Beranda / Romansa / Nabrak Jodoh / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Nabrak Jodoh: Bab 91 - Bab 100

114 Bab

91. Tamu Tak Terduga

Bu Fatma pun langsung duduk semakin dekat dengan Naura. Wanita tambun itu pun langsung menepuk-nepuk pundak putrinya dengan penuh semangat. “Memangnya kamu punya rencana apa? Seingat Mama, kemarin kamu bermalas-malasan saat ke kantor polisi dan menjalani pemeriksaan.”Saat itu memang Naura berusaha untuk menolak permintaan ayahnya yang mendesaknya untuk melaporkan perkara ini pada pihak kepolisian dan menjalani visum. Saat itu Naura sanagt malu jika harus berbicara pada orang lain dan menceritakan apa yang terjadi kepadanya.Namun sekarang ini ia malah berterima kasih karena ayahnya. Gara-gara laporan itu, Naura jadi punya perlindungan.“Memang Ma, Papa sudah memaksaku untuk ke kantor polisi dan menjalani visum. Hasil visum sudah jelas kalau aku mendapatkan kekerasan dari Fajar, dan aku berencana untuk melanjutkan perkara ini,” kata Naura mantap.“Jadi kamu serius dengan keinginanmu untuk melaporkan Fajar? Membuatnya masuk penjara?”Naura mengangguk, “Ya, Ma. Aku tahu kalau Fajar tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya

92. Keseriusan Radit

“Gimana? Makanan dan minuman di restoran Mas? “ tanya Radit sambil menarik kursi dan duduk di hadapan Mila yang sekarang sedang duduk mendampingi Kinan yang sekarang sudah bisa duduk di baby chair.Mila mengangguk kemudian mengacungkan jempol ke arah Radit. “Enak banget Mas. Gurame asam manis ini kesukaan saya. Jadi inget kalau dulu Mas pernah bawain makanan ini ke kos.”Radit hanya tersenyum kemudian membuka bungkus biskuit bayi untuk Kinan. Gadis kecil itu tampak begitu antusias saat melihat makanan kesukaannya. Tangannya mulai meranggai-ranggai tidak sabar untuk memegangnya.“Gemesin banget to kamu Nduk … Nduk, sabar ya sayang. Ayah masih bukain bungkusnya.” setelah mengatakan hal itu Radit pun menoleh ke arah Mila sambil berkata, “Coba lihat wajahnya Kinan, gemesin banget kan?”“Iya, Mas ekspresi nggak sabarannya itu lho.”Kemudian Mila pun memeluk erat bayi perempuannya dan mencium pipinya yang tembem. Mila pun menempelkan bibirnya pada ubun-ubun gadis kecil yang sedang asyik men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-26
Baca selengkapnya

93. Apa Kau Tidak Bercermin?

Naura jatuh terduduk sambil memegangi perutnya. Ia merasakan perih yang teramat sangat sekarang ini. Seketika wajahnya mulai pucat dengan keringat dingin yang menetes di dahinya.Bu Fatma yang melihat putrinya terjatuh pun segera panik. “Naura, sayang kamu nggak kenapa-kenapa Nak?”“Ma … sa … sakit,” ucap Naura lirih. Suaranya sedikit tertahan dan sepertinya ia memerlukan banyak tenaga untuk mengatakan apa yang ia rasakan.Bu Fatma langsung berjongkok dan mengusap kenong putrinya. Saat itu ia pun memegang paha Naura dan meraakan kain yang basah dan celana panjang Naura pun warnanya semakin gelap. “Astaga Naura!” teriaknya histeris.Kemudian wanita tambun ini pun menoleh ke arah Fajar yang masih berdiri di sana. Tak ada ekspresi terkejut atau ketakutan darinya sama sekali.Laki-laki itu justru berkacak pinggang sambil tersenyum sinis ke arah Naura dan ibunya yang sekarang sedang bersimpuh di lantai. “Kenapa dia? Keguguran? Bagus donk kalau begitu. Artinya keluarga kalian tidak akan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-27
Baca selengkapnya

94. Hilang Nyali

Wanita yang tinggal di samping kiri rumah Naura pun menyertai Bu Fatma berjongkok di samping Naura. Mereka tampak memperhatikan sosok Naura yang sekarang sedang kesakitan.“Ma … sakit … aku nggak tahan,” ucap Naura lirih sambil memegangi perutnya.Saat ini Naura merasakan denyut-denyut yang tak beraturan di dadanya, hembusan napas terasaberat, dan tubuhnya yang lemas, tak bertenaga sama sekali. Meski Fajar hanya mendorong tubuhnya hingga terjatuh, tapi tetap saja terasa brutal, sampai menyebabkan darah terus mengalir dari organ intimnya.Naura tidak tahu lagi, apakah ia bisa menghentikan pendarahan kali ini atau tidak. Pikiran Naura pun melayang memikirkan bagaimana nasib bayi yang ada dalam kandungannya sekarang. Haruskah ia benar-benar kehilangan bayinya?"Segera bawa dia ke rumah sakit! Cepat, tolong!" teriak Bu Fatma.Beberapa tetangga yang berada di sana pun datang membantu. Salah satu dari mereka berlari menuju masjid untuk memanggil ambulance masjid yang akan membawa Naura.Sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

95. Kondisi Terkini

Entah sudah berapa lama Bu Fatma menunggu dokter melakukan pemeriksaan pada Naura. Jantungnya berdebar-debar cukup kencang, tak henti memikirkan nasib putri semata wayangnya.Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangan sambil memperbaiki letak kacamatanya. Segera saja wanita tambun ini pun mendekati dokter.“Dokter, bagaimana anak saya? Apa dia baik-baik saja? Anak saya selamat kan, lalu bayinya bagaimana?” tanya Bu Fatma terdengar begitu khawatir.Kali ini pikirannya memang dipenuhi dengan keselamatan Naura dan bayinya. Ia sama sekali tidak peduli dengan keadaan Beberapa jam berlalu, suasana di rumah sakit semakin tenang. Tim medis berhasil menghentikan perdarahan Naura dan menyelamatkan bayi yang ada di kandungannya. Naura masih lemah, tetapi senyum bahagia terukir di bibirnya saat mengetahui bayinya selamat.Selama ini ia berusaha untuk menyembunyikan tentang kehamilan Naura di depan umum. Namun dengan kejadian ini semua tidak perlu disembunyikan lagi, lebih tepatnya ia tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

96. Kembali Pulang

Radit mengetuk pintu kamar Mila dengan lembut, tak lama kemudian Mila pun membuka pintu dan tersenyum dengan terpaksa.“Eh, Mas Radit,” kata Mila sedikit gugup.“Kamu kenapa? Kamu udah siap?” tanya Radit kemudian menyibakkan rambut Mila ke belakang.Mila menghembuskan napas panjang dan melirik ke arah Radit kemudian meninggalkannya dan duduk di tepi ranjang sambil mengelus rambut putrinya yang sekarang sedang bermain di atas ranjang.“Mas, apa kita yakin akan ke sana?” tanya Mila.Hari ini adalah hari minggu. Sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya kalau mereka akan datang ke rumah orang tua Mila sekaligus bersilaturahmi.Radit sudah membicarakan pada ibunya kalau ingin bertemu dengan orang tua Mila dan menyampaikan niat baiknya. Bukankah ketika ada niat baik seharusnya disegerakan, Bu Wuri sendiri juga khawatir kalau putranya akan melakukan hal yang kelewat batas terhadap Mila.“Mila, apa kamu masih ragu dengan Mas?” tanya Radit lembut.Mila meremas jemarinya lembut kemudian mengh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

97. Bertemu Keluarga Mila

“Seperti ini keadaan rumah keluarga saya, Bu,” kata Mila mengawali percakapan saat baru masuk ke dalam ruang tamu.Saat ini, jantung Mila masih berdegup kencang, dan membayangkan apa yang akan diterimanya saat bertemu dengan kedua orang tuanya. Apakah amarah ayahnya masih sama seperti saat ia meninggalkan rumah ini untuk pertama kalinya.Mila menoleh untuk memperhatikan Kinanti yang sekarang masih berada di pangkuan Bu Wuri. Semenjak tadi, bayi yang sekarang digendong Bu Wuri tampak asyik mengamati ruangan. Sepertinya penasaran dengan hal yang baru ia lihat. “Kamu tenang aja Mil, ada Mas, Ibu dan juga Kinanti yang mendukung kamu. Tidak perlu memikirkan apa yang nanti akan terjadi. Yang paling penting sekarang ini, kita semua sama-sama memiliki niat baik untuk bertemu dengan kedua orang tuamu. Jangan lupa untuk meminta maaf pada mereka terhadap apa yang sebelumnya pernah kau lakukan,” Radit kembali memberikan dorongan pada Mila.Mila hanya mengangguk lemah kemudian ia pun menghembuska
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

98. Keputusan Ayah Mila

Bibir Mila bergetar saat mendengar pertanyaan ayahnya yang sepertinya mengorek masa lalu Radit. Terus terang saja, Mila takut kalau hal ini akan mempengaruhi keputusan ayah dalam memberikan restu pernikahan Radit dan dia.Kali ini Mila memang ingin sekali mengatakan pada ayahnya kalau ia benar-benar membutuhkan restu untuk menikah dengan Radit. Baginya Radit adalah sosok yang paling tepat dan begitu mencintainya, terlebih menerima kehadiran Kinan meski bukan darah dagingnya sendiri.Namun mengingat masa lalunya dan dia yang baru saja berdamai dengan kedua orang tuanya ada keraguan bagi Mila untuk melawan ayahnya. Posisinya kali ini benar-benar sulit.Radit tersenyum kemudian mengangguk pada ayah Mila, Pak Luthfi. “Benar Pak, saya memang sudah pernah menikah sebelumnya dan pernikahan kami gagal.”Jawaban Radit membuat suasana semakin tegang. Mila bahkan meremas-remas jari tangannya sendiri dan merasa canggung. Dalam hati ia berdoa agar tidak dijauhkan dari sosok penolong kehidupannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

99. Kepergian Radit

“ Pa, Mila antar Mas Radit dan Ibu dulu ke depan,” pamit Mila kemudian mengambil Kinan dari gendongan Ibunya sejenak.Bu Laely yang melihat bayi mungil itu tak lagi dalam pelukannya pun sedikit tersentak. Meski sudah memaafkan kesalahan Mila, tetap saja ia takut kalau anaknya akan melakukan kesalahan yang sama seperti kemarin.Wanita ini pun mencoba untuk berjalan menyusul Mila yang sekarang sudah melewati teras rumah. Namun sang suami mencegah.“Ma, udah biarkan saja dia!” seru Pak Luthfi mencegah istrinya untuk mengikuti Mila.“Tapi, Pa! Bagaimana kalau Mila pergi lagi? Kalau Mila tidak membawa Kinan, Mama masih bisa tenang, tapi ini dia membawa Kinan, bisa jadi Mila akan pergi mengikuti laki-laki itu. Mama nggak mau kehilangan anak kita untuk yang kedua kalinya Pa!” rengek Bu Laeli.Namun sang suami hanya menggeleng, “Kita tidak akan mengalaminya lagi sebelum anak kita menikah dengan laki-laki yang pantas.”“Maksud Papa?”Pak Luthfi tersenyum dan menoleh pada istrinya, “Ma, anak ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

100. Sunyi

Perlahan-lahan Radit menurunkan perlengkapan hantaran yang rencananya tadi diberikan pada keluarga Mila sebagai perkenalan. Namun sepertinya ayah Mila kurang berkenan dengan apa yang diberikan oleh Radit.Bu Wuri hanya menggelengkan kepala melihat anaknya yang lebih banyak diam saat ini. Wanita paruh baya ini pasti tahu kalau saat ini suasana hati Radit sedang tidak baik-baik saja.Saat ini Bu Wuri pun merasakan asing di rumahnya sendiri. Rumah yang semulai ramai dengan tangis Kinan dan juga tingkahnya yang lucu. Namun saat ini semuanya terasa begitu hening seakan kosong.Radit duduk di sofa sambil memperhatikan ponsel dan memijit-mijit kepalanya. Sepetinya ia harus patah hati untuk kedua kalinya.Bagi Radit tidak mendapatkan restu dari ayah Mila lebih sakit dibandingkan penghianatan Naura dulu. Saat ini Radit dan Mila saling mencintai tapi tidak bisa bersatu.Dalam hati Radit bertanya kenapa ia harus tidak bahagia lagi. Apa yang telah ia perbuat hingga kebahagiaan sempurna yang hampi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status