Semua Bab Wanita Simpanan Pilihan Mertua: Bab 111 - Bab 120

146 Bab

Klarifikasi

Bima membawa Robi untuk menemui Dahlia. Sepanjang perjalanan Bima sangat bersemangat dan ingin segera bertemu dengan istrinya itu. Sesampainya di depan rumah Dahlia, Bima segera mengetuk pintu rumah itu. Dahlia mengintip dari balik jendela, dan masih enggan membuka pintu untuk Bima. Akhirnya Ibu Dahlia yang keluar untuk menemui Bima."Selamat malam, Bu," Bima menyalami dan mencium tangan Ibu Dahlia. Ibu Dahlia memandang ke arah Robi sejenak, lalu Robi turut menjabat tangan ibu dan memperkenalkan diri. "Ada apa, Nak?" tanya ibu. "Bu, ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan Dahlia," jawab Bima. "Sepertinya Dahlia belum mau menemui kamu, Nak," kata ibu. "Ini sangat penting, Bu. Tolong saya untuk membujuk Dahlia, Bu. Saya harus bertemu dengan Dahlia sekarang," kata Bima. Ibu Dahlia melihat Bima sangat serius, ia tidak tega untuk menolak permintaan Bima lagi. "Ya sudah, tunggu sebentar di sini. Ibu akan mencoba membujuk Dahlia," jawab ibu. "Baik, Bu," kata Bima. Ibu Dahl
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-30
Baca selengkapnya

Apa salah kami, Ma?

"Kamu sudah siap, Sayang?" tanya Bima sambil memeluk Dahlia dari belakang. Dahlia menundukkan kepalanya dan membelai perutnya dengan lembut. "Mas, rasanya aku tidak ingin ikut ke rumah mama," jawab Dahlia. Bima memutar tubuh Dahlia dan berjalan dengannya. Ia membelai juga perut Dahlia yang kini membuncit. "Semua ini harus dijelaskan dan diselesaikan, Sayang. Aku harus menanyakan pada mama, apa alasannya melakukan hal itu," kata Bima. "Tapi, Mas. Aku saat ini sedang hamil, aku hanya ingin merasa tenang. Mungkin saja nanti mama akan marah dan terjadi keributan, dan smuanya gara-gara aku," ucap Dahlia. "Bukan karena kamu, Sayang. Aku akan melindungi dan membela kamu. Aku janji, tidak akan membiarkan siapapun menyakiti dan menghina istriku," kata Bima. "Aku bersyukur, bisa memeluk istriku lagi. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Sayang. Beberapa hari ini aku tidak enak makan, tidak bisa tidur, nyaris tidak bisa bekerja karena memikirkan hubungan kita," ujar Bima. "Maafkan aku, Mas. Tap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

Permintaan Maaf Mama Bima

"Ada apa ini?" tiba-tiba Papa Bima sudah berdiri di antara mereka. Papa Bima baru saja pulang dari kantor dan mendengar keributan di rumahnya. "Papa," Mama Bima langsung berdiri dan menyambut suaminya. "Pa, Bima sudah sangat lelah dengan sikap Mama. Kalau Mama memang tidak bisa merestui kami, mohon maaf kalau kami tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi," kata Bima. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai bisa berbicara seperti itu?""Bukan maksud Bima untuk menjadi anak durhaka dan tidak tahu terimakasih, Pa. Tapi perbuatan Mama sudah keterlaluan," jawab Bima. Papa Bima beralih menatap istrinya, berusaha menemukan jawaban dari bibirnya. Namun Mama Bima diam dan duduk di sofa. "Jelaskan pada Papa sekarang!" seru Papa Bima. "Pa, Mama mencoba membuat skenario untuk memisahkan aku dengan Dahlia. Saat perjalanan dinas Bima dan Luciana kemarin, Mama dengan sengaja menjebak Bima dan menyuruh Robi untuk mengambil foto Bima dan Luciana. Mama mengirimkan foto itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

Bertemu Aditya dan Ibunya

Bima dan Dahlia mencoba berpikiran positif dan mempercayai Mama Bima. Mereka menerima permintaan maaf Mama Bima. Akhirnya mereka saling berpelukan dengan damai. Mama dan Papa Bima ikut mengantar Dahlia kedokter kandungan untuk melihat cucu pertama mereka melalui USG. Bima dan papanya terlihat haru dan bahagia ketika janin itu terlihat di layar. Dokter kandungan menjelaskan kondisi bayi yang sehat, berat dan panjang tubuh bayi. Dahlia dan Bima sangat senang melihat calon buah hati mereka tumbuh sehat dan sempurna. Namun sedikit berbeda dengan Mama Bima yang hanya diam tanpa ekspresi melihat cucu pertamanya itu. Dahlia dan Bima tidak terlalu memusingkan sikap mamanya itu, karena mereka hanyut dalam suasana bahagia. Setelah diperiksa, dokter memberikan resep vitamin untuk Dahlia. Mereka keluar dari ruangan dokter dengan gembira."Bim, Papa dan Mama pamit, ya. Dahlia, kamu harus menjaga kesehatan, makan yang bergizi, dan jangan terlalu lelah," pesan Papa Bima. "Iya, terimakasih, Pa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

Program Hamil Ratih

Setelah pertemuan tanpa disengaja dengan Dahlia dan suaminya, Ibu Aditya terus mendesak Aditya dan Ratih untuk segera mempunyai anak. Awalnya Ratih belum berpikir serius mengenai program kehamilan, karena ia masih cukup muda dan juga kondisi pekerjaan Aditya yang belum cukup mapan. Namun karena desakan dari mertuanya, akhirnya Ratih mulai berpikir untuk berusaha mempunyai keturunan. Ratih melihat cara Aditya memandang Dahlia memang berbeda. Ratih merasa Aditya masih memiliki perasaan khusus pada mantan istrinya itu. Oleh karena itu, Ratih berusaha menuruti permintaan ibu mertuanya. Ratih pergi ke dokter spesialis kandungan. Menurut dokter, kondisi rahim Ratih cukup baik. Untuk sementara dokter memberi vitamin dan menganjurkan pola hidup sehat untuk Ratih. Ratih pulang dari dokter kandungan dengan perasaan lega dan tenang, karena menurut dokter tidak ada masalah dengan dirinya. Sesampainya Ratih di rumah, Ibu Aditya menghubungi dirinya. "Halo, Ratih, bagaimana hasil pemeriksaanm
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

Ternyata Aditya yang mandul

Ratih menjalani semua anjuran dokter, mulai dari minum vitamin, susu persiapan kehamilan, minum jamu, makanan sehat, dan sebagainya. Aditya juga pulang ke rumah dua kali dalam satu minggu. Ibu Aditya selalu memaksa Aditya dan Ratih untuk secepatnya mempunyai keturunan. Malam itu Aditya kembali pulang ke rumah. Tak seperti biasanya, Ratih justru terlihat lesu dan tidak bersemangat menyambut suaminya pulang ke rumah. "Kamu kenapa, Sayang?" tanya Aditya. "Mas, jujur aku sedikit tertekan pada sikap ibu yang terus memaksa kita untuk cepat mempunyai anak. Lihat di lemari itu, Mas!" tunjuk Ratih. "Ada apa?" Aditya menoleh ke arah lemari. "Ibu membelikan semua obat, jamu, madu, apa saja yang kata orang bisa membuatku cepat hamil," ujar Ratih. "Sabar, Sayang. Ibu sudah sangat ingin memiliki cucu. Bukankah itu bagus?" kata Aditya. "Tapi ibu mendesak kita seperti itu setelah melihat mantan istrimu hamil. Aku bosan dan mual harus meminum semua obat dan kamu itu, Mas. Aku merasa tertekan. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya

Bapak Kecelakaan

Sore itu Bima dan Dahlia sedang bersantai dan menonton televisi. "Mas, sudah memikirkan nama untuk calon anak kita?" tanya Dahlia. "Belum mendapatkan yang tepat, Sayang. Lagipula kita belum tahu calon anak kita laki-laki atau perempuan," jawab Bima."Kita siapkan keduanya saja, Mas. Nama laki-laki dan perempuan," kata Dahlia. "Iya, Sayang. Nanti aku akan mencari nama yang paling indah untuk anak kita. Kamu ada ide?" tanya Bima. "Belum, Mas. Aku masih mencari di internet, nama yang bagus dan mempunyai makna yang baik untuk anak kita. Kenapa kemarin dia sembunyi, ya? Belum mau menunjukkan jenis kelaminnya," ucap Dahlia sambil membelai lembut perutnya. "Tidak apa-apa, dia mau memberi kejutan manis untuk kita. Kalau kamu ingin anak laki-laki atau perempuan?" tanya Bima. "Apa saja jenis kelaminnya tidak masalah, Mas. Yang penting dia tumbuh sehat dan sempurna," jawab Dahlia sambil tersenyum. "Benar, Sayang. Kita bersyukur saja, apapun anugerah Tuhan untuk kita," kata Bima. Bima men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya

Siapa yang menabrak bapak?

Bima berdiri dan menghampiri polisi itu di pintu kamar. "Ada apa, Pak?" tanya Bima. "Pak, kami sudah berhasil menemukan mobil yang telah terlibat dengan kecelakaan bersama dengan bapak anda," kata seorang polisi. Dahlia yang mendengar itu turut berdiri dan menghampiri Bima. "Siapa yang menabrak bapak saya, Pak?" Dahlia bertanya dengan suara bergetar. Bima merangkul Dahlia supaya istrinya itu bisa mengendalikan diri. "Mari kita keluar sebentar, Pak, Bu," kata polisi itu. Di luar kamar sudah berdiri seorang pria paruh baya dan seorang pemuda yang sepertinya masih duduk di bangku sekolah. Wajah pemuda itu terlihat ketakutan, ia menundukkan kepalanya, menggigit bibirnya, dan berulangkali meremas jemari tangannya. Pria paruh baya itu menyalami Dahlia dan Bima. Sementara anak muda yang bersamanya, terlihat tidak nyaman dan tidak mempunyai keberanian sedikitpun, walau hanya untuk menatap Dahlia dan Bima. "Pak, mobil yang menabrak bapak anda adalah milik Pak Jaya. Tetapi saat itu mob
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-03
Baca selengkapnya

Dahlia dirawat di rumah sakit

Ibu menghampiri Dahlia dengan panik. "Kenapa, Nak? Apa yang kamu rasakan?" tanya ibu. "Sakit, Bu," jawab Dahlia. Wajah Dahlia sampai pucat karena menahan rasa sakit. "Aduh, kenapa ini? Masih sangat jauh dari waktu untuk melahirkan. Sebaiknya kamu bawa Dahlia ke dokter," kata ibu. Bima mencoba menanyakan pada perawat mengenai jadwal praktik dokter kandungan. "Maaf, Pak. Jadwal praktik dokter spesialis sudah berakhir hari ini. Apa Bapak ingin mendaftar untuk jadwal besok?" tanya perawat itu. "Istri saya tiba-tiba merasa sakit perut. Kami cemas terjadi sesuatu dengan kandungannya," jawab Bima. "Oo, untuk kondisi darurat sebaiknya istri bapak diperiksa di IGD saja, Pak," usul perawat itu. "Baik, Sus. Saya pinjam kursi rodanya, Sus," ujar Bima. Bima segera membawa Dahlia ke ruang IGD. Dahlia segera diperiksa oleh dokter yang sedang bertugas. "Bagaimana, Dok?" tanya Bima dengan panik. "Ibu Dahlia mengalami kontraksi. Tentu seharusnya kontraksi ini tidak boleh terjadi saat ini, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-03
Baca selengkapnya

Operasi Bapak

Dahlia tercekat, ia berusaha mencerna baik-baik apa yang sedang dikatakan oleh mama mertuanya. Butuh beberapa detik bagi Dahlia untuk meyakini bahwa ia tidak salah mendengar atau mendefinisikan makna pernyataan itu. Dahlia menatap Mama Bima yang mundur dan tersenyum sinis padanya. Bibir Dahlia terasa kelu, tak bisa memberikan jawaban. Dahlia ingin memanggil Bima, tapi tatapan mama mertuanya berhasil membuat dirinya membeku. "Bim, Mama pamit dulu, ya," Mama Bima mendaratkan ciuman hangat di pipi Bima. "Terimakasih, Ma," ucap Bima. Di hadapan Bima, mamanya berubah menjadi lembut dan malaikat yang cantik. Dahlia menelan salivanya dengan susah payah, ia tidak menyangka kalau mama mertuanya belum berubah. Wanita paruh baya itu masih membencinya dan menganggapnya musuh yang telah merebut anak kesayangannya. Bima menutup pintu setelah orang tuanya meninggalkan ruangan itu. Sementara Dahlia masih diam, ia ingin menangis, tetapi rasanya ia sudah terlalu lelah untuk menangis. 'Katanya seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status