Home / Romansa / Istri Pengganti sang Duke Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Pengganti sang Duke Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

62 Chapters

Putri Amelia

Beberapa menit setelah Alfonso dan Andre pergi, Marquis akhirnya siuman. Dia mengerjapkan matanya sebelum akhirnya benar-benar terbangun. Dahinya mengernyit saat melihatku sedang duduk disamping ranjangnya."Ayah? Anda sudah sadar?" tanyaku.Dia tidak langsung menjawab melainkan memastikan bahwa yang dilihat ini adalah nyata."Putriku? Kenapa kau ada disini?" tanyanya dengan setengah sadar."Tadi ayah pingsan jadi aku meminta bantuan penjaga untuk membawa ayah ke kamar. Kenapa Ayah bisa pingsan disana? Bukankah harusnya anda pergi ke istana?"Dia memberiku isyarat untuk membantunya duduk, satu tangannya mengelus tengkuk leher yang mungkin masih sakit karena pukulan dari Alfonso membekas disana."Aku kembali untuk membawa ber ...kas?! Cecil apa kau melihat berkas yang kubawa?!" Marquis yang tadinya setengah terbangun akhirnya benar-benar membuka mata saat menyadari berkas miliknya tidak ada. Dia menoleh ke kanan dan kekiri dengan sangat cepat untuk meneliti sekitarnya.Kugenggam tanga
Read more

Pesta minum teh

"Maafkan saya terlambat memperkenalkan diri, saya Cecilia Magrita. Putri angkat dari Marquis Magrita.""Nona Eva, apa Anda mau menyisihkan waktu sebentar untuk saya?" Ugh! Apa dia baru saja mengabaikan ku? Kulihat gadis-gadis di sekitarku terdiam melihat pengabaian yang dilakukan oleh putri Amelia.Eva tidak langsung menjawab pertanyaannya dan justru melirik ke arahku dengan tatapan iba yang justru membuatku semakin merasa di permalukan.Kuhela nafas panjang untuk mengatur emosiku. Tidak ada hal baik yang akan datang jika aku memarahi wanita ini sekarang, lebih baik kunikmati saja makanan disini."Nona Cecil, Anda baik-baik saja?" tanya si kembali Mielle dan Minnie hampir bersamaan."Jangan masukkan itu dalam hati, Putri memang orang yang seperti itu," lanjut Minnie setelah melihat Eva pergi menemani Putri."Aku baik-baik saja," jawabku.Aku tahu kalau dia membenciku. Putri Amelia adalah kandidat kedua untuk suksesi tahta, sekarang dia sedang mengumpulkan kekuatannya untuk melawan Pa
Read more

Ciuman

Sejauh ini tidak ada yang salah bahkan saat para gadis meminum tehnya tidak ada yang terjadi pada mereka. Apa aku yang berfikir berlebihan? Hanya saja ekspresi Eva terlihat janggal.Ku angkat cangkirku perlahan dan saat kulirik sekarang Putri Amelia lah yang sedang memperhatikanku."Nona Eva, kudengar keluarga Valerian sedang mengembangkan bisnis baru. Apa Anda mau menceritakan sedikit tentang bisnis itu pada kami?" tanya Putri mengalihkan pembicaraan mereka tentang teh tadi."Benar Yang mulia, karena ada lahan gambut tipis di wilayah Valerian. Ayah saya sedang mencoba untuk mengelola tanah tersebut agar bisa menjadi ladang pertanian. Ini bukan bisnis baru hanya mengembangkan bisnis lama yang terbengkalai," jawab Eva."Tanah gambut? Bukankah itu tanah yang sulit untuk di tangani?" celetukku."Benar, karena itu kami masih melakukan penelitian tentang tanah itu," jawab Eva.Tanah gambut ada berbagai macam, salah satunya tanah gambut tipis yang memang bisa di gunakan untuk pertanian tapi
Read more

Revanov dan Michael

Perjalanan berlanjut dengan suasana yang canggung. Ini pertama kalinya aku melihat pria di hadapanku ini kehabisan kata-kata. Padahal ini hanya perjalanan dekat tapi terasa sangat panjang."Aku lupa menanyakannya, kenapa kau tiba-tiba datang? Memangnya Eva memberikan sinyal apa?" tanyaku saat dia membantuku turun dari kereta.Sekarang setelah turun perasaan canggung tadi sudah hilang entah kemana dan justru rasa curiga yang muncul karena pria ini selalu membantuku bahkan tanpa aku memintanya."Sudah kubilang karena kau calon istriku, maka aku akan menjagamu sebelum kau mati dan membuat perjanjian ini semakin lama dan merepotkan," jawabnya dengan acuh tak acuh.Ha, apa yang sebenarnya aku harapkan dari pria sepertinya. Sekarang kami memasuki kediaman Marquis bersama dan membuat kami terlihat seperti pasangan asli.Orang-orang di kediaman ini menjadi semakin dekat denganku setelah kematian Danis, meskipun Marquis mengatakan bahwa apa yang di lakukan Danis tidak ada hubungannya dengan or
Read more

Salinan buku kas

Kupikir jika di biarkan kedua pria ini akan berhenti dengan sendirinya, tapi ternyata aku salah. Mereka malah makin gencar mengejek satu sama lain sampai aku harus menarik Revanov keluar dengan paksa."Apa yang sebenarnya kalian lakukan?!" tanyaku begitu berhasil membawa Revanov keluar.Pria itu masih nampak menggebu-gebu dengan rasa kesalnya. "Darimana kau mendapatkan teman seperti itu?" "Ha? Tentu saja dari kecil karena kami selalu bersama.""Benarkah? Tapi kenapa aku tidak-""Ya?"Kenapa dia tiba-tiba berhenti dan malah menatapku dengan mata merah yang menyelidik itu? "Haah sudahlah lupakan," ujar Revanov setelah menghela nafas panjang."Memangnya kau ingin mengatakan apa?"Ini membuatku tidak tenang karena dia langsung memotong perkataannya sendiri dan mengalihkan pandangan matanya dariku dengan sangat cepat. Saat kucoba melihat matanya dia langsung menutup mataku dengan tangan besarnya."Kubilang lupakan jika kau tidak ingin kehilangan matamu," ujarnya seketika membuat tubuhku
Read more

Surat

Pada akhirnya Revanov benar-benar pergi dari rumahku setelah memberikan larangan untuk dekat dengan siapapun. Padahal tanpa dia larang pun aku sudah tidak ada minat untuk menjadi dekat dengan siapapun."Nona, anda sedang memikirkan apa?" tanya Silia.Sekarang aku sudah berada di ruang baca bersama Silia, tentu saja pertemuan ini tidak ada yang mengetahuinya apalagi Silia membawa semua berkas yang sudah kuminta bersamanya."Tidak, aku hanya sedang memikirkan caranya meyakinkan Ayah untuk tidak membawa keluargamu ke pengadilan," jawabku yang membuatnya membelalakkan mata."Bu-bukankah waktu itu Anda bilang. Kalau kejadian itu tidak akan di bawa ke pengadilan?" "Iya, tapi tiba-tiba saja Ayah kembali membahasnya. Dia bilang dirinya terus di hantui rasa bersalah padaku.""Nona, tolong jangan biarkan Marquis melakukan itu. Saya akan terus memberikan informasi yang Anda inginkan sebaik mungkin."Sudah tidak ada informasi yang bisa kau berikan padaku Silia, dengan berkas yang kau bawa saja s
Read more

Evangeline

"Jawab aku Cecil, kenapa kau hanya diam saja?" tanyanya sekali lagi karena aku tidak kunjung menjawab.Dengan perasaan berat aku menjawab, "Lalu aku harus bagaimana? Berlari padanya dan memintanya menikah denganmu? Apa kau pikir Marquis akan mengizinkan begitu saja?""....""Jika itu yang Marquis inginkan aku tidak akan ada disini sejak awal, jadi mari hentikan pembicaraan yang tidak berguna ini."Karena sejujurnya aku juga sudah muak setiap mengingat semua keburukan yang di lakukan Marquis padaku. Pria di hadapanku kini hanya diam menatap ke arahku dengan mata merahnya, dia termenung dengan pikiran yang sepertinya sedang berada di tempat lain. Aku jadi malas bertemu dengan pria ini tapi, saat aku melangkah menjauh darinya. Dia memegang pergelangan tanganku dan menarikku hingga jatuh dalam pelukannya."Apalagi ini Revanov? Aku tidak butuh simpatimu, akan lebih baik jika kau bersikap seperti biasanya.""Diam saja, apa kau tahu aku membawa belati di balik lenganku? Kau bisa mati kapan
Read more

Hadiah beracun

Saat membalas surat-surat itu tanpa sadar matahari mulai terbenam dan menampakkan cahaya senja yang menyusup di balik jendelaku. Dan ternyata Marquis datang lebih awal dari yang di jadwalkan. Dari balik jendela aku bisa melihat kereta kudanya memasuki kediaman Magrita."Tapi kenapa dia terlihat terburu-buru?" gumamku.Aku mengernyit melihat Marquis yang sedang kesulitan membawa barang bawaannya bahkan dia tidak membiarkan orang lain membantu kecuali Mario yang memang lebih dulu menyambutnya."Nona, apa Anda tidak akan turun menyambut Tuan?" tanya Hilda yang sedang mengelap kaca di pintu teras."Aku merasa tidak enak badan dan Ayah terlihat sedang terburu-buru. Aku tidak ingin mengganggunya dengan keberadaanku," jawabku acuh.Lagipula dia pasti akan merasa terganggu dengan sambutan dariku, meskipun dia akan tersenyum jika aku menyambutnya. Tapi berbeda dengan apa yang kupikirkan ternyata Marquis justru langsung menuju kamarku dengan banyak barang yang tadi dia bawa.Dia tersenyum lal
Read more

Hadiah beracun 2

Segalanya terjadi dalam sekejap, sekarang Hilda sedang mendapatkan perawatan sedangkan aku ... kurasa tidak ada tempat lain yang bisa kutempati sekarang. Segala tempat di kediaman ini terasa selalu mengancamku.Beberapa saat yang lalu Marquis datang untuk melihat keadaanku, wajahnya yang pucat menandakan bahwa dia sepertinya juga tidak tahu tentang apa yang sedang terjadi.Semua hadiah termasuk kalung yang terkena darah Hilda akhirnya di simpan untuk di selidiki. Namun tidak ada kejanggalan yang di temukan dalam hadiah-hadiah itu."Ini aneh," gumamku setelah menjelaskan semuanya pada pria dihadapanku."Aneh kenapa?" tanya Revanov yang sekarang sedang menemaniku di ruang baca. Dia sedang mengupas buah untukku dan menyimak dengan seksama penjelasan yang sedari tadi kukatakan padanya."Jika memang di kalung atau hadiah itu tidak ada hal mencurigakan, lalu bagaimana bisa keadaan Hilda menjadi seperti itu tidak mungkin karena dia salah makan 'kan," jelasku.Tidak mungkin juga dia salah mak
Read more

Curiga

Seperti yang kuduga Marquis tidak melanjutkan penyelidikan tentang racun yang mengenai Hilda dan membuang kalung tersebut dengan alasan bahwa itu bisa saja terkontaminasi racun yang ada dalam darah Hilda. Hampir saja aku kembali tertipu dengan sikap manisnya. Tapi beruntungnya aku karena dia ternyata masih mencari tahu tentang siapa penyusup yang dia temui di malam sebelum dirinya pergi ke Istana. "Ayah, sebenarnya buku apa yang sedang anda cari? Siapa tahu saya bisa membantu," ucapku. Saat ini aku sedang ada di ruang kerja Marquis untuk menerima tambang batu bara dan hak mengelola tambang itu. Seperti yang pernah Marquis janjikan. Dia pasti menyesalinya karena sekarang ekspresi wajahnya bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Marquis yang baru saja membaca berkas laporan kini mengalihkan pandangannya padaku yang masih duduk di sofa ruang kerjanya. "Kau tidak perlu khawatir Putriku, aku akan mencarinya sendiri." "Tapi, Ayah sampai tidak tidur selama dua hari ini hanya karena mencari
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status