Home / Lainnya / Kembali bersama Putri yang Kau Buang / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kembali bersama Putri yang Kau Buang: Chapter 111 - Chapter 120

193 Chapters

BAB 35: Kepedulian

Sore yang cerah telah berlalu, kini berganti malam yang dingin dan sepi. Leary kembali duduk di sisi ranjangnya sambil memperhatikan potret wajah Olivia saat bersamanya. Gumpalan rasa rindu yang menyiksa semakin membesar di hati Leary, rasa sedih harus Leary terima karena kerinduan itu. Leary ingin pulang dan tinggal di rumah lamanya, dia ingin di sana meski harus tinggal sendiri daripada harus berada di rumah indah dan banyak orang, namun keberadaannya di perlakukan seperti orang asing. Rasa sedih dan sesak membuat Leary diam-diam menangis dalam kesendirian, bayang-bayangan perkataan menyakitkan, tatapan kebencian yang mengasingkan keberadaannya dan tamparan Petri datang menyerang pikiran Leary dan mendesaknya untuk menangis. Leary tidak ingin mengeluh dan merengek meski hatinya begitu sakit. Namun di bandingkan dengan sakit hati, Leary lebih takut di tinggalkan seperti apayang sudah di lakukan bibi Willis kepada dirinya. Leary takut, jika keluarga McCwin membuang dan meninggalk
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

BAB 36: Penyesalan

“Anu, saya-saya mengantarkan alat tulis Anda yang tertinggal di perpustakaan dan tidak sengaja melihat Anda sakit. Saya-saya,” Leary tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena napas yang tersenggal. “Saya tidak bermaksud lancang, saya akan membereskan semuanya.” Dengan tertatih dan kaki gemetar kesemutan, Leary bangkit mengambil baskom. “Saya permisi,” pamit Leary bergegas pergi dengan langkah terseok-seok hingga akhirnya tubuh kecilnya itu tersungkur di lantai dan membuat air di dalam baskom tumpah. Petri turun dari ranjangnya, namun Leary segera bangkit dan membungkuk. “Saya akan membereskannya, jangan pukul saya,” lirih Leary penuh dengan permohonan belas kasihan. Petri yang hendak membantu dibuat membatu di tempatnya, anak itu mengepalkan tangannya dengan begitu kuat. perkataan Leary menohok hati terdalamnya. “Tinggalkan saja itu, akan ada pelayan yang membereskan.” Perlahan Leary mengangkat wajahanya dan memberanikan diri untuk menatap mata Petri untuk memastikan kebenaran ba
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

BAB 37: Pertemuan

Di siang hari Leary kembali mendapatkan kesempatan untuk pergi keluar, kini anak itu mulai berani meminta izin secara langsung kepada Andrew untuk bisa bermain di luar. Beruntungnya Andrew mengizinkan namun dia mengingatkan Leary untuk pulang tepat waktu dan tidak berliaran jauh. Andrew jarang mendapatkan kesempatan berbicara dengan Leary karena sibuk. Namun Andrew sering mendengar cerita Burka dan beberapa temannya mengenai betapa kesepiannya Leary karena dia tidak sekolah dan tidak bisa bermain. Meski Andrew tidak begitu dekat dengan Leary, sebagai seorang kepala pelayan, Andrew lebih memilih fokus pada pekerjaannya dengan melayani tuannya, termasuk memberikan perlindungan kepada Leary. Panas terik sinar matahari yang bersinar membuat Leary berjalan-jalan di sekitar taman sambil melewati satu persatu toko untuk mencari keberadaan Chaning yang mungkin saja ad di dalam salah satu toko. Langkah Leary terhenti ketika anak itu berada di depan sebuah toko buku. Dari balik kaca Leary
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

BAB 38: Alat Tulis

“Dia temanku, Ayah jangan mencoba-coba mengganggunya atau Ayah akan tahu akibatnya,” ancam Ferez dengan serius. Kekagetan di wajah Chaning berubah, pria itu menyeringai geli begitu tahu benang merahnya seperti apa. “Jangan menuduhku, aku juga mengenal bocah ini.” “Benar itu Leary?” tanya Ferez. Leary yang sejak tadi diam menengadahkan kepalanya, melihat Chaning dan Ferez bergantian dengan mata berbinar langsung mengangguk dan tersenyum. “Bagaimana bisa?” Ferez tidk percaya. “Paman baik, ma-maksudku, Chaning, dia memberikan aku Ice cream dan uang. Kami berteman,” jawab Leary. Ferez mendengus tidak percaya, ayahnya yang anti perempuan tiba-tiba saja dekat dengan Leary. Ini mustahil terjadi. Ferez mengalihkan perhatiannya pada Leary begitu merasakan tarikan kecil tangan Leary pada ujung pakaiannya. “Ferez tidak sibuk?” “Ada apa?” “Ikut denganku, bantu aku.” Leary melompat turun dari kursi, sekilas dia melihat Chaning. “Paman baik, terima kasih atas minumannya. Sampai jumpa,” pam
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

BAB 39: Ellis Marah

Ellis menopang dagunya tampak kesal, dia merasa malas pulang kerumah karena sempat bertengkar dengan Petri tadi pagi. Ellis pikir Petri akan meminta maaf kepadanya saat di sekolah karena sudah membela Leary, Ellis menunggu begitu lama di kelasnya, namun Petri yang dia tunggu tidak kunjung datang apalagi meminta maaf. Ellis kecewa, Petri tidak lagi begitu memanjakannya. Sepanjang perjalanan yang di lewati, tanpa sengaja Ellis melihat sosok Leary yang duduk di bawah pohon tengah menelungkup, di sisinya ada Ferez yang duduk berselonjoran. “Berhenti di sini, menepi dulu!” teriak Ellis pada sang sopir. Sang sopir segera menepikan mobilnya mengikuti perintah Ellis. Kaca jendela menurun, Ellis semakin jelas melihat Leary dan Ferez. Mereka terlihat terlibat percakapan yang akrab, Ferez yang dingin dan minim ekspresi terlihat lebih hangat. Cemberutan kesal terlihat di bibir Ellis, gadis kecil itu mengepalkan tangannya terlihat kesal. Beberapa hari setelah kompetisi berakhir, Ellis masih
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

BAB 40: Terintimidasi

“Kau mau ke mana?” tanya Ellis. Leary menelan salivanya perlahan, anak itu tertunduk memeluk bukunya dengan kuat. “Saya akan ke dalam untuk mengembalikan buku,” jawab Leary. “Tunggu saja, kau boleh masuk setelah aku selesai di dalam.” Leary mengangguk patuh. Ellis masuk ke dalam perpustakaan sendirian, kini menyisakan Megi dengan Leary yang berdiri menunggu saling berhadapan. Leary sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya karena tahu Megi terus menatapnya dengan tajam penuh kebencian dan peringatan. Lama Leary menunggu, akhirnya anak itu berbalik hendak pergi. “Anda mau ke mana?” tanya Megi dengan dingin dan mengintimidasi. Leary berbalik dan masih tertunduk. “Saya akan kembali, sepertinya nona Ellis lama berada di dalam,” jawab Leary dengan suara bergetar. “Memangnya siapa yang mengizinkan Anda pergi?” Tanya Megi lagi dengan penuh tekanan. Tubuh Leary menegang, wajahnya terangkat perlahan melihat tatapan sinis Megi yang kini bersedekap di hadapannya. “Anda tidak dengar
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

BAB 41: Sepasang Sepatu untuk Leary

Petri membuka tasnya dan mengeluarkan kotak sepatu yang dibelinya, Petri meletakan kotak sepatu itu di hadapan Leary. “Untukmu.” Leary tercekat kaget, anak itu sampai harus mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan jika apa yang dia dengar dan di lihat itu bukan hanya sebatas hayalan. “Anda serius?” “Ambilah” Petri membuang muka. Leary bergeser sedikit mendekat dan mengambil kotak itu, lalu membukanya di atas pangkuannya. Begitu kotak sepatu terbuka, Leary diam terpaku melihat sepasang sepatu cantik di dalam kotak itu, “Tuan” Leary angkat suara setelah beberapa lama diam dan hanya memandang sepatu pemberian Petri. “Ada apa?”“ Apa saya pantas mendapatkan sepatu indah ini?” lirih Leary terdengar sedih. Hati Petri tertohok begitu keras melihat Leary yang tertunduk sedih menatap sepatunya. Petri sampai mematung tidak mampu menjawab, reaksi Leary jauh dari apa yang Petri bayangkan. Dibandingkan dengan senang, Leary mempertanyakan apakah dia layak mendapatkannya atau tidak.
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

BAB 42: Mengganggu Ferez

Suara ketukan di pintu terdengar, Andrew kembali setelah pergi beberapa menit.Samar terlihat ada bayangan di belakang kaki Andrew. Leary berdiri di belakang Andrew terlihat gugup untuk masuk dan menunjukan diri.“Nona, masuklah,” Andrew mendorong lembut bahu Leary.Leary mendongkak, menatap Andrew dengan ragu. Pada akhirnya kaki Leary melangkah masuk dan berdiri di samping Darrel. “Tuan, Anda memanggil saya?”Darrel menengok, Leary tidak lagi memangilnya dengan sebutan ayah, bahkan saat berbicarapun suara terdengar begetar.“Duduk dan makanlah,” jawab Darrel kembali melanjutkan makan.Leary melirik kursinya dengan ragu, anak itu menariknya dan perlahan merangkak naik ke atas. Belum sempat Leary mengambil alat makanya, anak itu dibuat diam mematung melihat kilatan tajam Ellis yang tertuju kepadanya.Tatapan itu menunjukan permusuhan dan kebencian.Leary tertunduk, mencoba untuk tetap makan meski perasaan asing dan penuh tekanan terus mengintimidasinya, membuat Leary ingin segera pergi.
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

BAB 42: Balasan Hadiah

Leary merangkak di sisi-sisi pagar rumput, melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Anak itu tengah mencari-cari daun semanggi yang sempat pernah dia lihat tumbuh di taman. Leary tidak memiliki apapun untuk bisa membalas kebaikan Petri, namun dengan daun semanggi, Leary pikir itu pantas untuk menjadi balasan atas kebaikan Petri.Leary merangkak perlahan mencari-cari pohon daun semanggi dengan teliti, begitu menemukannya, Leary mengambilnya dari akar menggunakan skop, dan memindahkannya pada sebuah gelas kecil yang tidak terpakai dan sudah terisi tanah.Setelah bersusah payah mencari pohon daun semanggi dan menyimpannya di mangkuk kecil pemberian Jimmy, Leary segera pergi menuju kamar Petri selagi semua orang sedang beristirahat.Leary mengetuk-ngetuk daun pintu kamar Petri begitu pelan, karena ragu dan takut Petri tidak menyukainya.Tidak berapa lama, pintu kamar Petri terbuka.Dalam satu langkah Leary mundur dan tertunduk malu.Petri terdiam tanpa suara namun matanya bergerak m
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

BAB 43: Merusak Sepatu Leary

Anak anjing husky si itu di beri nama Joya.Butuh banyak waktu untuk bisa membuat Leary percaya bahwa anak anjing yang mirip serigala yang di bawa Ferez itu tidak berbahaya. Butuh banyak keberanian untuk Leary yang penakut dan lemah bisa sedikit tenang dan tidak gemetar hingga beberapa kali berlari menghindar ketika Joya mendekatinya.Kini Leary terlihat sedikit lebih tenang ketika Ferez memberikan Joya sebuah bola agar dia bisa bermain.Sifat Joya yang tidak begitu jauh dengan seekor anjing pada umumnya, perlahan Leary mulai tidak menjauh lagi ketika Joya mendekatinya. Leary hanya beberapa kali terpekik dan dibuat panik ketika Joya mengeliat hingga mengoyak selimut.Leary takut Joya merusak kamar terbaik yang selama ini di milikinya.“Bagaimana Ferez mendapatkan dia?” tanya Leary begitu pelan, Leary takut jika ada seseorang yang berada di luar mendengarkan.“Pamanku memberikannya sebagai hadiah. Karena macan yang kumiliki mati, ayah menggantinya dengan ini.”Bola mata Leary berbinar
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status