Diam. Damar tak kunjung memberikan penjelasan pada Wulan. Dan Wulan memilih membiarkan suaminya menunjukkan sikap sejatinya. Sebagai seorang laki-laki. "Mas mencintaimu, Dek. Cinta itu hadir saat kita pertama kali bertemu. Mas merasakan cinta yang luar biasa. Pertama kalinya dalam hidup, Mas."Akhirnya kalimat itu meluncur dari bibir Damar. Setelah kebisuan yang menyerang mereka beberapa lama. "Mas lupa punya istri dan dua orang anak di rumah yang menunggu kabar setiap harinya?" desis Wulan perlahan. Damar membalikkan tubuhnya. Menatap dengan raut wajah terkejut sekaligus bingung ke arah Wulan. "Tak usah terkejut begitu, Mas. Aku sudah melihat semuanya. Putri Mas, Raya Putri Kirana cantik. Putra Mas, Hanif Fathurrahman pun menggemaskan. Apalagi istri Mas, Hanum Khoirunnisa. Tak ada cacat pada dirinya."Wulan melengkungkan bibirnya. Mencetak senyum di bibir mungilnya. Bukan senyum bahagia. Senyum
Baca selengkapnya