Home / Romansa / Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam: Chapter 201 - Chapter 210

221 Chapters

Sekaku Pohon

Semua lampu tiba-tiba dimatikan. Kemudian menyala namun dengan cahaya yang lebih redup dari sebelumnya. Xavier dan Lily berjalan ke tengah. Dari atas sebuah lampu menyorot mereka berdua. Musik mulai mengalun dengan pelan. Xavier memeluk pinggang Lily. Sedangkan Lily melingkarkan kedua tanganya di leher Xavier. Mereka mulai berdansa dengan luwes. “Apa kamu menyiapkan kado untuk mereka?” tanya Alesha pada Garvin. Garvin mengangguk. “Sudah.” “Apa? Kok aku tidak tahu.” Alesha semakin mendekat pada suaminya. Akibat musik yang mengalun ia tidak terlalu bisa mendengarkan jawaban suaminya. “Sebuah Yacht.” Alesha melotot. Hanya sebentar—kemudian menatap lurus ke depan dengan eskpresi biasa saja. Ia kerap kali berdecak kagum dengan pemberian Garvin. Ia sering lupa jika suaminya ini sangatlah kaya. “Xavier sudah tahu?” “Dia tidak mungkin tidak tahu. Dia yang meminta hadiahnya sendiri.” Garvin berdecih. “Dia lebih tidak tahu diri dari yang aku kira.” Alesha tertawa pelan. Ia mengusap bah
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Rencana

“Rose,” balas Yubin. “Rose senang bertemu denganmu. Jika kau bersedia. Besok kita bisa bertemu lagi.” Gerald membawa Yubin ke tepi. Kemudian melepaskan genggaman masing-masing. Gerald tersenyum sebelum pergi. “Dia misterius,” lirih Yubin. Yubin sampai tidak sadar jika ada salah satu pria yang menatapnya dengan tajam. Mata elang seseroang yang tidak lepas dari Yubin yang berbincang sampai berdansa dengan seroang laki-laki. Siapa lagi kalau bukan Vander. Meskipun ia datang dengan wanita seksi dan cantik, nyatanya kehadiran Yubin membuatnya lagi-lagi gagal fokus. “Babe, kenapa kamu selalu menatapnya?” tanya wanita itu terlihat kesal. Vander menoleh. “Bukan urusanmu.” “Kenapa kau bersikap seperti ini. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini.” wanita itu mencak-mencak karena merasak dicuekkan oleh Vander. “Kau tidak tahu? Berapa banyak pria yang mengajakku keluar tapi aku memilih keluar bersamamu.” Vander menghela nafas kasar. “Iya aku tahu.” Ia memilih mengalah daripada berdebat
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Bertemu kembali

Yubin menginjakkan kaki di sebuah kafe yang terletak di pusat kota. Seperti biasa, ia akan memesan segelas kopi sembari membaca buku. Setelah memesan ia duduk di salah satu bangku pojok. Yubin mengeluarkan kacamata bacanya. “Di sini sangat nyaman.” Yubin memandan pemandangan luar melalui jendela. Ia menghela nafas berat. Beberapa hari lagi ia akan kembali ke Negaranya. Menjalani rutinitas sebagai dokter muda yang super duper sibuk. “Permisi, ini pesananannya.” Seorang pelayan mengantarkan segelas kopi dingin. Yubin mulai membaca bukunya. Sudah berpuluh-puluh menit berlalu. Ia masih betah duduk sembari sesekali menyuput es kopinya yang tinggal sendiri. Kreet Bunyi kursi depan yang ditarik membuat Yubin mendongak. Ia menatap pria tampan di depannya yang sedang tersenyum. Yubin sempat terpaku beberapa detik—memandangi indahnya ciptaan Tuhan. “Hai.” Yubin mengerjapkan mata kemudian tersenyum. “Hai.” “Aku tidak sengaja melihatmu, lalu aku memutuskan ke sini.” Gerald mengambil kopi
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

Mission

Mobil sudah berjalan. Yubin sudah memberitahukan kakaknya jika dia akan datang. Ia mendongak—jalan ia yang lewati sudah benar. Akses menujur rumah kakek adalah melewati hutan. Ada dua pos yang harus di lewatinya. Masing-masing pos di jaga dua pengawal.Hingga di pos terakhir—mereka di persilahkan masuk. Kemudian sampai di sebuah pagar yang menjulang tinggi. Tak lama pagar itu langsung dibuka lebar hingga mobil yang ditumpanginya sudah sepenuhnya masuk. Saat mobil sudah sampai, tepat di depan rumah. Yubin keluar. Ia mengedarkan pandangannya. “Eonni aku sudah sampai.” Yubin masuk ke dalam rumah. Selang beberapa menit. “DOOR DOOR.” Suara tembakan saling bersautan. Ada 10 mobil berwarna hitam yang sampai di depan rumah. Kemudian keluarlah orang-orang berpakaian hitam dengan masker dan topi hitam. “Keluar!” teriak salah satu pimpinan mereka. Pintu terbuka. Pengawal yang berada di dalam rumah keluar. Mereka saling menodongkan pistol. “Pergi dari sini atau kami akan menghabisi kalian?
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

Mission Part 2

#MASIH FLASHBACK“Gerald benar-benar memanfaatkan Yubin. Dia memasang alat pelacak di pakaian Yubin. Sekarang dia sudah tahu di mana aku tinggal.” Garvin menyugar rambutnya. Tempat tinggal seseorang seperti Garvin memanglah sangat rahasia. Tidak sembarang orang bisa masuk. Memerlukan akses khusus—di dalamnya penuh dengan penjagaan yang ketat. Di Mansions—ada begitu banyak persenjataan. Ada sebagian harta seperti emas yang disimpan di dalam Mansions. Bisa dibilang Mansions adalah berangkas utama. Berbeda dengan Markas yang hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang ilegal yang akan dijual. Alat-alat canggih yang sedang dikembangkan juga berada di Mansions. “Sekarang pergi ke Mansions. Perketat keaman di sana,” ucap Garvin pada Vander melalui sambungan telepon. “Tapi ada apa, Sir. Kenapa begitu tiba-tiba?” “Aku akan memberitahumu besok.” Garvin mematikan sambungan telepon. Ia sudah mempunyai rencana sendiri. Ia akan membuat para bajingan itu mati dengan tangannya sendiri. “Garv
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

Pertarungan

“Tidak semudah itu.” Vander tertawa. Ia dengan gesit menghindar saat peluru Gerald diarahkan kepadanya. Akhirnya mereka saling berperang dengan tembakan. Di sisi lain—Yubin berada di belakang Mansions. Di sana adalah gudang persenjataan kakek. Kakek membawanya ke sini—karena menurutnya tempat ini yang paling aman. Yubin mondar-mandir ia begitu kawatir dengan Vander yang berada di luar. Ia takut sekali jika pria itu terluka. “Yubin. Kita tidak bisa hanya di sini.” Abraham mengambil dua pistol dan beberapa peluru. “Pakai ini.” Yubin menggeleng. “Aku tidak bisa, kek.” Yubin menggeleng. Ia tidak bisa dan juga takut memegang senjata api seperti itu.“Kakek sudah mengisinya dengan peluru. Kamu tinggal menarik pelatuknya ke musuh.” Abraham menyerahkan pistol berwarna hitam itu pada Yubin. “Jangan takut. kakakmu juga bisa. Alesha dulu juga takut tapi dia berusaha belajar dan tidak takut lagi.” Yubin mengangguk. Ia memegang pistol itu dengan sedikit gemetar. Belum sempat keluar—sebuah sua
last updateLast Updated : 2023-05-11
Read more

Kepergian Kakek

“KAKEEEK!” teriak Yubin. Ia berusaha menghentikan aliran darah yang semakin keluar. Ia merobek sedikit kaosnya untuk membalut luka kakek. “Kakek harus bertahan.” Yubin hanyalah dokter umum. Ia tidak bisa mengeluarkan peluru dari dalam dada kakek. hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh dokter ahli bedah. Ia hanya bisa berusaha menghentikan aliran darah yang semakin deras keluar. Suara tembakan begitu menggema. Bala bantuan telah datang. Pasukan Blackton yang lain akhirnya datang. Mereka yang terlatih—mereka yang terbaik dari yang terbaik. Garvin hanya butuh beberapa detik untuk mengisi pistolnya. Setelah itu mengarahkan pistolnya brutal ke arah anak buah Gerald. Dalam pembataiannya—ia sempat melihat kakeknya yang tertembak. Itulah alasan kenapa dirinya begitu kesetanan membunuh orang. “Aku akan membunuh kalian semua.” Garvin menatap Gerald dengan sorot tajamnya. “Meskipun kau kalah. Aku akan tetap menghabisimu.” Garvin menghindar saat Gerald mencoba menembaknya. Terlihat jika pria
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

Misi Yang Belum Berakhir

“Misi ini belum berakhir.” Daisy mengepalkan tangannya. Suaranya terdengar serak. Ia menahan ketakutannya menghadapi orang seperti Jonathan. “Kita masih bisa menghancurkannya.” Jonathan membalikkan badan. “Anak buahku hanya tersisa sedikit. Apa yang ingin kalu lakukan? Kau pikir aku bodoh hingga akan terus menuruti keinginanmu?” Daisy tersenyum. “Aku bisa melakukannya tapi aku butuh kesaksianmu.”~~“Garvin Carver Blackton lagi-lagi tersangkut sebuah kejahatan. Dia dilaporkan telah membunuh seorang anak dari seorang pengusaha yang bernama Jonathan. Garvin dituduh atas pembunuhan laki-laki yang bernama Gerald. Untuk saat ini polisi sudah menerima dan memproses laporan tersebut.” Berita tersebut sudah tersebar seantero negeri. Lagi-lagi nama Garvin menjadi perbincangan hangat. Tersangkutnya nama Garvin membuat saham Viction turun drastis. Banyak investor yang ingin mencabut sahamnya. Kejadian ini tidak hanya sekali tapi sudah dua kali. Banyak dari mereka yang meragukan Garvin. Banya
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

Bersembunyi

Alesha menggleng. “Tidak mau. Aku tidak akan meninggalkan kamu Garvin. Aku harus menemani kamu bagaimanapun keadaannya.” “Tidak.” Garvin menggeleng. “Aku sudah berjanji akan melindungi kalian. Aku tidak ingin kalian menderita jika ikut bersamaku.” “Garvin—” “Dengarkan aku Alesha. Ini semua demi kebaikanmu, demi Jake. Aku hanya ingin kalian aman. Aku tidak ingin kalian tersangkut dalam masalah ini.” Alesha menahan tangisnya. “Berapa lama?” tanyanya sangat lirih. “1 tahun. Aku berjanji akan menghubungi kamu.” Itu terlalu lama bagi Alesha. Bayangkan saja mereka tidak pernah berpisah, sekalinya berpisah langsung lama dan jauh. Alesha tidak bisa membayangkan dirinya akan sendirian tanpa kehadiran Garvin di sisinya. “Tidak bisakah aku terus di sini?” lirih Alesha. Garvin menggeleng. Ia menarik Alesha ke dalam pelukannya. ~~Alesha sudah mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Bukan hanya menyiapkan barang-barangnya sendiri, tapi juga barang dan keperluan Jake. “Mom kita akan ke
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more

Pergi

Dulu Yeonji (ibu Yubin dan Alesha) tidak ingin Yubin menjalin hubungan dengan pria terlebih dahulu. Apalagi pria seperti Vander yang bisa dibilang hidup bebas tanpa aturan. Ia tidak ingin Yubin terjerumus ke pelukan pria yang salah. Untuk itu ia meminta Yubin untuk fokus dengan pendidikan terlebih dahulu. Dan jika Yubin masih berhubungan dengan Vander—terpaksa Yeonji harus menjodohkan Yubin dengan pria lain. Alhasil daripada dijodohkan dengan pria lain. Yubin memilih pendidikannya dan merelakan hubungannya dengan Vander kandas.“Terima kasih sudah menjagaku,” ucap Yubin.“Jika aku berhasil bertahan. Aku akan menyusulmu,” ucap Vander sembari mengusap pelan puncak kepala Yubin.~~Alesha sudah berada di dalam pesawat. Pesawat yang diambil mereka adalah kelas bisnis. Jake mendapat tempat duduk sendiri. Bocah itu terlihat nyaman, memakan snack sambil menonton film. “Jake nanti kalau mengantuk, bilang Mom.” “Iya, Mom.” Jake mengangguk. Alesha menatap jendela. Berkali-kali ia menghela n
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status