat tengah membuka galeri ponselnya, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah foto yang ia ambil tadi pagi. Ingatannya kembali berputar, ia yakin jika warna lipstick yang ada di kemeja suaminya bukanlah miliknya. Karena diliputi rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Diandra memberanikan diri untuk menanyakan siapa pemilik noda lipstick itu.“Kenapa diam, Mas? Siapa pemilik noda ini?” tanya Diandra lagi. Sebab Reza terus bungkam tak langsung menjawabnya.“I-itu, itu punya … Eh, punya karyawanku. Iya, punya Mona si karyawan baru. Kemarin lift rusak, jadi kita semua jalannya lewat tangga darurat. Waktu aku mau naik, kebetulan Mona mau turun. Entah gimana kejadiannya tiba-tiba dia hampir jatuh. Reflek aku tangkap dong, gak tau kalau lipstiknya kena ke b
Baca selengkapnya

13. Garis Dua

Dengan menaiki ojek, Diandra menuju alamat yang di berikan melalui pesan singkat dari sosok misterius. Awalnya ia tak ingin mempercayai pesan yang menurutnya tipuan. Tapi begitu pesan ke-dua masuk yang memberi tahukan nama suami sekaligus nama yang menempati kontrakan itu, Diandra memutuskan untuk mengecek kebenarannya.Sesampainya di alamat yang dimaksud, Diandra terpaku menatap mobil yang sangat ia kenali parkir di halaman sebuah kontrakan yang sangat ia kenali siapa pemiliknya.“Gak mungkin, Mas Reza … Ara … Gak mungkin mereka berdua ….” Diandra menutup mulutnya, tak sanggup meneruskan ucapannya.Dengan Langkah kaki gemetar Diandra berjalan menunju pintu.TokTokTok‘Ceklek’Terkejut, itu adalah gambaran dari wajah keduanya. Clara yang mendengar suara ketukan pintu langsung bergegas membukakan pintu. Begitu mendapati tamu yang datang adalah Diandra, Clara tak mampu menutupi kegugupannya.“Oh, Ha-hai, Di? Apa kabar?” tanya Clara basa-basi.‘Plak!’Bukan jawaban mulut, melainkan seb
Baca selengkapnya

14. Budak Cinta?

Saga tak berkedip menatap layar monitor yang memunculkan sosok Diandra yang tengah melabrak Reza dan Clara. Tapi tentunya melabrak dengan cara elegan namun mematikan sebab selalu tepat sasaran.Ia sendiri sempat terkejut kala mendengar Diandra tak mengelak sama sekali saat dituduh oleh Reza. Justru malah memuji Saga secara gamblang dihadapan suaminya. Membuat Saga tak henti-hentinya tersenyum.“Lo serius masih cinta sama Diandra, Ga?” tanya Kevin tak percaya.“Kenapa? Lo cemburu?” tanya Saga.“Bukan gitu. Maksud gue, lo ‘kan udah pernah nikah, terus sampe punya Bella lagi. Masa lo gak pernah jatuh cinta atau berpaling gitu dari Diandra? Ini udah lima tahun lebih loh, Ga!” ucap Kevin.“Gue gak perduli seberapa lamapun gue harus nungguin dia, gue cuman mau Diandra, Vin. Lo juga tau kan kalau cuma Diandra yang udah Diandra lakuin buat gue?” ucap Saga dengan tatapan menerawang.Flashback;Saat masih duduk di bangku SMP, Saga pernah menjadi korban perundungan teman-temannya. Alasan mereka
Baca selengkapnya

15. Sesendok Es Krim

Reza masih terdiam di tempat, tak menanggapi ucapan Diandra.“Kenapa diam, Mas? Kamu malu bilang kalau masih cinta aku? Ya sudah, kalau begitu ceraikan aku sekarang. Kalau kamu gak mau, biar aku yang urus sendiri!” ucap Diandra dan bersiap pergi.“Tunggu, Di. Kasih aku waktu,” pinta Reza.“Udah terlalu banyak waktu yang aku kasih buat kamu, Mas. Aku rasa sudah cukup.” Diandra bergegas pergi meninggalkan mereka berdua dengan menaiki taksi.“Mas, apa benar yang Diandra bilang? Kmau masih cinta sama dia?” tanya Clara.“Please, Ra. Aku belum siap buat kehilangan Diandra. Gimanapun juga, aku masih sayang sama dia,” ujar Reza.“Dasar bereng*ek! Kalau gitu, kita putus! Biarkan aku menggugurkan anak ini, dari pada dia tumbuh besar tanpa kasih sayang dari ayahnya. Lebih baik dia mati!” seru Clara.“Jangan, Ra. Aku mohon, jangan guggurkan anak kita. Aku janji, aku akan urus perceraianku dengan Diandra secepatnya.” Akhirnya Reza menyerah. Ia khawatir anak yang ada di kandungannya benar-benar di
Baca selengkapnya

16. Tamu tak Diundang

“Ehem, ka-kamu curang. Ini kan es krim aku, kenapa kamu ambil?” gerutu Diandra. Sebisa mungkin ia menutupi kegugupannya dari Saga.“Kenapa? Katanya boleh ambil,” jawab Saga enteng.“Tapi bukan yag itu juga,” timpal Diandra lirih.“Kenapa? Kamu grogi, aku makan pakai bekas sendokmu?” tanya Saga membuat Diandra semakin bersemu.“Udah ah, diam! Aku mau makan, jangan ganggu apalagi hancurin moodku!”Saga menemani Diandra makan sembari memainkan ponselnya. Diam-diam Saga mengambil foto Diandra yang tengah maemakan es krim. Sudur bibirnya terangkat, melihat betapa menggemaskannya makhluk di hadapannya saat ini.“Udah selesaI. Kayanya aku harus buru-buru pulang. Ada sesuatu yang harus aku urus secepatnya,” ujar Diandra.“Ayo, aku antar kamu pulang.” Tanpa menunggu jawaban Diandra, Saga sudah pergi terlebih dulu.“Sekarang aku tau, kenapa dia dirumorkan sosok pemimpin seram dan kejam. Karena dia selalu bikin jantung orang gak aman. Bisa meledak aku lama-lama kalau terus dekat sama dia,” ujar
Baca selengkapnya

17.Saingan Berat!

“Dari mana saja kamu sepagi ini? Kenapa kamu bisa pulang sama Tuan Saga? Kamu lupa, kalau kamu harus kenalkan Tuan Saga sama Rianti? Kenapa kamu malah jalan berduaan sama dia?” tanya Risa yang sempat melihat Diandra keluar dari mobil Saga. “Silahkan masuk dulu, Ma. Kita bicarakan didalam saja, karena kebetulan ada yang mau Dian sampaikan,” ujar Diandra dengan tenang. Risa pun berlalu dengan gaya pongahnya melewaati Diandra, ia bahkan menyenggol bahu Diandra hingga wanita itu hamir terjatuh. “Apa? Apa yang mau kamu omongin?! Setelah itu, kamu harus bawa Rianti ketemu sama Tuan Saga sekaligus bawakan makanan ini untuknya. Katakan kalau itu masakan Riantai, mengerti?!” tutur Risa sembari menyodorkan rantang berisi makanan. Namun dengan elegan Diandra menolak rantang berisi makanan itu. Dengan tenang, Diandra mencoba menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dengan Reza. Membuat Risa dan Rianti tercengang. “Maaf, Ma. Tapi Diandra gak bisa ngelakuin itu. Kalau Rianti mau kenalan sama
Baca selengkapnya

18. Diusir

Reza kembali ke rumah usai sarapan pagi bersama Clara. Awalnya Clara melarang Reza kembali karena ia masih kesal dengan ucaoan Diandra tadi. Tapi Reza terus meyakinkan Clara bahwa ia pulang hanya untuk membicarakan masalah perceraian saja. Setelah mereka bercerai, Reza akan segera menikahi Clara. Akhirnya Clara pun mengizinkan Reza kembali. Namun, begitu Reza sampai di rumahnya, ia dibuat emosi begitu mendengar ucapan Diandra yang mengatakan akan menjadi saingan adiknya dalam mendekati Saga. Reza merasa marah dan tak terima mengetahui jika Diandra akan mendekati Saga kembali. Sebab Reza yakin jika Saga masih mencintai Diandra. Reza tak ingin Diandra mendapatkan lelaki yang lebih unggul darinya. Dengan kasar ia mendibrak pintu rumah hingga membuat semua orang terkejut. “Kamu bilang apa tadi? Kamu mau mendekati Tuan Saga lagi? Mau balas dendam karena aku sudah dapat yang jauh lebih baik dari kamu, yang bisa ngasih anak buat aku? Kamu dengar baik-baik Diandra, aku gak akan pernah biar
Baca selengkapnya

19. Pergi

Sakit, itu yang dirasakan Diandra. Usai dikatai mandul, kini ia yang masih berstatus istri sudah diusir dari rumahnya. Rumah yang dulu ia beli bersama suami dari hasil kerja mereka berdua. Baik mertua dan adik iparnya bahkan sama sekali tak membela Diandra.“Tanpa kamu suruh pun aku memang berniat keluar dari rumah ini. Untuk apa aku bertahan di rumah yang jadi sumber penderitaan buatku. Keluar dari sini sepertinya jauh lebih baik, dengan begitu aku bisa memperbaiki nasibku,” ujar Diandra.“Ya udah, kalau gitu tunggu apa lagi? Cepat sana pergi! Gue yakin, begitu lo keluar dari sini, lo bakalan jadi gembel di jalanan,” ujar Rianti sinis.“Gembel jauh lebih terhormat, dari pada orang yang tumpangannya mobil mewah, rumah megah, tapi sanggup merendahkan harga diri hanya demi uang dan jabatan.”“Kurangajar! Jadi maksud lo gue jadi penjilat? Heh, gembel. Ngaca dong lo, tanpa Mas Reza lo itu bukan apa-apa. Udah dipungut tapi mmasih gak tau malu,” dengus Rianti.“Iya nih. Harusnya dari dulu R
Baca selengkapnya

20. Rumah Baru

Rumah dengan desain klasik sederhana yang tertata rapi. Dibagian depannya terdapat gerai yang bisa dijadikan untuk buka usaha. Tepat seperti target yang Diandra cari. Meski kecil, namun rumah itu tampak begitu nyaman. “Bagaimana, Neng? Suka sama rumahnya?” tanya Sopir taksi. “Suka banget, Pak. Tapi maaf, kalau boleh tau, berapa harga perbulannya ya?” tanya Diandra. “Maaf, Neng. Tempatnya disewakan pertahun, bukan perbulan. Soalnya yang punya rumah lagi butuh uang buat biaya pengobatan istrinya di rumah sakit, satu tahunnya 36 juta. Kalau Neng berminat, biar Bapak sampaikan sama yang punya buat Neng tempatin sekarang. Bagaimana, Neng?” tanya Sang Sopir. “36 juta? Tabunganku kayanya sih cukup, tapi gimana buat ke depannya nanti ya? Aku juga kn butuh modal buat buka usaha. Tapi kalau gak diambil, sayang banget, mana udah ada gerainya jug, lokasi juga strategis. Ambil gak ya?” batin Diandra. “Neng? Gimana? Mau diambil atau mau cari kontrakan lain?” tanya Pak Sopir, menyadarkan Diandra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status