Home / Rumah Tangga / Wanita Simpanan Pilihan Mertua / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Chapter 131 - Chapter 140

146 Chapters

Operasi Caesar

Dokter memberi informasi bahwa menurut hasil pemeriksaan, Dahlia baru mengalami pembukaan satu. Dahlia harus bersabar dan menunggu beberapa jam lagi untuk memeriksanya kembali. Dahlia berjalan-jalan di dalam kamar perawatannya. Sesekali ia meringis menahan sakit saat kontraksi nya timbul. Ia berharap bisa segera melihat dan menimang buah hatinya. "Bu, sakit rasanya," keluh Dahlia. "Memang begitu, Nak. Sabar, ya! Kamu harus bersemangat dan berpikiran positif. Sebentar lagi anakmu lahir, jadi kamu harus bahagia menunggu kelahirannya,"Ibu memberi semangat untuk Dahlia. Bima juga tak berhenti memberi dukungan dan semangat untuk Dahlia. Beberapa jam kemudian, dokter mencoba memeriksa kembali. Namun pembukaan Dahlia belum juga bertambah. Dahlia merasa frustasi dan hampir menyerah. Ia merasa lelah dan ingin rasa sakit itu segera berlalu. "Kita tunggu beberapa jam lagi untuk memeriksa kembali kondisi dan perkembangannya. Jika belum ada perkembangan, kami anjurkan untuk melakukan operasi
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Wanita lemah?

"Halo, Pa, Bima mau mengabarkan kalau Dahlia sudah melahirkan. Anak kami perempuan, sangat cantik dan sehat," kata Bima melalui ponselnya. "Ah, selamat Nak, Papa senang mendengarnya. Dahlia baik-baik saja, kan?" tanya Papa Bima. "Baik, Pa. Tapi Dahlia tadi harus dioperasi, jadi sekarang dia masih dalam masa pemulihan," kata Bima. "Papa akan segera menceritakan kabar gembira ini pada mama. Mama pasti sangat senang," ujar Papa Bima. Bima menghela nafas panjang, lalu bertanya, "Bagaimana keadaan mama, Pa?" "Mama sudah lebih baik, mungkin besok atau lusa sudah bisa pulang ke rumah. Nanti setelah Mama pulang, kami akan segera ke sana untuk menjenguk cucu kami," jawab papa. "Terimakasih, Pa," Bima mengakhiri panggilan telepon itu dan kembali menunggu Dahlia di luar ruang operasi. Beberapa menit kemudian, Dahlia dipindahkan kembali ke kamar perawatan. "Sayang, bagaimana keadaanmu?" tanya Bima sambil membelai kening Dahlia. Sebuah senyum tersungging di bibir Dahlia, ia menatap suamin
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Nadine Pembawa Damai

"Ayo kita lihat anak kami, Nadine, Ma, Pa!" kata Bima. Bima melihat suasana di ruangan itu sudah tidak nyaman, ia bisa melihat Dahlia kembali merasa tertekan karena perkataan mamanya. Bima takut jika kondisi itu berlanjut akan membahayakan Dahlia yang sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani operasi. "Ayo!" kata papa dengan bersemangat sambil menggandeng tangan mama. "Sayang, aku antar papa dan mama ke ruang bayi dulu, ya," kata Bima sambil mencium kening Dahlia. Dahlia hanya menganggukkan kepalanya dan mengukir senyum di bibirnya. Selepas Bima pergi, barulah ia mengambil tisu dan menangis. Bima, papa dan mamanya sudah di depan ruangan bayi. Mereka melihat bayi-bayi yang dibaringkan di dalam tempat tidur yang kecil dan berjajar. "Pa, Ma, itu Nadine" tunjuk Bima. "Ah, papa ingin melihatnya secara langsung, Bim," kata Papa Bima sambil melihat posisi Nadine yang cukup jauh dari jendela. "Bima coba minta perawat untuk membawa Nadine keluar sebentar ya, Pa," kata Bima. Bima m
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Hinaan yang dibayar lunas

Bima menelusur arah tatapan Dahlia tadi. Ia menemukan sosok yang membuat istrinya sempat bergumam tadi. "Itu Aditya, ya?" tunjuk Bima. "Iya, Mas. Jangan memanggil atau menyapa dia, Mas! Aku malas berhubungan dengannya lagi," kata Dahlia. Bima menyetujui perkataan Dahlia. Ia sangat mengerti bahwa Aditya dan keluarganya memang gemar mencari masalah dengan Dahlia. Bima dan Dahlia mengalihkan pandangan ke arah perawat yang sedang memanggil pasien bergiliran. Masih sekitar delapan nomor lagi untuk sampai ke nomor antrian Dahlia. Namun sayup-sayup terdengar suara Aditya yang sedang berdebat dengan ibunya. Suara itu cukup jelas, sehingga beberapa orang yang ada di situ ikut menoleh ke arahnya. "Bu, ayo kita pulang saja! Aku rasa hasilnya akan sama dengan dokter sebelumnya. Ini hanya akan membuang waktu dan biaya," kata Aditya. "Apa salahnya mencoba mendengar pendapat dari dokter lain? Dokter kandungan ini merupakan rekomendasi dari teman Ibu. Kalian haru berusaha dan jangan menyerah b
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Hasil Pemeriksaan Nadine

Akhirnya tiba giliran Dahlia dipanggil oleh perawat. Dahlia, Bima, dan ibunya segera masuk ke dalam ruangan dokter. Dokter memeriksa jahitan luka di perut Dahlia, juga memeriksa bagian dalam rahim Dahlia dengan menggunakan alat USG. Dokter menyatakan bahwa luka Dahlia pulih dengan cukup baik dan tidak terjadi infeksi. Dokter kembali memberikan obat untuk pemulihan luka selanjutnya. "Ini resep obatnya, Pak, Bu. Harap diminum dengan teratur! Jika tidak ada keluhan, tidak perlu periksa lagi. Semoga sehat selalu untuk ibu dan bayinya, ya," kata dokter itu. "Terimakasih, Dok," jawab Dahlia dan Bima. Bima dan Dahlia keluar dari ruangan itu. Ibu Aditya dan Aditya masih ada di tempat duduknya dan menatap Dahlia keluar dari ruangan itu. Dahlia, Bima, dan ibunya kini berpindah ke depan ruangan dokter anak. Mereka akan memeriksakan Nadine yang berumur tujuh hari. Mereka harus kembali mengantre dan menunggu giliran. Dahlia melihat Nadine yang tertidur pulas di pelukan ibunya. Sekitar tiga p
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Rencana Acara Syukuran Nadine

Bima yang baru saja pulang dari minimarket terkejut melihat mobil papanya terparkir di halaman rumah. Bima segera turun dari mobil dan membawa barang belanjaannya. Namun Bima terkejut mendengar suara keras mamanya menggema dan terdengar sampai di teras rumah itu. Bima segera berlari ke kamar dan melihat mamanya sedang marah pada Dahlia. Bima segera mendekati Dahlia yang tertunduk lesu dengan air mata membasahi wajahnya. "Pa, Ma, ada apa ini?" tanya Bima. "Bima, mengapa anakmu sampai dirawat di rumah sakit? Wanita ini memang tidak layak menjadi istrimu. Tidak pernah becus mengurus kamu, dan kini ia menelantarkan anaknya sendiri. Penilaian Mama memang tidak pernah salah," kata Mama Bima. "Ma, jangan berkata seperti itu! Ini bukan kesalahan Dahlia. Bima tahu dia sudah berusaha menyusui, menjemur Nadine di bawah sinar matahari pagi, merawat Nadine dengan baik," ucap Bima mencoba membela Dahlia. "Iya, Ma. Papa rasa banyak bayi yang mengalami hal itu. Cucu teman papa juga harus dirawat
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Pernikahan Lulu

Malam itu ponsel Bima berdering. Bima yang sedang menggendong Nadine segera masuk ke dalam kamar. Bima mengambil ponselnya dari atas meja rias dan duduk di tempat tidurnya. "Halo, Pa," sapa Bima. "Halo, Bim. Ada sesuatu yang mendesak. Papa harus pergi ke kantor cabang kita di Malaysia. Sepertinya Papa membutuhkan waktu cukup lama untuk mengurus bisnis kita di sana," kata Papa Bima. "Kenapa mendadak sekali, Pa? Berapa lama Papa pergi?" tanya Bima. "Sebenarnya Papa sudah lama mempertimbangkannya, dan beberapa kali Papa menundanya. Saat ini Papa tidak mungkin menunda lagi, jadi Papa memutuskan untuk berangkat besok. Papa sempat berpikir untuk menyuruh kamu pergi ke sana, tapi Dahlia baru saja melahirkan dan membutuhkan kamu. Papa mungkin akan ada di sana selama satu bulan atau sampai seluruh urusan pekerjaan selesai," jawab Papa Bima.Bima bertanya lagi, "Lalu Mama bagaimana, Pa?""Itulah yang membuat Papa agak risau, Bim. Papa tidak mungkin mengajak mamamu pasti akan merasa jenuh di
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Rencana Perjodohan Masa Kecil

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Bima dan Dahlia menikmati kebahagiaan sebagai orang tua. Mereka sangat bahagia melihat Nadine tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Pernikahan Dahlia dan Bima berjalan bahagia dan harmonis. Tanpa terasa, Nadine sudah berumur delapan bulan. Suatu hari, Mama Bima datang ke rumah bersama Sandra. Dahlia berusaha berpikiran positif dan menyambut mereka seperti tamu lainnya. Namun yang membuat Dahlia merasa tidak nyaman adalah ulah Sandra. Awalnya Sandra dan Mama Bima duduk seperti biasa di ruang tamu. "Bima mana, Lia?" tanya Mama Bima. "Oh, sebentar lagi pulang, Ma. Mungkin ini sedang di perjalanan," jawab Dahlia. Saat Dahlia mengambil minuman di dapur, ternyata Sandra masuk ke kamar Dahlia tanpa ijin dan menggendong Nadine yang sedang tidur. Sandra membawa Nadine ke ruang tamu. Dahlia terkejut dan merasa kesal, karena Nadine yang baru saja tertidur kini terbangun lagi dan rewel. Bukannya meminta maaf, Sandra malah tertawa-tawa dan menggend
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Mama Sandra Meninggal Dunia

Mama Bima dan Sandra baru saja meninggalkan rumah Bima. Dahlia langsung masuk ke kamar dan membaringkan Nadine yang sudah terlelap. Untuk sementara tempat tidur Nadine dipindahkan ke kamar Dahlia dan Bima. Sampai nanti Nadine sudah lebih besar dan bisa tidur sendiri. Dahlia tak berbicara sepatah katapun, tak bisa dipungkiri, hatinya sakit karena perkataan Mama Bima dan tingkah laku Sandra. Dahlia membaringkan tubuhnya dan menghadap ke dinding memunggungi Bima. Ia pura-pura memejamkan matanya dan tidur. Hanya dengan melihat ekspresi wajah Dahlia, Bima mengerti perasaan istrinya itu. "Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Bima. Dahlia tidak menjawab pertanyaan Bima itu. Ia tetap memejamkan matanya dan menahan diri sekuatnya agar tidak menangis. Bima mendekat dan memeluk Dahlia dari belakang. "Sayang, aku tahu kamu belum tidur. Sekalipun kamu diam, aku mengerti perasaanmu dan rasa sakit hatimu," kata Bima. Bima menghadapkan tubuh Dahlia ke arahnya, sehingga kini mereka saling berhadapa
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Pesan Terakhir Mama Sandra

Bima segera menuju ke rumah mamanya. Perjalanan agak tersendat karena ini adalah jam pulang kerja. Bima ingin sampai secepat mungkin ke rumah mamanya, supaya bisa pulang lebih cepat. "Ma, sudah siap? Ayo kita berangkat!" kata Bima. "Iya, Nak. Sebentar Mama ambil tas dulu," ucap Mama Bima. Lalu Bima dan mamanya naik ke mobil dan menuju ke rumah Sandra. Rumah Sandra sangat ramai dan dipadati oleh para pelayat. Jenazah Mama Sandra memang belum dimakamkan, karena menunggu Kakak Sandra yang masih dalam perjalanan dari luar negeri. Rencananya Mama Sandra akan dimakamkan besok pagi. Mama Bima segera mendekati Sandra dan memeluknya. Mama Bima memang terlihat sudah akrab dan mempunyai hubungan dekat dengan keluarga Sandra. Sementara itu Bima memilih duduk agak jauh dan berbaur bersama para pelayat yang lain. Wajah Sandra terlihat pucat dan matanya sembab karena banyak menangis. Wajahnya nyaris tanpa riasan dan air mata masih membasahi wajahnya. Mama Bima mengusap lembut bahu Sandra. Sand
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status