“Dok! Aku sedang bicara dengan Anda,” suara dari arah belakang menyadarkan dokter Frans dari lamunannya. Dokter muda itu pun menoleh, ia mendapati Erina yang sudah duduk di tepi ranjang.“M-Maafkan aku, aku ….” “Dia siapa sih, Dok? Mukanya kok serem amat, apa nggak bisa senyum dikit aja?” bibirnya manyun, ia merasa sedikit kesal dengan tamu yang baru saja dibawa oleh dokter, Frans.“Apa Kamu tidak mengenalnya, Erina?” tanya dokter Frans dengan kedua alis yang saling bertautan.Kepala Erina menggeleng perlahan, bibirnya yang cemberut semakin terlihat lucu. Perempuan itu duduk dengan santai, kedua kakinya berayun karena badan ranjang yang sedikit tinggi baginya.“Oh my God!” tiba-tiba Erina teringat akan sesuatu, ia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.“K-Kenapa? Apa ada yang sakit?” buru-buru dokter Frans menghampirinya, wajah sang dokter terlihat sangat khawatir.Erina terpaku, ia masih membekap mulutnya untuk beberapa saat. “T-Tidak, Dok. Tidak ada yang sakit, a-aku baik-ba
Baca selengkapnya