Home / Pernikahan / KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU: Chapter 121 - Chapter 130

136 Chapters

121. KEMBALI LAGI

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - KENBALI LAGI (121)"NURA!!!!" Teriakan seseorang membuat Nura dengan cepat menoleh kearahnya. Yang teriak adalah Bu Sinta.Bu Sinta sangat terharu bisa melihat putrinya sekarang sudah sembuh kembali. Amar pun ikut bahagia dan juga terharu, Ia tersenyum melihat Nura.Sedangkan Nura disana terdiam mematung melihat orang-orang yang ia sayangi, Ada dihadapan dirinya.Setelah berteriak, Dengan cepat Bu Sinta langsung menghampiri Nura. "Anakku.." lirih Bu Sinta, Yang kemudian langsung memeluk putrinya itu. Ia menangis begitu deras dalam pelukannya. "Hihiii.. akhir-nya.. akhirnya kamu sembuh, Nak." Meskipun Nura belum bisa memaafkannya, Namun ia juga meneteskan air mata karena ia juga merindukan keluarga-nya. Ia pun memilih untuk berdiam diri, tanpa melarang Bu Sinta untuk memeluk dirinya. Hati kecilnya masih merasa sayang pada ibunya itu. Pelukan Bu Sinta begitu erat karena saking rindunya, tangannya pun juga terus mengelus rambut Nura dengan
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

122. ANCAMAN DI RESTAURANT

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Ancaman di Restoran (122)"Mas, Kenapa ? Minum dulu ?" Ucap Nura, yang lalu menyodorkan air minum. Amar meraihnya, Kemudian meneguknya masih sembari memegangi ponsel.[Kenapa, Mas ? Kamu kaget karena aku tahu ?] Amar memilih untuk tetap diam.[Sekarang, Aku gak mau tau, Secepatnya kamu harus temui aku. Aku di dekat taman yang ada di restaurant ini! Kalau enggak, Keluarga kamu dalam bahaya!] Kini Amar menelan ludahnya. Ia cukup syock dengan kalimat terakhir Lidiya yang mengancam dirinya. "Oke, Saya akan segera kesana!" Balas Amar, Berpura-pura seolah menerima panggilan dari Pak Robby---Direkturnya. Ia pun menutup panggilannya lebih dulu. Ia kembali menghampiri Nura."Eu, Sayang, Maaf ya, Aku gak bisa temenin kamu dan Amran makan malam. Tadi direktur aku telpon, Katanya aku harus segera kesana, Sekarang. Katanya benar-benar ada hal penting!" ucap Amar beralasan. "Harus banget sekarang, Mas ? Ini hari pertama kita bisa bersama lagi loh, Mas
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

123. PUTUS!

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Putus! (122)"Malam ini, Nura sangat kecewa karena di malam yang seharusnya menjadi malam penuh cinta dengan Amar setelah dirinya sembuh, Amar malah tidak ada untuk menemaninya. Ia sangat resah sekali."Mas, Kok kamu belum pulang sih ? Seharusnya kamu temenin aku sekarang ini. Apa kamu gak kangen sama aku ?" lirihnya.***Setelah menidurkan Amran, Nura masih tak kunjung bisa tidur. Ia sekarang masih berdiri di dekat tirai, melihat keluar kaca, berharap Amar segera pulang. Kemudian, Nura melihat pada jam dinding yang menunjukkan sudah pukul 10 malam."Apa iya Mas Amar masih mengurus urusan kerja sampai jam sepuluh malam begini ? ...Atau jangan-jangan terjadi sesuatu sama dia." Kini ia mulai resah dan juga aneh. "Gak tau kenapa aku merasa sikap kamu berubah, Mas. Kamu gak manjain aku lagi kayak dulu. Apa iya kamu ada main dengan wanita lain ? Tapi siapa wanita yang udah berani menggoda kamu ?!" Ia pun membuka pintu kaca kamarnya untuk bisa
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

125. PERGI KE SINGAPURA

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Pergi Ke Singapura (124)POV VIATung.. Tung..Suara bel rumah berbunyi. "Bibi lihat dulu siapa yang datang, Nak." ucap Bi Idah --- Asisten rumah tangga Via. Via hanya mengangguk karena tengah menyuapi kedua putrinya yang kedua-duanya tengah duduk diatas kasur lantai yang ada diruang tengah ini. Aqila dan Adiba cukup sulit ketika makan. Mereka tak diam saat Via berusaha menyuapinya dengan goreng telor ini. Hal itu membuat Via cukup kewalahan."Nak, Ternyata yang bertamu, Mbak Jesika!" ucap bibi yang sudah masuk kembali kedalam rumah. Seketika Via tertegun, karena merasa cukup terkejut. Heran juga, karena Jesika ada kesini. Soal Jesika, Via merasa cukup sensitif karena tahu ia adalah wanita pertama yang pernah menjadi pacar Rasya. "Siapa, Sayang ?" Rasya yang berada ditangga, bertanya. Rasya baru selesai mandi. "Jesika, Mas." Sahut Via. Tak hanya Via, Rasya juga langsung tertegun mendengar itu. "Mungkin mau ketemu kamu." Ucap Via lagi, ka
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

125. LELAKI MISTERIUS

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Lelaki misterius (125)"Mas.. Mungkin ini terakhir kalinya kamu bisa melihat ayah kamu. Aku mohon, Temui ayah. Aku mohon, Sya..." Pinta Via.***Via pun meraih telapak tangan Rasya, Karena Rasya hanya terdiam saja. "Sya ?" Ucap Via penuh mohon. Rasya menatap pada istrinya itu. "Aku tahu, Sya. Didalam hati kecil kamu, Sebenarnya masih ada rasa peduli kamu terhadap ayah kamu.""Aku mohon, Sya. Buang ego kamu, Mungkin ini detik-detik terakhir kamu bisa melihat ayah.." sempat hening. Hingga kemudian hati Rasya luluh."Dimana dia sekarang ?" tanya Rasya. Via langsung menarik tangan suaminya itu."Disana. Ayo!" Mereka pun berjalan ke ruangan Pak Bram dirawat. Sesampainya di ruangan tersebut, Rasya merasa cukup sedih begitu melihat dari kaca, ayahnya itu terbaring lemah dengan selang infus yang terpasang. "Sejak kapan dia sakit ? Kenapa dia gak bilang ?" batinnya. "Jujur, Aku sedih melihat keadaannya."Tak lama kemudian tatapannya beralih pada
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

126. TUSUKAN PISAU

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Ditusuk pisau (126)Dengan langkah mengendap pelan, Lelaki itu melirik-lirik ke berbagai arah untuk memastikan keadaan aman. Merasa waktunya tepat. Ia mulai mengeluarkan sebuah pisau ta-jam dari saku jaketnya untuk siap menu-suk Rasya dari belakang.***Di sisi lain, Pak Bram melihat Via dan yang lainnya sudah tidur. Ia sangat ingin bertemu dengan Rasya. Ia merasa takut tidak ada waktu lagi untuk bertemu dengan anaknya itu, Karena merasa sekarang dirinya tak ada harapan lagi untuk hidup. Perasaannya sekarang juga merasa khawatir pada Rasya. Ikatan batin antara dirinya dan Rasya membuatnya terus kepikiran anak semata wayangnya itu. "Kenapa saya merasa terus khawatir pada Rasya ? ...Saya takut terjadi sesuatu hal yang buruk pada Rasya. Saya harus cari dia." Batinnya.Ia pun membangunkan badannya, Kemudian mencabut jarum suntik yang menancap di punggung tangannya. Dengan pelan-pelan ia turun dari ranjang pasien, Melangkahkan kakinya dan membu
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

127. LEMBARAN BARU

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Lembaran Baru (127)Pak Bram dipindahkan ke ruang rawat. Ia masih hidup, Meskipun dalam keadaan kritis. Kini Rasya begitu terpukul, Ia memilih untuk ikut menangani ayahnya hingga sembuh. "Sekarang Rasya akan berusaha berbakti pada ayah. Maafkan Rasya karena selama ini Rasya sudah menjadi anak yang durhaka. Maafkan Rasya karena hati Rasya begitu keras untuk memiliki hubungan yang baik dengan ayah. Padahal ayah sudah menyesali perbuatan ayah. Maafkan Rasya, Yah....." Lirihnya sembari melihat pada Pak Bram yang terbaring di ranjang pasien. Kemudian ia pun duduk, Lalu memegangi tangan ayahnya dengan air mata yang sesekali menetes."Yah, Rasya janji. Kalo ayah sudah sembuh, Rasya ingin hubungan kita seperti dulu lagi. Rasya mau main ke rumah ayah, Ngobrol bareng ayah, Melakukan banyak hal bersama seperti dulu. Itu 'kan yang ayah mau ? Rasya tau ayah bisa mendengarkan Rasya. Ayah pasti senang 'kan ?" "Ayah... Untuk itu ayah harus tetap hidup. R
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

128. MENGOBATI

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Mengobati (128)Rasya mendorong Pak Bram yang sekarang tengah ada dikursi roda, usai diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia melangkah masuk, Sedangkan Via yang menggendong Adiba, dan Pak Padli yang menggendong Aqila, juga Bu Nazwa, berjalan dibelakang mereka. Hari ini adalah hari penuh bahagia bagi mereka, Karena Rasya dan Pak Bram bisa memiliki hubungan yang baik kembali. "Ayah, Nanti ayah tidur dikamar bawah ya, biar lebih mudah kalo mau ke dapur. Nanti bibi juga akan bantu ayah. Rasya juga akan terus periksa keadaan ayah." Pak Bram mengangguk diiringi senyum.***Hingga kemudian, Pak Bram dan yang lainnya berbincang diruang tengah. Rasya meminta ayahnya itu untuk istirahat, Namun Pak Bram ingin berkumpul dulu dengan keluarganya. "Mas, Aku mau masak dulu, ya ?" ucap Via pada Rasya yang tengah duduk di sampingnya."Oh, Iya. Adiba biar aku yang gendong." Rasya mengambil alih Adiba dari pangkuan Via. "Adiba, Sama ayah dulu ya." Adiba
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

129. BOTOL RACUN

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Botol Racun"Nura, Kamu masih marah sama ibu ? Sudah lama kamu diamkan ibu terus... Ibu tidak tau harus bagaimana lagi untuk bisa mendapatkan maaf kamu, Ra..." ucap Bu Sinta disaat Nura tengah duduk memainkan ponselnya berselancar di sosmed. Sedangkan Amran sudah tidur, setelah ditidurkan oleh Bu Sinta sejak beberapa menit yang lalu. Dan Amar masih berada di restaurant untuk mengecek usaha barunya itu. Itu sebabnya, Sekarang di rumah hanya ada Bu Sinta dan Nura. Dan bagi Bu Sinta, Ini waktu yang tepat untuk ia berbicara serius dengan Nura. Mendengar itu, Nura langsung meletakkan ponselnya ke meja. Suasana hatinya mendadak kesal. Kemudian ia menoleh dengan sengit menatap ibunya itu. "Apa dengan kata ma-af, Ibu bisa membuat aku tidak menjadi anak dari seorang perempuan yang pernah menjadi wanita malam ?!" Bu Sinta hanya terdiam pilu. Sedangkan Nura langsung berdiri. Perasaannya mendadak penuh amarah juga sedih."Apa ibu tau, Hati aku sakit,
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

130. DENDAM LIDIYA

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Dendam LidiyaLidiya membawa makanan-makanan sup daging sapi yang sudah berisi racun itu ke meja makan. Sedangkan, mangkuk berisi makanan untuk dirinya dan Alaska, sengaja masih ia simpan di dapur agar tidak tertukar dengan makanan-makanan yang sudah dicampur dengan racun. Dengan ramah, ia menaruh satu persatu mangkuk berisi sup sapi itu ke depan Bu Sinta dan Nura. Untuk Amran, Amran makan berdua dengan Bu Sinta, sehingga di satu mangkuk-an, karena Amran mesti disuapi. Aroma lezat dari sup itu membuat siapapun yang menci-umnya, langsung merasa lapar. Hingga tak ada sedikitpun rasa curiga dari Bu Sinta dan Nura pada Lidiya."Aduh, Nak Lidiya. Ibu jadi gak enak gini, sampai disiapkan segala. Makasih ya." ucap Bu Sinta dengan ramah. Lidiya membalasnya dengan berpura-pura tersenyum. "Iya, Bu. Gak papa. Malahan saya seneng banget bisa kumpul sama kalian semua. Saya udah berasa sama keluarga kalo sama kalian. Tahu sendiri, Mas Robby 'kan sibuk
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status