Menguatkan hati, Wulan mendongakkan kepalanya. Menatap lelaki yang sudah memporak-porandakan jiwanya sejak kemarin. "Dek, Mas tak paham denganmu. Apa yang sedang kamu bicarakan?"Damar menampakkan keterkejutannya. Wajar saja. Ini kali pertama Wulan berani bicara sembari menatap matanya. Bukan binar cinta yang terlihat di sana. Bukan bias rindu yang tercipta di manik netra istrinya. Ada kemarahan, kebencian, dan kecewa yang terpapar di bening mata itu. "Jawab pertanyaanku!" pinta Wulan dengan tegas. Damar menganggukkan kepalanya dengan cepat. Menyetujui apa yang diinginkan istrinya, walaupun tak paham makna permintaan itu sebenarnya. "Mengapa Mas pulang hari ini? Bukankah kegiatan Mas masih sampai dua hari lagi?"Memundurkan tubuhnya, Wulan ingin lebih leluasa memperhatikan ekspresi wajah suaminya. Menangkap perubahan raut wajah dari lelaki yang telah mengikat hidupnya.
Last Updated : 2023-05-09 Read more