Home / Romansa / Istri yang Kau Remehkan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri yang Kau Remehkan: Chapter 81 - Chapter 90

104 Chapters

81. Si Biang Kerok.

"Aku membencimu, Ri. Benci sekali. Manusia rendah sepertimu tidak boleh mengalahkan saya. Apalagi merenggut singgasana saya. Makanya kamu harus saya beri pelajaran, agar kamu tahu di mana sebenarnya posisimu. Dasar perempuan murahan sialan!""Sependek pengetahuan saya, manusia itu tidak lahir dengan dipasang price tag oleh Tuhan. Jadi dari mana Bu Murni tahu kalau saya itu murahan?""Kamu itu seperti pungguk merindukan rembulan karena bermimpi mendapatkan Damar. Saya beritahu satu hal. Orang miskin rendahan sepertimu, tidak akan pernah naik kelas menjadi golongan elit seberapa pun banyak hartamu. Kamu itu tetap orang kampung bodoh yang ambisius ingat itu, sialan!""Sudah, Murni! Jangan pertontonkan kebodohanmu. Semakin banyak kamu bicara, hanya akan semakin memperlihatkan keburukan sifatmu. Kendalikan dirimu.""Saya begini karena, Mas! Karena saya menginginkan perhatian Mas. Mas pikir saya benar-benar ingin bersama Pras yang hanya menjadikan saya sarananya untuk Pansos? Mas salah besa
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

82. Titik Terang.

Murni pun kemudian memberi usul. Murni mengatakan ada satu cara jitu yang bisa secara langsung mengatasi semua kesulitan Pak Rusdi. Yaitu dengan membakar ruko Pak Rusdi sendiri. Karena ruko Pak Rusdi diasuransikan , Pak Rusdi akan mendapatkan ganti rugi yang cukup banyak dari pihak asuransi. Dengan demikian Pak Rusdi bisa membayar hutang. Bukan itu saja. Rumah makan saingan Pak Rusdi juga akan ikut hangus terbakar. Sekali tepuk, dua lalat mati, kalau menurut istilah Murni. Murni kemudian ganti bercerita. Murni mengatakan kalau dirinya baru saja ditinggalkan oleh suaminya, karena suaminya kesengsem dengan perempuan lain. Dan perempuan lain itu adalah Suri, tetangga Pak Rusdi. Murni ingin membalas dendam pada Suri, dengan cara membuat Suri bangkrut. Murni meminta Pak Rusdi membiarkan saja api membesar hingga membakar semua deretan gedung yang ada di sana. Dengan begitu ruko kepunyaan Suri juga akan ikut menjadi debu. Sebagai imbalannya Murni akan memberikan upah sebesar seratus juta r
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

83. Kekeraskepalaan Murni.

"Ayah sudah mendengar semuanya dari Damar dan juga penyidik perihalmu ditahan di sini." Pak Bondan Eka Cipta menatap kecewa Murni kecewa. Putri tunggal yang sangat ia sayangi sepenuh hati. Bersama Damar, hari ini Pak Bondan mendatangi kantor polisi untuk menjenguk Murni. Murni ditahan karena menjadi dalang kebakaran sejumlah ruko di jalan Sudirman. Bersama Pak Rusdi, Murni ditahan di kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.Pada saat ini Pak Bondan dan Damar duduk bersisian dengan Murni di ruangan Juru Periksa Kepolisian. Pak Bondan datang untuk membicarakan masalah kemungkinan tahanan kota dan membawa pengacara untuk Murni."Oh, baguslah kalau begitu. Berarti Murni tidak perlu capek-capek lagi menjelaskannya pada Ayah," cetus Murni enteng. "Lihat, Pak Juper. Saya sudah dijemput oleh ayah saya. Sudah saya katakan bukan, kalau saya akan secepatnya keluar dari tempat busuk ini. Tempat ini tidak layak untuk orang seperti saya," decih Murni jijik. Ia menyeringai sini
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

84. Belajar Menerima Konsekuensi.

"Pak Juper, proses saja anak saya sesuai dengan hukum yang berlaku. Saya membatalkan niat saya untuk membawa pengacara mewakili anak saya di sini." Bondan beringsut dari kursi. Kepalanya sedang panas. Untuk itu sebaiknya ia rehat sejenak. Kepala yang panas tidak akan menghasilkan pemikiran yang bijak."Ayo, Mar. Kita jalan. Kita bahas masalah Chika di rumah saja. Saya minta maaf atas semua masalah yang disebabkan oleh Murni padamu," usul Pak Bondan lelah. Pak Bondan sebenarnya sudah tidak punya muka lagi untuk membahas kesalahan demi kesalahan yang disebabkan oleh Murni. Tapi ia harus. Masalah ini harus segera diselesaikan. Dengan demikian jati diri Chika akan jelas. Ia perlu tahu siapa sebenarnya ayah kandung Chika.Hari ini Pak Bondan baru mengetahui perihal Chika setelah secara tidak sengaja. Ia mendengar pembicaraan Damar dengan Bu Ajeng via telepon. Chika, cucu kesayangannya ternyata bukanlah darah daging Damar. Setelah sekian tahun berlalu, baru hari ini jugalah ia tahu penyebab
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

85. Pras dan Damar.

Suri berjalan hilir mudik melayani pengunjung yang singgah ke stand-nya. Dengan sabar dan penuh sukacita Suri menjelaskan tentang produk-produk yang dibuat oleh Suri Craft and Creations pada pengunjung. Hari ini adalah hari terakhir pameran UMKM di Hall A Jakarta Covention Center. Suri sangat gembira. Selain penjualan produk-produk rajutannya laris manis, kain-kain nusantara yang merupakan kerjasamanya dengan Pak Irsan, juga mendapat tender dari beberapa hotel. Industri hotel dewasa ini mulai tertarik untuk menggunakan produk UMKM nusantara. Mulai dari food and beverage hingga dekorasi. Pemerintah memang sedang menggalakkan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau GNBBI. Kebijakan ini diambil demi memulihkan perekonomian dari berbagai sektor. Baik dari sisi industri perhotelan maupun UMKM itu sendiri. Suri mempersiapkan mental kala memindai kehadiran Pras. Mantan suaminya itu terpantau tengah melihat-lihat stand-stand lainnya. Ketika Pras memandang ke arahnya, dan Sur
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

86. Keberuntungan Semata.

"Baiklah, aku akan jujur. Mas, kita memang tetap harus menjaga tali silaturahmi. Karena ada Wira di antara kita. Tapi aku menolak untuk membicarakan sesuatu yang sifatnya di luar Wira. Itu tidak etis, Mas. Kita masing-masing sudah mempunyai pasangan. Lagi pula Bu Murni--""Jangan sebut-sebut nama Murni lagi. Kemarin Murni telah memutuskan dua hubungan kami sekaligus. Hubungan kerja dan juga hubungan asmara. Aku pengangguran sekarang. Kedatanganku ke sini adalah untuk meminta pekerjaan pada salah seorang relasi. Katanya ia akan menghadiri pameran ini. Makanya aku ada di sini."Murni mendepak Pras karena tujuannya untuk mengajuk hati Damar gagal rupanya."Kalau begitu Mas bertukar pikirannya dengan Bu Murni saja. Tanyakan mengapa ia memutuskan Mas secara sepihak. Bicarakanlah baik-baik." Suri yang sudah bisa menebak ke arah mana Pras akan berbicara memberi nasehat sekedarnya. Ia tidak mau terlalu ikut campur dalam hubungan asrama orang lain."Kamu benar-benar sudah tidak peduli padaku
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

87. Karma Mulai Menghampiri.

"Ibu sama sekali tidak menyangka kalau kamu bisa sesukses ini, Ri. Terima kasih Gusti Allah. Karena Engkau telah memberikan rahmat sebesar ini kepada anak hamba." Bu Niken Pujiastuti menatap layar televisi seraya menadahkan kedua tangannya dalam posisi berdoa. Ia sungguh terharu menyaksikan anak perempuannya ada di televisi. Saat ini putrinya tengah duduk di ruang tamu keluarga. Suri pulang ke kampung halaman untuk menjenguk ayahnya yang tengah sakit.Di samping Suri, duduk Sulastri yang tertawa kegirangan sambil terus menatap televisi. Di kursi lain duduk Bapak dan Ibu Siswoyo, mantan mertua Suri sekaligus mantan besannya. Bapak dan Ibu Siswoyo kebetulan juga tengah menjenguk Pak Ratno. Di luar mantan besan, mereka semua adalah teman lama. Tinggal sekampung pula. Walaupun putra dan putri mereka telah bercerai, hubungan mereka sebagai tetangga dan teman baik tidak berubah."Selain masuk televisi, kamu ada di surat kabar dan handphone tidak, Ri?" Pak Ratno, ayah Suri juga ikut merasa
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

88. Cemburu?

"Hah, su--suami saya kecelakaan? Saya tidak mempunyai suami Suster. Bisa Suster tolong sebutkan namanya?" Suri tergagap. Dirinya telah menjanda selama sepuluh bulan lebih. Suaminya yang mana yang kecelakaan?"Akan halnya bapak dan ibu Siswoyo, keduanya sontak menegakkan tubuh. Perasaan mereka tidak enak. Jangan-jangan putra merekalah yang tengah mengalami kecelakaan!Begitu juga dengan Pak Ratno dan Bu Niken. Keduanya saling bertukar pandangan. Jangan-jangan mantan menantu merekalah yang celaka."Tidak punya suami? Maaf. Kami tidak tahu, Bu. Hanya saja korban menyebut nama Ibu dan memberikan nomor ini sebelum korban pingsan. Berdasarkan kartu identitas, nama korban adalah Prasetyo Prasojo.""Astagfirullahaladzim, Mas Pras!" Suri menjerit kecil."Jadi Pras yang kecelakaan, Ri? Di mana dia sekarang? Apakah dia baik-baik saja?" Bu Siswoyo berdiri dari duduknya. Air mukanya pucat dan tegang. Bagaimanapun bodohnya Pras, ia tetaplah anaknya. Darah daging yang selama sembilan bulan sepuluh h
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

89. Keadaan Murni.

"Bapak dan Ibu benar-benar minta maaf karena telah menyusahkan kalian berdua, Suri, Nak Damar." Pak Siswoyo sungguh-sungguh merasa tidak enak hati karena telah merepotkan Suri dan Damar. Saat ini dirinya dan istri menumpang mobil Damar menuju rumah sakit. Dirinya duduk di depan, di samping Damar yang tengah menyetir. Sementara istrinya duduk di baris kedua bersama Suri. Di sepanjang perjalanan ke rumah sakit dirinya dan istri tidak henti-hentinya memanjatkan doa. Memohon kepada yang Maha Kuasa agar Prasetyo, putra mereka dalam keadaan baik-baik saja.Setiba di Jakarta, memang Damar telah menunggu di rumah Suri. Dari gerak-gerik keduanya, Pak Siswoyo sudah bisa menyimpulkan bahwa keduanya memang mempunyai hubungan. Nama Damar sendiri sudah tidak asing di telinga Pak Siswoyo. Pras pernah menyebutkan nama itu tatkala dirinya menyidang kelakuan tidak pantas Pras yang berselingkuh.Dan hari ini, setelah Pak Siswoyo mengawasi gerak-gerik keduanya, Pak Siswoyo telah menyimpulkan satu hal. B
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

90. Karma (Tak) Pernah Salah.

"Belum, Bu. Ayahnya baru saja tiba dari luar negeri. Kami harus menunggu keluarga yang akan menandatangani informed consent terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan operasi. Oleh karenanya operasi baru saja dilakukan kurang lebih lima belas menit lalu."Rumah sakit menunggu tanda tangan Pak Bondan rupanya."Ruang operasinya ada di lantai berapa, suster?""Lantai tiga kamar operasi satu, Bu."Setelah mendapat keterangan dari suster jaga, Suri pamit pada Bapak dan Ibu Siswoyo untuk melihat keadaan Murni. Bapak dan Ibu Siswoyo mengiyakan linglung. Keduanya masih shock melihat keadaan Pras yang belum sadar-sadar juga.Suri menumpang lift untuk naik ke lantai tiga rumah sakit. Ketika lift terbuka di lantai tiga, Suri langsung melihat Pak Bondan yang tengah duduk tafakur di depan ruang operasi. Lampu indikator ruang operasi nomor urut satu masih menyala. Pertanda tindakan bedah sudah dimulai.Perlahan Suri mendekati Pak Bondan. Ia ikut prihatin melihat kecemasan dan kesedihan di wajah Pa
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status