Beranda / Romansa / Nabrak Jodoh / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Nabrak Jodoh: Bab 71 - Bab 80

114 Bab

71. Terjadi Lagi

Naura duduk di sisi belakang taksi online yang baru ia pesan. Saat ini tujuannya hanya satu yaitu menuju rumah Fajar. Setiap hari usia kandungannya semakin bertambah, dan ia selalu saja dibayang-bayangi oleh kehadiran anaknya yang tak memiliki sosok ayah.Naura sangat membutuhkan pernikahan ini, sekaligus ingin membuat pernyataan tentang hubungannya dengan Fajar secara resmi. Sayangnya sejak pertemuan mereka siang itu, Fajar sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya.Mereka bekerja dalam satu gedung, tapi sudah hampir seminggu ini Naura tidak bertemu dengan Fajar. Menurut penuturan rekan satu kantornya Fajar memang diminta untuk ke kantor pusat beberapa hari belakangan ini.Naura pun turun dari taksi online dan mulai melangkah m enuju pintu utama. Namun ada kegelisahan yang tak terdefinisikan dalam hati Naura saat ia mengetuk pintu rumah Fajar.Fajar membukakan pintu, dan senyumnya terhias di wajahnya. "Naura, apa yang membawa kamu ke sini?" tanya Fajar dengan hangat, tapi sikap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

72. Pengakuan Naura

Dengan malas, Naura memasuki mobil taksi online yang dipesannya. Sempat supir taksi online memperhatikannya dengan tatapan penuh dengan tanda tanya. Mungkin saja menganggap Naura seperti orang gila.Namun Naura tak peduli, ia hanya mengatakan, “Jalan Pak!”Sesekali supir taksi memperhatikan Naura dari kaca narrow, khawatir Naura akan melakukan hal yang tidak-tidak. Namun Naura hanya menatap jendela dan menangis.“Mbak, kalau butuh tisu, di jok belakang ada, silakan diambil,” tawar supir taksi oline.Naura menoleh ke arah depan dan mengangguk lalu kembali memperhatikan jendela. Saat ini perasaannya benar-benar hancur. Fajar yang selama ini selalu dibanggakan olehnya adalah sosok pria kasar dan pecemburu.Seharusnya ia sadar kalau kekerasan dalam hubungan tidak pernah terjadi atau berkali-kali. Ia tidak harus memaafkan Fajar saat itu, dan benar-benar memutuskan hubungan dengannya. Namun bujuk rayu mampu membuat Naura luluh.Kembali Naura menangis tersedu. Saking lamanya menangis, sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-16
Baca selengkapnya

73. Ternyata Begini

“Kamu hamil Naura?” tanya Pak Rustam terkejut.Naura mengangguk dengan ragu-ragu dan menceritakan janji manis Fajar yang akan menikahinya, hingga ia pun terlena dan membiarkan laki-laki itu menanam benih di tubuhnya.“I … Iya Pa, Naura sudah hamil dua bulan. Maka dari itu aku datang menemuinya untuk menanyakan tentang pernikahan ini. Aku nggak mau anak ini lahir tanpa ayah.”Pak Rustam menggeleng, wajahnya tampak memerah kali ini. “Kamu benar-benar bikin Papa malu. Kamu benar-benar bodoh Naura! Mungkin saja ini adalah balasan dari karma yang kamu lakukan terhadap Radit. Dulu kamu mengecewakan kepercayaan dan kebaikannya demi rayuan seorang lelaki, dan sekarang kamu mendapatkan seorang lelaki yang hanya bisa membuatmu sakit,” tutur pak Rustam kesal.Naura pun hanya diam dan menangis mendengar ucapan ayahnya. Ini semua memang benar-benar kesalahannya dan nasi sudah menjadi bubur, untuk apa disesali lagi.Kali ini wanita yang biasanya selalu membela Fajar hanya menggeleng kepala. Kemudia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-16
Baca selengkapnya

74. Solusi Buat Naura

Naura masih berbaring di ranjangnya, dia masih saja menatap langit-langit kamar sambil terisak. Kejadian yang dialaminya barusan benar-benar tidak bisa membuatnya berpikir banyak hal. Sakit sekali rasanya mengalami hal seperti ini.Saat ini pandangannya begitu kosong, seperti orang linglung. Tak ada yang bisa dia lakukan selain meratapi apa yang terjadi padanya.Beberapa kali ia berpikir apa sebaiknya ia mengakhiri hidupnya saja. Namun jika itu terjadi bagaimana keadaan orang tuanya, iya kalau dia langsung mati bersama bayinya, tapi jika tidak bukankah ia hanya akan membuat masalah saja.“Arrgh sialan!” amuk Naura lirih dan mengacak-acak rambutnya.Sementara di luar …Bu Fatma melangkah perlahan menuju pintu kamar putrinya. Setiap langkahnya terasa berat seolah membawa beban yang tak terlukiskan. Ia bisa merasakan kegelisahan yang menghampiri hati Naura.Tok! Tok! Tok!“Naura, sayang. Ini Mama Nak,” ucap Bu Fatma sambil tetap mengetuk pintu.Namun hingga kini tak juga ada jawaban dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-20
Baca selengkapnya

75. Kamu Harus Berani

Bibir Naura tampak bergetar begitu mendengar perintah ayahnya. Bukankah tadi ia sudah mengatakan kalau tidak mau memperpanjang masalah ini ke ranah hukum. Hal ini hanya akan membuatnya semakin malu dan terhina.Naura pun menggeleng mendengar permintaan ayahnya yang terlihat begitu keras hati. Ia duduk sambil menekuk lututnya dan menyembunyikan wajah, kembali ia menangis."Naura, sekarang kita harus pergi ke kantor polisi dan melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Fajar terhadapmu!" ucap Pak Rustam dengan suara tegas.Naura merasa dadanya berdesir. Ia memandang ke bawah, merasa malu untuk menghadapi realitas yang menyakitkan. Dia tahu bahwa jika ia melangkah ke kantor polisi, ia harus menceritakan segala yang terjadi pada dirinya. Rasa malu dan ketakutan pun memenuhi hatinya.Saat ini ia benar-benar tidak siap jika ada yang mengetahui kejadian yang menimpa dirinya. Sedapat mungkin kehamilan ini harus ia sembunyikan, tapi bagaimana ia akan melakukannya."Pa, apa kita harus m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-21
Baca selengkapnya

76. Apa Aku Harus Pergi?

“Mas, kamu yakin akan menemui Doni?” tanya Mila sambil memegangi lengan Radit.Beberapa hari yang lalu, saat Doni kembali melancarkan terornya terhadap Mila. Hal itu benar-benar membuat Radit geram sehingga ia memutuskan untuk mengurus masalah Mila kali ini, sekaligus sebagai pembuktian terhadap Mila akan cintanya.Cinta memang bukan sekedar rangkaian kata, tapi perlu pembuktian. Salah satunya dengan tanggung jawab yang bisa dilakukan olehnya.“Aku yakin, aku sudah menyiapkan semuanya,” jawab Radit dengan santai dan tanpa beban. Sementara jantung Mila malah berdegup kencang.“Tapi aku … aku takut jika terjadi sesuatu denganmu, Mas,” jawab Mila dipenuhi kekhawatiran. Wajahnya terlihat pucat, dan Radit bisa melihat bagaimana tangan Mila tampak mendekap Kinan dengan begitu erat lantaran tangannya sedikit bergetar.Radit hanya tersenyum kemudian mengusap dahi Mila dengan lembut, “Kamu mikir apa Mil. Tenang aja di sini, temani kinan sama Ibu!”“Mas, aku beneran khawatir,” kata Mila lagi.S
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

77. Permainan Berbahaya

Radit menghentikan mobilnya di depan sebuah ruko, dan ia pun berjalan menuju tempat bilyard yang berada di pojok ruko. Di situlah ia akan bertemu dengan Doni, laki-laki yang terus saja menyusahkan Mila.“Kamu nggak akan kuberi kesempatan untuk membuat Mila menderita lagi, Doni,” gumam Radit sambil mengepalkan tangannya.Pria 37 tahun ini pun melangkah menuju area permainan bilyard. Kedua tangannya pun mengepal kuat. Garis-garis wajahnya terlihat jelas dan kaku, seperti seorang diktator yang menakutkan. Sepertinya Radit tidak pernah menunjukkan ekspresi wajah seperti ini sebelumnya.Tanpa basa-basi ia pun langsung masuk ke area bilyard dan mendekat ke arah resepsionis.“Saya yang telepon anda tadi!” seru Radit sambil meletakkan satu bendel uang berwarna merah ke atas meja.Seorang pria dengan rambut merah pun datang mendekatinya dan menyambut Radit dengan begitu ramah, “Bapak yang tadi telepon dan berkata akan menyewa ruangan VIP ya? Perkenalkan saya Bima, Pak.”Radit pun mengangguk. B
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

78. Sebuah Ketakutan

Mila langsung tersentak dan berlari keluar untuk membuka pagar begitu mendengar mobil Radit datang.“Mas Radit, kamu nggak pa pa?” tanya Mila sambil memperhatikan penampilan Radit yang masih saja terlihat rapi.Ia pun tidak puas dan mulai memperhatikan penampilan Radit dan mengitarinya. Sepertinya Mila ingin memastikan apa Radit tidak terluka atau mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan.“Kamu kenapa Mila?” tanya Radit.Mila menggeleng cepat, “Nggak Mas. Aku cuma khawatri aja. Doni nggak melakukan apa-apa yang bikin Mas celaka kan? Kondisi Mas aman kan?”Mila terus saja memberondong pertanyaan pada Radit dan membuat pria 37 tahun itu tertawa melihat sikap calon istrinya itu, “Nggak usah berlebihan, kamu lihat kan aku masih tetap ganteng.”Radit pun menyisir rambutnya ke belakang dengan menggunakan jari.Mila yang melihat ini pun hanya bersungut lalu mencubit lengan Radit gemas, “Lebay!”“Jadi ganteng Doni?” tanya Radit yang sengaja menggoda Mila dan membuatnya kesal.Mila menggeleng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

79. Provokator

Hari sudah mulai gelap, dan Fajar masih saja duduk memperhatikan situasi di luar jendela.Piring di hadapannya sudah kosong dan kopi yang tadi dipesan sudah tidak mengepulkan aroma lagi. Di hadapannya, duduk seorang teman lama yang memiliki hubungan cukup dekat,Rizky.Melihat Fajar yang seperti ini membuat Rizky merasa curiga ada sesuatu dengan sahabatnya itu. Ia pun memutuskan untuk sedikit menghidupkan suasana cafe yang begitu sepi."Fajar, kamu kenapa bro? Suntuk amat, nggak enak tahu ngeliatnya!” tegur Rizky dengan gaya bicaranya yang begitu spontan.Fajar langsung menghela napas panjang sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sahabatnya itu. "Ini tentang Naura.”Rizky mengerutkan alis kemudian tersenyum tipis dan berkata, “Huh dia lagi! Sudah kukatakan tak ada gunanya untuk serius menjalin hubungan di usia kita sekarang, nanti saja kalu sudah 40 tahun baru pikirkan berumah tangga.”Meski mereka bersahabat sangat dekat, tapi keduanya memiliki prinsip dan karakter yang sangat berbeda.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

81. Tak Tahu Malu

Naura berdiri di depan cermin sambil memperhatikan penampilannya kali ini. Sesekali ia mendekatkan diri pada cermin memastikan sisa lebam di wajahnya tidak terlihat.“Huft! Aku harus menyembunyikannya, Radit tidak boleh melihat ini, gumam Naura kemudian memoles bibirnya yang merekah dengan pemulas bibir bergaya ombre.Naura pun menggosok kedua telapak tangannya, membuat dirinya sedikit tenang. Bertemu dengan mantan suami memang membuatnya gugup. Terutama laki-laki itu adalah seseorang yang sudah disakiti sedemikian rupa.Namun bagaimana lagi, saat ini ia membutuhkan sosok Radit. Terlebih saat Naura menudnuk dan melihat ke arah perutnya.Setelah semuanya selesai, ia pun keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, dan melewati ayah dan ibunya yang sekarang menikmati sarapan. “Pagi Pah, Mah,” sapa Naura mengawali pagi bersama mereka.Saat itulah ayahnya justru memalingkan pandangan ke arah samping, enggan untuk melihat Naura. Saat itulah ia hanya menghela napas panjang, dan mengelus dad
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status